"Mau kamu sebenarnya apa Alea? Kenapa kamu tiba-tiba datang lagi ke sini menemuiku?"
"Seperti yang pernah aku ungkapkan waktu itu, aku ingin kembali sama kamu Mirza. Meskipun aku harus menjadi yang kedua, tidak masalah bagiku."
"Hahaha.. kamu gila Alea. Aku tidak akan pernah melakukan hal itu pada istriku. Bagiku satu-satunya wanita yang ada di hatiku sekarang adalah Anjeli. Jadi jangan pernah berharap untuk masuk dalam kehidupanku."
" Daddy Daddy. " Anaknya Alea begitu suka pada Mirza. Tetapi Mirza akhirnya menurunkan anak itu dan berusaha untuk menghindarinya.
"Kamu lihat ksn Za, anakku begitu menyukaimu."
"Itu bukan urusanku Alea. Tolong bawa anakmu pergi dari sini. Aku tidak mau adalah masalah lagi dalam rumahtanggaku. Kembalilah pada mantan suamimu, mungkin anakmu merindukan ayahnya. Tapi jangan suruh aku untuk berpura-pura menjadi ayahnya. Hubungan kita sudah selesai dan tidak akan ada lagi hubungan di antara kita."
"Kamu benar-benar sudah berubah Mirza. Dulu kamu begitu mencintaiku, tetapi sekarang kamu mengabaikanku seperti ini."
"Itu bukan salah aku Alea. Kamu yang memilih untuk meninggalkanku waktu itu. Jadi jangan salahkan aku jika sekarang aku sudah mempunyai tambatan hati lagi. Dan bisa melupakan kamu sepenuhnya. Dan satu hal lagi ingat kata-kataku ini jangan pernah berharap kembali padaku lag!!"
"Oke kalau memang itu maumu! Tapi ingat ya, Aku tidak akan pernah menyerah. Aku pastikan suatu hari nanti kamu akan kembali padaku."
"Silakan saja. Aku tidak peduli. Tolong tinggalkan ruanganku dan pergilah bersama anakmu!"
Alea pun dengan wajah penuh amarah keluar dari ruang Mirza. Dia berjanji pada dirinya sendiri kalau suatu hari nanti Mirza pasti akan bisa menjadi miliknya lagi.
"Ben, segeralah ke ruangan saya. Saya membutuhkan bantuanmu."
"Baiklah Bos. Sebentar lagi saya akan ke sana."
Tak Butuh waktu lama suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Mirza. Dia akan melakukan semua ini untuk Anjeli dan untuk kesembuhannya. Dia ingin sembuh dari ketergantungannya terhadap obat-obatan terlarang.
"Ada apa Bos Mirza?"
"Ben, tolong bantu saya untuk mencari informasi tentang tempat rehabilitasi yang bagus. Saya ingin sembuh dari ketergantungan. Saya ingin menjadi pendamping yang baik untuk istri saya. Saya tidak ingin dia tahu sebelum saya sembuh."
"Baiklah Bos, saya akan segera mencari tempat untuk anda melakukan rehabilitasi. Semoga anda benar-benar terbebas dari barang haram itu."
"Aamiin semoga saja ya Ben."
Hari ini Mirza memang tidak bisa konsentrasi. Dia menjadi tidak fokus dan selalu gelisah. Sudah beberapa hari ini, dia sudah berhenti menghisap barang haram itu. Jauh di lubuk hatinya dia ingin sekali segera sembuh dari ketergantungannya. Oleh sebab itu dia akan berjuang mati-matian untuk menekan rasa inginnya menghirup barang haram itu. Meskipun efeknya adalah tubuhnya menjadi lemah dan tidak bersemangat seperti hari ini.
Mirza telah sampai di rumah setelah Magrib. Rumah yang tampak sepi seperti tanpa penghuni, nyatanya selalu memberikan ketenangan bagi dirinya. Dia mencari keberadaan Anjeli, dan ingin berbincang dengan istrinya.
Mirza membuka pintu kamarnya, sayup-sayup terdengar suara orang membaca Al-qur'an. Suara itu menggetarkan hatinya, membuat dia merinding saat mendengarkan alunan ayat suci Al-qur'an. Ternyata yang sedang membaca Qur'an adalah istrinya sendiri. Rumah yang tadinya hampir seperti dengan kuburan, setelah kedatangan Anjeli Aura rumah itu menjadi berbeda. Rumah itu terasa tenang. Dan membuat orang-orang yang berada di dalamnya selalu merasa tentram dan nyaman.
"An, ada yang ingin aku bicarakan. "
"Tentang apa Mas?'
"Mungkin mulai besok, aku ada pekerjaan di luar kota. Entah sampai kapan aku juga tidak tahu. Tolong kamu jaga diri baik-baik ya. Semoga aku bisa segera kembali untukmu. "
"Baiklah Mas. Aku akan menunggu Mas di sini."
"Terima kasih An."
