Chapter 13 - Ciuman

Suara tirai yang di tarik dan kilau cahaya matahari yang menerangi sebuah ruangan yang terlihat putih bersih serta terdengar langkah kaki akibat gesekan sendal ke lantai membuat Qing An terbangun dari tidurnya.

Qing An membuka kedua matanya perlahan dan mencoba menyesuaikan cahaya yang tertangkap pada kedua bola matanya. Qing An masih diam tidak bergerak di tempat dan sama sekali tidak memiliki keinginan untuk bangun atau bahkan hanya sekedar meregangkan tubuhnya di tempat tidur.

"Apa yang terjadi? Apa aku hanya mimpi?" Guman Qing An pelan.

"Sudah bangun?" Tanya seseorang yang sedari tadi duduk di tepi tempat tidur sambil menatap Qing An yang masih terlihat linglung.

Qing An terkejut menatap orang tersebut dan langsung dengan cepat bangun dari tempat tidurnya.

"Kenapa kamu bisa berada di sini? Dan..." Qing An menghentikan ucapannya sambil menatap ruangan sekitar.

'Ini Apartemenku.' Ucap Qing An dalam hati.

Alois, "Teman-temanmu membawamu kembali ke Apartemen, dan kebetulan bertemu denganku di luar. Melihatmu tidak sadarkan diri, akupun bergegas mengikuti mereka."

"Jadi dimana mereka sekarang?"

"Baru saja kembali."

"Berapa lama aku tidak sadar?"

Alois memajukan wajahnya beberapa sentimeter mendekati Qing An dan berkata, "Sangat lama." Sontak tindakan tiba-tiba yang di lakukan Alois membuat Qing An menjadi salah tingkah.

"Amm..uum...oo." Jawab Qing An sambil menganggukkan kepalanya dengan bodoh.

Melihat penampilan Qing An yang salah tingkah tersebut membuat Alois sedikit merasa terhibur.

"Bangun dan cuci wajahmu, dan kemudian makan siang."

"Kamu yang memasak?"

Alois berdiri dari tempat tidur, "Yes."

Qing An tersenyum manis pada Alois sambil berkata, "Aku sangat menyukai masakkanmu."

Alois menaikan sebelah alisnya, "Aku sangat menyukai seseorang yang menikmati masakkanku."

Qing An beranjak dari tempat tidur menuju ke kamar mandi, dan Alois juga beranjak menuju ke area dapur untuk mempersiapkan makan siang yang masih kurang di atas meja.

Setelah selesai mencuci wajah Qing An langsung ke ruang makan. Di atas meja makan sudah tersedia beberapa makanan yang di sukai Qing An.

"Alois, kamu sangat pandai memasak."

Mendengar ucapan itu, membuat Alois tersenyum ramah ke Qing An.

Qing An memasukan makanan ke dalam mulutnya sambil tersenyum, "Kamu sama seperti kakakku, dia juga sangat pandai memasak."

Alois menghentikan gerakan tangannya saat mengambil makanan beberapa saat, dan kemudian mengambil makanan tersebut dengan tenang.

"Sungguh... Boleh aku tahu, orang seperti apa kakakmu?"

"Kakakku adalah pria yang sangat lembut, perhatian, penyayang, dan sayang dengan keluarga."

Alois menganggukkan kepalanya, "Jadi... Bagaimana denganmu?"

"Hamm?"

Alois, "Orang seperti apa kamu?"

Qing An menyanggah dagunya dan berkata, "Aku pria yang sangat baik."

"Oh yah... Apa melebihi kakakmu?"

"Tentu." Kata Qing An percaya diri.

Selesai makan siang keduanya pun duduk di ruang tamu.

"Ia, aku merasa kurang sehat hari ini. Bisa Nattalia mengirimkan tugas yang di berikan dosen hari ini padaku? Ia, ok.?"

Qing An mematikan ponselnya dan kemudian mengarahkan pandangannya ke arah Laptop.

Alois, "Teman sekelas?"

Qing An tidak menjawab.

Qing An menatap Alois yang duduk di sampingnya, "Coba lihat, apa menurutmu ini benar?"

Alois menatap Qing An sesaat, kemudian duduk semakin dekat dengannya, sebelah tangannya ia taruh di atas sofa tepat di belakang punggung Qing An. Alois mulai mengecek satu persatu pekerjaan yang di lakukan Qing An.

Qing An, "Bagaimana?"

Alois menatap Qing An lekat, jarak pandang antara kedua pria tersebut sangatlah dekat, sampai Qing An sendiri dapat merasakan hembusan napas Alois yang panas dan berbau mint.

Alois mengarahkan tangannya pada leher Qing An dan tangan tersebut ia usapkan secara sensual mengarah ke belakang leher Qing An, tidak lupa ia sedikit mencubit dan meremas leher belakang Qing An. Tindakan yang di lakukan Alois tersebut sontak membuat Qing An menegang dan kemudian menutup kedua matanya. Melihat reaksi dan wajah ingin yang di tampilkan Qing An secara nyata di depannya, Alois tanpa ragu-ragu langsung memajukan wajahnya ke depan. Perlahan dan perlahan kedua bibir mereka bersatu.

Menempel ringan seperti bulu.

