Chereads / Echoes Of The Past / Chapter 8 - Echoes Of the Past|GAoW2| [7]

Chapter 8 - Echoes Of the Past|GAoW2| [7]

Hello semuanya.

Happy reading!

_______________

8 tahun yang lalu.

Hari itu hari dimana semua perasaan aneh itu tiba-tiba muncul didalam hati Sarah. Hari dimana dia menyadari kalau pria yang membuat dia menjadi seperti ini adalah pria dingin yang bernama Axton. But, how can?. Seorang Sarah yang terkenal bar-bar dan cuek merasa tertarik pada pria menyebalkan yang dari awal sudah ditandai sebagai musuh nomor 1 dalam hidupnya. Mungkin semua itu berawal dari sini.

"Bagaimana ini?! Kenapa kau sangat ceroboh sekali sih, Sarah!." Tanya Sarah pada dirinya sendiri dengan cemas.

Sarah mengacak-acak rambutnya dengan frustasi sambil terus memaki dirinya sendiri karena kecerobohan yang dia buat sendiri. Sedangkan Axton yang duduk tepat di belakang gadis itu hanya diam sambil memperhatikan semua tingkah absurd yang dilakukan Sarah sejak kelas dimulai. Dari tadi gadis itu hanya terus bergumam tidak jelas lalu tiba-tiba marah-marah sendiri pada dirinya sendiri.

Axton tidak mengerti apa yang tengah wanita itu pikirkan. Entahlah, bagi Axton semua hal yang dilakukan oleh Sarah terlihat sangat aneh dan absurd. Terkadang dia jadi bertanya-tanya pada dirinya sendiri kenapa ada manusia seperti Sarah didunia ini? Maksudnya untuk apa Tuhan menciptakan manusia yang tidak berguna? Bukankah sangat sia-sia menciptakan manusia yang hanya akan mengotori bumi?.

"Baiklah, sekarang keluarkan alat-alat praktek yang akan kita gunakan untuk hari ini." Ucap seorang pria tua dengan kacamata usang miliknya.

Sarah tersentak karena terkejut dan nampak kebingungan sedangkan Axton yang dari tadi memperhatikan gelagat aneh Sarah yang menurutnya sedikit menarik untuk ditonton hanya melipatkan kedua tangannya didepan dada dengan cuek. Sekarang dia mengerti kenapa gadis aneh di depannya ini melakukan semua keanehan dari tadi. Ternyata dia tidak membawa alat untuk praktek. Ternyata benar. Selain bodoh, ternyata dia juga sangat ceroboh. Sarah adalah salah satu tipe manusia yang sangat tidak disukai oleh Axton. Sorry girls. but, it's a fact.

"Kau bisa menggunakan punyaku." Ucap Axton sambil menyodorkan peralatan praktek miliknya pada Sarah.

"Tapi.. Bagaimana denganmu?." Tanya Sarah dengan tatapan khawatir.

Axton meletakkan semua peralatan praktikumnya di atas meja belajar Sarah. Masalah itu bisa diurus dengan gampang. Dia adalah murid teladan yang ada di sekolah ini dan untuk masalah nilai, Axton rasa tidak ada yang dapat mengalahkannya kecuali Aiden. Bukankah sudah jelas siapa yang harus lebih khawatir disini?.

"Khawatirkan saja dirimu sendiri. Aku bisa mengurus diriku sendiri." Jawab Axton dengan dingin sambil berdiri dari tempat duduknya.

"Tunggu.." Ucap Sarah dengan cepat saat Axton sudah berjalan menjauh.

Namun sayangnya Axton tidak mendengar panggilan Sarah karena suasana kelas yang saat itu terdengar sangat riuh dan berisik dengan suara-suara siswa lain yang tengah sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. 

"Terima kasih." Ucap Sarah dengan pelan sambil menatap punggung Axton yang akhirnya menghilang dibalik pintu yang kembali tertutup rapat. 

