Chereads / Echoes Of The Past / Chapter 6 - Echoes Of the Past|GAoW2| [5]

Chapter 6 - Echoes Of the Past|GAoW2| [5]

Hello semuanya.

Happy reading!.

______________

8 tahun yang lalu.

Sarah bersembunyi di belakang sebuah rak besar yang berada tidak jauh darinya saat Axton berbalik ke arahnya. Terlambat sedetik saja Sarah sudah pasti ketahuan oleh Axton dan kalian pasti sudah bisa menebak apa yang akan terjadi diantara mereka berdua jika hal itu terjadi. Apalagi kalau bukan peperangan lain antara dirinya dan pria bermuka datar itu. 

"Kamu beruntung, Sarah. Dewi keberuntungan sedang berpihak padamu sekarang." Ucap Sarah sambil menetralkan deru nafasnya yang terdengar berat.

Sedangkan Axton masih mengerutkan dahinya sambil menatap ujung sepatu merah cabe Sarah yang ternyata terlihat oleh pria itu namun sayangnya perhatian pria itu kembali teralihkan oleh seorang perempuan yang masih berdiri dihadapannya. Dia benar-benar terusik dan merasa terganggu sekarang. Dia benci jika seseorang mengganggu ketenangannya apalagi sampai melakukan hal lancang seperti ini.

Dengan wajah yang jengkel dan tatapan mata yang tajam, Axton menatap perempuan itu dengan tatapan risih dan marah. 

"Get. Lost. Now." Ucap Axton dengan sangat dingin.

"Tapi aku-." Ucap perempuan itu sambil menahan lengan Axton.

"Jauhkan tanganmu itu dariku." Ucap Axton dengan dingin.

"B-Baiklah." Jawab perempuan itu dengan takut dan ragu.

"Jangan pernah menggangguku lagi karena aku sudah punya kekasih. Aku harap kau sadar diri." Ucap Axton dengan tegas sebelum melangkahkan kakinya pergi.

Sarah yang sengaja menguping dari tadi hanya bisa melebarkan kedua matanya dengan terkejut. Dia yakin dia tidak salah dengar tadi. Apa? Pria dingin seperti kulkas itu punya kekasih? Tapi apa benar laki-laki dingin yang tidak pernah terlibat dalam gosip cinta memiliki seorang kekasih?. Itu hampir tidak mungkin hahaha. Tapi jika melihat wajah super tampan milik pria itu, fisik yang bagus dan semua yang dimiliki pria itu. Tidak ada yang tidak mungkin kan?. 

Tanpa sadar Sarah malah menggigit bibir bawahnya dengan gelisah sambil memeluk barang-barang yang ingin dibelinya dengan sangat erat. Entah kenapa hati nya terasa sangat gelisah dan tidak karuan. Ada perasaan kecewa dan sedih saat mengetahui bahwa laki-laki yang bernama Axton itu ternyata telah memiliki kekasih.

Tunggu! Kenapa aku harus sedih seperti ini sih?! Memangnya apa untungnya untukku? Mau dia punya kekasih atau tidak itu bukan urusanku!. Benar. Siapa juga yang peduli pada pria seperti itu? Kalau benar dia punya kekasih bukankah itu hal yang wajar? Siapa sih yang tidak suka pada pria tampan, pintar, kaya, dan punya tubuh yang bagus? Ya walaupun kelakuannya kurang bagus alias minus tapi secara keseluruhan Axton itu adalah pria idaman semua wanita. Benar kan?

"Lebih baik aku kembali mencari barang yang aku perlukan besok." Ucap Sarah sambil berdiri.

Sarah melangkahkan kakinya beberapa langkah menuju ujung rak namun lagi-lagi langkah kakinya harus terhenti karena orang yang sama. Siapa lagi kalau bukan pria dingin yang dijuluki si kulkas berjalan. Maaf jika kalian tidak suka jika pria idaman kalian aku panggil seperti itu tapi jujur laki-laki itu memang terlihat seperti itu. Sangat menyebalkan dan arrgghhh.

"OH GOD!." Teriak Sarah terkejut sambil mundur dua langkah ke belakang.

"Oh.. Hai. Hahaha." Ucap Sarah salah tingkah sambil cengengesan tidak jelas.

Axton melipat kedua tangannya didepan dada sambil menatap kedua mata Sarah dengan tatapan tajamnya sedangkan Sarah kembali tertawa dengan terpaksa sambil melirik Axton dengan takut dan cemas lalu terdiam kembali dengan canggung. Sarah menormalkan suaranya sambil melirik Axton yang masih terdiam sambil menatapnya dengan tatapan yang menyeramkan. Tidak terlalu menyeramkan sih sebenarnya tapi ya aku menyimpulkan sendiri saja seperti itu.

"Ternyata kamu juga ada disini haha-ha." Ucap Sarah dengan canggung.

