Chereads / Apakah Dunia Ini Dunia Lain? Ataukah Mimpi? / Chapter 8 - Chapter 08 : Party

Chapter 8 - Chapter 08 : Party

"Perkenalkan dia ini Rei."

"Salam kenal."

Itu yang ku katakan saat dia memperkenalkan ku pada anggota party nya.

Entah kenapa aku jadi ikut ke dalam party mereka. Jadi begini awal mulanya. Saat aku sedang memilih quest di papan quest seseorang menghampiri ku dan dia berkata.

"Kau yang di sana! Kalau tidak salah namamu Rei bukan?"

Aku langsung saja menoleh ke belakang karena mendengar namaku di sebut.

"Ya. Kenapa ya?"

"Kau yang mengambil quest pembasmian monster kera itu bukan?"

"Ya, itu aku. Apa ada yang salah?"

"Sebenarnya itu quest yang ingin kami ambil tapi kau mengambilnya saat kami pergi berdiskusi."

Oh jadi orang ini mau minta ganti rugi begitu?

"Jadi? Kau mau aku ganti rugi karena quest nya ku ambil?"

"Nggak bukan itu maksudku. Kalau tidak keberatan bagaimana kalau kau ikut kami sebentar. Di meja sebelah sana adalah anggota party ku."

Dia mengatakan itu sambil menunjuk ke belakangnya dengan ibu jarinya.

Ku lihat ada 3 orang yang duduk di sana.

"Baiklah."

Kami bertiga ke sana menghampiri meja yang di isi oleh 3 orang.

"Perkenalkan dia ini Rei." Dia memperkenalkan ku kepada 3 anggotanya.

"Salam kenal."

"Jadi kau yang namanya Rei."

"Apa benar dia sendirian mengambil quest itu?"

"Pertama-tama duduk dulu."

Aku kemudian duduk berhadapan dengan orang yang memanggil ku tadi, Dan aku memulai percakapan.

"Jadi, apa yang ingin kalian mau dariku?"

Tanpa rasa malu perempuan di sampingku langsung bertanya.

"Apa benar kau petualang bermahkota satu?"

"Ha?"

Kenapa perempuan ini? Dia langsung menanyakan peringkat ku, bukannya menanyakan hal lain seperti nama atau semacamnya.

Biar ku jelaskan apa itu peringkat di guild petualang. Jadi beberapa alasan sistem ini di buat agar petualang tidak salah mengambil quest sesuai dengan kemampuan mereka.

Peringkatnya berbentuk bunga di mana semakin banyak mahkota bunga di kartu petualangmu maka semakin hebat kemampuan mu yang di akui.

Berbeda dengan petualang yang di bawah umur 15 tahun peringkat mereka adalah kuncup bunga. Tak peduli berapa banyak quest yang kau jalani peringkatmu tetap berstatus kuncup bunga dan tidak akan pernah naik sebelum kau menginjak umur 15 tahun.

Peringkat petualang antara lain :

- sari bunga (sari bunga di gambarkan berbentuk bulat ini di artikan kalau kau baru mendaftar di guild petualang bisa di artikan juga kau adalah seorang pemula)

- kuncup bunga (berbentuk kuncup seperti pada umumnya ini di khusus kan untuk petualang di bawah umur 15 tahun)

- mahkota bunga (mahkota bunga bertambah setiap kau naik peringkat. Semakin banyak mahkota mu itu menandakan seberapa ahli nya dirimu)

Ngomong-ngomong peringkat ku adalah bermahkota satu. Aku naik peringkat sebelum mengambil quest pembasmian monster kera.

Aku sedikit bingung dengan sistem peringkat ini. Tiba-tiba aku di promosikan ke mahkota satu. Apa ini karena aku bersama Rui? Dia masih kuncup jadi aku mungkin disangka sebagai pembimbing?

"Ya itu benar aku bermahkota satu." Jawabku.

"Hee... mengejutkan ya kau masih muda sudah bermahkota satu."

"Bagaimana dengan kalian bukankah kalian juga bermahkota satu?"

"Ahaha."

Mereka melihat satu sama lain dengan wajah yang sedikit suram dan salah satu dari mereka mengatakan.

"Hanya ketua yang bermahkota satu kami semua masih berperingkat sari."

Benarkah? Kukira mereka semua petualang yang cukup hebat di lihat dari gaya mereka.

