Melihat banyaknya nyamuk raksasa yang sedang menuju kearahnya, Shiro pun bergegas untuk berlari keluar dari desa memancing mereka menjauh dari rumah warga. "Sial! Berisik sekali!!" teriak Shiro melemparkan salah satu pedangnya ke belakang ke arah gerombolan Giant Aedes.
Saat ia hampir sampai di gerbang desa, terlihat 13 ekor Undead yang dengan penuh semangat memasuki desa.
=================================
Name : Gundul Pecengis
Monster Type : Undead
Level : 11
Power : 7.000 CP
ATK : 2.000
DEF: 1.000
HP : 4.000
Speed : 19 Meter/Second
Skill :
-Laughter
-{Level 3} Threat of Fear
Note : "Iblis Senja" adalah julukan dari Gundul Pecengis, seekor Undead yang menghabiskan waktu mereka untuk bermain di waktu senja. Permainan favorit mereka ialah "Laugh Or Die", dimana mereka akan berlari mengelilingi korban sambil membuat si korban tertawa dengan menunjukkan wajah konyol mereka. Jika sang korban tidak mau tertawa, maka Gundul Pecengis akan mengaktifkan Skill Laughter dengan mencakar dan menggigit tubuh korban dengan bergantian. Mereka tidak akan langsung membunuh korbannya sampai mereka benar-benar puas bermain atau korbannya tadi mati.
Skill Laughter meningkatkan Speed Gundul Pecengis sebesar 3 kali lipat. Skill ini aktif selama 1 menit dan mempunyai CoolDown selama 2 menit.
REWARD : Gundul Pecengis Key Chain, 5 Gold Coin, Onyx And 10 Red Crystal Essence {Level 2}
=================================
Gundul Pecengis merupakan jenis Undead yang hanya akan muncul di waktu senja dan fajar saja. Undead ini memiliki wujud seperti seorang pria cebol gundul dengan gigi dan kuku yang runcing. Gundul Pecengis sering sekali menggoda para pejalan kaki yang sedang melewati kuburan dan mengajak mereka untuk bermain bersama. Gundul Pecengis jarang sekali berkeliaran jauh dari kuburan tempat mereka tinggal, akan tetapi kadang mereka juga pergi ke pedesaan untuk mencari manusia yang bisa diajak untuk bermain.
"Hoi.. Hoi! Apa kalian bercanda?! Di dunia nyata saja aku tidak pernah sekalipun bertemu dengan hantu. Kenapa di dunia game aku malah terus bertemu dengan makhluk aneh seperti kalian!" teriak Shiro yang terpaksa menghentikan langkahnya.
Di belakangnya terdapat ratusan nyamuk raksasa yang sedang mengejarnya, sedangkan di sekitarnya terdapat belasan Undead mungil yang mengitari.
"Ayo bermain! Ayo bermain!" seru para Undead cebol tersebut berlarian mengelilingi Shiro.
Jika hanya salah satu dari mereka saja yang menyerang, Shiro masih mempunyai kepercayaan diri untuk menang. Akan tetapi baik Giant Aedes maupun Gundul Pecengis merupakan jenis Monster yang merepotkan.
Shiro yang merasa sedang dalam keadaan terdesak pun berencana untuk menggunakan Spesial Skill miliknya. Akan tetapi dia sedikit khawatir jika para NPC juga akan terkena Damage yang ditimbulkan oleh Skill tersebut. Selain itu, Ana dan kakeknya, dua orang NPC yang telah merawat Shiro saat dia sedang tidak sadarkan diri sedang berada dalam jangkauan serangannya.
Merasa bingung dengan apa yang harus ia lakukan, Shiro pun hanya bisa terdiam melihat 2 tipe Monster tersebut mengepungnya. Karena merasa khawatir dengan Shiro yang sedang dalam keadaan terdesak, Ana pun bergegas mengambil senjata dan berlari keluar rumah untuk menjauhkan gerombolan Giant Aedes dari Shiro.
"Ana! Apa yang kau lakukan?!" teriak Turi yang terlihat sangat panik.
Mendengar suara teriakan Turi, Shiro pun menoleh ke belakang dan melihat Ana yang sedang menyerang kawanan Giant Aedes menggunakan tombak pedang.
"Hoi!! Apa yang sedang kau lakukan! Pergilah!!" Tanpa memperdulikan gerombolan dari Gundul Pecengis yang sedang mengelilinginya, Shiro pun bergegas berlari menghampiri Ana.
Untung saja dia datang tepat waktu. Jika tidak, Ana pasti sudah terkena serangan dari Giant Aedes yang menyerangnya dari belakang.
"Apa yang kau pikir sedang kau lakukan?!"
"Aku pikir setidaknya bisa membantu anda walaupun sedikit hehe..." jawab Ana dengan senyuman manis.
"Cih! Jangan bertindak bodoh!" kata Shiro sambil membunuh 2 ekor Giant Aedes yang mendekat.
