Chapter 16 - Kediaman Albrech

Qing An dapat mengetahui kejadian yang menimpa sang kakak setelah berputar ke sana ke mari untuk mencari bukti, siapa-siapa saja pelaku yang menyetubuhi sang kakak Qing Yu. Setelah berbulan-bulan tidak menemukan titik terang dari kasus sang kakak, membuat Qing An merasa sangat frustasi. Namun, pada saat tiga bulan Qing An berada di negara P, dan menggantikan posisi sang kakak Qing Yu, Qing An tidak sengaja menemukan kamera yang tersimpan di sudut tempat sampah yang letaknya berdekatan dengan meja TV.

Awalnya Qing An berpikir kemera tersebut rusak dan telah di buang oleh Qing Yu. Tapi setelah di cek dan di nyalakan, kamera tersebut masih berfungsi dengan sangat baik. Hanya awalnya kameranya tidak dapat di nyalakan karena kehabisan daya. Di situlah Qing An dapat melihat rekaman kejadian yang menimpa sang kakak Qing Yu tiga bulan yang lalu.

Dalam rekaman Qing An dengan sangat jelas melihat sembilan pria yang meniduri sang kakak, bahkan di situ Qing Yu bahkan sangat murah hati memohon kepada seorang pria yang membelakangi kamera agar kedua temannya Rita dan Ikhy tidak di sakiti dan di hukum sepertinya. Namun tanpa Qing Yu sadari, kedua temannya itulah yang membuatnya terjatuh semakin dalam ke dasar jurang.

Profokasi adalah salah satu faktor pendorong orang-orang yang tidak bersalah menjadi bersalah, dan orang-orang yang di sayangi banyak orang menjadi di musuhi balik oleh banyak orang. Itulah yang Qing Yu rasakan pada saat itu. Sangat menyakitkan dan sangat menusuk.

Alasan terbesar mengapa Qing An tidak menyadari bahwa Alois adalah pelaku utama terbesar dalam kasus kakaknya, karena dalam rekaman yang telah di tinggalkan kakaknya, Qing An tidak dapat melihat wajah Alois di dalam kamera. Namun karena adanya penjelasan singkat dari Nattalia, di situlah Qing An baru menyadari hal tersebut. Alois adalah pria yang tidak bisa di percaya.

Dengan memikirkannya saja membuat Qing An geram dan sangat marah.

Qing An meremas kuat bantal yang berada di sampingnya saat ini sambil menatap dingin pria yang duduk di dekat jendela.

Qing An, ''Aku heran, pria dengan penampilan sibuk sepertimu mau berurusan dengan masalah sepele yang di lakukan adiknya!"

Pria yang di singgung hanya duduk diam sambil menatap Qing An.

Qing An, "Apa kamu pikir aku ini Anjing, hewan peliharaanmu?" Qing An geram dan meneriaki Alois, "Lepaskan rantai ini dari leherku!!"

Setelah Qing An jatuh pingsan karena di bius, tanpa berpikir panjang Alois langsung membawa Qing An ke kediamannya. Kediaman Albrech yang di cari Qing An bersama tiga sahabatnya.

"Istirahatlah, aku akan membuat makan malam untukmu."

"Tidak perlu, aku tidak lapar." Jawab Qing An cepat.

Alois tidak menghiraukan apa yang di ucapkan Qing An, dan keluar dari kamar untuk membuat makan malam untuk Qing An.

Setelah melihat Alois keluar dari kamar, Qing An langsung menatap kamar yang di tempatinya saat ini, besar dan mewah, dua kata itu yang mampu di ucapkan Qing An saat ini.

Qing An menatap kalung yang terpasang pada lehernya dengan wajah masam, "Dia sakit jiwa."

Alois naik lift dari lantai empat menuju ke lantai satu dan berjalan menuju ke dapur untuk membuat makan malam.