"Pertama-tama lebih baik kita memperkenalkan diri kepada Rei. Tidak enak kalau kita menjelaskan nya kalau dia belum kenal kita. Ya kan?"

"Benar juga."

"Jadi mulai dariku ya. Namaku Tazpe, aku ketua party ini."

Jadi yang menghampiriku tadi namanya Tazpe dia sedikit besar menurutku.

"Aku Nocsa."

Dan yang menemani Tazpe tadi adalah Nocsa berambut hitam kecoklatan dengan senyum percaya diri dia memperkenalkan dirinya.

"Rod, itu namaku."

Sosok dingin dan matanya sedikit menakutkan ku rasa dia tipe orang yang tidak mau di ganggu.

"Vuei salam kenal."

Ah! Ini dia perempuan tipe blak-blakan kepercayaan dirinya sangat tinggi mungkin.

"Aku Lalui salam kenal"

Perempuan satu ini berbeda dengan yang tadi, nampaknya dia sedikit canggung.

"Aku Rei Facla panggil saja Rei."

Perasaanku saja tapi nama mereka sedikit aneh menurutku terutama nama si ketua ini.

"Jadi apa yang mau di bicarakan tadi?"

Si ketua mulai mengeluarkan sesuatu dari sakunya itu adalah kertas quest yang ia lipat sehingga bisa masuk ke dalam sakunya. Dia kemudian membuka lipatan nya dan menaruhnya di atas meja sehingga kami semua bisa melihatnya.

"Kami ingin kau ikut party kami kelihatannya kau sendirian dan tidak mempunyai party."

Aku melihat ke selembaran quest itu disitu tertulis tikus tanah yang mengamuk. Belum sempat aku membaca deskripsi nya ketua melanjutkan perkataannya.

"Lagipula misi ini kelihatan menyusahkan bagi kami berlima, jadi Lalui menyarankan untuk merekrut anggota baru. Dan kebetulan aku melihatmu sedang memilih quest tadi."

Kupikir apa yang di katakan ketua ini sedikit masuk akal dan juga aku belum pernah ikut party orang lain. Tunggu sebentar, dari mana dia tau namaku? Dia menyapaku tadi.

"Sebelum itu dari mana kau tau namaku? kita baru ketemu hari ini."

"Ah!.. soal itu aku menanyakannya ke administrasi guild, siapa yang mengambil quest pembasmian monster kera dan administrasi guild memberitahuku kalau 1 orang yang menjalankannya dan itu adalah kau."

"Begitu ya."

Begitu, jadi dia menanyakan kepada administrasi guild. aku tidak tahu kalau kita bisa menanyakan siapa yang mengambil salah satu quest. Lain kali aku akan menanyakan quest seperti apa yang di jalankan oleh Rui dan party nya nanti.

Lalui kemudian berbicara.

"Bagaimana? kau mau kan ikut ke dalam party kami?"

Sedikit berpikir sambil melihat quest yang ada di meja aku kemudian mengangguk menyetujui.

"Baiklah aku mau. Tapi kalau aku ingin keluar dari party, kalian akan menyetujuinya kan?"

Lalui dan yang lainnya kemudian mengeluarkan wajah senang dan ketua berkata.

"Ya tentu, kalau itu keputusanmu pasti ada alasannya bukan?"

"Ya begitulah."

Ketua kemudian mengeluarkan satu lembaran lagi dan itu adalah quest lainnya dia menaruh nya di samping quest pertama.

"Apa ini?"

"Quest yang lainnya, kebetulan tempat nya sama jadi kita bisa menyelesaikan nya bersamaan."

Aku kemudian melihat ke arah selembaran quest yang baru di keluarkan itu. Saat ku baca isi nya adalah pengantaran potion.

"Biar ku jelaskan apa yang akan kita lakukan."

"Pertama kita akan mengantarkan kotak berisikan potion ini ke desa Barni setelah itu kita melanjutkan perjalan ke bukit dari sebelah barat desa untuk mengalahkan tikus tanah tersebut. Gimana menurutmu?" Sambungnya.

"Menurutku? Aku setuju-setuju saja lagipula keputusan ada di tangan mu ketua."

Nosca menyilangkan kedua tangan nya dan berkata. "Hmm... itu benar." Ketua lalu membalasnya.

