Chereads / Emross Empire : War And Order / Chapter 40 - 40. Bala Bantuan

Chapter 40 - 40. Bala Bantuan

Shiro terlihat sedikit kebingungan karena tengkorak bersenjata tersebut sama sekali tidak menunjukkan tampilan status yang biasanya ia lihat saat melihat Monster.

Sebenarnya hal tersebut sangatlah wajar, karena gerombolan Skeleton tersebut merupakan Undead yang telah diSummon oleh TukangSantet, dan yang bisa melihat tampilan dari status mereka hanyalah orang yang telah memanggilnya saja.

"Habisi Monster itu!!" Para Senshi yang baru saja tiba di desa pun langsung menyerang Babi Ngepet secara bersamaan. Sedangkan para prajurit kerajaan mulai menyebar dan membunuh Wild Boar dan Giant Aedes yang menyerang para warga.

"Oohh-key.." Shiro hanya terdiam dan terpana melihat ribuan pasukan berkuda berlarian memasuki gerbang desa dan menyebar ke seluruh penjuru desa.

"Rise From The Dead : Skeleton Army!" TukangSantet dan beberapa anggota aliansi Gentayangan yang lainnya kini mulai memanggil pasukan Skeleton untuk membantu para prajurit membunuh Monster yang sedang berkeliaran di dalam desa.

"Rise From The Dead : Skeleton Army" adalah Skill yang dimiliki oleh Class Summoner bertipe Occult, sebuah Skill yang mampu memanggil pasukan Skeleton untuk membantu mereka dalam pertarungan. Walaupun sangat efektif jika digunakan dalam sebuah peperangan, akan tetapi pasukan tengkorak tersebut hanya dapat bertahan selama 10 menit dan jika HP mereka habis, mereka juga akan menghilang sebelum batas waktu tersebut.

Melihat bala bantuan yang sudah datang, Shiro pun bergegas untuk kembali mengisi HPnya, akan tetapi sebelum dia sempat membuka tutup botol potion yang sedang ia pegang, dengan perlahan HPnya pun mulai naik.

Shiro yang sadar akan hal tersebut pun menoleh kearah seorang Senshi yang berdiri di sampingnya dan terlihat sedang memulihkan HP dari teman-temannya.

=====================

Name : DoctorZero

Sex : Male

Age : 22

Class : Holy Priest

Level : 41

Title : Healer Priest

Guild : Gentayangan, Captain

=====================

"Healer?" kata Shiro lirih.

Sambil menunggu HPnya penuh, Shiro pun hanya bisa melihat anggota Gentayangan yang sedang bertarung melawan Babi Ngepet. Walaupun mereka semua merupakan kelas Mage yang seharusnya menyerang dari jarak jauh, akan tetapi mereka mampu mendesak Babi Ngepet dengan menggunakan Skeleton Knight sebagai tank yang menerima semua Damage dari Monster tersebut.

Beberapa saat kemudian setelah bar HP Shiro kembali penuh. Karena Shiro berfikir jika para anggota aliansi Gentayangan mampu mengalahkan Babi Ngepet tanpa bantuannya, ia pun bergegas berlari menuju ke kandang kuda untuk membangunkan Ana yang sedang pingsan.

Sejauh mata memandang, terlihat pertempuran yang sangat sengit antara kawanan Monster melawan NPC yang dibantu oleh puluhan Skeleton Army. Tanpa memperdulikan mereka yang ada disekitarnya, Shiro pun langsung berlari memasuki kandang kuda.

Ana masih terlihat pingsan di tempat mereka tadi jatuh. Suasana diluar terdengar sangat riuh, sedangkan Shiro hanya terdiam di hadapan Ana memandangi belahan dada gadis tersebut yang terlihat begitu menggoda. Imajinasi nakalnya mulai muncul, dan membuat Shiro sedikit tertawa kecil dengan wajah mesum.

Shiro menelan ludah, dan perlahan menjulurkan tangannya ke tubuh Ana.

"Ana.. Ana.. Bangunlah!" Sambil berhati-hati dengan munculnya Monster yang mungkin akan menyerang mereka, Shiro menepuk pipi Ana beberapa kali untuk membangunkannya.

"T-Tuan Shiro..." kata Ana dengan suara lemah.

Setelah Ana membuka matanya, Shiro mengambil sebuah HP potion untuk diberikan kepadanya. "Minumlah.." Dengan bantuan dari Shiro, Ana pun meminum HP potion tersebut dengan perlahan.

