Chapter 6 - MIRZA KECEWA

Mirza memandang dengan penuh takjub ketika melihat Anjeli yang sedang berada di bawah kuburan air. Rambutnya yang indah tergerai basah membuat Mirza ingin segera mendekat. Anjeli tersentak saat tiba-tiba Mirza melingkarkan tangannya di pinggang Anjeli. Mirza dan Anjeli kini saling berhadapan dan saling mendamba.

"Mas..."

"Hushh..."

Mirza membopong Anjeli masuk ke dalam dalam dan dibaringkan di atas ranjang. Apa yang terjadi selanjutnya? hanya mereka yang tahu.

Anjeli tersipu malu saat mengingat kejadian satu jam yang lalu. Mirza telah mengambil sesuatu yang berharga dari Anjeli. Ciuman pertama Anjeli. Mereka tidak melakukan kegiatan lebih dari itu. Tadinya Mirza sudah ingin melakukannya, namun setelah Anjeli bilang "Maaf mas, Aku belum siap." Mirza langsung beranjak dan keluar dari kamar Anjeli dan masuk lagi ke dalam ruang kerjanya.

Ada rasa sesal di hati Anjeli saat tadi dia menolak Mirza. Walau bagaimana Mirza berhak untuk mendapatkan itu darinya. Bukannya Anjeli menolak, tapi dia belum bisa menguasai rasa malunya saat ditatap oleh Mirza. Anjeli yang baru pertama kali berhubungan dengan lelaki sedekat ini masih merasa canggung dan malu. Dia bahkan langsung menutup tubuhnya dengan selimut saat Mirza membaringkannya ditempat tidur.

"Mas, mau kemana?" Tanya Anjeli saat menyiapkan makan malam. Sejak penolakan tadi, Mirza langsung keluar kamar dan tidak kembali lagi ke kamar Anjeli.

"Mau keluar sebentar. Cari angin."

Anjeli sedih dengan sikap Mirza yang tiba-tiba dingin. Apa karena penolakannya? Anjeli merasa menyesal dengan sikapnya sendiri.

Anjeli mengambil ponselnya, dia menelpon Rendi adiknya. Dia ingin bertanya pada sang ibu tentang perilaku yang baru saja dia tunjukkan pada Mirza. Bagaimana dari segi agama memandang seorang istri yang menolak keinginan suami.

"Assalamualaikum kak."

"Waalaikumsalam dek. Ibu sedang apa Dek?"

"Ibu sedang tiduran di kamar kak, tadi baru minum obatnya."

"Alhamdulillah kalau udah minum obat. Kakak mau ngomong sama ibu boleh?"

" Boleh kak, sebentar ya."

" Halo Anjeli, "

"Halo Bu, Bolehkah Anjeli bertanya sesuatu kepada ibu? "

" Tanya apa Nak? "

" Sebelumnya Anjeli minta maaf karena mengganggu istirahat ibu, tapi ada hal penting yang harus Anjeli tanyakan kepada ibu. Anjeli ingin minta nasehat dari ibu. "

"Tidak apa-apa nak, ibu sudah lebih baik sekarang sejak berobat ke China kemarin, kesehatan ibu mulai membaik. Alhamdulillah Ibu punya menantu yang baik seperti Mirza, yang bisa mencarikan Ibu pengobatan yang terbaik. "

Dalam hati Anjeli merasa menyesal sudah membuat hati Mirza merasa kecewa. Padahal selama ini Mirza sudah banyak membantunya dan keluarganya untuk keluar dari kesulitan. Bahkan Mirza lah yang membantu pengobatan ibunya sampai ke China. Tidak seharusnya Anjeli menolak keinginan suaminya.

" Ibu, apa hukumnya jika seorang istri menolak ajakan suami berhubungan intim? "

" Jika seorang istri menolak ajakan suami berhubungan intim, tanpa adanya udzur yang Syar'i maka sang istri mendapatkan dosa besar. Kenapa? Kamu menolak Mirza?"

"Iya bu. Udzur yang syar'i itu seperti apa Bu? "

" Yang pertama jika sang istri sedang sakit dan akan memperparah Sakitnya jika melayani suami, yang kedua jika sang istri sedang haid, itupun suami masih bisa menikmati tubuh istrinya selain di kemaluannya nak. Yang ketiga istri sedang mengalami tekanan yang berat atau stress dan dikhawatirkan akan menimbulkan kemudharatan saat melayani suaminya. Lalu Apa alasan kamu menolak mirza, Nak? "

" Anjeli masih belum Siap Bu. Anjeli masih takut untuk berhubungan badan dengan mas Mirza. "