"Baiklah, kalau begitu aku akan mengkonfirmasi quest ini ke administrasi guild."

Ketua kemudian berdiri dan menuju ke meja administrasi sementara kami menunggu di sini.

Baru sebentar si ketua pergi Vuei memulai pembicaraan kupikir agar tidak sunyi jadi dia sedikit bercanda.

"Rei! kalau kau terluka atau terkena 1 goresan saja karena di serang monster Lalui bisa menyembuhkan nya. Jadi jangan khawatir dan langsung maju saja kedepan nanti."

"Ya kan Lalui."

"Eh! Ya tentu."

Sementara mereka bercengkrama seperti itu Rod menghela napas dan menutup matanya.

"Kenapa kau malu-malu begitu." Vuei memeluk Lalui sedikit menggoyangkan tubuhnya tak lama dari situ ketua datang dan berkata.

"Sudah selesai! Ayo kita berangkat."

Kami kemudian berdiri dan mulai menjalankan quest nya. Pertama kami ke tempat orang yang mengajukan quest pengantaran potion.

Setelah lama berjalan bersama, akhirnya kami sampai di depan sebuah toko potion.

Tunggu sebentar ini kan tokonya Moeri.

Kami kemudian masuk kedalam dan pintu bell berbunyi. *kring*

"Permisi."

"Selamat datang. Oya-oya bukannya itu si setengah kucing Rei?"

Sejak kapan dia menjuluki ku seperti itu?

"Selamat siang bibi Koeirne."

Mereka semua melihat ku dan Nocsa berkata. "Kenalan mu?"

"Ya."

"Jadi. Apa yang kau mau sekarang?" Tanya Koeirne.

Ketua kemudian mengeluarkan selembaran quest dan menaruh nya ke atas meja dan berkata.

"Kami menerima permintaan anda tentang pengantaran potion."

Koeirne melihat selembaran quest itu dan mengatakan. "Oh!"

"Jadi mereka semua ini adalah party mu ya?"

"Sebenarnya aku barusan gabung." Jawabku.

"Begitu. Moeri kau antar mereka ke dalam dan suruh bawa kotak yang ada di sudut kiri ruangan."

"Baik bu! Ayo semuanya."

Kami kemudian mau mengikuti Moeri tapi di hentikan oleh bibi Koeirne.

"Kalian mau kemana? Cukup 2 orang saja yang masuk sisanya diam saja disini."

Dia kemudian memilih di antara kami.

"Kau yang besar dan kau yang sedikit sok keren, kalian berdua masuk ke dalam sisanya tetap di sini."

Si ketua Tazpe dan Rod yang di pilih dan aku sedikit tidak enak. Bibi Koeirne sedikit menyindir dengan kata sok keren. Tapi sepertinya dia tidak kesal sama sekali.

"Ya."

Mereka berdua kemudian masuk kedalam mengikuti Moeri sementara kami menunggu disini. Vuei dan Lalui melihat-lihat potion yang terpajang di meja dinding. Sementara aku dan Nocsa berada di dekat bibi Koeirne.

"Ngomong-ngomong Rei ini untukmu."

Bibi Koeirne menunjukkan botol potion berwarna merah sedikit kekuningan. Lebih tepat nya berwarna orange mungkin?

"Apa ini?" Aku mengambil botol potion itu.

"Itu potion penyembuh. Coba kau minum saja sedikit."

Aku membuka penutup botol itu dan sedikit meminumnya.

"Mmm... ini rasanya manis."

"Kan? Itu untuk anak-anak kalau yang aslinya agak sedikit pahit."

Oh jadi ini dibuat untuk anak-anak, ya wajar saja anak-anak memang suka yang manis.

"Taruh itu di tas belakang mu. Dan juga kalau sudah habis kembalikan botolnya ke mari."

"Baik. Makasih ya bibi." Aku memasukkan botol itu ke dalam tas pinggang ku ukuran nya seperti botol potion pada umumnya.

"Jangan panggil bibi aku ini masih muda panggil saja bu."

"Baik. Aku mengerti."

Rod dan ketua akhirnya keluar dari dalam ruangan masing-masing dari mereka membawa 1 kotak potion. Bu Koeirne yang melihatnya berkata.

"Kalian pasti repot membawanya seperti itu apalagi jalan kaki. Pinjam saja kereta kuda di toko sebelah bilang kalau aku yang meminta."

