Chapter 22 - Tercyduk

Aku mengenakan pakaian hitam dengan cepat, dan menyembunyikan Eleanor didalam pakaian itu.

[Dia?](Melissa)

[Namanya Kiritod](Delfina)

Delfina memperkenalkanku kepada Melissa.

[Dia mengenakan itu karena suatu alasan, dan dia tidak terbiasa bicara, tapi dia adalah yang terkuat diantara prajurit yang kukenal](Delfina)

[Fufufu..kau benar-benar menganggap dia yang terkuat](Melissa)

[Nanti anda akan melihat cara bertarungnya dan saat anda melihatnya anda akan yakin kepadanya bila ia sangat kuat](Delfina)

[Begitu ya](Melissa)

Reaksi Melissa sedikit buruk padaku.

[Ya...kalau begitu, aku akan meminjam dia. Jadi bagaimana tentang peralatan?](Melissa)

[Sudah saya kumpulkan. Ada di depan](Delfina)

[Jadi, kalau begitu pembayarannya akan ーー](Melissa)

[Anda boleh membayarnya nanti](Delfina)

Delfina mengatakan itu.

Dengan Melissa, dan sepuluh bawahannya, kami bergerak bersama.

Ia membawa para bawahan yang berbeda saat ia datang di mansion, mereka semua laki-laki, tetapi mereka memakai desain armor yang sama gadis-gadis kenakan pada waktu itu.

Semua orang naik kuda dan bergerak melalui jalanan malam.

Ini sudah tengah malam, dan kami tiba di sebuah desa kecil.

[Yang mulia Melissa, kita telah sampai Rintos]

(⌌⌈╹므╹⌉⌏)

[Un](Melissa)

Melissa dan bawahannya turun dari kuda mereka, dan aku juga turun dan mengikuti mereka.

Melihat aku mengikuti, Melissa melihat ke arahku, dan berkata.

[Kau Kiritod...kan?](⌌⌈╹므╹⌉⌏)

Aku mengangguk tanpa kata-kata.

[Kau boleh saja kau ikut, tapi tak apa-apa biar kami saja yang mengurus ini](Melissa)

Mengikuti apa kata Melissa, bawahannya mengatakan lagi.

[Bila kau tak mau, kau harus mundur dan jangan menghalangi kami ](⌌⌈╹므╹⌉⌏)

Aku entah bagaimana merasa dengki. Mata pria itu dingin, dan aku bisa dengan jelas merasakan permusuhan mereka.

Mereka mungkin tidak suka orang luar sepertiku.

Tapi, orang-orang dengan permusuhan itu hanyalah bawahannya saja.

[Kalau kau takut, kau bisa berlari kesisiku aku akan melindungimu](Melissa)

Kata Melissa.

Ketika dia mengatakan itu, bawahannya menatapku dengan ketidakpuasan, dan menatap Melissa dengan mata kekaguman.

[Ya bagiku hal yang wajar bila seorang saint melindungi orang luar, maupun dikenal atau tak dikenal](Eleanor)

Suara Eleanor menggema di dalam kepalaku.

Aku mengikuti Melissa dan sisanya dari belakang mereka.

Party ini memasuki desa, kami pergi ke rumah paling indah di sebuah desa. Dan pria tua yang keluar dari sana sat melihat Melissa, dan berlutut dengan penuh emosi.

[Terima kasih banyak, terima kasih banyak. Akhirnya anda datang kesini. Dengan ini, desa akan kami selamat]

[Langsung saja dimana tempat pecahnya roh pohon Kuroki?](Melissa)

[Tepatnya dihutan sebelah timur desa kami](^v^)

[Apa cuma disana?](Melissa)

[Hanya disana. Tapi jumlah mereka... itu sepuluh kali lebih banyak dari tahun lalu](^v^)

[Kalau begitu, jangan mendekati hutan sebelum aku datang jangan](Melissa)

[Baiklah aku juga akan segera memberitahu wargaku agar tidak mendekati hutan](^v^)

Meninggalkan orang tua itu, dan pergi kearah hutan.

