Chereads / Echoes Of The Past / Chapter 11 - Echoes Of The Past|GAoW2| [10]

Chapter 11 - Echoes Of The Past|GAoW2| [10]

Hello semuanya.

Happy reading!

______________

New York City.

"Tunggu dulu." Ucap Aaron yang tiba-tiba memotong cerita masa lalu Axton.

"Ada apa?." Tanya Ansel sambil menatap Aaron dengan tatapan bingung.

"Apa kisah percintaan kalian dulu hanya berisi pertengkaran konyol seperti itu?!." Tanya Aaron dengan nada tidak percaya.

"Sebagai saksi aku bisa mengatakan kalau kisah mereka berisi 80% pertengkaran dan 20% rahasia yang hanya mereka berdua dan Tuhan yang tahu." Jawab Aiden dengan wajah yang serius.

"WHAT?!." Ucap Aaron dan Ansel serentak.

"Kisah cinta macam apa itu?!." Tanya Aaron dengan tidak percaya.

"Untung aku tidak pernah terjebak dalam hubungan percintaan yang menyesatkan." Ucap Ansel dengan lega.

"Cepat atau lambat kau pasti akan merasakannya, bro." Ucap Aiden pada Ansel.

"Nah, i hope i never feel that shit." Jawab Ansel dengan penuh harapan.

"Well, we'll see it." Ucap Aiden sambil tersenyum penuh ejekan.

"Kisah cinta mu itu adalah kisah cinta terburuk sepanjang sejarah, Ax." Ucap Aaron dengan prihatin.

"Aku tidak setuju dengan pendapatmu." Ucap Axton dengan wajah seriusnya.

"Ini bukan pendapat ku, bro. Ini adalah fakta." Ucap Aaron dengan wajah yang tak kalah serius.

"Kisah cinta mu bahkan lebih buruk dari kisah cinta Axton, bro." Ucap Ansel dengan wajah yang serius juga.

"Siapa yang mengatakan itu?!." Tanya Aaron dengan terkejut.

"Semua orang tahu kalau cintamu itu selalu bertepuk sebelah tangan." Jawab Ansel sambil cengengesan.

"Jangan pura-pura bodoh dengan tidak mengetahui fakta ini atau jangan-jangan kau memang bodoh. Ah iya, aku baru ingat kalau kau memang bodoh." Ucap Ansel lagi.

Aiden yang mendengar perkataan Ansel langsung tertawa terbahak-bahak sedangkan Axton hanya tersenyum miring sambil menatap Aaron dengan tatapan kasihan yang terlihat jelas sekali. Aaron hanya bisa mendengus kesal sambil melipat kedua tangannya didepan dada sedangkan Ansel ikut tertawa setelah dia melihat Aiden yang telah tertawa duluan.

Sebenarnya kisah cinta mereka semua tidak ada yang berjalan dengan mulus kecuali Dean yang pada dasarnya memang laki-laki yang baik dan bernasib baik. Sekeras apapun mereka berdebat dan saling mengejek, tetap saja diantara mereka tidak ada yang benar-benar bisa dijadikan panutan dalam urusan percintaan. Mereka semua sangat payah dan lemah kalau sudah menyangkut cinta.

Kalau tidak percaya mari kita ingat kembali keadaan mereka semua saat ini. Pertama Axton sebagai anggota tertua. Kita semua tahu kalau dia ditinggalkan oleh kekasihnya secara menyedihkan dan kini hidup merana dalam bayang-bayang masa lalu. Kedua ada Aiden sebagai anggota tertua ketiga setelah Dean. Semua orang mungkin akan setuju jika dia mendapatkan predikat dengan kisah cinta paling menyedihkan di antara mereka. 

Bukan dalam arti payah atau memalukan tapi lebih ke arti sesungguhnya dari kata sedih. Bayangkan saja mencintai seorang wanita yang bahkan tidak kau ingat lagi wajahnya bagaimana sekarang dan bahkan nama lengkapnya saja dia tidak ingat. Kalau ada orang yang masih mempertanyakan apakah cinta pertama itu ada dan nyata, tanyakan saja pada Aiden yang sampai sekarang tidak bisa melupakan cinta pertamanya.

