Setelah menerima uang dari sang raja, Sang kapten terlihat sedang berjalan menyusuri kerumunan di distrik Kudus.
Daripada harus menempelkan sebuah permintaan misi di alun-alun kota yang biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan jawaban, sang kapten kerajaan lebih memilih untuk langsung berbicara dengan para Senshi. Ia langsung memilih distrik Kudus sebagai tempat tujuannya untuk merekrut Senshi, karena disana ada banyak sekali Senshi aktif yang berkeliaran untuk melakukan transaksi jual beli.
"Aku sedang mencari sekelompok Senshi untuk membantuku menjaga desa. Jika ada yang berkenan.. Aku mohon terimalah misi dariku!" Sambil berjalan mengelilingi distrik Kudus, sang kapten berteriak dengan suara yang lantang untuk menarik perhatian dari para Senshi.
Walaupun kebanyakan dari para Senshi masih belum siap untuk melakukan misi, apalagi harus keluar dari wilayah ibukota, akan tetapi tidak membutuhkan waktu yang lama bagi sang kapten untuk mendapatkan perhatian dari para Senshi yang masih bersemangat untuk menjalani kehidupan baru.
Di depan sebuah bar kecil, terlihat seorang Senshi yang menghadang sang kapten dan menghentikan langkah kakinya. "Berapa orang yang kau butuhkan?" kata TukangSantet yang terlihat tertarik.
"Oh, Tuan. Saya rasa sekitar 10 orang. Apa anda berminat untuk menerima misi dari saya?" jawab sang kapten dengan bahasa yang sopan.
"Tentu saja. Tapi apa ada syarat level minimal bagi anggota yang harus aku bawa?"
"Hmm.. Saya sedang menjaga sebuah desa yang berada di pedalaman hutan Rahtawu bagian barat. Akhir-akhir ini, desa tersebut sering sekali diserang oleh kawanan Monkey warrior dan Wild Boar. Saya rasa saya ingin anda membawa Senshi dengan level 20 keatas untuk berjaga-jaga jika ada Monster yang lebih kuat menyerang desa."
"Kedengarannya menarik. Terima saja misi itu." sahut salah seorang yang sedang duduk di depan bar.
=====================
Name : PenggaliKubur
Sex : Male
Age : 30
Class : Elementalist
Level : 55
Title : Earthmaster
Guild : Gentayangan, Commander
=====================
Pria dewasa berpakaian ala dukun indonesia itu adalah PenggaliKubur, seorang Elementalist yang bergelar Earthmaster dan merupakan komandan dari aliansi Gentayangan.
"Kalau begitu aku akan mengambil misi ini. Berapa lama kami harus menjaga desa itu?" kata TukangSantet, mantap dengan keputusannya.
"Kalau soal itu saya kurang tahu pasti. Saya rasa setidaknya sampai keadaan menjadi sedikit lebih aman, atau mungkin hingga para warga desa mau untuk pindah dan menetap di wilayah ibukota." jawab sang kapten dengan raut wajah kurang yakin.
"Hmm.. Misi jangka panjang kah? Aku rasa ini akan menjadi sedikit lebih sulit." TukangSantet memalingkan pandangannya dan terlihat seperti sedang berpikir dengan keras.
"Apa maksud anda tuan? Kalau soal bayaran.. Saya rasa anda tidak perlu khawatir, karena saya pasti akan membayar kalian dengan upah yang layak."
"Bukan, bukan masalah upah. Masalahnya aku adalah seorang pimpinan dari sebuah Guild kecil. Aku rasa aku tidak mungkin bisa meninggalkan anggotaku untuk waktu yang lama, karena kebanyakan dari mereka hanyalah para pemain baru yang masih belum tahu betul caranya bermain. Apalagi sekarang kita sudah tidak lagi abadi seperti dulu."
"Bermain?" tanya sang kapten penasaran.
"Oh.. Tidak. Lupakan saja perkataanku tadi." jawab TukangSantet agak sedikit gugup.
TukangSantet belum terbiasa berbicara dengan para NPC yang saat ini memiliki kecerdasan layaknya manusia normal. Karena dia lupa jika dia sedang berbicara dengan seorang NPC, ia pun keceplosan mengatakan sesuatu yang tidak dipahami oleh mereka.
"Kalau begitu kau tidak perlu pergi. Biar aku saja yang memimpin misi ini. Kita membutuhkan uang untuk membangun Gentayangan bukan?" sahut PenggaliKubur, menghampiri mereka berdua.
"Tapi masalahnya aku juga ingin pergi." jawab TukangSantet tertawa kecil.
"Kalau soal itu, saya rasa saya punya solusinya tuan. Bagaimana jika anda bergantian dengan anggota Guild anda untuk menjaga desa bersama kami? Dengan begitu anda bisa pulang ke bangunan Guild sesekali." kata sang kapten memberikan usulan.
TukangSantet terlihat melebarkan bibirnya dan tersenyum karena terkejut mendengar usulan dari NPC tersebut. Mereka benar-benar berbeda dari sebelumnya. Saat masih di zaman game, para NPC hanya memiliki kecerdasan yang telah diberikan oleh para penciptanya. Sedangkan saat ini mereka mempunyai kemampuan untuk berkembang layaknya makhluk hidup pada umumnya.
