"Cium... cium.. cium..!" Teriak riuh para tamu undangan di pernikahan Thella dan Naufal saat janji nikah di antara mereka berdua sudah selesai di laksanakan.
Thella mematung. Ia ingin pergi dari hadapan Fall sekarang juga. Gadis itu tidak rela melepaskan ciuman pertamanya untuk Naufal, pria aneh dan egois yang tiba-tiba hadir dalam hidupnya.
Semoga Fall tidak berniat menciumku sekarang! Jangan lakuin itu fall, please, aku tau kamu nggak ada rasa buat aku, jadi nggak perlu ada wedding kiss, harap Thella dalam hati.
Tapi harapan Thella tidak terkabul, karena Fall sudah mengecup bibirnya sekarang, di iringi tepuk riuh tamu undangan. Thella kembali mematung saat Fall mengakhiri kecupannya.
Jantung Thella berdegup kencang, ini adalah saat pertama di dalam hidupnya ada seorang pria yang mencium bibirnya, tapi Thella kecewa, karena dia melakukannya bukan dengan orang yang di cintainya.
"Tetap bersikap manis. Berikan senyummu pada tamu-tamuku. Apa kamu begini karena tidak suka aku menciummu? Kamu lupa, kalau aku ini sekarang suamimu? setiap inci tubuhmu adalah milikku," Bisik Naufal yang membuat Thella merinding. Cepat-cepat ia mengangkat wajahnya dan tersenyum kepada seluruh tamu undangan.
Kalau saja dia punya hati sedikit saja, aku pasti akan terkesan padanya. Sikapnya yang seperti ini membuatku semakin membencinya, batin Thella.
Seluruh deretan acara resepsi Naufal dan Thella telah usai. Mereka meninggalkan gedung tempat akad dan resepsi di lakukan. Fall membawa istrinya kembali ke apartemennya.
"Fall..." Panggil Thella takut-takut. Ia sangat berusaha memberanikan diri.
"Hmm, ada apa?" Sahut Fall dengan jutek.
"Kita.. kita.. kita tidak akan tidur bersama kan?" Susah payah Thella mengeluarkan kalimat ini dari kerongkongannya.
"Di apartemenku hanya ada satu kamar. Kalau kamu mau tidur di lantai, kita tidak akan satu ranjang," Jawab Fall dingin. Sebenarnya di apartemen itu ada banyak kamar. Hanya saja ia tidak ingin berbeda kamar dengan Thella.
"Baik aku akan tidur di lantai," Sebenarnya Thella tidak yakin bisa tidur di lantai, karena ia tidak pernah melakukan itu.
"Terserah," Fall acuh pada keputusan Thella. Dia kesal karena gadis itu bahkan tidak ingin tidur satu ranjang dengannya.
Mereka telah sampai di apartemen Fall. Pria itu menggandengnya masuk, meskipun Thella menunjukkan penolakan, ia tidak perduli. Di bawanya Thella masuk ke dalam kamar mereka yang sangat luas.
Banyak etalase di dalam kamar itu. Ada etalase baju, tas, sepatu wanita. Thella heran, milik siapa semua barang-barang ini. jika milik mama Naufal, tentu saja ada di rumahnya, bukan di dalam apartemen pria itu.
"Semua ini barang-barangmu, pakai semuanya sesuka hati. ingat pesanku, tampil dengan sempurna setiap hari, jangan buat aku malu! Apa yang orang bilang tentangku kalau melihat istriku biasa-biasa saja, mereka akan mengira aku orang yang pelit." Oceh Naufal seperti biasa.
Naufal melepas jas nya dan melemparnya asal. begitu pula dengan sepatu, dasi, kaos kaki dan yang lainnya. Thella merasa kesal melihat kelakuan suaminya yang seperti itu.
"Fall, kamu tidak bisa rapi sedikit? lihatlah kamarmu, seperti kapal pecah," Keluh Thella, melihat sekeliling kamar Fall yang berantakan. Sepatu, tas, bola, selimut, raket, dan banyak lagi barang yang berantakan, keadaan ini berbanding terbalik dengan Thella yang pecinta kerapihan.
"Itu fungsinya kamu, sebagai istriku, kamu harus bereskan semua ini. Kamu masak yang enak, dandan yang cantik, lakukan semua yang menguntungkan untukku," Fall menjatuhkan dirinya ke atas kasurnya yang empuk dan tertidur.
