Chereads / Echoes Of The Past / Chapter 5 - Echoes Of the Past|GAoW2| [4]

Chapter 5 - Echoes Of the Past|GAoW2| [4]

Hello semuanya.

Happy reading!

_______________

8 tahun yang lalu.

Hari sudah semakin siang dan matahari sudah berada di atas. Setelah sarapan dan melakukan lari pagi menyusuri komplek perumahan setelah itu sisa waktunya hanya ia habiskan di dalam kamar dengan santai. Tidak ada kegiatan spesial yang bisa dia lakukan.

Hanya menonton serial drama dan terkadang film yang menarik perhatiannya. Mengerjakan tugas yang harus ia kerjakan setiap hari. Terkadang dia juga menari asal-asalan di depan kaca untuk menghilangkan rasa bosan dan jenuh sambil mendengarkan lagu yang tengah populer dengan volume keras.

Itulah semua kegiatan yang biasa dia lakukan jika tengah libur sekolah. Hanya di rumah dan melakukan semua kegiatan membosankan yang entah kenapa terus dia lakukan secara berulang-ulang. Terdengar aneh kan? Tapi itu adalah kenyataan. Tanpa sadar tubuhnya melakukan semua hal yang biasa dia lakukan secara alami. Mungkin kalau kamu mencari penelitian tentang itu kamu bisa mendapatkan penjelasan yang logis.

"Bagaimana sekolahmu disana, sayang?" Tanya seorang wanita dari balik telepon.

"Baik dan lancar mom." Jawab Sarah sambil tiduran di atas tempat tidur.

"Syukurlah kalau begitu. Mommy jadi merasa lega sekarang." Ucap wanita itu dengan lega.

"Apa kalian baik-baik saja disana, mom?" Tanya Sarah sambil menatap langit-langit kamarnya.

"Kami baik-baik saja, sayang. Jangan khawatir." Jawab wanita itu dengan nada yang terdengar ceria.

"Syukurlah kalau begitu." Ucap Sarah dengan nada lega.

"Kamu terdengar tidak semangat, sayang. Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiran mu disana?" Tanyaย 

"Tidak ada. Aku hanya merasa sedikit lelah saja, mom. Akhir-akhir ini aku punya banyak tugas di sekolah jadi aku kepikiran tugas ku terus." Jawab Sarah dengan asal.

"Apa perlu kami kesana, sayang?" Tanya wanita itu dengan cemas.

"Tidak perlu, mom. Ini bukan masalah yang serius." Jawab Sarah dengan cepat.

"Ya sudah kalau begitu kami akan berkunjung kesana bulan depan saja." Ucap wanita itu sambil terkekeh.

"Kenapa tidak saat liburan saja sih, mom?" Tanya Sarah sambil mengerutkan dahinya.

"Kenapa kami tidak boleh berkunjung bulan depan?" Tanya wanita itu dengan heran.

"Bukan seperti itu maksud Sarah, Mom." Jawab Sarah sambil menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak terasa gatal.

"Jangan-jangan kamu sedang menyembunyikan pacar mu ya di rumah?" Tanya wanita itu curiga.

"Astaga, mom! Aku tidak mungkin menyembunyikan laki-laki disini. Pacar saja tidak punya. Lagian juga aku kesini buat sekolah bukan untuk mencari pacar." Jawab Sarah dengan panik.

"Mommy hanya bercanda saja. Kenapa kamu malah marah-marah?" Ucap wanita itu sambil terkikik geli.

"Habisnya lelucon mommy itu sama sekali tidak lucu." Jawab Sarah dengan kesal.

"Baiklah maafkan mommy, sayang." Ucap wanita itu sambil tertawa.

"Tidak perlu minta maaf, mom. Ini salahku karena terlalu sensitif." Ucap Sarah dengan lembut.

"Anak kesayangan mommy sudah dewasa sekali sekarang." Ucap wanita itu tersentuh.

"Aku kan sudah besar jadi wajar kalau aku sudah dewasa sekarang, mom." Ucap Sarah sambil terkekeh.

"Baiklah." Ucap wanita itu sambil tertawa.

Terdengar bunyi berisik di belakang wanita itu dan Sarah hanya diam sambil mendengarkan apa yang tengah dibicarakan ibunya dengan seseorang dibalik teleponnya. Nampaknya ibunya itu sedang berada di kantor sekarang dan mungkin sekarang waktunya untuk rapat.

Bukan rahasia lagi jika kedua orang tuanya itu sangat sibuk sekali. Bahkan waktu mereka bersama saja bisa dihitung menggunakan jari. Tapi Sarah tidak pernah mengeluh atau protes pada orang tuanya karena Sarah mengerti kenapa mereka terus bekerja keras seperti itu. Semua yang mereka lakukan itu untuk masa depan Sarah.

Sarah sangat mengerti.

"Sayang, maafkan mommy. Sepertinya obrolan kita harus diakhiri sampai disini karena mommy harus pergi rapat sekarang." Ucap wanita itu dengan nada menyesal.

Aku benar kan? Tebakanku tidak pernah meleset.

"Tidak apa-apa, mom. I love you." Ucap Sarah sambil tersenyum tipis.

"I love you too, sayang." Jawab wanita itu sebelum sambungan telepon mereka terputus.

Sarah meletakkan kembali ponsel genggamnya di atas meja kecil yang berada tepat di samping tempat tidurnya lalu kembali berbaring di atas tempat tidur dengan posisi yang sangat nyaman. Hari ini adalah hari minggu dan itu artinya sekolah sedang libur dan berhubung dia belum punya teman yang benar-benar akrab dengannya jadi Sarah memutuskan untuk tetap berada didalam rumah.

