Chereads / DINDA / Chapter 11 - GUE NGGAK RELA

Chapter 11 - GUE NGGAK RELA

DINDA

BAB 11. Gue Nggak Rela

Sudah beberapa hari sejak pertemuannya yang terakhir dengan Dinda. Walaupun Erza setiap hari datang ke sekolahan untuk mencari Dinda, namun Dinda selalu saja berhasil menghindarinya.

Ditambah lagi sekarang bandnya kebanjiran job manggung. Mereka jadi terkenal di kalangan anak-anak sekolahan setelah memenangkan festival music pelajar se-provinsi tahun ini. Bahkan ada sebuah label besar yang ingin menawari mereka untuk masuk dapur rekaman.

"Gaes, ada seorang produser yang ngajak kita ketemuan hari ini." Riska tampak berbinar-binar.

"Seriusan?" tanya Uno senang.

"Iya, Say, kita ditunggu nanti jam 5 sore di lobby hotel Nova. Beliaunya nginep di sana." Riska mencubit pipi pacaranya.

"Trus ntar ngapain di sana?"

"Ya paling ngobrol, trus kasih dia kaset demo kita. Udah gue siapin kok." jawab Riska.

"Wuuihh gile bener.. semoga lancar, ya, Allah." Andy membasuh mukanya dengan tangan, tanda mengakhiri doanya.

"Asyik nih, kita jadi terkenal." seru Baim.

"Elo jangan pasang tampang kusut deh, Za. Ntar produsernya kabur." ejek Baim.

"Iye." sambung Andy.

Erza nggak memperdulikan lagi ocehan teman-temannya. Tangannya masih asyik memainkan senar gitar. Erza hanya mengangguk pelan beberapa kali sebagai jawaban.

Riska bersiap, tangannya sibuk memasukkan semua keperluan mereka hari ini. CD demo, profil anggota, semua sertifikat penghargaan yang pernah di dapat ABU. Siapa tahu benda-benda ini diperlukan untuk meyakinkan sang produser.

At least, setelah sampai hotel, ABU dan Riska duduk di lobby hotel. Memesan beberapa minuman dan cake dari cafe hotel. Mereka duduk dan mengobrol ringan menunggu produsernya datang. Andy asyik menunjukan demo dramnya pada Baim, sedangkan Riska bercanda dengan Uno. Hanya Erza yang terdiam dan mengutak-atik ponselnya.

Bosan menunggu, Erza sesekali jelalatan mengamati interior hotel itu. Hotel berbintang lima memang terlihat mewah, batu marmer dan permainan LED membuat lobby hotel semakin terlihat menawan.

Erza meneguk kembali minumannya saat ia melihat sosok Dinda di kejauhan. Erza tersentak, dia spontan bangkit berdiri dan mengejar Dinda. Niatnya sempat di halangi oleh Uno, tapi Riska menarik tangan Uno. Mengatakan padanya agar membiarkan Erza mengejar Dinda.

Erza mencari sosok gadis tadi, apakah benar dia Dinda? Dan ternyata benar, Dinda bersiap menaiki lift untuk turun ke parkiran mobil bersama Satrio. Erza mengejarnya, di pincetnya tombol lift beberapa kali dengan kasar. Namun pintunya tak terbuka. Erza berlari menuruni tangga darurat menuju basement.

"DINDA!!" panggil Erza.

Erza berlari sepanjang koridor mengejar Dinda. Wajah Dinda tampak kaget dan pucat saat mengetahui Erza mengejarnya.

"Ayo pulang!!" Erza mencoba menarik tangan Dinda.

"Hei apa-apaan kamu?" cegah Satrio, tangannya menghempaskan gandengan Erza.

"BANGSAT!!!!" umpat Erza sambil memberikan sebuah pukulan tepat di wajah Satrio. Membuatnya tersungkur jatuh.

Satrio jatuh terselungkup, Dinda berusaha menolongnya, namun tangan Erza masih mencengkram erat lengannya.

"Ayo kita pergi..!" Erza menarik Dinda keluar koridor.

"Lepasin!! Lepasin Erza!!" Dinda meronta-ronta menarik tangannya dari cengkraman Erza. Erza menghentikan langkahnya dan membalikkan badan.

"Apa-apaan sih loe, Za?"

"Kenapa Dinda??? Kenapa??" Erza menggoncangkan tubuh mungil Dinda.

Dinda hanya diam saja, menghindari tatapan Erza yang menusuk hatinya. Rasa malu dan hina menguliti nuraninya. Tak mampu melihat wajah pria yang di cintainya begitu terpukul.

Erza melanjutkan ajakannya, menarik tangan Dinda ke parkiran motor. Hendak menganjaknya pulang. Dinda hanya bisa meringis kesakitan.

"Za, please berhenti!! Stop nyampurin urusan gue..!"

"Berhentilah melakukan dosa itu Dinda!!" teriak Erza.

"Atas dasar apa elo nyuru gue berhenti??" Dinda balas berteriak.

"Pergilah, Za. Jangan campuri urusan gue lagi."

Dinda mencoba berpaling, namun tangan Erza lebih dulu kembali menggenggam tangannya. Genggamannya terlalu kuat sampai Dinda kesakitan. Erza menarik Dinda mendekat, tubuh mereka berdekatan. Pandangan mereka bertemu.

Erza mencium lembut bibir Dinda. Ciuman itu menghentikan aksi Dinda yang terus berteriak dan memberontak. Rasa hangat dan basah begitu terasa di bibir tipis Dinda, membuat Dinda menjadi tenang.

"Gue cinta sama loe, Din. Baru kali ini gue ngerasain perasaan kaya gini. Aneh! Gue sendiri juga heran." Erza menghentikan lumatannya.

"Gue seneng saat ngeliatin loe, nggak bisa tidur saat inget sama senyuman loe. Dan yang paling aneh, gue bahagia saat bersama loe, dan sedih saat elo nolak gue, Din." lanjut Erza, dipeluknya tubuh Dinda.

Dahi Erza menempel di dahi Dinda. Begitu terasa tarikan nafas Erza yang panas dan berat menyentuh keningnya. Aroma tubuh Erza dan degupan jantungnya terdengar jelas di telinga Dinda.

"Gue nggak sanggup ngebayangin ada cowok lain nyentuh loe, Din. Sedetik, sekejap, sebentar atau sedikit apapun itu, gue nggak rela!! Apalagi membiarkan itu terjadi sama loe..!" Erza semakin menambah erat pelukannya, Dinda hanya bisa diam dan menikmati pelukan hangat Erza.

•••DINDA•••

Akhirnya Erza nembak Dinda juga.

Terus dukung kisah cinta mereka ya gaes..

Klik like, comment, dan pencet fav❤️

Jangan lupa kasih dukungan buat author yang haus pujian ini..><

Wkwkwkwkwk

Selamat membaca ^^

❤️❤️❤️❤️

Bagi banyak cinta untuk banyak orang