Chapter 26 - rumah baru

"Yuuki Hikari, umur 0 tahun"

Di pagi, tepat di ruang makan mansion.

Hikari berkenalan dengan Delfina, Nana, dan Miu, ia disambut dengan sopan.

[Yuuki...itu berarti, ini ?](Delfina)

Delfina menatapku. "Jangan jangan", itulah yang dipikirkan.

[Hehehe, dia putriku](Kakeru)

Semuanya mengatakan "Ehhhhh" secara bersamaan.

[Sejak kapan kau punya anak perempuan?](Delfina)

[Bary kemarin](Kakeru)

[Hah?](Delfina)

[Oh maksudnya, dia tuh anak angkat Tuan]( Nana)

Ujar Nana dengan tenang. Delfina dan Miu pun yakin.

[Baiklah, Tuan, uhmm...Dimana sekarang ibunya Dik Cantik nih?](Nana)

[Ibunya adalah Eleanor](Kakeru)

Aku mengangkat Eleanor.

[Eh?](Nana)

Semuanya membuat ekpresi aneh seakan tak percaya dan Delfina bahkan menatapku dengan rasa kasihan.

[Hikari](Kakeru)

[Ada apa Ayah?](Hikari)

[Bisakah kau berubah jadi pedang](Kakeru)

[Ya](Hikari)

Hikari berubah menjadi bentuk Pedang Iblis.

Melihat perubahan Hikari menjadi Pedang Iblis di depan mereka, mereka semakin terkejut.

[Baiklah apa kalian udah percaya dengan yang kukatakan?](Kakeru)

Aku bertanya, tapi tidak ada yang menjawab, mereka masih tidak menyadari.

Setelah beberapa saat, Delfina akhirnya kembali dirinya lebih dulu.

]I-ini tak terduga. Aku tak berpikir bila anda akan menghamili Pedang Iblis...](Delfina)

Apalah dayaku hanya bisa diam doank sambil melihat mereka.

[Ya hanya Tuanku saja yang bisa seperti ini](Miu)

[Ngomong-ngomong, Apa hanya Tuan Yuuki yang dapat menggunakan Dik Hikari](Delfina)

[Ahh, kalau itu aku tak tahu tapi apa kau ingin mencobanya?](Kakeru)

[Uhm...](Delfina)

Delfina ragu-ragu akan itu.

[Tenang saja aku ada disini disini disisimu selalu](Kakeru)

[...Baiklah kalau begitu](Delfina)

Delfina mengulurkan tangan dan mencoba untuk memegang Hikari dengan wajah tersipu akan gombalanku.

Menyentuh dengan hati-hati menggunakan tangannya, dan mencoba mengangkat tangannya, tapi ー ー.

[Aku tak bisa mengangkatnya](Delfina)

[Heh?](Kakeru)

[Iya, aku sudah berusaha semampuku tapi tak bisa mengangkat sedikitpun](Delfina)

[Aku mau mencobanya](Kakeru)

Nana mengatakan itu, dan berusaha mengangkatnya, tapi, itu bahkan tidak bergeming.

[Apa-apaan ini aku tak bisa mengangkatnya atau mengerakkannya sedikitpun](Nana)

[Sungguh?](Kakeru)

Aku memegang Hikari.

Bagiku ini tidak berat dan beratnya lebih ringan dari Eleanor.

[Sepertinya hanya Tuan Yuuki yang bisa menggunakannya](Delfina)

[Begitu ya](Kakeru)

Yah, tidak apa-apa. Aku tidak berpikir untuk membiarkan Hikari disentuh oleh orang lain sih.

Hikari kembali ke bentuk manusia.

Dan sekali lagi, "Mohon bantuannya", menyambut dengan senyuman yang manis.

Ketiganya melihat itu.

[Anu Tuan Yuuki, boleh aku pinjam Dik Hikari sebentar. Karena ia seorang gadis, aku akan mengukur dan menyiapkan pakaian lucu untuknya](Delfina)

[A-aku akan membuat kue untuk Dik Hikari](Miu)

[Anu apa yang kuharus agar menbuatmu senang dedek cantik?](Nana)

Ketiganya berencana memanjakan Hikari.