Eitsss... Tunggu dulu. Sepertinya ada yang kita lewatkan disini. Kalau begitu mari kita kembali mundur beberapa jam yang lalu saat mereka baru saja masuk ke dalam sekolah. Kita tidak mau kan melewatkan satupun adegan dari kisah mereka berdua? Nah kalau begitu mari kita mulai kisah mereka dari sini. Sudah siap? Oke, mari kita mulai. 

Hari ini adalah hari yang paling dibenci oleh Sarah. Selain karena dia harus bertemu dengan dua pria menyebalkan yang ingin sekali dia lempar ke segitiga bermuda, ada alasan lain nya yang membuat dia membenci hari ini. Pelajaran kimia. Benar sekali. Dia tidak suka kimia dan sampai kapanpun dia tidak akan pernah berminat ingin mengenal kimia lebih jauh dan dalam.

Dan yang lebih parahnya adalah dia tidak bisa menemukan alat praktikum yang dia beli kemarin pagi ini. Holy crap!. You're dumb, Sarah. Really dumb. Sarah mengacak-acak rambutnya dengan frustasi. Dia yakin tadi malam dia meletakkan barang itu diatas meja tapi kenapa pagi ini mereka semua menghilang? Kemana kalian pergi wahai alat praktikum? Tolong kembalilah..

"TIDAKKKK!." Teriak Sarah sambil menuruni anak tangga dengan terburu-buru.

"Tolong hati-hati, nona. Anda bisa terjatuh jika tidak berhati-hati." Teriak seorang wanita tua dengan khawatir.

"Aku sudah terlambat!." Teriak Sarah dengan heboh.

"Tapi anda harus sarapan terlebih dahulu." Ucap wanita itu sambil mengikuti Sarah dengan khawatir.

"Tidak perlu. Aku akan makan di sekolah nanti jadi jangan khawatir, oke." Jawab Sarah sambil masuk ke dalam mobil dengan terburu-buru.

"Tapi, Nona." Jawab wanita itu lagi.

"Aku pergi dulu.." Ucap Sarah sambil menutup pintu mobil dengan cepat.

Mobil sedan berwarna hitam pekat itu melaju dengan cepat meninggalkan komplek perumahan mewah yang sudah menjadi lingkungan tempat tinggalnya selama hampir satu bulan ini. Jujur saja, walaupun tempat ini bagus dan nyaman tapi jauh didalam lubuk hatinya yang paling dalam. Dia merindukan rumah dan orang tuanya yang berada di kota lain.

Hah.. Mari kita memikirkan hal yang lain yang menyenangkan karena lebih baik memulai hari dengan perasaan senang dan bahagia daripada dengan kesedihan yang entah kapan akan berakhir. Benar bukan? Kesedihan akan selalu datang meskipun kita menghindar kan? Kehilangan, kegagalan dan kekecewaan adalah hal-hal yang tidak bisa kita hindari. Sekeras apapun kita berlari menjauhi mereka, tetap saja pada akhirnya mereka akan menemukan keberadaan kita.

Tidak butuh waktu lama untuk bisa sampai di sekolah paling bagus dan paling mahal di kota ini. Jarak yang dekat membuat Sarah bisa menghindari keterlambatannya untuk pergi ke sekolah. Ya, semua ini berkat kekayaan yang orang tuanya miliki. Dia harus berterima kasih pada mereka atas semua fasilitas yang mereka berikan padanya. Dia tidak akan pernah lupa dan suatu saat dia akan membalas semua jasa orang tuanya.

"Kyaa~." Teriak beberapa gadis dengan heboh.

"Pangeran!." Teriak salah satu dari mereka.

Hah! Pangeran apanya? Apa mereka buta?. Sarah mendengus sambil mendengar beberapa kata tidak masuk akal lainnya yang diucapkan oleh sekelompok gadis bodoh yang mengidolakan dua devil yang berlagak seperti malaikat. Apa sih yang menarik dari mereka berdua? Kalau kalian perhatikan dengan seksama, mereka berdua itu mirip beruang kutub dan beruang madu. Menyeramkan.

"Tampan sekali!." Teriak beberapa gadis dengan histeris.

