DINDA-S2
BAB 28. Tak Terduga.
(Ada beberapa kata-kata kasar. Tolong bijak dalam membaca dan menyikapi❤️❤️❤️)
Dinda menikmati kehidupan barunya. Erza memberikannya sebuah apartemen sederhana di kawasan Jakarta Barat. Erza selalu mengunjunginya saat ada kesempatan. Seperti pasangan kekasih pada umumnya.
Dinda sekarang bekerja sebagai kasir di sebuah resto cepat saji. Ayam goreng yang terkenal dengan 100 bumbu rahasianya. Dinda tidak punya ijasah SMA, jadi dia hanya bisa mendapatkan pekerjaan biasa. Dinda juga tak mau merepotkan Erza, walaupun Erza selalu memberinya uang tapi Dinda lebih memilih menabung uang itu untuk masa depan mereka.
"Babe? Kok lesu banget sih?" Erza memeluk Dinda setibanya di apartemen.
"Kelihatan?" Dinda membalas pelukan Erza.
"Iya, kenapa?"
"Gue kesel banget, Za. Tadi di tempat kerja ada pelanggan yang rese banget." curhat Dinda.
"Berhenti kerja aja kenapa sih, Din? Uang bulanan yang gue kasih kurang?" tanya Erza khawatir.
"Nggak kok, cukup banget." senyum Dinda.
"Ya udah donk ga usah kerja."
"Gue bosen, Za. Di rumahkan nggak ada kerjaan." Dinda membawa dua gelas es sirup ke ruang tamu.
"Kan elo bisa ke salon, perawatan, belanja, ngemall, ngapain kek! Nikmatin hidup elo lah, Din. Kaya cewek-cewek lain." Erza meneguk minumannya.
"Gue nggak tega pake uang loe buat foya-foya." Dinda ikutan duduk.
"Uangkan bisa dicari lagi. Bagi gue asal loe bahagia juga berapapun gue kasih. Kalau mampu sih!!" Erza tertawa.
"Liat loe aja gue udah bahagia kok, Za." ucap Dinda.
"Loe mau belajar setir nggak? Mobil gue jarang gue pake. Soalnyakan ABU lagi sering keliling tour." tawar Erza.
"Boleh, kapan-kapan elo ajarin gue ya, Za." senyum Dinda.
"Tapi nggak gratis hlo, kudu bayar."
"Hah?? Berapa?"
"Bayar pake cium sama peluk." Erza meringis jahil.
"Ih dasar!!" Dinda mencowel pipi Erza.
Dinda bersandar di dada Erza, menikmati wangi parfum yang keluar di balik kerah bajunya. Ada aroma cinammon yang manis, dan sedikit aroma laut yang segar. Dinda menyukai aromanya. Erza memeluk Dinda dan mengelus lengannya. Mereka berdua menikmati menonton sebuah film.
"Setelah tour ABU selesai gue kenalin sama bokap nyokap ya, Din?" Erza menatap wajah Dinda.
"Hah? Loe serius, Za? Gue belum siap." Dinda balas menatap wajah Erza.
"Ya seriuslah, Din. Kalau main-main nggak mungkin gue mau kenalin ke orang tua gue." Erza mencubit hidung Dinda.
"Ortu loe bakalan terima gue nggak, ya, Za?" Dinda khawatir, masa lalunya pasti berpengaruh pada pandangan orang tua Erza.
"Ya nggak usah cerita apa-apa, mereka nggak perlu tahu. Cukup kasih mereka senyum loe yang paling manis aja."
"Hla tapikan mereka pasti nanya tentang keluarga dan pendidikan gue, Za."
"Emang kenapa?"
"Mana ada orang tua yang boleh anaknya nikah sama cewek yang SMA aja nggak lulus."
"Ck.. itu cuma ketakutan loe aja, Din." Erza berdecak sebal. Dinda terlalu paranoid dengan lamarannya.
"Maafin gue, Za. Maaf.. nggak ada maksud buat nggak percaya sama keluarga loe."
"Iya, ingetkan yang gue bilang, elo itu berharga bagi gue. Jadi tenang aja, gue pasti perjuangin loe ke ortu." Erza mengelus pipi Dinda dengan jemarinya.
"Tapi kalau misal mereka beneran ga bisa terima gue gimana donk, Za?"
"Gampang, kita bikinin mereka cucu. Ntar pasti langsung luluh." Erza memeluk dan mencium leher Dinda.
"Ngaco!!" Dinda menggeliat karena geli.
"Jangan gerak terus, gue tambah kepengen." peluk Erza.
"Erza!!" Dinda sebel karena Erza terus menggodanya.
•••DINDA•••
.
.
"Gaes, gue bakalan cuti buat persiapan kawin, kalian jangan bikin rese ya!!" Riska berkacak pinggang, di depannya ada Uno, Baim, Andy, dan Erza.
"Kawin aja pake persiapan sih?" ucap Erza.
"Iya, biasa juga Uno langsung nyosor ngajakin kawinkan!!" sela Andy.
"Brengsek!! Anjing!!" Uno mengeplak kepala Andy.
"Ya uda gue ralat!! Persiapan NIKAH!! Berhubung Uno masih ada kontrak tour, mau nggak mau gue kudu siapin semua sendiri!! Repot sendiri!!" Riska mulai menaikan nada suaranya.
"Yang penting nggak keluar duit sendirikan, Babe!" sela Uno.
Yang lain ketawa ngakak.
"Iya, gue juga ogah nikah kalau kagak pake duit loe!!" jewer Riska.
"Ampun, Beb..!"
"Jadi selama gue tinggal, ntar ada manager baru yang gantiin gue. Namanya Cicil, kalian kudu nurut." Riska mulai ceramah, kaya guru TK ceramah ke murit-muritnya.
"Terutama elo, Za!! Awas loe bikin ribut lagi!!" ancam Riska.
"Siap boss." Erza memberikan tanda hormat.
"Kalian jangan lupa latihan juga. Truskan single barunya mau launcing. Jangan lupa persiapan stamina." Riska kembali ngomel, kasih wejangan.
"Bini loe cerewet banget, ajak kawin ge.. biar diem." Andy berbisik pada Uno.
"Ogah, ntar gue kena tampol."
"Jangan ngomongin kawim mulu kenapa? Kasihan Erza, dia masih perjaka." ledek Baim.
"Ah..gue penganut paham no sexx before marriage." jawab Erza.
"Bohong banget. Bilang aja belum keturutan, Za." dorong Baim.
"Gue nungguin Dinda siap kok. Gue nggak mau bikin perasaan dia terluka hanya karena masalah sexx doang."
"Sabar, ya, Sob. Nikah dulu aja, biar nggak dosa." peluk Baim.
"Orang berdosa teriak dosa.." Erza ketawa.
"Fu*k, elo bener!!" Baim ketawa.
•••DINDA•••
Dukung Kisah cinta Erza dan Dinda ya
Like, comment, dan +fav
❤️❤️❤️
Please vote Dinda
Thxque