➡➡➡➡➡➡➡➡➡➡➡➡➡➡➡➡➡➡➡➡➡➡➡➡➡

Di tempat tiket lotre setelah Hikari dimanjakan oleh istri-istriku.

Eleanor sedang duduk di sudut ruangan memeluk lututnya sambil bergumam.

[Aku dipaksa hamil... dan menjadi seorang ibu diusia dini..... padahal aku ingin menikmati masa mudaku...](Eleanor)

Dia bergumam seakan masih muda saja padahal dia bilang padaku bahwa dia telah hidup lebih ratusan tahun saat pertama kalinya aku bertemu dengannya.

Aku merasa kasian bila ia tak bertemu denganku mungkin ia jadi perawan tua.

Apa itu, ketika aku sedang memikirkan itu.

[Uhm...Apa Anda Bunda ?](Hikari)

Oh ya, Hikari kan belum melihat ibunya dalam wujud manusia, makanya dia bertanya.

Eleanor mengangkat kepalanya.

[Hikari. Itu ibumu bila kau ingin memeluknya, peluklah](Kakeru)

[ー ー un!](Eleanor)

Hikari memeluk Eleanor dengan ekpresi bahagia.

Jujur, melihat dua loli berpelukan itu, menbuatku merasa akan datang sekelompok polisi menyergap ku.

[A-Apa yang kau lakukan](Eleanor)

[Bunda](Hikari)

[Uu...](Eleanor)

Saat Eleanor dipeluk ia terjebak dalam kata-katanya.

Tampaknya ia merasa bersalah.

[Emang ya kalo buah jatuh gak jauh dari pohonnya, Hikari kamu itu sangat mirip dengan Ibumu](Kakeru)

[Un! Aku terlihat seperti Bunda!](Hikari)

Hikari tersenyum polos.

[Uhm...](⊙▽⊙)

Si staf mengeluarkan suara heran. Un, dia di sini sepanjang waktu.

[Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi tolong suruh dia merahasiakan tentang ini](⊙▽⊙)

[Oke](Kakeru)

Aku pergi ke arah meja.

[Ya, Selamat Datang, Pelanggan terhormat](⊙▽⊙)

[Ngomong-ngomong, kenapa ada dua mesin lotre disini?](Kakeru)

Aku bertanya pada staf.

[Ya, kami menambahkan fitur baru](⊙▽⊙)

[Apakah lotere ini juga terbatas?](Kakeru)

[Tidak, anda akan mendapatkan 1 x putaran gratis selama satu hari](⊙▽⊙)

[Un?](Kakeru)

[Maksud saya gini dalam satu hari anda akan mendapatkan satu putaran gratis, Ehmm... contohnya seperti bila selama 5 hari anda tidak memutar mesin lotre ini anda akan mendapatkan 5 kali putaran](⊙▽⊙)

[Jadi begitu](Kakeru)

Sesuatu seperti bonus masuk ya.

[Dan, apa aja hadiahnya?Kok aku tak melihatnya](Kakeru)

[Karena ini diputar secara gratis dan item yang didapatkan cukup rendah jadi kami sengaja tidak menulis daftar hadiahnya](⊙▽⊙)

[Begitu](Kakeru)

[Sebelum itu, saya ingin memberitahu Anda, bila anda gagal mendapatkan hadiah, secara otomatis kami menggantinya dengan satu koin perak untuk hadiah partisipasi](⊙▽⊙)

[Jika itu gagal ya](Kakeru)

[Kalau begitu, apa yang akan Anda lakukan? Memutarnya sekarang atau, anda kumpulkan beberapa hari habis itu kesini?](⊙▽⊙)

[Biarkan aku berpikir dulu](Kakeru)

Aku berpikir sejenak.

Bila kuputar sekarang juga bukan hal yang buruk, tapi bila aku menunggu beberapa hari dan kembali lagi kelihatannya bagus.

Nah, apa yang harus kulakukan.

[Ayah, apa ini?](Hikari)

Hikari datang dengan langkah-langkah yang imut.