Keesokan harinya, Mirza telah siap untuk menjalani rehabilitasi di suatu tempat. Ia ingin benar-benar sembuh dari ketergantungannya. Anjeli telah menyiapkan beberapa pakaian ke dalam koper milik Mirza. Anjeli sangat sedih ketika ditinggalkan oleh Mirza. Walaupun ada perasaan tidak percaya kalau suaminya ini bisa pergi ke luar kota dalam waktu yang tidak ditentukan. Biasanya jika Mirza ingin ke luar kota, pasti sehari atau dua hari dia langsung pulang ke rumah. Tetapi kali ini Mirza mengatakan bahwa dia pergi keluar kota Tetapi entah sampai kapan dia tidak tahu.
"Mas, jangan lama-lama ya perginya." Anjeli merajuk di pelukan suaminya ketika Mirza akan berangkat.
"Doakan saja semoga cepat selesai ya urusanku di sana. Biar cepat pulang."
Mirza pun mencium kening istrinya dengan lembut.
***
Sudah satu minggu ini, Mirza pergi meninggalkan rumahnya untuk menjalani proses rehabilitasi. Tapi sampai saat ini Anjeli tidak tahu alasan apa yang mendasari Mirza bisa pergi ke luar kota hingga satu minggu. Anjeli sangat kesepian di rumah yang besar dan mewah sendirian.
Anjeli sudah siap untuk pergi ke kampus pagi ini. Anjeli ingin bersungguh-sungguh untuk menyelesaikan kuliahnya secepat mungkin. Dia ingin membuat suaminya bangga terhadap dirinya. Meskipun dia adalah istri dari laki-laki yang sangat kaya, sejauh ini biaya kuliah Anjeli masih berasal dari beasiswa yang diperolehnya. Anjeli juga aktif dalam kegiatan kampus. Karena memang itu adalah salah satu persyaratan bagi pemegang beasiswa.
"Jel, hari ini kita akan ada rapat HMJ. Kamu bisa ikutan? " ucap Riana yang terbiasa memanggil dengan sebutan Jeli, dia adalah sahabat Anjeli yang ada di kampus.
"Kira-kira sampai malam apa tidak ya. Ri?"
"Aku juga tidak tahu An. Tapi mungkin sampai maghrib."
"Ya sudah aku ikut. Tetapi setelah Maghrib aku akan langsung pulang. Mau sudah selesai atau belum."
"Baiklah. Nanti kita bisa pulang bareng."
"Makasih Riri."
Rapat HMJ dimulai setelah ashar hingga menjelang maghrib. Sebelum pulang, Anjeli yang saat itu ingin buang air kecil, dia pun ke kamar mandi. Saat keluar dari kamar mandi, pada seseorang yang membekap mulutnya dan membuat dia tidak sadarkan diri. Anjeli dibawa ke suatu tempat yang sangat sepi. Obsesinya terhadap Anjeli semakin menjadi setelah dia tahu Anjeli dimiliki oleh orang yang tidak lebih baik darinya. Kali ini dia ingin merebut Anjeli dengan cara yang kotor.
Anjeli mengerjapkan matanya, dia melihat ada seseorang yang menindih tubuhnya. Seseorang itu berusaha untuk membuka jilbab dan juga gamisnya. Tetapi Anjeli terus meronta. Dia tidak ingin kehilangan kehormatannya. Apalagi menyerahkannya kepada selain suaminya. Anjeli yang setengah sadar, berusaha untuk melindunginya dengan membaca ayat Kursi sebanyak-banyaknya. Tenaganya memang belum kembali seutuhnya.
"Tolong lepasin aku!!"
"Tidak Anjeli. Aku tidak akan melepaskanmu. Kali ini kamu akan benar-benar jadi milikku. Aku yakin suamimu tidak akan pernah mau menyentuhmu lagi jika tahu aku telah menyentuhmu. Jangan harap kamu bisa pergi dari sini sekarang. Lihatlah tempat ini begitu sepi tidak ada seorangpun yang bisa menolongmu."
Anjeli terus berdoa di dalam hati, memang tempat ini sangat sepi dan tidak mungkin ada seseorang yang akan menolongnya. Tetapi dia punya Allah yang selalu melindunginya. Dia yakin Allah tidak akan tinggal dia. Anjeli terus berdoa dalam hati agar dia bisa lari dari pemuda ini.
Saat lelaki itu hampir saja membuka jilbab Anjeli, lelaki itu tiba-tiba menjauh dari Anjeli. Dia seperti melihat seseorang. Melihat seseorang itu menjauh dari tubuhnya Anjeli segera berdiri membetulkan jilbab dan juga gamisnya. Dia berlari keluar dari gudang itu. Dia ingin mencari pertolongan.
"Tunggu Anjeli! Jangan kabur kamu! "
Anjeli terus berlari menghindari laki-laki itu. Hingga dia bertemu dengan seorang tukang ojek.
"Pak Tolong saya. Saya dikejar oleh orang jahat."
" Ayo Mbak naik. Akan saya antar Mbak pulang."
Anjeli tidak pikir panjang, tidak hanya memikirkan bagaimana caranya untuk bisa pulang dan lari dari laki-laki itu. Dia sangat terpukul dengan kejadian tadi. Hampir saja Dia kehilangan kehormatan oleh seseorang yang bukan suaminya. Tetapi rupanya Allah melindunginya. Sehingga saat ini dia bisa melarikan diri dari laki-laki itu.