Aku berpikir apa itu roh-roh pohon Kuroki, segera di pintu masuk, satu ada di sana.

Bercahaya transparan, akarnya seperti kaki, dan itu seperti pohon yang bisa bergerak. Aku hampir mengatakan "Menjijikkan".

Bawahan Melissa menggunakan senjata mereka ー ー memegang senjata yang Delfina siapkan dan menyerang roh pohon.

Di belakang mereka, Melissa menggenggam tangannya dan membuat pose berdoa. Dalam hal ini, itu adalah pertama kalinya aku merasa dia seperti"Saint(orang suci)".

Bawahan Melissa menyerang semua roh pohon.

Di tengah-tengah itu, salah satu dari mereka menerima serangan. Cabang roh pohon, cabang itu seperti lengan, dia ditabrak dari sisi wajahnya.

Tubuhnya bersinar, dan tubuh Melissa juga bersinar.

Dalam menghadapi Melissa, merah, tanda bengkak muncul.

Ini...jangan-jangan.

[Tidak usah khawatir](Melissa)

Kata Melissa padaku.

[Aku masih kuat kok dan aku juga cepat sembuh, jadi jangan khawatir](Melissa)

Ketika dia mengatakan itu, wajahnya kembali.

Tanpa 30 detik, menghilang seakan tidak ada yang terjadi.

Aku ingat apa yang kudengar dari Delfina. Dia dieksekusi terus menerus selama tujuh hari, tapi pada akhirnya dia baik-baik saja.

Itu... ternyata bukan sekedar rumor tapi kenyataannya begitu.

Ketika aku memikirkan itu, bawahan Melissa menerima serangan lagi.

Kali ini tengkuknya dipukul, dan darah muncrat dari leher Melissa. Yang juga sembuh sangat cepat, luka menghilang, dan meninggalkan kerah bajunya merah dengan darah.

Itu...tidak pantas untuk dilihat.

Melissa tidak keberatan, dan bawahannya juga tidak keberatan. Berpikir tentang "mukjizat"-nya, yakin bahwa ia akan baik-baik saja, tapi aku tidak punya perasaan bagus melihat itu.

Maksudku, apa sih yang mereka lakukan.

Dan saat aku memikirkan itu, tiba-tiba dua orang dari kelompok Melissa terlempar bersama, Keduanya berdiri sangat cepat dan melompat ke arah roh pohon, tetapi

Melissa sangat kehilangan keseimbangan, dan jatuh berlutut.

...Ini, kalau Melissa tidak ada di sini, mereka sudah berada di batas mereka dan hampir musnah? Mereka mampu melakukan hal itu karena Melissa di sini.

Ketika aku memikirkan itu, aku marah. Aku marah, sehingga menarik pedang panjang dan menyerang roh pohon.

Ia mengayunkan tangan dan mencoba untuk memukulku.

Aku menghentikannya dengan pedang panjang, dan memotongnya begitu saja.

Aku berpikir bahwa aku akan kesulitan, tapi itu terlalu lemah daripada aku pikir. Jadi aku menebas roh pohon menjadi dua.

Roh pohon yang dipotong secara vertikal, menghilang seakan menguap.

==° Bawahan Melissa terkejoed dan terheran-heran °==

"Apa itu tadi"

"Dengan pedang...ia memotong roh pohon dengan pedang panjang tanpa berkah?"

"Tidak mungkin"

=======================================

Semua bawahan Melissa terkejut.

[Kau... bagaimana kau melakukannya](Melissa)

Melissa terkejut melihatnya.

Bagaimana, katamu, aku cuma menebasnya dengan normal.

Maksudku, aku kesal dengan orang-orang yang bermain-main.

Aku tahu strategi. Aku tahu cara kerjanya, dengan Melissa sebagai pusat yang menerima semua luka, orang lain bisa menyerang tanpa khawatir.

Strategi yang dibuat terutama dengan kemampuan spesial, adalah wajar.

Tapi, itu membuatku kesal.

Aku tidak bisa berbicara, jadi aku mengatakan kepada mereka menggunakan bahasa tubuh.