Sebenarnya dia bisa saja pergi jalan-jalan keliling kota New York diantar supir pribadinya tapi rasanya sangat berbeda jika kita pergi bersama teman. Pasti sepi sekali rasanya kalau pergi sendirian kesana kemari tanpa teman jadi Sarah memutuskan untuk tetap berada didalam rumah. Lagian juga jauh lebih enak rasanya jika berada didalam rumah sambil membaca buku atau nonton film.

Oh ya, masalah dirinya dengan dua orang laki-laki yang menyebalkan itu tetap berlanjut. Tidak perlu dijelaskan mereka siapa karena kalian semua tahu dengan jelas siapa mereka. Oke, masalah itu sama sekali belum selesai dan tampaknya semakin parah karena Sarah memutuskan untuk terus menghindari pria-pria aneh itu.

Setelah kejadian itu, sebisa mungkin Sarah selalu menghindari potensi-potensi yang bakal mempertemukannya dengan si kulkas berjalan dan si ketus yang menyebalkan. Demi apapun sekolah langsung berubah menjadi neraka saat ada mereka berdua. Kemana pun dua orang itu melangkah pasti dibelakang ya ada lautan manusia yang mengikuti mereka.

Sarah tidak berlebihan atau melebih-lebihkan. Ini serius. Sungguh. Ini kenyataan. Kepopuleran dua makhluk aneh itu di sekolah tidak boleh diremehkan sama sekali. Bahkan para guru yang mengajar mengakui kepopuleran mereka. Sarah merasa heran. Kenapa cumi-cumi buruk rupa seperti mereka bisa sangat populer seperti itu?.

"Ah iya!" Teriak Sarah tiba-tiba.

"Aku harus membeli bahan praktikum untuk besok!" Teriak Sarah dengan panik.

"Hah! Bodoh sekali sih!" Rutuk Sarah dalam hati.

Sarah berlari menuju walk in closet dengan kecepatan yang luar biasa. Rencana nya untuk bersantai di hari minggu ini harus dibatalkan karena ada hal yang jauh lebih penting yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Ini benar-benar sangat penting karena berkaitan dengan keberlangsungan hidupnya di sekolah.

Demi nilai bagus dan sempurna. Sarah rela melakukan usaha yang ekstra untuk mendapatkan keinginannya itu. Pokoknya dia harus memiliki nilai yang bagus agar bisa mendapatkan beasiswa di universitas impian nya. Hah.. Sarah jadi tidak sabar ingin kuliah dan bekerja dengan mandiri.

Sarah keluar kamar dengan langkah yang terburu-buru. Dia sudah tidak punya waktu yang banyak lagi sekarang. Jam telah menunjukkan pukul empat sore dan Sarah mulai khawatir jika toko sudah mulai banyak tutup sekarang. Sial. Ini salahnya karena melupakan hal penting dan malah bersantai-santai di atas kasur.

"Pak." Panggil Sarah dengan cepat.

"Iya, nona." Jawab pria paruh bayah itu.

"Tolong antarkan aku ke pusat kota ya pak." Ucap Sarah sambil memasang sepatu sneakers ke kakinya dengan terburu-buru.

"Siap, nona." Jawab pria itu dengan sigap.

Sarah menyibak rambutnya dengan cepat lalu merapikan baju sweater berwarna hitam yang sedang dipakainya. Seperti inilah Sarah jika sedang keluar rumah. Selalu menggunakan pakaian berwarna gelap dan selalu malas untuk menggunakan make up ataupun lipstik. Alasannya sih karena dia tidak mau repot.

Perjalanan ke pusat kota tidak memakan banyak waktu karena letak rumah Sarah berada tidak terlalu jauh dari pusat kota. Sekitar dua puluh menit jika menggunakan mobil dan sepuluh menit jika menggunakan kendaraan bermotor tapi sepertinya orang-orang disini tidak terlalu suka menggunakan motor karena kurang terasa aman dan nyaman.

Setelah beberapa menit berkendara akhirnya Sarah tiba di sebuah toko peralatan tulis besar yang menyediakan banyak perlengkapan sekolah maupun kantor. Bukan hanya itu saja ada peralatan laboratorium dan semua hal yang berkaitan dengan sekolah. Untung saja toko nya masih buka di jam segini.

Sarah melangkahkan kakinya masuk dengan langkah yang cepat. Dia tidak boleh membuang banyak waktu hanya untuk berjalan. Ingat!. Waktu adalah uang. Jadi kehilangan waktu secara sia-sia sama saja menghilangkan selembar demi selembar uang yang sangat berharga. Oke kembali ke masa Sekarang.

"Kertas karton." Ucap Sarah sambil melihat ke kanan dan ke kiri.

"Berhenti mengikutiku!" Ucap seorang laki-laki dengan nada kesal.

"Aku bilang enyah!" Ucap laki-laki itu lagi dengan marah.

Sarah tersentak lalu melihat punggung pria itu dengan tatapan terkejut. Siapa pria itu?. Dari suaranya sih tidak asing tapi tunggu dulu. Dimana dia pernah mendengar suara ini?. Sarah mengerutkan dahinya sambil menatap punggung pria itu dengan tatapan penasaran. Saat Sarah masih sibuk berpikir laki-laki itu memutar badannya hingga Sarah bisa melihat wajah pria itu dengan sangat jelas.

SI MANUSIA ES?!

_______________

To be continuous.