Ketika pagi tiba, Anjeli sudah menyiapkan makanan untuk Mirza. Tapi Mirza masih saja terlihat nyenyak dalam tidurnya hingga waktu menunjukkan pukul 6 pagi.
Akhirnya Anjeli membangunkannya, karena Mirza harus pergi ke kantor Pagi ini. Saat Anjeli berada di dapur, Ia mendengar suara orang muntah dari dalam kamarnya. Dia segera menghampiri sumber suara itu. Dan ternyata Mirza sedang menumpahkan isi perutnya di kamar mandi. Anjeli tidak pernah tahu jika efek orang setelah mabuk akan mengalami mual dan muntah setelahnya.
Anjeli dengan cekatan, membuka pintu kamarnya dan menuju ke kamar mandi tempat Mirza menumpahkan isi perutnya.
"Mas, Mas Mirza kenapa? Sakit ya? "
Mirza tidak menjawab, Dia seakan mendiamkan Anjeli
Anjeli yang merasa didiamkan oleh Mirza segera mendekat lalu memegang lengan Mirza. Namun Mirza menepisnya.
"Maafkan aku ya Mas. Aku sudah mengecewakanmu tadi malam. Aku janji aku tidak akan mengulangi hal seperti itu lagi. Aku akan menjadi istri yang baik untukmu. " Mirza pun menoleh kearah Anjeli, dia melihat mata Anjeli berkaca-kaca. Tak Tega rasanya melihat istrinya menangis. Mirza yang sedari awal sudah mencintai Anjeli walaupun hanya dari fotonya saja, merasa sakit ketika melihat orang yang dia cintai menangis.
Mirza memang punya sisi gelap yang tidak semua orang tahu, tapi dia mempunyai hati yang tulus ketika benar-benar mencintai seseorang. Dan saat ini yang dia cintai adalah Anjeli, istrinya.
Mirza menangkup wajah istrinya lalu menyentuh pipinya. Mereka saling berpandangan, saling mengutarakan isi hati masing-masing lewat tatapan mereka.
"Apa kamu yakin? Sebenarnya aku tidak mau memaksamu, tapi sebagai seorang laki-laki aku juga punya keinginan yang harus dipenuhi oleh istrinya. Kamu mengerti kan? "
" Iya Mas aku mengerti, Maafkan aku jika kemarin aku membuatmu kecewa. Aku hanya masih belum siap untuk melakukan hal itu. Tapi kini aku akan siap menyerahkan semuanya untuk Mas Mirza. Mas Mirza berhak atas semua yang ada padaku. Jadi aku akan berdosa jika aku menolakmu. Seperti yang aku lakukan kemarin. "
Mirza tersenyum, raut wajah istrinya yang sendu melembutkan hatinya, Mirza memang bukan seorang yang pendendam Oleh sebab itu dia tidak pernah bisa untuk marah kepada orang lain apalagi kepada orang yang sangat ia cintai. Mirza mengecup pipi Anjeli sekilas lalu ke keningnya. Sebagai ungkapan rasa sayangnya terhadap Anjeli.
" Mungkin kita bisa melakukannya nanti malam. Jadi persiapkan dirimu untuk menyambut ku nanti malam ya. "Ucap Mirza sedikit menggoda istrinya. Anjeli ikut tersenyum saat Mirza juga tersenyum. Anjeli bersyukur mempunyai suami seperti Mirza. Walaupun ada banyak hal yang belum ia tahu dari suaminya, tapi dia akan berusaha untuk menerima segala kelebihan dan kekurangan suaminya.
"Iya Mas, aku akan akan mempersiapkan diri untuk menyambutmu nanti malam. Sekarang Mas Mirzaa mandi ya lalu kita sarapan bersama. Aku sudah masak buat Mas."
" Janji ya, tidak boleh Bohong lo. "
"Iya Mas Insya Allah. " Mirza masuk kedalam kamar mandi dengan perasaan yang bahagia, bahkan sesekali terdengar Iya bersiul-siul di dalam kamar mandi. Anjeli geli sendiri mendengar suara Mirza yang terdengar lucu. satu hal baru lagi kebiasaan Mirza yang baru Anjeli tahu.
Dari awal pernikahan sampai sekarang, memang banyak kejutan diantara mereka. Mereka yang tadinya tidak saling mengenal, harus bersatu dalam sebuah pernikahan. Kebiasaan Anjeli yang baru Mirza ketahui dan kebiasaan Mirza yang baru Anjeli ketahui setelah menikah.