Melihat keberanian dari Shiro dan Ana melawan kawanan Monster, Turi pun mengenggam tangannya dengan sangat erat dan memberanikan diri untuk berlari keluar menyerang kawanan Giant Aedes. Bukan hanya Turi, bahkan hampir seluruh warga dewasa keluar dari rumah mereka untuk menjauhkan kawanan Giant Aedes dari Shiro dan Ana.
"Kakek!" teriak Ana khawatir melihat kakeknya berlari menghampiri kawanan Giant Aaedes.
"Kalian semua.. Apa yang kalian lakukan?!" teriak Shiro yang terkejut melihat para warga berbondong-bondong keluar.
Giant Aedes yang tadinya menggerombol di sekeliling Shiro dan Ana, sekarang mulai menyebar dan menyerang para warga yang memancing mereka untuk pergi menjauh. Sedangkan Gundul Pecengis hanya terlihat tertawa melihat para warga yang berusaha untuk melawan kawanan Monster tersebut dengan peralatan rumah tangga.
Setelah para warga berhasil menjauhkan Giant Aedes dari mereka berdua, Shiro mulai menyerang kawanan Undead yang dari tadi hanya mempermainkan mereka saja.
Akan tetapi karena gerombolan Undead tersebut berada sangat dekat dengan mereka berdua, membuat tubuh Ana terasa sangat berat untuk bergerak. Bulu kuduk di sekujur tubuhnya berdiri, seakan sesuatu yang mengerikan sedang mengitarinya.
Melihat Ana yang hampir pingsan karena sudah tidak kuat lagi menahan efek Threat of Fear dari gerombolan Gundul Pecengis, Shiro pun bergegas untuk menjauhkan mereka dari Ana.
Walaupun pergerakannya terasa cukup berat, akan tetapi apa yang dirasakannya kali ini tidak sekuat efek dari Skill Kuyang yang ia temui tadi fajar yang membuatnya benar-benar tidak bisa bergerak.
Gundul Pecengis terus-menerus berlari mengeliling Shiro sambil sesekali menggodanya. Walaupun begitu gerombolan Gundul Pecengis sama sekali belum berniat untuk menyerang Shiro yang masih berusaha untuk berlari menjauhi Ana.
"Cih!" Shiro yang merasa sangat kesal karena terus dipermainkan oleh Gundul Pecengis pun menyuruh Ana untuk lari menjauh. "Ana! Pergilah sejauh mungkin dariku!!"
"T-Tapi Tuan.." Ana yang sebenarnya enggan untuk meninggalkan Shiro pun terpaksa menuruti perintahnya karena ia tidak mau menjadi beban bagi Shiro.
Dan saat Shiro melihat Ana yang sudah berada cukup jauh darinya, ia pun bergegas untuk mengaktifkan Skill spesialnya. "Berhentilah mempermainkanku, cebol!"
Sekilas Shiro melihat beberapa NPC dan Giant Aedes yang berada di jarak puluhan meter darinya mulai berjatuhan dan mati. Akan tetapi dia tidak terlalu memperdulikannya dan langsung menyerang gerombolan Gundul Pecengis yang sedang terjatuh karena terkena dampak dari Skill Intimidation miliknya.
Ana yang melihat kejadian tersebut dari kejauhan pun hanya bisa tertegun dengan mulut menganga. Ia tidak menyangka jika Shiro menyuruhnya pergi agar ia bisa membunuh kawanan Monster beserta dengan para warga yang ada di sekitarnya.
Karena kawanan Gundul Pecengis kesulitan untuk bergerak, dengan pergerakan yang sangat cepat Shiro pun menyerang mereka dan mampu untuk membunuh beberapa dari mereka. Sedangkan mereka yang masih tersisa pun terlihat sangat marah dan berusaha bangkit untuk menyerang Shiro. Akan tetapi Shiro dengan cukup mudah mengalahkan mereka semua karena pergerakan dari makhluk cebol itu masih terbilang cukup lambat karena dampak dari Skill Intimidation yang masih sedikit terasa.
==================================
*Selamat! Anda telah membunuh Undead untuk pertama kalinya!*
+9.100 XP
+65 Gold
+13 Gundul Pecengis Key Chain
+New Ability : Fear Resistance
==================================
"Fear Resistance" merupakan sebuah kemampuan yang bisa didapatkan semua jenis Class setelah pertama kalinya mengalahkan Monster jenis Undead. Efek dari Skill Fear Resistance ialah meningkatkan peluang resist fear sebesar 10% dan merupakan kebalikan dari Skill pasif yang dimiliki oleh Monster jenis Undead yaitu "Threat of Fear".
Dengan perlahan Shiro berjalan menghampiri Ana. Perasaan yang bercampur aduk membuat Shiro tidak tahu apa yang harus dikatakan kepada gadis tersebut. Dia tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Ana. Mungkin dia akan membencinya karena telah membunuh para NPC dengan begitu mudahnya.
Next Chapter : 39. "Babi Ngepet" Sang Raja Babi