Untuk Dean rasanya kita tidak perlu terlalu mengulas kisah cintanya karena terlalu sempurna dan jauh dari drama picisan jadi mari kita lewatkan saja. Sorry Dean maybe next time ok. Lalu pada urutan ketiga ada Aaron yang akan membuat kita semua merasa kasihan dan sekaligus marah pada kisah cintanya. Bagaimana kisahnya? Mungkin lain waktu akan diceritakan karena sekarang mereka masih membahas Axton.

"Cintaku tidak pernah bertepuk sebelah tangan karena Thea juga mencintaiku." Ucap Aaron dengan percaya diri.

"Memangnya Thea pernah mengatakan kalau dia juga mencintaimu?." Tanya Aiden dengan serius.

"Tidak pernah sih.." Jawab Aaron dengan ragu-ragu.

"Nah, berarti memang bertepuk sebelah tangan." Ucap Ansel sambil tertawa.

"Dia memang tidak pernah mengatakannya padaku tapi aku dapat merasakannya." Ucap Aaron yang mulai merasa kesal pada tingkah Ansel.

"Kau menertawakan Aaron tapi kau sendiri bahkan benar-benar sangat menyedihkan." Ucap Aiden dengan sangat jujur.

"Hahaha, kita semua sudah punya pasangan masing-masing dan hanya kau sendiri yang tidak punya pasangan." Ucap Aaron dengan puas.

"Apa punya pasangan adalah hal yang wajib? Tidak kan? Buktinya aku sangat bahagia sekarang meski tidak punya pasangan." Jawab Ansel dengan percaya diri dan bangga pada dirinya sendiri.

"Sekarang kau memang mengatakan hal-hal seperti ini, begitu juga kami dulu saat masih muda tapi lihat saja nanti saat kau semakin dewasa dan kau akan semakin merasa kesepian didunia ini. Padahal kau punya segalanya tapi kau merasa kosong dan hampa didalam sini." Ucap Aiden sambil menyentuh dadanya dengan telapak tangannya yang lebar.

"Adik kecil kita masih dalam masa pertumbuhan sekarang jadi dia tidak terlalu paham dengan yang namanya cinta." Ucap Aaron sambil terkikik geli.

"Biarkan dia menjalani jalan hidupnya sendiri. Jangan terlalu menggodanya." Ucap Axton sambil mengambil sebatang rokok.

"Aku tidak menggodanya, bro. Aku hanya memberinya beberapa pelajaran tentang kehidupan." Ucap Aaron dengan cengir kudanya.

"Hidup mu saja berantakan dan kini kau mau memberi nasihat pada orang lain. Kau sehat, bro?." Ucap Ansel dengan nada mengejek.

"Kata siapa hidup ku berantakan?." Tanya Aaron dengan ekspresi wajahnya yang lucu.

"Semua orang mengatakan hal yang sama. Apa kau tidak melihat komentar orang-orang di media sosial tentang mu?." Jawab Ansel sambil mengangkat kedua alisnya ke atas.

"Aku tidak punya media sosial." Jawab Aaron dengan wajah polosnya.

"Bagaimana dengan kalian, bro?." Tanya Ansel pada Aiden dan Axton.

Axton dan Aiden hanya menggelengkan kepalanya dengan serentak. Aiden memang tidak suka bercengkrama ataupun mengumbar kehidupan pribadi pada orang asing sedangkan Axton yang ahli di bidang teknologi malah sangat tidak update kalau sudah menyangkut masalah media sosial hits masa kini. Maksudnya dia sama sekali tidak berminat menggunakan hal semacam itu.

Kalau masalah program atau yang berbau teknologi, Axton adalah pakarnya. Dia bahkan merancang sistem keamanan paling kuat yang pernah ada di dunia ini. Bahkan dia juga meluncurkan satelit untuk kepentingan perusahaan nya sendiri. Oh ya, kalian belum pernah melihat rumah Axton kan? Rumah dia itu adalah gambaran rumah modern yang berasal dari masa depan. Bayangkan sendiri seberapa canggihnya teknologi yang dia gunakan untuk rumahnya.