Mirza menikmati sarapan paginya dengan lebih bersemangat, ucapan istrinya tadi seperti multivitamin. Dia pun ingin buru-buru pulang untuk menuntaskan hasratnya kepada istrinya yang telah lama ia pendam.
Anjeli mencium tangan suaminya saat Mirza akan berangkat ke kantor begitu juga Mirza yang sudah tidak canggung lagi mencium kening istrinya.
Anjeli melihat mobil suaminya yang semakin menjauh, ada rasa bahagia dalam hatinya ketika mulai ada keterbukaan antara dia dengan Mirza. Memang butuh waktu lama untuk menyesuaikan diri satu sama lain dari dua orang yang tadinya tidak saling mengenal. Tapi perlahan Anjeli sudah mulai mengerti kebiasaan Mirza. Walaupun Tadi malam dia sempat syok dengan kebiasaan Mirza yang ternyata suka minum minuman keras.
Anjeli bertekad untuk bisa membantu Mirza kembali ke jalan yang benar, Semoga dengan dia menyerahkanya malam nanti, Mirza menjadi lebih mudah untuk dibimbing ke jalan yang benar. Ia berdoa agar Allah membuka pintu hati Mirza agar dia mau Shalat dan meninggalkan minuman keras.
********
" Bos hari ini ada meeting dengan beberapa rekanan perusahaan kita. Yaitu 10 pagi, jam 2 siang dan jam 7 malam. "
" Aku minta cancel untuk yang jam 7 malam. Malam ini aku tidak bisa. Karena ada urusan di rumah. "
"Tidak bisa Bos ini orang penting dan dia ingin makan malam bersama bos."
" Emang sepenting apa sih? "
" Ini yang mewakili Yunano dari Jepang Bos. Perusahaan ini yang nantinya akan mensuplai mesinn untuk produk baru kita Bos. Jadi bos harus menemui mereka nanti malam. "
Mirza mendadak galau, di satu sisi dia memikirkan perusahaannya tapi di sisi lain dia sudah berjanji untuk membuka segel Anjeli malam ini. Mirza memijit keningnya, bingung harus menentukan sikap. Dulu dia tidak pernah pusing dengan pekerjaannya, tapi sekarang setelah mempunyai istri, dia punya prioritas lain selain pekerjaan. Kebutuhan batiniah yang harus disalurkan.
" Baiklah, nanti aku akan ke sana menemui mereka."
" Nah gitu dong Bos. "Ucap Beni.
Mirza telah siap berpenampilan rapi untuk menemui rekanan bisnisnya nya dari perwakilan Yu Nano Japan. Mirza akan menjamu mereka dengan sebaik mungkin. Pukul 7 malam Mirza sudah sampai lebih dulu di restoran hotel bintang 5 yang mereka sepakati. Mirza sebagai tuan rumah, hadir lebih awal untuk menyambut mereka. Tepat pukul 7 lebih 15 menit perwakilan dari Yunano." Mereka yang dirunghi akhirnya dagang Akhirnya Datang. Mereka bersalaman lalu bercakap-cakap.
Pembicaraan mereka memang sangat penting. Karena ini menyangkut kemajuan bisnis Mirza. Sampai tak terasa mereka berbincang sampai pukul 09.00. Mirza sesekali melihat arlojinya, hatinya gelisah karena dia ingin pertemuan ini cepat berakhir dan dia bisa segera pulang menemui istrinya.
" Arigatou Gozaimasu. " perwakilan dari Yunano Japan mengucapkan terima kasih kepada Mirza karena telah menjamu mereka dengan sangat baik. Dan pertemuan itu menghasilkan kesepakatan antara perusahaan Mirza dengan Yunano.
Sampai Di pelataran parkir, Mirza dikejutkan dengan kehadiran seseorang yang selama ini mati-matian ia lupakan. Perempuan itu berjalan dengan Anggun menemui Mirza.
" Mirza apa kabar? "
" Eh.. Baik. " Hanya itu yang yang dikatakan oleh Mirza, rasa cintanya kepada Alea memang sudah lama ia kubur. Tapi bukan berarti tanpa sisa.
" Mau ngopi ngopi sebentar? "
Entah kenapa Mirza spontan menganggukkan kepalanya. Dia melupakan janjinya dengan Anjeli untuk pulang secepatnya.