Mirza sangat Terpukul dengan kepergian ibundanya untuk selamanya. Tetapi Mirza bersyukur telah memenuhi keinginan ibunya untuk menikah di akhir hidup ibunya. Selama ini Mirza sangat dekat dengan ibunya. Tapi ada satu hal lagi yang mengganjal di hatinya. Satu hal yang dia sesali dan jika ibunya tahu tentang hal itu Betapa kecewanya ibunya.
Anjeli pun ikut bersedih atas meninggalnya ibunya Mirza dia tidak tahu apakah keputusan yang diambil ini benar atau tidak. Dia hanya memikirkan kesehatan Ibunya dan juga adik-adiknya dia butuh banyak uang untuk membantu kesembuhan ibunya dan juga untuk biaya sekolah adik-adiknya. Walau Anjeli tahu, Penyakit ibunya akan sulit untuk disembuhkan. Dokter pun sudah tidak ada tindakan apapun.
"Kita hanya menunggu mukjizat saya,mbak Anjeli." Kata Dokter waktu itu. Semua alat pun dicabut oleh rumah sakit. Tidak ada obat juga untuk ibu Anjeli. Hanya diberi Vitamin saja.
Sejauh ini Anjeli melihat begitu dalam rasa sayang Mirza terhadap ibunya. Dia akan mencoba untuk bisa memahami keadaan suaminya. Ia akan berusaha menerima apapun kelebihan dan kekurangan suaminya.
"Anjeli, Pakailah kamar ini. Aku akan tidur di ruang kerjaku."
"Mas Mirza tidak tidur di sini saja?"
"Maaf sebelum ada cinta diantara kita, kita sebaiknya tidak dalam satu kamar. Karena aku sangat menghargai perasaanmu. Terimakasih kamu sudah mau menikah denganku. Dan terimakasih kamu sudah memberi kebahagiaan untuk ibuku."
"Sama-sama Mas."
"Mulai besok bawalah ini. Kamu pasti akan membutuhkannya untuk biaya Ibumu dan adik-adikmu. " Mirza menyerahkan sebuah kartu debit untuk Anjeli.
" Terima kasih Mas, aku hanya berharap Ibuku bisa sembuh. Walaupun kata dokter kemungkinan itu sangat kecil. Karena kanker yang diderita ibuku sudah stadium 4. Bahkan dokter pun tidak memberi obat sama sekali pada ibu. Hanya vitamin saja untuk menambah tenaga nya. "
"Mulai sekarang rawatlah ibumu dengan baik, aku akan membantu mencari pengobatan untuk Ibumu. Mungkin cangkok hati bisa membantu kesembuhan ibumu. Kamu juga boleh sering-sering menengok ibumu. Tapi maaf aku belum bisa mengizinkan ibumu tinggal bersama kita." Anjeli hanya menurut apa kata suaminya. Meskipun diantara mereka belum ada cinta, tapi perhatian Mirza yang besar padanya, membuat hatinya mulai bisa terbuka untuk Mirza.
" Terima kasih Mas, Besok aku akan coba tanya ke dokter tentang cangkok hati. Terima kasih karena mas sudah mau membantu keluargaku dan juga kesembuhan ibuku. "
" Sudahlah Anjeli, kamu wanita yang baik. Aku hanya berharap Tuhan masih bisa menyelamatkan ibumu, tidak seperti aku yang sudah kehilangan ibuku."
" Sabar ya Mas, aku yakin Mas Mirza kuat untuk menjalani ujian ini. Mas Mirza boleh bercerita apapun padaku Untuk meringankan beban Mas Mirza. "
" Terima kasih Anjeli, aku masih bisa mengatasi masalah aku sendiri. Aku tidak mau membebani orang lain dengan masalah-masalah ku. "
Mirza tampak kelelahan dan wajahnya terlihat tidak terawat. Sepertinya beberapa malam ini, sejak kepergian ibunya, dia tidak pernah bisa tidur nyenyak. Anjeli ingin bertanya kepada suaminya, tapi dia masih sungkan. Mirza pun keluar dari kamar nya yang kini ditempati oleh Anjeli. Beberapa hari ini mereka memang tidak pernah tidur sekamar. Perkenalan singkat mereka, pernikahan mereka yang sangat kilat. Membuat mereka belum bisa mengenal satu sama lain.
Tetapi ada satu hal yang Anjeli belum tahu, bahwa Mirza sebenarnya sudah mendapatkan informasi tentang nya satu minggu sebelum pernikahan mereka.
Flashback on
" Bos, saya sudah mendapatkan wanita yang cocok untuk menjadi istrinya Bos. "
" Mana biodatanya, Saya ingin melihat profilnya. " Benny menyerahkan 1 Map yang berisi data-data tentang Anjeli. Beni mendapatkan data-data itu dari toko pakaian anak tempat Anjeli bekerja. Sebelumnya Benny bingung mencari wanita shalihah, baik hati dan tentu saja sedang membutuhkan uang. Benny yang kebetulan adalah saudara dari ibu Siska pemilik toko pakaian anak, waktu itu tidak sengaja bercerita kalau bosnya sedang mencari perempuan sholehah yang bisa diajak menikah.
Bu Siska yang sangat menyukai kepribadian Angeli yang harus banting tulang untuk mengurus ibu dan adik-adiknya. Bu siska berpikir mungkin dengan menikah dengan orang kaya, bisa membantu perekonomian Anjeli. Dan akhirnya Bu siska menyerahkan surat lamaran kerja dan biodata Anjeli kepada Benny.
Mirza melihat biodata dan juga foto Anjeli. Dalam hati dia merasa Anjeli seperti seorang malaikat. Anjeli sangat cantik, berjilbab dan kepribadiannya pun sangat baik. Dan umur Mereka pun hanya terpaut 3 tahun. Setelah melihat biodata dan foto Anjeli, dan juga latar belakang Anjeli yang berasal dari keluarga kurang mampu, akhirnya Mirza berani untuk mendatangi Anjeli. Hanya saja dia masih ragu, dia berharap ibunya akan segera sembuh. Tapi satu minggu kemudian di sore hari ibunya Mirza sudah mengalami kondisi yang sangat kritis beliau mendesak Mirza untuk segera menikh. Akhirnya mau tidak mau Mirza harus pergi mendatangi Anjeli malam itu juga, dan dia akan mengajaknya menikah di depan ibunya malam itu juga.
Flashback off
Setelah keluar dari kamar Anjeli Mirza masuk kedalam ruang kerjanya. Dalam ruangan itu dia memiliki banyak rahasia. Siapa pun tidak ada yang boleh untuk masuk ke dalamnya. Ada kekhawatiran di hati Mirza, jika suatu hari nanti Anjeli mengetahui yang sebenarnya, dia takut Anjeli akan pergi darinya.
'Aku harap kamu tidak akan pernah tahu tentang Sisi Gelapku Anjeli. Sejak aku melihatmu aku merasa nyaman berada di sampingmu. Aku berharap suatu hari nanti aku bisa lepas dari semua ini, aku ingin menjalani hidup yang bahagia bersamamu dan anak-anak kita Anjeli. Itupun kalau kamu mau untuk mendampingi orang sepertiku yang penuh dengan kekurangan ini.'
Mirza berasal dari keluarga kaya raya tapi ada satu sisi gelapnya yang sampai saat ini tidak ada satu orang pun keluarganya yang tahu. Termasuk almarhumah ibunya sendiri. Dia berharap kehadiran Anjeli dalam hidupnya bisa mengeluarkan dia dari Sisi gelap yang selama ini dia jalani.