Katrina (ibu Alois) yang sedang duduk di ruang tamu sambil merajut syal yang hampir saja rampung, menatap sang anak yang berjalan cepat menuju ke dapur dan hanya bisa menghembuskan napas, pasalnya beberapa hari ini Alois tidak pernah beristirahat dan jarang tidur karena beban pekerjaan, di tambah masalah yang menimpa sang adik Revana sampai sekarang belum saja kelar.

Katrina menaruh semua peralatannya ke atas sofa dan kemudian berjalan menghampiri Alois ke dapur. Di dapur, Alois tengah sibuk membuat makan malam untuk Qing An.

Karena waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam, jadi semua asisten dapur telah beristirahat di tempat mereka masing-masing, dan Alois memutuskan membuat makan malam untuk Qing An sendiri.

katrina, "Alois, istirahatlah, biar ibu yang memasak makanan untuk kalian berdua."

"Tidak perlu." Kata Alois sambil sibuk menyiapkan bahan-bahan makanan yang akan di masak.

"Alois!" Ucap Katrina tegas.

Alois menghentikan aktifitasnya.

"Istirahatlah dan ganti pakaianmu, biar ibu yang akan membuat makan malam."

Alois meninggalkan pekerjaannya dan kemudian berjalan kembali ke kamar di mana Qing An berada. Sampai di dalam kamar, Alois mendapati Qing An menatapnya dengan sangat kejam, namun tatapan tersebut tidak di gubris oleh Alois.

Alois membuka pakaiannya beserta sabuknya di depan mata Qing An, dan tindakannya itu biasa dan sederhana. Tapi di mata Qing An, Alois seakan-akan sedang memamerkan tubuhnya yang sangat terlatih dengan bahu lebar, dada yang kokoh, otot perut yang kuat, dan pinggang yang sempit di depannya.

Qing An mendecih saat Alois telah menutup pintu kamar mandi.

Beberapa saat kemudian Qing An mulai berpikir keras, bagaimana cara agar kalung di lehernya dapat terlepas. Tapi seberapa keras Qing An berpikir, dia sama sekali tidak menemui cara, dan pada akhirnya Qing An hanya bisa pasrah untuk sementara waktu.

Alois keluar dari kamar mandi menggunakan jubah mandi abu-abu dan berjalan menuju Qing An yang terlihat sangat tertekan.

"Alois, apa ini perlu?" Kata Qing An sambil menarik rantai yang ada pada lehernya.

Alois hanya duduk di samping tempat tidur sambil menatap tablet di tangannya tanpa memperdulikan keluhan Qing An. Merasa sangat kesal, Qing An menendang Alois keras, dan kaki Qing An di tangkap dengan cepat oleh Alois.

Alois membuang tablet asal di tempat tidur, dan mendorong Qing An berbaring di tempat tidur.

"Sekali lagi kamu menendangku atau memukulku, maka aku akan langsung memperkosamu di tempat."

"Kamu..." Qing An tidak mampu berkata-kata atas ancaman Alois.

Tok, Tok, Tok... (ketukan pintu)

Alois bangun dari tubuh Qing An, dan berjalan menuju laci meja untuk mengambil kunci dan membuka kalung yang berada di leher Qing An, setelah itu ia pun berjalan membuka pintu kamar. Di luar Katrina sudah berdiri dengan memegang nampan berisi penuh makanan.

Alois mengambil nampan yang di berikan ibunya.

"Kembalilah istirahat, lanjutkan menyulamnya lagi besok."

"Um... Katakan pada temanmu untuk makan yang banyak."

"Tetu."

Melihat kesempatan yang begitu besar Qing An langsung berlari menuju pintu, dan berteriak pada Katrina. Namun belum sempat Qing An berteriak, pintu sudah di tutup oleh Alois. Tapi tidak merasa putus asa Qing An masih bersikeras berteriak dari dalam kamar.

"Tante, saya bukan teman Alois. Saya di culik oleh anak Tante!!"

"Ruangan ini kedap suara."

Qing An, "..."

Alois berjalan ke meja dan menaruh nampan yang di pegangnya di atas meja.