"Hm.. Baiklah. Aku rasa itu ide yang bagus. Lalu.. Berapa bayaran yang akan kalian berikan kepada kami?"
"1.000 Gold per hari. Akan tetapi saya minta agar anda menyiapkan setidaknya 10 orang Senshi untuk ikut bersama kami menjaga desa." jawab sang kapten.
"1.000 kah? Aku rasa jumlah itu terlalu sedikit untuk menyewa 10 orang Senshi. Ditambah lagi, saat ini tidak ada jaminan jika Monster kuat tidak akan muncul di desa tersebut. Apa kau sudah tahu tentang perubahan yang telah terjadi?" TukangSantet mencoba untuk menawar bayaran yang diusulkan oleh sang kapten.
"iya, saya sudah mendengar kabar itu. Tapi 1.000 Gold adalah gaji pokok yang akan anda terima. Jika suatu saat nanti terjadi serangan Monster, maka saya akan menambah 1.000 Gold lagi, dan jika Monster kuat datang menyerang desa, maka saya akan meminta sang raja untuk memberikan anda dan pasukan anda imbalan lebih."
PenggaliKubur menoleh ke TukangSantet, terlihat tergiur akan tawaran dari sang kapten. "Emm.. Baguslah kalau begitu. Lalu kapan kita akan berangkat?"
"Kalau bisa secepatnya. Karena saat ini hanya ada satu orang Senshi yang sedang menjaga desa tersebut." jawab sang kapten.
"Baiklah, beri kami waktu 30 menit untuk bersiap. Siapa namamu, kapten?" tanya TukangSantet.
"Sawal, tuan. Kalau begitu saya dan pasukan saya akan menunggu anda dan aliansi anda di depan gerbang ibukota."
Dengan begitu TukangSantet dan PenggaliKubur pun bergegas kembali ke distrik Sumber untuk memberitahukan anggota Guildnya jika mereka akan segera menjalankan sebuah misi.
Setelah TukangSantet selesai memilih anggota yang akan ikut bersamanya menjaga desa, mereka pergi menuju ke distrik Kudus untuk membeli beberapa potion dan perlengkapan lainnya.
.
.
Di depan gerbang ibukota, terlihat ribuan prajurit yang berbaris rapi menunggu pemberangkatan ke desa Bae.
"Yo, kapten!" seru PenggaliKubur yang baru saja keluar melewati gerbang bersama anggota aliansi Gentayangan yang lain.
"Ohh, tuan. Apa kalian sudah siap?" kata sang kapten kerajaan menyambut para anggota Gentayangan.
"Tentu saja.. Mereka adalah anggota aliansiku yang akan ikut menjaga desa." kata TukangSantet memperkenalkan para anggotanya kepada sang kapten.
****************************************
Guild Name : Gentayangan
Guild Rank : 148
Guid Master : TukangSantet
Member : 104
Guild Note :
-Entry requirements : any Mage Class level 20+
-The alliance of magicians, if you are a magician, join us!
****************************************
Dibelakang TukangSantet terlihat 9 orang Senshi yang semuanya merupakan kelas Mage. Aliansi Gentayangan sendiri merupakan sebuah Guild yang dikhususkan untuk para Senshi yang mempunyai kelas Mage. Diantara 104 anggota yang mereka miliki, tidak ada satupun anggota wanita diantara mereka.
"Terimakasih karena telah bersedia untuk membantu kami." Sang kapten menundukkan sedikit wajahnya untuk menghormati para Senshi.
"Tidak apa. Lagipula akan sangat membosankan jika harus terus-menerus diam tanpa melakukan apapun. Cepat atau lambat kita memang perlu untuk pergi keluar dari ibukota." kata PenggaliKubur menepuk pundak salah satu anggota muda dan tersenyum kepadanya. Pemuda tersebut terlihat sedikit gugup untuk melakukan misi pertama mereka di dunia baru.
"Tapi tidak aku sangka akan ada banyak sekali prajurit yang akan ikut bersama kami. Apa benar kita hanya akan menjaga desa Bae yang ada di barat ibukota??" sahut Themirz, seorang Wizard dengan peralatan berkualitas Rare menghiasi tubuhnya. Ia terlihat sedikit heran memandangi banyaknya barisan dari para prajurit yang terbentang di depan benteng ibukota.
=====================
Name : Themirz
Sex : Male
Age : 23
Class : Wizard
Level : 43
Title : Frost Witch
Guild : Gentayangan, Commander
=====================
"Benar, tuan. Sang raja telah memerintahkan saya untuk memimpin mereka menjaga desa Bae. Karena menurut sang raja, kita harus lebih berhati-hati untuk menghadapi ombak baru yang sedang terjadi saat ini." jelas sang kapten.
"Ooh.. Seperti yang aku harapkan dari raja Ali." kata PenggaliKubur lirih.
"Sudah hampir senja.. Kalau begitu ayo kita berangkat. Aku khawatir jika desa akan kembali diserang." kata TukangSantet memberikan aba-aba kepada aliansinya.
Di sore hari yang terasa sangat hangat, 5.000 prajurit kerajaan bersama dengan 10 anggota aliansi Gentayangan mulai bergerak menuju ke desa Bae. Mereka berkuda memutari hutan Rahtawu dan melewati padang rumput terbuka untuk menghindari resiko akan adanya serangan dari para Monster.
Next Chapter : 34. Sang Pahlawan Desa Bae