"Baiklah, terimakasih atas bantuannya. Ayo semua." Jawab ketua.

Kami kemudian berpamitan dan keluar dari toko dan menuju ke toko sebelah untuk meminjam kereta kuda.

"Iyah..... cuma kereta ini yang tersisa. Yang lainnya sudah di pakai pegawai ku untuk mengantarkan barang."

"Gapapa, ini saja sudah cukup membantu. Terima kasih banyak." Jawab ketua.

Kereta kuda yang di pinjamkan adalah kereta yang bak terbuka, Rod dan ketua kemudian menaruh kotak potion di atasnya dan kami naik ke kereta kuda. Yang menjadi kusir nya adalah si ketua sendiri.

Kami kemudian berangkat menuju desa Barni. Di perjalanan kereta kuda berjalan sangat pelan. Ya ini masih mending daripada jalan kaki menurutku. Vuei kemudian berkata. "Apa gak bisa lebih cepat? ini pelan sekali jalannya."

"Kalau cepat-cepat nanti potion yang di dalam kotak bisa pecah lagipula kasian kudanya sudah membawa tubuh mu yang berat itu dan di suruh cepat-cepat."

Vuei menunjuk dirinya dan berkata. "Berat ku ini masih normal, lagian bukannya pedang mu yang besar itu yang bikin berat?" Menunjuk ke pedang ketua.

"Kan Lalui?"

"Eh!"

Mereka bercanda seperti itu dan aku bertanya kepada Rod. "Apa mereka memang seperti ini sebelumnya?"

"Ya, jadi jangan khawatir nanti mereka diam dengan sendirinya."

Kurasa ketua memang sengaja memperlambat jalannya dan ingin melihat pemandangan indah di sekitar. Bukannya ini sudah menjadi hal yang biasa melihat pemandangan seperti ini bagi orang dunia ini?

Sepanjang mata memandang hanya hamparan rumput hijau yang terlihat dan kereta kuda menyusuri jalanan tanah. dengan pelan mengikuti jalanan yang lurus dan berlika-liku seperti hal nya jalan raya.

Saat melihat nya pun menurutku sangat memukau berbeda dengan di kota tempat tinggal ku di sini udara nya sejuk dan sangat nyaman angin nya pun berhembus dengan lembut. Setiap aku mengingat hal seperti ini yang ada di pikiranku adalah keadaan yang sama seperti di desa kakek.

"Rei sendiri sepertinya menyukai cuaca sekarang ya?" Sahut Nocsa.

"Ya, mengingat kan ku dengan sesuatu."

"Begitu? Kalau aku suka hembusan anginnya. Sebenarnya aku dan Tazpe kami berdua berasal dari desa yang sama. Dan beberapa alasan kami pergi ke kota untuk jadi petualang."

"Oh, kukira kalian semua berasal dari tempat yang sama."

"Nggak, hanya ketua dan Nocsa yang sama." Jawab Rod.

Setelah melewati panas nya siang hari, sore pun tiba dan ketua menghentikan kereta nya. Dia melepaskan ikatan di kereta dan mengikat tali kuda ke pohon agar kudanya bisa istirahat dan makan rumput di sekitar pohon itu.

Ketua menyarankan untuk berkemah di sini dan melanjutkan perjalanan besok pagi. Nocsa mengumpulkan ranting kayu dan membuat api unggun mengunakan sihir api milik Lalui.

Aku dan Rod di tugaskan mencari ikan di sungai setelah merasa cukup kami pun kembali. Membuat api unggun di dekat sungai adalah hal yang terbaik, di keliling bebatuan agar apinya tidak menyebar.

Malam tiba dan kami memakan ikan bakar.

"Kita berjaga bergantian giliran pertama aku, Nocsa, dan Vuei. Rod, Lalui, dan Rei giliran ke 2. Gimana, Setuju?" Kata ketua sehabis memakan ikannya.

"Aku giliran ke 2 aja soalnya udah ngantuk." Jawab Vuei.

"Kalau begitu sebagai gantinya aku saja yang pertama." Aku menawarkan diriku.

"Baiklah kalau itu mau mu."

Giliran pertama berjaga aku, ketua, dan Nocsa. Sementara itu Vuei dan Lalui tidur di atas kereta kuda dan Rod tidur tak jauh dari api unggun beralaskan kain.