"Senang bertemu denganmu lagi." Ucap Sarah sambil meninju bahu Axton dengan pelan.

Axton hanya diam sambil memperhatikan semua tingkah laku Sarah dengan kedua mata tajamnya yang entah kenapa terasa seperti sebuah laser yang sedang memotong-motong tubuh lawan bicaranya. Sarah mengalihkan tatapannya ke arah lain sambil memainkan ujung rambutnya dengan gelisah. 

Dia tidak tahu lagi mau bersembunyi dimana sekarang. Rasanya seperti dia ingin belajar sulap untuk menghilang atau masuk kedalam lubang semut dan bersembunyi di dalam sana dalam waktu yang cukup lama. Tidak. Dia berharap pria yang ada di depannya ini saja yang menghilang. Ya itu terdengar lebih baik.

"lupakan semua yang kau lihat dan dengar hari ini. Bersikaplah seolah-olah kau tidak bertemu denganku disini." Ucap Axton dengan dingin.

"Aku tidak mau ada gosip buruk tentangku di sekolah." Ucap Axton lagi dengan tegas.

"Karena aku benci jadi bahan pembicaraan orang-orang seperti kalian."

Axton membalikkan badannya dengan cepat lalu menghilang secepat kilat di balik rak besar yang membatasi dua lorong panjang di toko itu. Sarah masih terdiam di tempatnya sambil mencerna semua perkataan pria itu yang terus terngiang di dalam kepalanya. Orang-orang seperti kalian? Maksudnya aku dan perempuan yang mengejar pria itu tadi adalah sama?

Hah!. Aku tidak percaya ini. Apa dia bilang? Dia benci jadi bahan pembicaraan? Siapa sih yang tahan dengan tingkah laku pria itu? Siapapun manusia didunia ini pasti akan mengeluarkan sumpah serapah terburuk mereka saat mendengar namamu itu! Dasar bajingan! Terkutuklah kau! Menghilang lah ke dalam bumi! Sialan!

Sarah mendengus kesal sambil memukul dan menendang udara dengan penuh emosi. Sial. Nasib buruk apa yang sedang menimpanya hingga dia bisa bertemu dengan manusia paling menyebalkan di muka bumi ini?! Sarah menghentakkan kedua kakinya dengan kasar sambil mengepalkan kedua tangannya hingga orang-orang sekitar menatap dirinya dengan tatapan aneh.

"Lihat saja kau!." Ucap Sarah dengan kesal.

"AAARRRGGHH." Geram Sarah dengan marah sambil kembali meninju-ninju udara.

"Miss, Apa kau baik-baik saja?" Tanya seorang pria yang tiba-tiba mendekati Sarah.

"Aku baik-baik saja dan aku akan bertindak seolah tidak terjadi apa-apa sesuai keinginanmu." Jawab Sarah dengan cuek tanpa melihat pria itu.

"Hah! Dia pikir dia itu siapa? Menyebalkan!" Gumam Sarah tidak jelas.

"Dasar pria brengsek!" Teriak Sarah tiba-tiba dengan kesal.

Sarah menghela nafasnya dengan kasar lalu memungut semua barang-barang yang dia jatuhkan tadi lalu berjalan lurus ke arah kasir dengan tenang dan anggun. Pria yang mengajak Sarah berbicara itu hanya bisa tersenyum geli sambil menatap Sarah dengan tatapan penasaran sedangkan orang-orang yang menatap Sarah kini kembali sibuk dengan keperluan mereka masing-masing.

"Apa perlu aku kejar wanita itu, Tuan muda?" Tanya seorang laki-laki bertubuh kekar yang berdiri di belakangnya.

"Tidak perlu. Biarkan dia pergi." Jawab pria itu sambil tersenyum tipis.

"Baiklah, Tuan." Jawab laki-laki bertubuh kekar itu dengan patuh.

"Apa perlu aku cari tahu latar belakang wanita itu, Tuan muda?" Tanya laki-laki itu sekali lagi.

"Tidak perlu." Jawab pria itu dengan cepat.

"Kalau kami memang ditakdirkan untuk bertemu maka kami akan bertemu lagi nanti." Jawab pria itu dengan santai dan tenang.

"Jika memang ditakdirkan untuk bertemu lagi maka aku tidak akan pernah melepaskannya jadi serahkan saja semuanya pada takdir Tuhan." Ucap pria itu lagi sambil tersenyum manis.

Pria itu membalikkan badannya lalu berjalan pergi diikuti oleh pengawalnya sedangkan Sarah sudah pergi dari toko itu beberapa menit yang lalu dengan wajah yang masam. Bagaimana dengan Axton? Tentu saja pria itu sudah pergi dengan kakak perempuannya pulang ke rumah. Bagaimana kelanjutan kisah mereka berdua nanti? Entahlah. Hanya Tuhan yang tahu.

_____________

To be continuous.