*srkrk skrrkk srkkr*
Suara langkah kaki kecil mendekati tubuh ku yang sedang tertidur pulas. Anak kecil itu mendekatkan wajahnya ke wajah ku. Dia memperhatikannya, melihat nya seolah-olah dia pernah melihat wajah orang yang tertidur itu dan berkata. "Mmm.. papa?"
"Mama! Ada papa di sini!" Teriak anak kecil tersebut dengan suara lantangnya.
"Papa?" Pikir perempuan yang sedang membenahi barang bawaan di kereta kuda. Wanita itu berjalan menghampiri anak kecil tersebut dan terkejut melihat apa yang ia temukan.
"Anak ini?... kenapa dia tergeletak di sini?"
Karena suara bising tersebut aku membuka mataku secara perlahan. Aku merasakan panas sinar matahari yang sudah meninggi, dan ku pikir ini sudah siang.
"Ah! dia jadi bangun deh." Kata wanita itu dengan senyum dan menutup matanya.
Anak itu melihat ke wajahku dan berkata. "Bangun."
Saat aku ingin bangun dan duduk, kepala ku terasa pusing mungkin ini karena kejadian semalam. Eh! Semalam? Kenapa aku masih belum bangun dari tidur ku?
Aku melihat ke sebelah kananku ada anak kecil yang sedang duduk memperhatikan ku dan yang berdiri itu ibunya?
"Umm.. maaf ini dimana ya?" Tanya ku sambil memegang kepala.
"Eh.. kamu gak tau? Ini di dataran hijau di arah barat daya kota Mhairoe." Jawab wanita itu dengan heran.
Apa? Mairoe? Kota apa itu? Gak pernah dengar kalau ada kota yang kayak gitu. Tunggu dulu, ini sudah pasti bukan mimpi, lagipula kota Mairo apalah itu gak pernah ku lihat di peta manapun.
"Bu Facla keretanya sudah mau berangkat loh." Teriak seorang pria dari kejauhan di dekat kereta kuda.
"Ah iya sebentar." Jawab wanita itu.
"Hmm nak, kamu rencana nya mau kemana?"
Ibu itu bertanya kepadaku sambil menggendong anak nya. Aku yang tidak tahu ini di mana dan tidak mempunyai tujuan yang pasti langsung bingung dengan pertanyaan tersebut. Aku hanya terdiam.
"Kalau tidak ada, mau ikut kami ke kota? Lagi pula kamu kayak orang kebingungan gitu."
"Papa ikut?" Tanya anak kecil itu dengan riang. Dan aku langsung menjawab, "Kalau tidak mengganggu boleh bu."
"Kalau begitu ayo, keretanya sudah mau berangkat"
Sambil menggendong anaknya ibu itu langsung menuju ke kereta kuda yang ada di sana. Aku yang berdiri dan mau menyusul ibu itu lalu berfikir. Kalau aku kesana sambil membawa pisau ini, nanti aku akan dikira orang jahat.
"Lebih baik aku tinggal kan saja pisau dapur ini di sini, repot juga kalau aku membawa nya."
Aku menaruh pisau itu tepat dimana aku tidur tadi, dan berjalan menuju ke kereta kuda.