"Jadi, sekarang kamu sama Fall sudah seromantis itu? asik nih," Vanya heboh saat mendengar cerita Thella. Tentu saja ia sangat bahagia karena sahabatnya itu akhirnya bisa menemukan kebahagiaan.
"Iya, aku nggak nyangka juga trik yang kamu kasih manjur buat taklukin hatinya si Tuan Singa itu. Walaupun masih jutek, tapi mendinglah, ada sedikit bumbu romantisnya. paling nggak bisa lupa pas tadi pagi, aku minta peluk, di bonusin cium sama dia, seketika meleleh hati aku, Van." Cerita Thella tidak kalah heboh dengan reaksi Vanya saat mendengarnya.
"Serius, kamu? Berarti sukses banget dong, trik yang aku kasih ke kamu. Manusia super dingin seperti Fall bisa luluh juga, salut aku sama kamu. Tapi pada dasarnya sih, sepertinya dia memang sudah suka sama kamu dari awal. Cuma dia gengsi aja buat ngungkapinnya ke kamu," Vanya coba menebak-nebak.
"Iya juga sih, Van. Kalau dasarnya dia nggak suka, pasti jauh lebih sulit dong buat dapetin hatinya. Tapi bagus deh, aku nggak akan makan hati sekarang, aku malah jadi jatuh cinta sama dia, sifat sok cool-nya yang berhasil memikat hati aku,"Ujar Thella jujur. Dia memang jatuh hati saat ini pada pria yang bernama lengkap Naufal Ferdinand Roxy itu.
"Dulu aja, kamu bilang nggak sudi punya suami dia, eh, sekarang mau juga, munafik bener deh, sahabatku satu ini," Vanya menertawakan Thella karena teringat kalimat yang di ucapkan Thella saat pertama kali bertemu dengan Naufal di Bar saat itu.
"Iya juga ya, Van. Kayaknya aku kena karma, nih. Benci jadi cinta. Tapi bukan salah aku, lah. Saat pertama kali bertemu, memang Naufal itu sangat menyebalkan pake banget," Ungkap Thella, dia saat itu memang benar-benar tidak menyukai sikap Naufal yang sombong dan egois.
"Aku ngerti kok, kalau kamu saat itu kesel banget sama dia. Aku kalau jadi kamu juga pasti akan melakukan hal yang sama. Siapa sih, orang yang suka sama cowok tidak di kenal, datang langsung ngajak nikah, maksa lagi. Untung aja si Naufal ini dasarnya baik. Coba kalau dia mafia, udah pasti kamu bakalan di jual ke om-om hidung belang," Perkataan Vanya ada benarnya, Naufal memang dasarnya baik, tapi situasilah yang membentuk karakternya menjadi kasar, angkuh dan egois.
"Makanya, bersyukur banget aku nemuin cowok unik seperti dia. Barang langka, dia memang tipe suami potensial banget, dalam segala aspek, dia mendekati perfect tau nggak," Pada akhirnya Thella mengakui juga kalau Fall adalah suami yang tepat untuknya.
"Hei, Kalian Vanya sama Thella kan?" Seorang Pria seumuran Vanya dan Thella tiba-tiba mendatangi mereka.
"Dev..! Ini kamu?" Ucap Vanya dan Thella hampir bersamaan.
Pria tampan yang ada di hadapan mereka adalah teman kuliah Thella dan Vanya. Bernama David Alberd Vixel. Biasa di panggil Dev. Ia anak tunggal sekaligus pewaris tunggal dari pengusaha kaya Thomas Vixel, rekan kerja papa Thella.
"Ya, ini aku. Apa aku banyak berubah?" Dev minta pendapat dua wanita cantik itu untuk menilai penampilannya sekarang.
"Banyak, Dev. Kamu makin keren sekarang, Sesuai lah, pewaris tunggal," Vanya memuji Dev.
David sebenarnya cowok yang di taksir oleh Thella saat masih kuliah dulu. Hanya saja waktu, baik Dev ataupun Thella, sama-sama tidak di perbolehkan pacaran sebelum meraih gelar sarjana. Jadi, Terpaksa Dev dan Thella menjalin hubungan teman tapi mesra.
