Setelah shalat maghrib, Anjeli bersiap-siap untuk merapikan diri dia belajar berdandan dan mengenakan pakaian yang sedikit terbuka. Hanya untuk menyambut suaminya. Anjeli merasa dirinya saat ini bukan Anjeli yang biasanya. Semua ia lakukan hanya demi membahagiakan Mirza di malam pertamanya nanti.
Setelah pulang dari kampus, kemudian menengok ibunya sebentar, Anjeli tadi menyempatkan diri pergi ke salah satu pusat perbelanjaan hanya untuk mencari lingerie. Sebelumnya Anjeli sudah membaca beberapa artikel bagaimana caranya membahagiakan suami diatas ranjang. Kebetulan dia juga punya teman sekampus yang sudah menikah. Anjeli yang masih polos terpaksa harus membaca dan mencari tahu dari temannya bagaimana cara untuk menyenangkan suami.
Semua ia lakukan hanya untuk Mirza, berharap setelah malam Ini, Mirza lebih terbuka dengannya, dan Anjeli juga lebih mudah untuk membimbing Mirza kembali ke jalan yang benar.
Anjeli tahu dan yakin bahwa sebenarnya Mirza adalah laki-laki yang baik. Hanya saja Entah kenapa dia harus terjerumus ke hal yang tidak baik. Anjeli akan mencari tahu itu nanti setelah kegiatan bercintanya.
Adzan isya sudah berkumandang, tapi Mirza belum juga pulang. Anjeli terpaksa mengganti pakaiannya dan bergegas untuk mengambil air wudhu dan menunaikan Shalat Isya terlebih dahulu. Selepas Shalat Isya' dan membaca Al-qur'an, Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, namun Mirza belum juga pulang. Mirza tidak memberi kabar kenapa dia pulang terlambat, bukannya Anjeli marah karena Mirza mengingkari janjinya untuk pulang lebih awal, namun Anjeli hanya khawatir terjadi apa-apa dengan Mirza di jalan.
Anjeli berusaha untuk menghubungi Mirza beberapa kali namun teleponnya tidak diangkat. Anjeli bertambah khawatir, tapi dia berusaha untuk tenang. Dia masuk ke dalam kamar lalu melihat lingerie yang tadi di ia beli. Harusnya saat ini dia sedang memakainya di depan suaminya, tapi sampai saat ini Mirza belum juga pulang.
**********
Mirza asyik mengobrol dengan Alea disalah satu Coffee Shop dengan logo putri duyung yang memegang ekor itu. Alea adalah masalalu Mirza, yang meninggalkan Mirza ke luar negeri tanpa berpamitan kepada Mirza sebelumnya. Pertemuan kali ini Alea ingin menjelaskan semua permasalahan yang terjadi waktu itu.
" Maaf ya Za, waktu itu aku harus segera pergi ke LA. Aku tidak memberitahumu, karena aku tidak bisa meninggalkanmu dalam keadaan kecewa. Oleh sebab itu aku pergi tanpa berpamitan kepadamu terlebih dahulu." Mirza hanya terdiam mendengarkan semua penjelasan dari Alea. Tapi kemudian dia menanggapi juga.
"Tapi akhirnya kamu menikah dengan laki-laki sana kan?"
" Ya aku terpaksa menikah dengan Justin. Tapi sekarang aku udah bercerai sama dia. Ternyata banyak sekali ketidakcocokan diantara kami."
" Oh begitu ya?" Mirza hanya bisa mendengarkan Alea. Sekarang dia tahu Alea itu seperti apa. Walaupun Alea sudah bercerai dengan suaminya, bukan berarti dia akan kembali kepada Alea. Cintanya kepada Alea sudah Iya kubur dalam-dalam.
Meskipun tidak bisa dipungkiri, masih ada getaran dalam hatinya ketika melihat Alea. Walau bagaimanapun Alea pernah singgah di hatinya beberapa tahun lamanya.
" Mirza, saat ini aku kembali lagi ke Indonesia. Aku ingin minta maaf sama kamu. Kamu mau kan kembali lagi sama aku?" Ucap Alea sambil menggenggam tangan Mirza tapi Mirza buru-buru menepisnya.
Mirza tersenyum sinis."Setelah kamu meninggalkan aku, lalu menikah dengan laki-laki lain tanpa ada sedikitpun rasa bersalah, kamu datang kembali ke sini untuk meminta maaf padaku? Gampang sekali ya kamu melukai perasaanku lalu meminta maaf dengan seenaknya. Asal kamu tahu, aku sudah menikah sekarang. Dan aku bahagia dengan istriku. Setidaknya dia adalah perempuan yang Sholihah, dan setia. "
Alea merasa tersindir dengan ucapan Mirza.