[Un? Ini adalah mesin lotere. Ketika kau memutar ini, kau bisa mendapatkan hadiah bila ada sesuatu yang keluar](Kakeru)

[Begitu~. ...Kalau aku memutarnya, aku bisa mendapatkan hadiah juga?](Hikari)

[Un? Iya, tentu saja](Kakeru)

Karena Hikari membuat wajah gembira, aku bertanya padanya.

[Apa Kamu ingin mencobanya?](Kakeru)

[Mau mau!](Hikari)

[Baiklah. Tapi, hanya sekali saja ya. Apakah itu baik-baik saja](Kakeru)

[Gak apa-apa kok](Hikari)

Aku bertanya kepada si staf untuk memastikan. Dan kemudian, Hikari menundukan kepalanya pada si staf.

[Tante, plisss](Hikari)

[ー ー](⊙▽⊙)

Staf mengerang sedikit.

[...imutnya, bikin gemez](⊙▽⊙)

[Eh?](Kakeru)

[Ha! Tidak tidak]

Si staf mencoba untuk menyembunyikannya.

Mengapa dia berusaha menyembunyikannya? Bagiku tidak apa-apa karena memang dia imut.

Sementara bertanya-tanya kenapa, aku meninggalkan dan menjelaskan tentang lotre pada Hikari.

[Kau memegang pegangan ini dan memutarnya sekali. Dan, bila yang keluar...itu hitam artinya kamu gagal](Kakeru)

[Apa yang hitam itu jelek?](Hikari)

[Iya itu karena dia hadiah yang buruk](Kakeru)

[Begitu... un! Aku akan melakukan yang terbaik](Hikari)

Dia membuat pose berani, itu lucu.

[T-Tolong tunggu sebentar](⊙▽⊙)

Staf berhenti sebelum kita memutarnya.

[Ini pertama kalinya baginya kan](⊙▽⊙)

[Yah begitulah](Kakeru)

Karena dia baru lahir kemarin sehingga segala sesuatu baginya adalah pertama kalinya.

[Begitu ya, kemungkinan besar.....dia akan mendapatkan hadiah tinggi karena pertama kalinya dia mencobanya](⊙▽⊙)

[Begitu ya](Kakeru)

Ini hal yang sama saat aku pertama kali memutar lotre mungkin keuntungan saat pertama kalinya tinggi.

Hikari memegang pegangan dan memutarnya dengan wajah gembira.

Aku juga menjadi bersemangat.

Memutar pertama yang pasti berhasil, aku bertanya-tanya apa yang akan keluar.

Mesin lotere memutar sekali, dan *Kringkring* hand bell berdering.

======================================

Disore hari tepatnya di padang rumput, kami bertiga, Eleanor, Hikari (bentuk manusia), dan aku.

Di tangan Hikari, rumah ukuran miniatur, itu seperti rumah mainan.

Dia meninggalkan itu di dalam tanah dan berkata padaku.

[Ayah, aku akan menaruhnya disini](Hikari)

[Gitu ya](Kakeru)

Aku mengangguk, dan memiliki berpikir untuk menggunakan sihir, Rumah miniatur, yang kami dapatkan dari lotre.

Dan kemudian, rumah mainan itu secara bertahap semakin besar, dan menjadi sebuah ukuran rumah pada umumnya.

[Wa~, mengagumkan~!](Kakeru)

[Benar](Hikari)

[Bisa kamu mengembalikan ke bentuk semula]( Kakeru)

[Aku akan mencoba](Hikari)

Hikari mengembalikan rumah ajaib itu, dan mengasihkannya padaku.

Aku menaruhnya lagi di tempat yang pas dengan terbitnya matahari.

[Ini seperti yang aku inginkan ya](Kakeru)

[Sepertinya kita mendapatkan alat yang sangat berguna](Eleanor)

[Ne~ne~, Ayah, bisa kita masuk ke dalam?](Hikari)

[Iya, Ayo](Kakeru)

Aku masuk ke dalam dengan Hikari.

Di dalam pondok, itu sangat kosong.

Suara itu juga benar-benar gema.

[Wa~, didalam sangat lebar~](Hikari)

Hikari berlarian di sekitar, dan melihat sekitar.

Un, baiklah.

Hal-hal yang kudapat dari lotre meningkat.