"Begitulah, sebagai ahli waris, harusnya aku memang keren kan? Sekarang aku udah bisa buat ngelamar Thella jadi istri," Ucap Dev asal, tapi sebenarnya itu memang akan dia lakukan.
"Uhukk..." Thella tersedak mendengar ucapan Dev. Tentu saja ia kaget, bukan hanya karena ia merasa itu tiba-tiba, tapi karena Dev belum tahu jika dirinya sudah bersuami sekarang.
"Sembarangan aja kamu, main lamar.. lamar.., di denda kamu sama om Alex kalo berani lakuin itu," Vanya secara halus memberi kode, tentang status Thella yang baru, tapi sepertinya David tidak menyadarinya.
"Masalah om Alex itu urusan aku, Vanya. Thella, boleh minta kontak kamu nggak?" Perhatian Dev kini kembali pada Thella. Pria itu sangat terpesona karena penampilan dan cara berpakaian Thella yang sangat elegan saat ini. Beda dengan dia yang dulu, agak terkesan tomboy.
"Bukannya tidak boleh, Dev. Tapi aku..."
Belum selesai bicara David sudah menyambar ponsel Thella, mencatat nomornya di sana, dan melakukan panggilan ke nomornya sendiri.
"Selesai. Aku sudah punya kontakmu. Lain kali aku akan menghubungimu. Aku pergi dulu, harus meeting dengan seseorang. see you! "
David meninggalkan mereka berdua yang masih saling pandang.Thella sendiri bingung harus apa. Kedekatannya dengan Dev di masalalu menurutnya telah berakhir.
"Gawat, kalau sampai David ganggu hubungan rumah tangga kamu sama Fall, bisa diusir kamu. Secara Fall kan baru saja buka hatinya buat kamu," Perkataan Vannya membuat gadis itu takut. Ia tidak ingin berpisah dengan Naufal di saat sayang-sayangnya begini.
"Tenang, Vanya. Aku akan cari jalan keluarnya. Untung aja, bukan ponsel pemberian Fall yang tadi di ambil sama Dev. Tapi bener juga katamu, David pasti bisa aja neror rumah tanggaku dengan Fall. Tahu sendiri, kan, kalau David itu terkenal brengsek," Thella sedikit tidak tenang dengan masalah ini. Tapi ia yakin, akan ada jalan keluar untuk masalahnya.
"Itulah kenapa, papamu tidak pernah setuju kamu berhubungan sama David, meskipun orang tua kalian bersahabat. Karena om Alex tau, David tidak baik untukmu," Vanya berargumen. Benar juga, sejak dulu papa Thella memang tidak pernah suka jika dia dan David menjalin hubungan. Itu karena perangai David yanng menurut Papanya terlalu buruk.
"Do'ain aja, semoga hubungan aku sama Fall baik-baik aja. Aku memang cukup khawatir, mengingat antara aku dan Fall sedang saling belajar mencintai. Aku takutnya Naufal berubah perasaannya terhadap aku setelah ada gangguan dari David. Aku nyesel deh, pernah naksir sama dia. Kayaknya aku hari ini akan bicarakan semuanya sama Fall." Thella mengaduk minumannya sambil sesekali menyeruputnya. Rasanya ia ingin sekali bertemu
dengan Fall dan menceritakan semuanya. Ia tidak ingin Fall mengira ia berselingkuh, jika sewaktu -waktu David mengganggunya.
"Betul banget, tuh. Kamu harus omongin semuanya sama Fall. Sebelum David merusuh diantara kalian. Aku yakin, seorang David tidak akan menyerah meskipun dia tahu, kalau kamu sudah menikah sekalipun." Vanya berkata dengan penuh keyakinan. David memang tipe orang yang seperti itu. Dia tidak bisa di remehkan. Apa yang ia inginkan, harus ia miliki.
"Pasti, Vanya. Aku nggak.akan biarin, siapapun merusak hubungan aku sama Naufal. Daripada David, Fall jauh lebih baik darinya kemana-mana," Thella kali ini serius. Ia tidak akn membiarkan David menjadi benalu diantara hubungannya dan Fall.
Fall, aku akan memperjuangkanmu, meskipun aku berhadapan dengan sepuluh ekor harimau sekalipun.