Daripada jadi istri, aku malah merasa jadi babunya Fall. Aku jadi kangen rumah, tapi kalau aku kabur sekarang, sepertinya nggak akan menguntungkan, mungkin lebih baik kalau aku kerjain aja si Fall, Sebuah ide jahil muncul di benak Thella.
Thella membereskan seluruh ruangan kamar Naufal sampai kinclong, begitu pula ruangan lainnya, ia juga memasak untuk makan malam. Setelah semuanya selesai, ia memutuskan untuk berenang, setelah melihat kolam renang Fall yang berada di samping paviliun.
Thella menceburkan dirinya ke dalam kolam renang, perubahan suhu tubuh menjadi lebih dingin membuatnya rileks. Sejenak ia melupakan kekesalan dan emosinya terhadap Naufal. Banyak hal yang ia hatus pertimbangkan sebelum pergi meninggalkan pria berhati batu itu. Tanpa di sadari oleh Thella, Fall memperhatikannya dari balik jendela kaca kamar tidurnya. Perlahan, Fall turun dan menemui Thella yang sedang asyik berenang.
"Apa kau menyukai kolam renangku?" Ujar Naufal dengan nada datar seperti biasa.
Karena terkejut Thella refleks menyilangkan kedua tangannya agar bagian dadanya tidak terlihat oleh Fall, meskipun ia memakai kaos tertutup.
"Kamu fikir aku orang mesum? Dada rata seperti itu apa bagusnya?!" Cibir Naufal sambil tertawa mengejek.
"Baguslah, kalau kamu tidak normal," Balas Thella sambil.menyunggingkan senyum sinis pada Fall. Pria itu sedikit kaget, karena Thella berusaha mengimbangi permainannya.
"Aku normal, aku laki-laki tulen. Kamu pikir aku apa?!" Fall tampak marah, Thella tentu saja senang. Karena dia bisa membuat Naufal emosi.
"Aku pikir kamu setengah wanita..." Thella menertawakan Fall dan berenang menjauh. Cowok itu geram dengan perlakuan Thella yang berani mengejeknya.
Ia melepas kaosnya dan terjun ke dalam kolam menyusul Thella. Ia ingin memberi pelajaran Thella karena sudah membuatnya kesal.
Naufal memegang kuat kaki Thella, membuat gadis itu tidak bisa bergerak. Fall beralih berenang ke hdapan Thella, dia menatap tajam Thella seperti biasa.
Sepertinya, Naufal benar-benar marah. Aku harus berbuat apa sekarang? Memang benar kan, susah menang kalau melawan dia, batin Thella berkecamuk.
"Apa kamu sangat senang bisa mengejekku? Kamu pikir bisa melawanku? Atau kamu perlu bukti kalan aku ini seorang pria?" Fall bergerak maju, sebaliknya Thella bergerak mundur.
"Maaf.. aku.." Fall tidak memberi kesempatan Thella untuk bicara.
"Kenapa minta maaf? Apa kamu takut, istriku?" Fall terus bergerak maju sambil tersenyum jahat. Ini membuat Thella sedikit panik. Apalagi tidak ada ruang untuknya mundur, ia sudah sampai ke pinggir kolam.
Fall mengunci Thella dengan kedua tangannya. Fall menyeringai dan membuat gadis itu semakin ketakutan. Ia menyesal telah membuat pria itu tertantang.
Jangan lakukan sesuatu Fall, jangan...
"Jangan, Fall.. please..." Thella terpaksa memohon pada pria arrogant itu untuk tidak melakukan sesuatu.
"Kenapa kamu takut? Bukannya kamu perlu bukti kalau aku ini seorang pria?" Naufal terus memojokkannya. Ia menyondongkan wajahya kedepan, hingga begitu dekat dengan Thella.
"Soal itu, aku hanya asal bicara... jadi, maafkan aku. Lain kali aku tidak akan begitu lagi," Thella sedikit kesal karena harus berakhir mengalah lagi pada Fall.
"Ternyata kamu benar-benar takut? Oh, tenang saja. Meskipun aku ini normal, kamu bukan seleraku," Naufal tertawa jahat dan berenang menjauh dari Thella. Gadis itu geram dan meninju air kolam untuk menuntaskan rasa kesalnya.