"Apa yang kamu takutkan Nak? Dia sudah sah menjadi suamimu. Justru dengan kalian berhubungan badan, akan menambah keharmonisan keluarga kalian. Apalagi jika nanti hubungan itu akan menghasilkan seorang anak. Maka keluarga kalian akan lebih bahagia. Jangan sampai kamu menyesal, saat menolak Mirza dan dia malah mencari tempat lain untuk menuntaskan hasratnya. Seorang istri adalah ladang bagi suami. Jadi ketika dia datang kepadamu untuk menuntaskan hasratnya, maka kamu harus memenuhinya. Sekalipun kamu berada pada keadaan yang tidak Suci atau haid, kamu masih bisa menuntaskan hasratnya dengan cara yang lain tanpa harus suamimu memasuki dalam kemaluanmu. Ibu harap kamu mengerti apa yang Ibu sampaikan ini nak. Karena urusan ranjang itu memang sangat penting dalam sebuah pernikahan. Jika seorang suami tidak puas kepada istrinya, dikhawatirkan sang suami akan mencari kepuasan yang lain di luar sana. Apalagi kalau sampai berzina dengan orang lain itu akan sangat berbahaya. "

Anjeli mencerna setiap perkataan dari ibunya, dia merasa bersalah kepada Mirza. Mulai sekarang dia akan belajar untuk bisa menerima setiap sentuhan Mirza agar dia tidak merasa canggung lagi dengan suaminya. Memang tidak bisa dipungkiri menerima seseorang yang baru itu sangat sulit. Apalagi Anjeli dan Mirza sebelumnya belum pernah berkenalan dekat tiba-tiba mereka harus langsung menikah.

"Iya Bu, Anjeli mengerti, mulai sekarang Anjeli akan berusaha untuk menerima Mas Mirza. Anjeli akan berusaha untuk melayaninya dengan baik. "

"Bagus itu nak, Ibu mengerti jika kamu emang belum bisa mencintai dia, cinta itu datang dengan sendirinya. cintailah Mirza karena Allah. Kalau dia memang belum menaati aturan Allah sepenuhnya, maka istri wajib untuk membimbing suaminya ke jalan Allah jika memang Mirza sekarang belum menunaikan shalat seperti yang kamu ceritakan waktu itu, mungkin dengan kamu memuaskannya di atas ranjang, kamu bisa sedikit demi sedikit menasehatinya, setiap kali kalian selesai berhubungan. Karena setelah selesai dan dia puas, ia akan merasa bahagia juga baik. Dan itu bisa menjadi celah untukmu membimbing dia ke arah yang lebih baik."

"Baik Ibu, Anjeli Insyaallah akan berusaha untuk menjadi istri yang lebih baik."

Anjeli pun menutup sambungan telepon dengan ibunya. Dia telah selesai memasak malam ini dia ingin mandi kemudian berganti pakaian yan seseksi mungkin, agar Mirza bisa melihatnya. Mungkin itu akan bisa memancing hazrat Mirza.

*******

Mirza melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Di saat dia menginginkan Anjeli, kenapa harus ditolak? Tapi bukankah dia sendiri yang mengatakan akan menunggu sampai Anjeli siap?

" Kenapa Anjeli menolakku? Sampai kapan dia akan terus menolakku? Bukankah dia tahu agama? Harusnya dia tahu hukum seorang istri menolak suaminya. " lirih Mirza ketika berada di dalam mobil.

Mirza melajukan mobilnya menuju ke klub malam langganannya. Dia akan meneguk Vodca malam ini. Pikiran Mirza kacau. Beban beratnya pada pekerjaan ditambah lagi dengan istrinya yang belum mau melayani nya, membuat Mirza stres dan pelariannya tak lain adalah minuman keras.

" Mau minum apa Bro? "

" Vodka Rom."

" Beneran ZA? Lo bisa mabuk kalau minum Vodka."

"Biarin aja Rom, gue pengen mabuk malam ini. "

" Ya sudah kalau emang itu mau lho. "

Mirza meneguk vodcanya, lama-kelamaan dia merasa pandangannya memudar, pikirannya melayang, bibirnya meracau memanggil nama Anjeli. Romi yang berada di depannya merasa prihatin dengan keadaan Mirza. Mirza adalah orang yang baik, tapi entah kenapa dia harus terjebak pada keadaan yang menyulitkan dirinya seperti ini lingkaran hitam dan mungkin karena dia dulunya salah pergaulan atau beban hidupnya yang terlalu berat. Itu dugaan Romi.

Kelly yang sedang duduk di meja bar, melihat Mirza dalam keadaan mabuk. Entah kenapa dia merasa senang jika Mirza mabuk seperti itu. Dia berharap Rencananya akan berjalan dengan mulus setelah ini.