Chereads / SINCERITY OF LOVE (END) (SUDAH TERBIT) / Chapter 10 - MALAM PERTAMA ANJELI&MIRZA

Chapter 10 - MALAM PERTAMA ANJELI&MIRZA

Anjeli merasa malu setelah apa yang baru saja dia ucapkan kepada Mirza. Mirza terkekeh ketika mendengar istrinya yang biasanya malu-malu, tiba-tiba bersikap agresif seperti seperti itu. Tangan Mirza mengusap pipi Anjeli dengan lembut, mereka saling menatap seolah saling mencurahkan rasa cinta satu sama lain. Mirza belum pernah merasakan hatinya hangat seperti ini. Begitu juga dengan Anjeli.

" Apa kamu tidak ngantuk? "

" Tidak Mas, Aku kan tadi sudah tidur. Maaf aku nungguin kamu malah ketiduran. "

"Tidak apa-apa Anjeli, aku yang bersalah karena tidak memberitahumu kalau aku pulang terlambat."

"Lalu bagaimana sekarang, Mas?" Mirza tersenyum melihat Anjeli ternyata juga bisa merajuk seperti itu. Sesuatu yang unik yang baru saja dia temukan dari istrinya. Mirza malah bertambah cinta pada Anjeli. Dalam pernikahan mereka memang selalu ada kejutan-kejutan baru setiap harinya.

"Sebentar ya aku mau ke ruang kerjaku dulu, nanti aku akan kembali ke sini. Bersiap-siaplah menyambutku. "Ucap Mirza sambil mengusap lembut rambut Anjeli lalu mengerlingkan matanya.

Pipi Anjeli sudah merah merona saat Mirza mengatakan seperti itu. Jantungnya berdebar dengan kencang, dalam hitungan menit dia akan melepaskan satu-satunya harta berharga yang dia punya dalam dirinya. Harta yang seharusnya dijaga oleh setiap perempuan hingga suaminya yang mengambilnya.

Anjeli segera bersiap-siap dia akan membersihkan diri lalu mengenakan lingerie yang dia beli tadi siang. Ada rasa risih ketika dia mengenakannya. Tapi tubuhnya yang proporsional, sebenarnya sangat cocok dengan lingerie yang dia beli tadi siang. Warnanya putih dengan tali spaghettinya dengan paduan bahan satin dan renda yang menambah kesan seksi di tubuhnya. Rambutnya dia biarkan tergerai dengan indah. Tidak lupa dia menyemprotkan parfum di sekujur tubuhnya. Anjeli benar-benar menerapkan pengetahuannya yang di dapat dari internet ke dunia nyata.

Mirza merasa tidak percaya diri ketika berhadapan dengan Anjeli, apalagi untuk hubungan suami istri. Dia terpaksa harus kembali ke ruang kerjanya untuk menghirup sesuatu yang dia butuhkan untuk menambah rasa percaya dirinya, dan keperkasaannya di atas ranjang nanti.

Mirza ingat bahwa seorang temannya pernah bilang apa yang dihirup nya saat ini bisa meningkatkan gairah seks dan kepercayaan diri ketika berhubungan seksual. Mirza tidak tahu bahwa resiko yang akan ditimbulkannya nanti jauh lebih besar daripada manfaat semu yang dia anggap saat ini. Mirza tidak tahu bahwa apa yang dilakukannya ini akan lebih besar mudharatnya.

Setelah menyelesaikan kegiatannya di dalam ruang kerja, Mirza mandi terlebih dahulu lalu berganti pakaian lebih santai, dia juga lebih percaya diri sekarang dan adrenalinnya terasa lebih meningkat. Rasa Bahagia yang berlebihan juga ia rasakan apalagi dengan sesuatu yang akan ditawarkan istrinya nanti.

Setelah mandi dan mengganti pakaian, Mirza langsung menuju ke kamar istrinya, dengan hati-hati dia membuka pintu kamarnya. Betapa senang hatinya melihat istrinya bak seorang bidadari yang sedang duduk di atas ranjang. Dengan rambut yang tergerai indah kulit yang putih dan mulus dengan baju yang seksi berwarna putih transparan. Ada sesuatu yang tiba-tiba menekan Mirza dibagian bawah.Dia merasa adrenalinnya berpacu dengan cepat. Tapi dia berusaha untuk membuat Anjeli nyaman dan tidak tergesa-gesa.

Mirza menghampiri istrinya, dia menyentuh pelan, saling bercumbu hingga menimbulkan sesuatu yang panas terbakar di diri mereka masing-masing. Keintiman yang terjadi malam itu membuat mereka terbawa suasana. Mereka berdua hanyut dalam sentuhan masing-masing. Mirza yang baru pertama merasakan gairahnya tersalurkan, merasa puas dengan kegiatannya malam ini. Sedangkan Anjeli yang bajunya entah ada dimana, dibuang oleh Mirza dengan sembarangan, berusaha Menutupi tubuhnya dengan selimut. Dia masih merasa malu dan canggung dengan suaminya sendiri.