Sambil memegangi kepalanya yang masih terasa sangat berat, Ana pun mencoba untuk bangun.

"Bagaimana Monster tadi? Dan bagaimana dengan para warga?" kata Ana yang terlihat sangat cemas.

"Tenang saja, bala bantuan sudah datang.." kata Shiro sambil mencuri pandangan ke belahan dada Ana yang terlihat sangat bulat menggoda.

"Bala bantuan?"

"B-Benar. Para prajurit kerajaan datang bersama beberapa Senshi."

"Kalau begitu, Tuan.. Ayo kita pergi bantu yang lainnya." Ana yang terlihat masih kesulitan untuk berdiri pun terjatuh di pelukan Shiro.

"Wah!" kata Shiro dalam hati, merasa bahagia. Sensasi benturan payudara Ana terasa sangat empuk. "Apa kau tidak apa-apa?" kata Shiro dengan cukup tenang membantu Ana untuk menyeimbangkan tubuhnya.

"Iya.. Maafkan aku.." kata Ana dengan wajah memerah.

Setelah itu mereka berdua pun pergi membantu para prajurit kerajaan untuk membasi Wild Boar dan Giant Aedes yang masih tersisa.

Walaupun jumlah dari para prajurit kerajaan sangatlah banyak, akan tetapi mereka masih terlihat sedikit kesusahan untuk membunuh 225 Wild Boar yang berkeliaran di seluruh penjuru desa. Sedangkan di sejauh mata memandang, sudah tidak terlihat lagi satupun Giant Aedes yang masih tersisa, begitu juga dengan belasan Skeleton Army yang tadinya membantu para warga membasmi monster.

Beberapa waktu kemudian, Berkat kegigihan dari para NPC yang dibantu oleh Shiro, jumlah dari kawanan Wild Boar hanya tinggal beberapa puluh ekor saja.

Ana berlari menghampiri kakeknya karena merasa khawatir dengan penampilan orang tua tersebut yang terlihat cukup kacau. Sedangkan dengan cukup santai Shiro berjalan di belakang Ana menghampiri sekelompok warga yang sedang berkumpul tersebut.

"Kalian semua pergilah ke ujung desa, dan jika nantinya aku terlihat mendekat, jagalah jarak denganku sejauh 100 meter." Sambil meminum beberapa HP potion, Shiro memberikan instruksi kepada para warga yang saat ini sedang menyaksikan pertarungan para prajurit melawan 36 ekor Wild Boar yang masih tersisa.

"Memangnya anda mau kemana Tuan?" tanya Turi yang terlihat kelelahan seusai ikut bertarung melawan kawanan Monster.

"Ada seekor Undead kuat di dekat gerbang, jika para Senshi belum juga datang kesini, berarti Monster tersebut masih hidup." kata Shiro meminum botol HP terakhir yang ia pegang.

"Jangan-jangan mereka..." Karena mendengar ucapan Shiro, para warga pun mulai berfikiran negatif.

"Hoy!! Apa yang sedang kalian pikirkan?! Kami adalah Senshi, pejuang hebat dari dunia lain. Tidak mungkin kami kalah dengan Monster!" Karena melihat raut wajah cemas dari para warga, Shiro pun mengatakan omong kosong yang dia sendiri pun tidak mempercainya.

Setelah tadi melihat tampilan status dari Babi Ngepet, Shiro tidak yakin jika aliansi Gentayangan mampu mengalahkan Monster tersebut dengan mudah, Karena mereka semua hanyalah seorang penyihir tanpa adanya petarung jarak dekat. Mungkin para Elementalist mempunyai Skill yang bisa digunakan untuk bertarung pada jarak dekat, akan tetapi Defense dan HP mereka cukup rendah untuk bisa menjadi tank aliansi Gentayangan.

"Kapten! Aku serahkan sisanya kepadamu!" teriak Shiro dengan cukup lantang.

"Baiklah, Tuan!" jawab sang kapten.

"Tuan Shiro.. Semoga anda diberi kekuatan untuk menghadapi Undead itu.." kata Turi memandangi wajah Shiro dengan penuh harapan. Shiro hanya terlihat sedikit melebarkan bibirnya untuk membalas perkataan dari pria tua itu.

Dengan begitu Shiro pun meninggalkan kerumunan warga dan bergegas pergi menuju ke bagian depan desa, tempat para Senshi dan Babi Ngepet masih bertarung. Dia terus melangkahkan kakinya sambil berharap sesuatu yang buruk tidak terjadi.

Next Chapter : 41. Babi Ngepet "Beast Mode"