Tangan Alois turun menjelajahi setiap inci lengan Qing An, dan kemudian menutup Laptop yang berada di atas pangkuan Qing An, dan setelah itu menaruhnya di sampingnya. Alois kembali mengarahkan tangannya di belakang leher Qing An dan memperdalam ciumannya, lidah lincahnya ia masukan ke dalam selah bibir Qing An, serta berusaha membuka deretan gigi Qing An.

Merasa sesuatu yang lembut berusaha masuk ke dalam mulutnya, Qing An langsung membuka mulutnya agar lidah lembut Alois dapat masuk dan menjelajahi setiap sudut mulut terdalam darinya.

Alois menyapu lidah lembutnya ke arah langit-langit mulut Qing An, dan rasanya sangat meresahkan bagi Qing An.

Merasa kurang puas dengan posisi berciuman nya saat ini, Alois dengan santai dan mudah mengangkat Qing An di atas pangkuannya tanpa melepaskan pangutan bibirnya.

Alois melepaskan ciumannya pada bibir Qing An. Kedua orang tersebut saling menatap dalam diam. Alois merasa sedikit lucu melihat wajah memerah Qing An dan kemudian melanjutkan kembali ciumannya.

Setelah ciuman yang begitu lama, keduanya pun akhirnya menghentikannya.

Alois merapikan kembali rambut dan pakaian Qing An yang saat ini masih duduk di atas pangkuan Alois dengan linglung.

"Qing." Panggil Alois lembut.

"Ha?"

"Mau di tuntaskan hari ini?" Kata yang di ucapkan Alois saat ini mengarah pada junior mereka yang sudah menegang sempurna.

"Umm... Tidak, aku akan menuntaskannya sendiri." Qing An pun berdiri dan berlari dengan cepat ke kamar mandi, sedangkan Alois hanya menyeringai.

Keesokannya, selesai sarapan sekitar pukul tujuh pagi, Qing An langsung bergegas ke kampus, dan kebetulan bertemu dengan Alois dalam lift. Alois terlihat sangat tampan dan maskulin dengan setelan rompi abu-abu beserta jas dan celana yang senada yaitu abu-abu, tidak lupa di lengkapi dengan dasi garis-garis yang di jepit dengan penjepit emas, penampilannya tersebut terlihat elegan dan sangat berwibawa.

Dan ini pertama kali dalam setengah bulan Qing An melihat penampilan Alois saat pergi bekerja.

(info : Qing An mengenal Alois baru setengah bulan)

"Ke kantor/ke kampus." Ucap keduanya bersamaan.

Qing An, "Aku akan ke kampus."

"Kuliah pagi?"

"Iya."

"Bukan kuliah siang?"

Qing An menatap Alois beberapa detik, dan kemudian menjawab, "Aku akan membahas beberapa hal dengan teman sekelas."

"Kamu masih memiliki teman?" Tanya Alois sambil menatap datar Qing An melalui pantulan pintu lift.

Qing An meras sedikit bingung dengan pertanyaan yang di berikan Alois padanya. Namun pada saat Qing An ingin menjawab, lift telah sampai di lantai satu.

"Aku akan mengantarmu ke kampus."

"Tidak, aku akan naik bus saja."

"Aku akan mengantarmu." Ucap Alois tegas, seakan dirinya memberi kode, bahwa ia tidak menerima penolakan.

Qing An, "..."

Sampai di garasi bawah tanah, keduanya berjalan menuju mobil hitam milik Alois yang hanya di pandang dari jauh saja sudah terlihat bahwa mobil itu bukan mobil murahan.

Keduanya masuk ke dalam mobil dan memasang sabuk pengaman.

Alois menyalakan pemanas mobil agar keduanya tidak membeku.

"Kamu tidak terburu-buru ke kampus khan?"

"Tidak juga."

Alois masih terdiam di dalam mobil tanpa berniat sedikit pun untuk menjalankan mobil. Alois kembali membuka sabuk pengamannya dan langsung tanpa basa basi mencium bibir Qing An kuat.

Qing An terkejut dan langsung mendorong Alois menjauh, "Kamu!"

"Maaf... Aku kelepasan."

Qing An ingin mengatakan sesuatu, tapi dia merasa bingung sendiri ingin mengatakan apa pada Alois.

Alois kembali memasang sabuk pengaman dan kemudian menjalankan mobilnya dalam diam.

Sampai di kampus, Qing An langsung turun dari mobil tanpa mengatakan apa-apa.

Qing An berjalan memasuki gerbang dan langsung bertemu dengan Nattalia yang berdiri tidak jauh di depannya.

Nattalia menatap kepergian mobil hitam yang di naik Qing An dengan tampang suram.

Nattalia, "Kalian saling kenal?"

Mengerti dengan perkataan Nattalia, Qing An langsung menjawab ia, "Dia tetangga baru dan Kurang lebih setengah bulan aku mengenalnya."

Nattalia menatap Qing An lekat, "Pria seperti itu tidak akan mendekati orang lain tanpa tujuan."

.

.

.

Bersambung . . .

Selesai pengetikan pada hari -

Selasa, 08 - 12 - 2020

Pukul, 14.06 wita

---------------------------------------------------

Saya mengetik tanpa membaca ulang dari awal kata-kanya. Jadi maaf kalau berantakan.

----------------------------------------------------