Sarah menatap Axton dan Aiden yang berjalan santai melewati kerumunan para gadis-gadis unyu yang dengan tidak tahu dirinya menghalangi jalan orang-orang yang ingin masuk ke dalam sekolah. Sarah memutar kedua bola matanya dengan jengah. Kehadiran mereka berdua di sekolah ini saja sudah sangat mengganggu sekali apalagi kalau sampai terlibat masalah dengan mereka berdua. Duh.. Bisa kacau balau dunia persekolahan ini.

"Here we go again.." Ucap Sarah sambil meregangkan badannya.

Sarah menutupi kepalanya dengan penutup kepala karena kebetulan dia memakai hoodie berwarna pink muda hari ini. Kebetulan sekali dia memakai benda yang tepat di momen yang tepat. Sepertinya tahun ini menjadi tahun keberuntungan untuk dirinya hahaha. Baiklah, mari kita menyapa dua manusia sombong itu dengan cara yang berbeda. Mari kita beri mereka sedikit pelajaran karena telah mengganggu orang lain di pagi hari yang cerah ini.

Tawa jahat terdengar oleh orang-orang yang berada didekat Sarah. Ya, walaupun mereka hanya menatap Sarah dengan tatapan aneh tanpa berminat untuk mencari tahu lebih jauh lagi hal yang sedang ditertawakan oleh Sarah, namun tetap saja orang-orang merasa heran dengan Sarah yang tiba-tiba tertawa sendiri. Oke, mari kita tinggalkan pendapat orang lain dan kembali ke masa kini. Dengan kecepatan penuh dan wajah yang tertutup oleh penutup kepala, Sarah menabrak kerumunan orang itu dengan kuat hingga Aiden dan Axton terdorong ke arah yang berlawanan.

Beberapa gadis yang terdorong langsung marah dan berdecak kesal karena kelakuan halu mereka harus terhenti sampai disini. Sorry girls, tapi kalian harus bangun dan menghadapi realita kenyataan hidup ini karena hidup ini sangat kejam jika kalian tidak segera bangun. Aiden dan Axton hampir saja terjatuh jika saja kedua kaki mereka tidak segera bergerak dengan cepat menahan ketidakseimbangan tubuh mereka. 

"What the hell is going on now?!." Tanya Aiden dengan wajah yang sudah memerah karena amarah.

"Siapa orang gila yang melakukan kebodohan ini?! Katakan siapa!." Tanya Aiden lagi dengan penuh emosi.

Axton yang hanya diam dari tadi sambil membenarkan baju kemejanya yang kusut akibat beberapa gadis yang entah sengaja atau tidak sengaja menempel padanya seperti perangko. Dia sangat jengkel sekali sekarang tapi dia terlalu enggan untuk menghabiskan energinya untuk hal-hal yang tidak berguna seperti marah atau berteriak.

"K-Kami tidak t-tahu." Jawab salah satu dari mereka.

Sarah yang dari tadi hanya terdiam di tempatnya perlahan-lahan mulai berjalan meninggalkan kerumunan para fans dua beruang buruk rupa itu dalam diam. Dalam hati dia terus meneriakkan yel-yel kemenangan karena telah berhasil menjalankan misinya dengan baik. Rasakan itu! Siapa juga yang menyuruh kalian mencari masalah denganku? Sekarang rasakan satu per satu pembalasan yang akan aku lakukan.

Namun ternyata Axton menyadari kehadiran Sarah dari tadi dan lebih sialnya lagi Axton ternyata melihat semua perilaku keterlaluan yang dilakukan Sarah. Tapi apa kalian tahu apa yang lebih sial dari semua hal sial yang diterima Sarah? Kedua mata mereka langsung bertemu saat Sarah membalikkan badannya untuk mengintip situasi terkini dari perbuatannya.

Axton menatap kedua mata Sarah dengan tajam lalu menunjukkan gerakan yang mengisyaratkan kalau dia akan mengawasi Sarah dan akan membunuhnya jika Sarah melakukan hal bodoh lagi.

"I'm dead." Gumam Sarah setelah menelan ludahnya dengan susah payah.

________________

To be continuous.