"Kemari, makan dan setelah itu istirahat."

Qing An diam di tempat beberapa detik, kemudian berjalan menuju tempat tidur, dan berbaring untuk tidur.

"Kamu makan saja. Aku tidak lapar."

Alois hanya diam tidak mengatakan apa-apa, dan kemudian melanjutkan makannya lagi.

Setelah beberapa saat kemudian, saat selesai makan, Alois membereskan meja, dan keluar dari kamar dengan membawa nampan makanan.

Qing An kembali membuka matanya, dan bangun dari tidurnya dan berjalan menuju ke arah jendela.

Qing An melihat sekitar, dan dia berpikir bahwa saat ini dia sedang berada di lantai empat.

Lokasi tempat Qing An tatap saat ini adalah sebuah taman yang sangat luas, serta terdapat air mancur di tengah taman yang di hiasi lampu putih, dan memberi kesan jernih dan indah pada air terjun tersebut. Di sekitar taman banyak di tumbuhi bunga-bunga dan beberapa pohon-pohon kecil.

"Kamu suka?"

Suara yang terdengar tiba-tiba di belakang mengagetkan Qing An dari acara pemantauannya.

Qing An tidak menjawab, dan hanya berjalan melewati Alois menuju ke tempat tidur, mengambil selimut dan kembali tidur.

Alois, "Kamu belum makan malam."

"Umm."

Alois duduk di samping tempat tidur memandang Qing An yang tidur membelakanginya.

"Alois."

"Hmm."

"Kenapa kamu memberi hukuman itu pada kakakku?"

"Hukuman seperti apa?"

Qing An diam, dan kemudian menghembuskan napas.

"Sudah lupakan, aku mengantuk."

Qing An menutup mata dengan paksa, walaupun saat ini dia sama sekali tidak merasa mengantuk sedikitpun. Saat menutup mata, pikiran Qing An masi berkeliaran dengan keras, dimana Alois menyembunyikan keberadaan teman-temannya, dan yang penting adalah keberadaan kedua orang tuannya dan sang kakak Qing Yu yang tidak lagi terlihat bahkan tidak ada lagi kabar dari mereka.

Qing An mulai menyadari hilangnya kabar dari ke tiga temannya pada saat dirinya berada di rumah sakit dan mencoba menghubungi tiga temannya menggunakan tel komunikasi kecil yang di berikan Yura saat mereka mencoba mencari tahu keberadaan kediaman Albrech. Pada saat itu tel komunikasi kecil itu tidak memiliki tanda-tanda aktif atau bahkan terhubung.

Merasa ketakutan karena tidak mendapat respon atau kabar dari teman-temannya, Qing An kemudian menghubungi kedua orang tuannya yang berada di negara yang berbeda dengannya, dan hasil yang Qing An dapatkan adalah nomor kedua orang tuannya tidak lagi aktif, merasa kurang puas, Qing An mencoba menelpon sang kakak Qing Yu, dan hasil yang Qing An dapat juga sama. Merasa tertekan Qing An menelpon teman dekatnya di Asrama dengan memberi alasan pada teman sekamarnya untuk mengembalikan Laptop miliknya yang belum sempat dia ambil pada saat mengambil cuti kuliah.

Namun pada saat teman sekamarnya mengembalikan Laptop milik Qing An sesuai permintaan, rumahnya telah terkunci dengan sangat rapat, dan teman sekamarnya juga mengatakan bahwa tetangga rumah mengatakan padannya kalau kedua orang tuannya dan Qing Yu telah berpergian sekitar dua bulan yang lalu.

Qing An berpikir, kedua orang tuannya tidak mungkin pergi tanpa memberitahu padanya mengenai keberadaan mereka.

Setelah menunggu cukup lama sampai makanan di atas meja mendingin, dan Qing An tertidur lelap, barulah Alois beranjak pergi dari kamar yang di tempati Qing An.

.

.

.

Bersambung . . .

01 - 01 - 2021