Chapter 7 - Sangat Kejam

Qing Yu (Kakak)= Malaikat.

Qing An (Adik)   = Hitam.

____________________________________

🙋Hallo diriku kembali dengan cerita Black Angel...

____________________________________

Suasana dalam Apartemen yang di tempati Qing Yu kini tengah memancarkan aurah membunuh, dan tampak sangat berbahaya.

Ikhi dan Rita merasa sangat gugup. Untuk pertama kali pasangan tersebut melihat saudara kembar dari sahabat mereka. Biasanya keduanya hanya mendengar kisah kehidupan Qing An dari Qing Yu. Tapi keduanya tidak habis pikir, ternyata apa yang di ucapkan Qing Yu tidak ada apa-apanya di bandingkan bertatap muka dengan orangnya langsung.

Qing Yu dan Qing An, keduanya memiliki aurah yang sangat berbeda satu sama lain, bahkan dari segi penampilan, dan cara berpakaian.

Qing Yu, memiliki cara berpakaian yang membuatnya terlihat lembut dan ramah. Sedangkan Qing An, memiliki cara berpakaian yang membuat dirinya terlihat tegas dan berwibawa.

Dan warna pakaian yang sering di pakai Qing Yu dan Qing An pun berbeda.

Qing Yu lebih suka menggunakan  pakaian berwarna putih dan warna-warna cerah lainnya. Sedangkan sang adik, Qing An lebih suka menggunakan warna pakaian yang gelap dan tidak terlalu menonjol di depan mata orang lain jika dirinya berada di keramaian.

"Qing, kakak baik-baik saja..."

Qing An mengangkat sebelah tangannya angkuh, guna menghentikan ucapan dari sang kakak yang saat ini sudah terlihat gelisah.

"Qing, dengarkan kakak, gadis itu bukan dari keluarga biasa-biasa."

"Ia benar." Tambah Ikhi dan Rita serempak.

"Aku tahu." Qing menyanggah kepala miliknya dengan tangan kanannya, wajahnya saat ini terlihat sangat menakutkan, seakan-akan siap memukul orang.

"Besok... Biarkan aku yang menggantikanmu di kampus!"

"Qing..."

"Tidak perlu khawatir, aku tidak akan melakukan apa-apa." Potong Qing An cepat.

Tapi, seperti hal dengan julukan yang di berikan padanya 'Malaikat hitam,' ucapan hanya sekedar ucapan, dan pada kenyataannya perkataan Qing An berbanding terbalik dengan ucapannya kemarin pada sang kakak.

BRRAAAKK...

Qing An membenturkan kepala salah satu dari tujuh pria yang membuang sampah makanan basah ke arahnya beberapa saat yang lalu. Benturan yang di berikan Qing An sangat kuat pada meja taman, rambut pria tersebut ia tarik kuat ke belakang dan membuat pria yang berada di genggamannya saat ini mendongakan kepala melihatnya.

"Sekali lagi kalian melakukan itu padaku, maka aku tidak segan-segan melenyapkan kalian bertujuh. Ingat itu!" Kata Qing An tegas, dan kemudian mendorong kepala pria yang berada di tangannya saat ini dengan keras, sampai membuat pria tersebut mencium tanah.

Di balik pohon yang sedikit rimbun, terdapat Ikhi dan Rita yang tengah mengintip tindakan kejam Qing An pada ketuju pria yang membuang sampah ke arahnya.

Ikhi sama sekali tidak mampu berkata-kata dengan tindakan Qing An yang baru saja di lihatnya tadi.

Bagaimana pria ini begitu kejam(!) Pikir Ikhi dalam hatinya.

Qing An meninggalkan taman setelah selesai berurusan dengan tujuh orang yang kini sudah terkapar tidak berdaya di taman kampus yang letaknya di belakang gedung kampus.

Wajah dingin dan sorotan mata tajam kini berubah menjadi lembut seketika, saat dirinya mulai berbaur kembali di keramaian kampus.

Qing An berjalan menuju ke ruang kelasnya yang berada di lantai empat sambil menunduk. Hal ini di lakukannya karena mengikuti kepribadian sang kakak yang lemah lembut. Tidak lupa, cara berpakaiannya saat ini pun mengikuti cara berpakaian sang kakak yang terlihat sangat sederhana namun tetap terlihat tampan di mata orang lain.

Saat sampai di pintu lif, Qing An menekan tombol open agar pintu lif terbuka. Suasana di sekitaran lif tersebut bisa di katakan sangat sunyi, lebih tepatnya tidak ada seorangpun yang berani mendekatinya, bahkan dari kubu Dewi sekalipun.

Semua orang hanya menatapnya dari kejauhan, tanpa ada yang berani mendekat. Orang-orang yang ingin menaiki lif bersama Qing An pun di panggil dengan raut wajah panik dari beberapa orang yang berada disekitaran tersebut.

Tindakan orang-orang tersebut membuat Qing An mengerutkan kening, entah merasa bingung atau jengkel. Hanya Qing An yang tahu apa yang di pikirkannya saat ini.