" Kamu sudah menikah? Kamu pasti bohong kan Mirza, kamu tidak perlu berbohong hanya agar aku menjauhimu. Aku tidak percaya, dan aku akan berusaha untuk mendapatkan cintamu lagi. "
" Terserah kamu Alea, yang jelas sekarang aku sudah bahagia dengan istriku. Dan jangan pernah ganggu hubunganku dengan istriku. Hubungan kita adalah hubungan masa lalu. Aku mau disini denganmu, karena ingin menyelesaikan semua yang terjadi di masa lalu. Dan sekarang semuanya sudah selesai. Dan maaf mulai saat ini jangan pernah temui aku lagi, Kalaupun kita bertemu pura-puralah kita tidak saling mengenal. "
"Kenapa kamu berbicara seperti itu Mirza? Bukankah kamu dulu sangat mencintaiku? Begitu mudahnya kamu melupakanku Mirza?"
"Itu dulu Alea, sebelum kamu meninggalkanku dan mengkhianatiku. Sekarang cintaku hanya untuk istriku tidak ada yang lain. Kita akhiri semuanya sampai disini dan semoga kamu mendapatkan cinta yang baru yang pantas untukmu." Mirza beranjak dari tempat duduknya kalau meninggalkan Alea begitu saja.
" Aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan cintamu lagi Mirza." Teriak Alea dari tempat duduknya. Sampai orang-orang di sekelilingnya menoleh ke arahnya.
Mirza melirik arlojinya saat berada di dalam mobil, dia terkejut karena Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Ini sudah sangat terlambat untuk pulang ke rumah. Anjeli pasti sedang menunggunya saat ini. Mirza mengemudi dengan kecepatan tinggi untuk bisa sampai rumah secepatnya. Dia tidak peduli dengan jalanan di Ibukota yang masih sangat ramai meskipun sudah hampir tengah malam.
Mirza sampai di rumah setengah jam kemudian, dia melihat lampu ruang tengahnya masih menyala, dia menduga Anjeli masih terjaga. Tapi biasanya Anjeli jam 9 sudah tertidur. Mirza yang takut kalau Anjeli sudah tidur, akhirnya masuk ke dalam rumah dengan kunci cadangan yang selalu ia bawa.
Ia membuka pintu lalu berjalan dengan hati-hati, betapa terenyuh hatinya saat melihat istri tercintanya tidur dalam posisi setengah duduk sambil membenamkan wajahnya di sandaran sofa di depan televisi yang masih menyala. Mirza duduk berjongkok di depan istrinya yang sedang tertidur, dia mengusap lembut rambut istrinya yang dibiarkan terbuka tanpa jilbab seperti biasanya.
Dalam hati Mirza menduga Anjeli pasti sudah mempersiapkan semuanya seperti kesepakatan mereka tadi pagi, tapi melihat Anjeli yang tertidur. Dia menjadi enggan untuk memulai kegiatan bercintanya malam ini. Pelan-pelan dia mengangkat tubuh Anjeli lalu menggendongnya untuk dibaringkan di dalam kamar.
Anjeli saat ini menggunakan pakaian yang sedikit terbuka tapi bukan lingerie, berbaring di atas kasur dengan rambut yang tergerai. Mirza hanya bisa mengusap lembut pipinya lalu rambutnya. Menikmati setiap inchi wajah dan tubuh Anjeli. Mirza buru-buru menarik tangannya saat Anjeli tiba-tiba menggeliat. Anjeli mengerjapkan matanya dan kaget saat menangkap sosok Mirza yang sekarang berada di depannya. Ia juga merasakan berada di kasur yang empuk saat ini. Anjeli menduga Mirza yang telah mengangkatnya.
" Mas Mirza sudah pulang? "
" Sudah Anjeli. Maaf kalau aku sudah membangunkanmu. "
"Tidak apa-apa, yang penting Mas Mirza baik-baik saja. Tadi Aku khawatir terjadi apa-apa dengan mas Mirza, karena pulang terlambat."
" Maaf tadi aku ada meeting sampai malam dan lupa untuk memberitahumu. "
" Tidak apa-apa Mas, apa Mas mau memulainya sekarang? " Anjeli tampak malu-malu saat mengatakannya. Tapi tidak ada salahnya dia menawarkan diri kepada suaminya sendiri terlebih dahulu.