Anjeli dan Mirza sama-sama merebahkan diri di atas ranjang yang sama. Bercak darah yang tercetak di sprei warna putihnya membuktikan bahwa telah lepas harta satu-satunya yang dimiliki Anjeli. Dia tidak menyesal, karena dia telah memberikannya kepada seseorang yang halal untuknya. Hanya saja rasa malu masih mendominasi dalam dirinya. Mirza mengecup kening istrinyanya dengan lembut. Lalu tersenyum ke arah Anjeli.

" Terima kasih sayang, kamu telah memberikan sesuatu yang indah malam ini kepadaku. Aku tidak akan pernah melupakan malam ini. " ucap Mirza dengan suara yang agak berat.

"Sama-sama mas."

Mirza seolah tidak lelah dengan kegiatannya, Bahkan dia mengulangnya beberapa kali dengan Anjeli. Sampai Anjeli merasa kelelahan. Namun Mirza yang memperoleh asupan sebelumnya, masih kuat dengan aktivitasnya. Seolah tidak ada lelahnya. Tapi setelah pukul 3 dini hari, Mirza terlihat kasihan melihat Anjeli yang nampak sudah kelelahan melayaninya. Akhirnya dia menyuruh Anjeli untuk tidur.

Anjeli yang merasa sangat kelelahan, akhirnya tidur di pelukan Mirza dengan selimut yang menutupi tubuh mereka. Setelah memastikan Anjeli benar-benar tertidur, Mirza beranjak dari tempat tidur lalu mengenakan bajunya kembali, Dia berdiri di balkon kamarnya, menyalakan rokok dan menghisapnya. Dia sama sekali tidak merasa lelah. Dalam hati Mirza merasa dirinya sangat bahagia malam ini. Dia akhirnya bisa mendapatkan Anjeli seutuhnya.

Anjeli telah mengisi ruang di hatinya yang kosong. Mirza ingin melepaskan sesuatu yang mengganjal di hatinya. Yang sampai saat ini belum bisa dilepaskan. Dia tahu kalau nanti Anjeli mengetahui Sisi gelapnya yang satu ini, mungkin Anjeli akan sangat marah padanya. Tiba-tiba terbersit dalam hati Mirza, ingin mengakhiri semuanya. Sebelum Anjeli tahu tentang semuanya. Dia bertekad untuk melepaskan barang haram yang selama ini dikonsumsinya, dia ingin menjalani rehabilitasi, sebelum semuanya terlambat.

Mirza mematikan puntung rokok nya. Dia berjalan ke ranjang yang sekarang ini ditiduri Anjeli. Dia mengusap lembut pipi istrinya. Hatinya berdesir ketika melihat istrinya yang tanpa sehelai benang pun.

Mirza memposisikan dirinya di sebelah Anjeli memeluknya dengan erat kemudian dia pun tertidur.

Anjeli bangun ketika sinar matahari menerobos dari celah jendela kamarnya. Cahaya itu mengenai wajahnya, sontak membuat Anjeli terbangun. Ia melihat jam yang ada di atas nakas."astagfirullah, sudah jam 7!! Pekik Anjeli. Anjeli buru-buru mengikat rambutnya ketika ia hendak turun dari ranjang, dia baru menyadari bahwa dirinya tanpa sehelai benang pun. Dia menoleh ke samping ternyata suaminya masih terlelap tidur.

Anjeli mencari cari baju yang entah dibuang Mirza kemana tadi malam. Setelah ketemu dia langsung mengenakannya dan beranjak ke kamar mandi, membersihkan dirinya dan mandi besar. Ada rasa nyeri di bagian intinya yang sangat menyiksanya pagi ini. Tapi dia berusaha untuk membiasakan diri dengan rasa sakit itu. Karena dia menyadari bahwa seorang istri adalah ladang bagi suaminya. Jadi mulai hari ini Anjeli akan berusaha untuk terbiasa menghadapi suaminya. Anjeli menunaikan salat subuh meski terlambat. Karena dia memang tidak sengaja melakukannya.

Setelah menunaikan salat subuh, dia melihat suaminya yang masih saja terlelap tidur. Anjeli berpikir mungkin setelah ini, Anjeli akan pelan-pelan untuk membimbing Mirza agar dia mau shalat. Karena shalat yang bisa mencegah diri kita dari kemaksiatan. Semoga suaminya mau shalat dan juga meninggalkan minuman keras yang selama ini sering dikonsumsinya.