"Oh ya, aku lupa kalau kalian anti media sosial." Ucap Ansel sambil tertawa.

"Aku tidak anti tapi aku tidak punya." Ucap Aaron dengan wajah seriusnya.

"Kau tidak perlu punya media sosial karena wajahmu itu selalu terpampang di halaman depan majalah maupun artikel di internet, bro." Ucap Ansel sambil menatap Aaron dengan tatapan jengah.

"Kenapa?." Tanya Axton dengan polosnya.

"Dia ini selalu berkencan dengan wanita yang berbeda setiap kali wartawan mengambil photonya." Jawab Ansel dengan rinci dan detail.

"Serius?." Tanya Aiden terkejut.

"Hey ayolah guys.. Aku tidak berkencan dengan wanita manapun." Ucap Aaron membela dirinya.

"Nanti aku kirimkan buktinya pada kalian lewat e-mail." Ucap Ansel yang mulai bersemangat untuk menjelekkan Aaron.

"Aku tidak mau menerima email sampah." Ucap Axton secara terang-terangan.

"Aku juga tidak mau." Ucap Aiden sambil menyilangkan kedua tangannya.

"Hey kalian jahat sekali.." Ucap Aaron tidak percaya.

"Kalau begitu biar aku ceritakan saja disini. Ada seorang pria yang tinggal di kota ini. Dia mengaku kalau dia hanya mencintai satu wanita tapi selalu ketahuan jalan bersama wanita yang berbeda setiap minggu." Ucap Ansel sambil melirik Aaron.

"Hey.. Itu terlalu berlebihan." Ucap Aaron tidak setuju.

Axton dan Aiden hanya terkekeh.

"Pria itu bilang kalau dia adalah pria yang setia tapi ternyata setia pada semua wanita hahaha." Ucap Ansel lagi.

"Aku memang pria yang setia." Ucap Aaron tidak setuju.

"Kau harus memeriksakan kesehatanmu besok." Ucap Axton tiba-tiba dengan wajah yang serius.

"Kenapa tiba-tiba aku harus memeriksakan kesehatan ku?." Tanya Aaron sambil menatap Axton dengan tatapan bingung.

"Aku tidak mau melihat kau mati karena penyakit menular." Jawab Axton dengan wajah datarnya.

Aiden dan Ansel langsung tertawa terbahak-bahak sementara Aaron menahan rasa pusing yang tiba-tiba menyerang kepalanya. Aaron sudah tidak mengerti lagi dengan jalan pikiran Axton. Coba pikir mana mungkin Aaron melakukan hubungan seksual dengan wanita sembarangan. Dia adalah orang sangat berhati-hati dengan masalah kesehatan. 

Kan tidak lucu jika dia ditolak dan tidak jadi menikah dengan Thea karena dia punya penyakit seksual yang menular. Reputasinya akan langsung hancur menjadi abu jika hal itu benar-benar terjadi tapi dia selalu berdoa pada Tuhan agar dia selalu selamat dari hal-hal seperti itu. Bagaimanapun juga impiannya untuk menikah dengan kekasih hatinya harus terwujud, tidak peduli sesusah dan sekeras apa jalannya. Dia tidak akan pernah menyerah dan mundur. 

"Aku selalu memeriksakan kesehatan ku setiap bulan dan juga selalu mengatur pola makan sehat selama lima tahun ini." Ucap Aaron dengan angkuh dan percaya diri.

"Aku sangat takjub padamu, bro." Ucap Ansel dengan kagum.

"Kehidupan ku memang banyak menginspirasi orang-orang." Ucap Aaron dengan bangga.

"Bukan itu maksudku." Ucap Ansel dengan cengiran lebarnya.

"Lantas apa maksudmu?." Tanya Aaron sambil mengerutkan dahinya dengan bingung.

"Aku kagum karena sampai sekarang tidak ada wanita yang mengaku sedang mengandung anakmu atau telah melahirkan anakmu." Jawab Ansel dengan wajah polosnya.

________________

To be continuous.