Qing An memasuki lif yang terbuka dan menutup pintu dengan wajah datar khasnya.

Saat pintu lif mulai di ambang tertutup, sebuah tangan masuk ke dalam selah pintu lif dan menyebabkan pintu lif kembali terbuka dan memperlihatkan sosok pria tinggi berbalut rampi dan jas abu-abu yang terlihat mahal, tidak lupa jam tangan mahal dengan merek XXX yang bahkan belum di rilis di pasaran.

Dua kata yang muncul dalam otak Qing An saat ini, sangat 'Tampan' dan 'Tinggi'.

"Silahkan masuk Tuan." Ucap salah satu pria berpakaian hitam, yang kemungkinan adalah bawahannya.

Pria tinggi tersebut masuk ke dalam lif tanpa di ikuti dua bawahannya.

Pintu lif tertutup.

Suasana sepi dan sunyi di dalam lif membuat firasat Qing An menjadi tidak enak, bulu kuduknya bahkan berdiri saat pria yang berdiri di sampingnya ini masuk, suhu ruangan lif yang tadinya terasa normal kini tiba-tiba berubah menjadi dingin. Namun suhu dingin ini masih dapat di toleransi oleh tubuh Qing An.

Qing An melirik pria tinggi di sampingnya melalui pantulan pintu lif. Pria tinggi tersebut seperti tidak merasa terganggu dengan suhu ruangan yang tiba-tiba saja berubah drastis.

Pria itu terlihat sangat tenang.

Pintu lif terbuka. Qing An dengan cepat bergegas keluar lif, alangkah terkejutnya saat dirinya sampai di luar lif.

Pemandangan yang di lihatnya saat ini bukanlah jalan menuju ruang kelasnya, melainkan hamparan salju putih yang sangat luas. Saat Qing An berniat berbalik arah ke arah lif, seseorang tiba-tiba saja memeluknya dan membungkusnya dengan selimut putih tebal dari arah belakang.

"Apa kau dingin?" Bisik orang tersebut di telinga Qing An dan suara itu terdengar sangat seksi.

Tengg... (suara kaleng)

Qing An tersadar dari mimpinya saat seseorang dengan sengaja melempari kaleng kosong pada kepalanya.

Saat kaleng tersebut mengenai kepalanya, terdengar tawa dari beberapa orang yang berada di dalam ruangan. Bahkan ada yang ber hu riah saat melihat kejadian tersebut.

Qing An membuka kedua matanya dan mengangkat kepalanya dari meja. Dia mengambil kaleng kosong yang tidak jauh dari sampingnya dan meremasnya kuat hingga penyok.

Tindakan sederhana tersebut sontak menarik perhantian banyak orang di dalam ruangan kelas campuran yang sangat luas tersebut.

Orang-orang yang tertawa tadi kembali terdiam sambil menatap Qing An yang sepemikiran mereka semua adalah Qing Yu.

Qing An berdiri dari duduknya dengan wajah tenang, dia menatap sekilas pria yang duduk sekitar enam meter dari sampingnya. Tanpa berpikir panjang kali lebar, Qing An langsung melayangkan kaleng tersebut dari tangannya ke araha pria tersebut.

Teeaangg...

Yap– tepat pada sasarannya.

Semua orang yang berada di dalam kelas diam membisu.

"Kamu... Berani sekali kamu melemparku!" Kata pria itu marah.

Qing An melipat kedua tangannya di depan dada, dan menaikan sebelah alisnya ketika mendengar ucapan marah dari pria tersebut.

"Kenapa?" Qing An memiringkan kepalanya, "Apa aku melakukan kesalahan?" Tanya Qing An dengan wajah datar.

"Keparat!!"

Qing An mengeluarkan smirknya dan berkata, "Ingin memukulku?" Qing An memajukan tangannya ke depan dan memberikan kode panggil menggunakan jari telunjuknya, "Kemari sayang, aku akan melayanimu." Tidak lupa dia memperlihatkan wajah tersenyumnya pada pria itu.

"Apa kalian sudah mengumpulkan tugas makalah kalian!!? Lima menit lagi Dosen akan masuk ke dalam ruangan. Jika ingin bertengkar silahkan di luar ruangan kelas!!" Teriak ketua tingkat tegas.

Yang menonton pertunjukan pun mulai berhamburan untuk mengumpulkan tugas makalah mereka di depan.

Qing An menatap ke bawah, di mana ketua tingkat berdiri, begitu juga dengan ketua tingkat yang menatap ke atas, tepatnya ke arah di mana Qing An berdiri.

Keduanya saling menatap satu sama lain, sampai ketua tingkat ruangan kelas mereka memutuskan pandangannya sepihak karena merasa sangat gugup.

Hari ini ada yang berbeda dari Qing Yu. Tapi apa(?) Pikir ketua tingkat.

(Info : Keting adalah seorang gadis yang menyapa Qing Yu, namun di marahi oleh temannya. Cek BAB 3)

.

.

.

Bersambung ...

Selesai pengetikan pada hari–

Minggu, 02 – 08 – 2020

Pukul. 15.51 Wita