[Maksudmu...kau akan mengurus sisanya](Melissa)

Aku mengangguk.

[Dasar bajingan! Apa kau mengejek kami!]

(⌌⌈╹므╹⌉⌏)

"Un, itu benar", aku ingin mengatakan itu.

Karena tidak kompeten ini, aku tidak bisa melihat seorang wanita yang terluka.

[...Kalau begitu mohon bantuannya](Melissa)

[Yang mulia Melissa?!](⌌⌈╹므╹⌉⌏)

[Mari kita biarkan dia. Kalau dia ingin menyelamatkan desa, berarti dia memiliki tujuan sama seperti kita](Melissa)

[Ya udah, kalau begitu, tolong sisanya serahkan pada kami](⌌⌈╹므╹⌉⌏)

[Di bawah nama Tuhan, kita akan ー ー](Melissa)

Aku menyerang para laki-laki dengan sarung pedang panjang, aku memukul mereka semua, dan membuat mereka kehilangan kesadaran.

Seperti yang diharapkan, karena Melissa tidak berdoa, luka tidak mengarah padanya, dan semuanya kehilangan kesadaran mereka.

Mungkin lebih baik kalau aku memotong mereka.

[Kau...](Melissa)

Untuk Melissa yang terkejut.

Aku menyuruhnya untuk menunggu di sini menggunakan bahasa tubuh lagi.

[...Aku mengerti, tolong lakukan](Melissa)

Aku melompat ke dalam hutan.

Aku sangat marah. Aku memotong jadi dua roh pohon yang kutemui. Begitu keluar, aku memotongnya.

Setelah memotong sekitar sepuluh, aku kembali sedikit tenang.

[Berapa lagi](Kakeru/Kiritod)

[Apa kau ingin kuajari agar mengerti dimana tempatnya para roh itu berada?](Eleanor)

[Baiklah bagaimana caranya?](Kakeru/Kiritod)

[Tariklah aku](Eleanor)

Aku menarik Eleanor. Dan kemudian, di dalam kepalaku, entah bagaimana, aku bisa samar-samar merasakan lokasi

roh pohon.

Ada peta di dalam kepalaku, dan rasanya seperti titik itu memberitahukan.

[Hmm...sangat membantu](Kakeru/Kiritod)

[Serahkan padaku kalau itu berhubungan dengan para roh](Eleanor)

[Begitu ya, kalau begitu mohon bantuannya](Kakeru/Kiritod)

[Umu](Eleanor)

Aku meminjam indra Eleanor, berlari melalui rute terdekat di hutan, dan memotong mereka satu per satu.

Aku memotong yang terakhir, dan menarik napas.

[Tidak ada yang tersisa ya, Yosh, lalu ayo kita kembali](Kakeru/Kiritod)

[Sepertinnya mereka mungkin sudah terbangun](Eleanor)

[Ahh...Gitu ya tapi kalau orang-orang itu masih menyusahkan dan membuat Melissa kesakitan, aku akan menebas mereka kali ini](Kakeru/Kiritod)

Aku mengangguk, melihat ke belakang, dan mencoba untuk pergi ke pintu masuk hutan.

Aku terkejut, dan menghentikan kakiku.

[Kau...Kau Pengguna Pedang Iblis?](Melissa)

Melissa ada di sana.

[Emang kenapa...?](Kakeru/Kiritod)

[Aku datang untuk melihatmu karena itu petarungan berbahaya...](Melissa)

Ini buruk, dia melihatku.

Ini situasi yang dimana aku tak bisa memberi alasan atau aku terjebak dalam perangkapku sendiri.

Aku masih mengenakan pakaian hitam dan mantel, tapi Eleanor terlalu khas.

Aku telah memutuskan kehendakku, pada waktu itu.

[Terima kasih banyak](Melissa)

[Un?!](Kakeru/Kiritod)

Aku mendengar kalimat yang membuatku meragukan telingaku.

[Terima kasih, karena telah menyelamatkanku](Melissa)

Saint Melissa, menundukkan kepalanya ke arahku.