Pada saat malam hari, di kamar tidur.
Pintu terbuka ketika aku sedang tidur sendirian, dan seorang gadis masuk.
Ketika aku membuka mataku, ternyata ia Helen.
Helen yang mengenakan pakaian tipis berhenti di depan tempat tidur, dan menatapku tajam.
[Tuan Kakeru](Helen)
[I-Iya ada apa?](Kakeru)
[Aku datang untuk membuat dedek kecil denganmu](Helen)
Yang berarti dia ingin skidipapap denganku.
[Aku juga ingin memiliki anak seperti Dik Hikari. Aku ingin memiliki anak dari Tuan Kakeru](Helen)
[Seorang anak?](Kakeru)
[Iya, anak yang sangat cantik seperti dik Hikari](Helen)
Helen mengangguk jelas.
[Kumohon](Helen)
Helen memohon.
Mungkin pertama kalinya bahwa aku melihat Helen seserius ini.
[Aku mengerti](Kakeru)
Tidak ada alasan untuk menolak, cara dia meminta itu dengan wajah yang manis.
Itu sebabnya, sepanjang malam, aku skidipapap dengan Helen.
Akhirnya sudah pagi, Helen kelelahan di atas ranjang.
[Kalau....anak ini lahir aku mungkin akan menjadi ibu dan Tuan Kakeru akan menjadi ayah, itu membuatku senang](Helen)
Sekejap, aku terkejut, dan tertawa setelahnya.
Helen yang meminta sesuatu yang alami itu sangat lucu.
Itu sebabnya, meskipun malam telah berakhir, aku skidipapap dengannya lagi.
=======================================
Di Pagi hari, setelah menyelesaikan pekerjaan sehari-hari, aku sedang berjalan di sekitar kota Roizen. Berjalan kesana-kemari.
Tiba-tiba, aku melihat bahwa ada keributan di pintu masuk kota.
Berpikir apa itu, aku mendekat, dan aku melihat seorang tentara compang-camping yang memiliki banyak luka.
Tentara kota datang, dan mengangkat tubuh tentara yang terluka itu.
[Apa, apa yang telah terjadi?]('◇')
[Re...Red Dragon muncul](」゚ロ゚)」
[Apa?!]('◇')
Tentara itu mengangkat suaranya. Suara warga kta berkumpul.
Tiba-tiba...
Orang-orang itu berteriak sambil berlari "Red Dragon muncul", dan menyebarkan rasa takut.
"Cepat... lari..."
Meninggalkan kata-kata terakhirnya, tentara itu tewas.
=======================================
Di Perusahaan Pedagang Lanmari, tepatnya mansion Delfina.
Aku memutuskan untuk bertanya apa yang tidak kumengerti dan mengatakan hal yang terjadi sebelumnya.
Ekpresi diwajah Delfina berubah. Diam, lalu dia membuat wajah serius.
"Tolong tunggu sebentar"
Dia mengatakan itu dan membiarkan aku menunggu, Delfina memanggil bawahannya. Dia berbisik kepada orang yang masuk.
Bawahannya ekpresi langsung berubah, dan keluar dari ruangan.
Itu seperti ini sejak awal. Warga kota, Delfina, dan bahkan bawahannya berbisik.
Semuanya, mereka bereaksi dengan istilah "Red Dragon".
[Anu, Red Dragon itu apa sih sebenarnya](Kakeru)
[Dia se-ekor naga...yang hampir punah](Delfina)
[Hampir punah?](Kakeru)
[Yah...Mereka semua memiliki kekuatan yang luar biasa,
mereka adalah makhluk yang memiliki kecerdasan tinggi dan hidup dengan rentang waktu yang lama dan Mereka Semakin kuat, maka semakin tinggi kecerdasan yang naga punya, tapi pada waktu itu kehidupan mereka hampir berakhir,
kekuatan mereka...dan ukuran tubuh mereka sendiri, meningkat dengan cepat maka umur mereka juga semakin menipis. Dan itu menbuat para naga cepat punah](Delfina)
[Tapi kenapa mereka disebut Red Dragon?](Kakeru)
Entah mengapa aku menanyakan tentang itu.
[Ohh...soal itu mengapa mereka dipanggil Red dragon , jadi gini saking kuatnya mereka, mereka tak bisa berpikir jernih ataupun semacam pikiran, yang ada hanyalah menyebar kekerasan. Dan saat marah juga warna yang dipancarkan dari tubuhnya merah, maka dari itu mereka disebut Red Dragon](Delfina)
[Gitu ya](Kakeru)
Aku manjadi tau dari cerita yang Delfina katakan.
[Aku tadi sudah menyuruh seseorang untuk pergi dan memeriksanya agar mengetahui apa yang terjadi](Delfina)
[Hah?](Kakeru)
[Karena tidak mungkin tidak akan ada korban ketika Red Dragon muncul. Seperti yang diceritakan oleh seja ーー](Delfina)
Ketika Delfina mulai mengatakan itu, bawahan sebelumnya berlari ke dalam. Tanpa mengetuk, ia kembali hanya untuk melaporkan segera.
[Nyonya Delfina!!](•ิ_•ิ)
[Un](Delfina)
[ahh...Kota Rodos...](•ิ_•ิ)
[Emang ada apa dengan kota Rodos?](Kakeru)
Aku bertanya pada Delfina.
[Kotanya telah hancur](Delfina)
[Hancur?](Kakeru)
Gumamku.
[Ya, sekarang kota itu sendiri sebagian besar menjadi reruntuhan](•ิ_•ิ)
[Apa yang terjadi dengan warganya?](Delfina)
[Mereka tahu informasi bahwa Red Dragon menyerang kota yang berbeda sebelumnya, sehingga hampir setiap penduduk telah melarikan diri. Tapi, kota mereka...]
(•ิ_•ิ)
[Bagaimana penaklukannya?](Delfina)
[Putri Helen dan Jenderal Gigis memimpin beberapa ribu tentara. Dan untuk berjaga-jaga, mereka telah mengirim
permintaan penyelamatan ke Guild petualang dan Undying Saint Melissa](•ิ_•ิ)
[Seperti yang diharapkan dari Putri Helen, ia langsung memutuskannya dengan cepat](Delfina)
Saat ini, aku sedang memikirkan seperti itu.
=======================================
Pov : Helen
=======================================
[Nyonya Helen!] (´・_・`)
Seorang tentara masuk ke tenda.
[Pasukan utama telah memasuki pertempuran melawan Red Dragon - Olivia di lembah. Situasi pertempuran sekarang seimbang, Tuan Gigis akan meminta bala bantuan jika memungkinkan] (´・_・`)
[Jenderal Gigis dan 2000 tentara, dan setara dengan naga itu, Yang sangat menakutkan](Helen)
Aku berpikir sejenak, dan meminta Fortis yang berada di sampingku.
[Berapa banyak tentara yang ada bisa bergerak](Helen)
[Jika itu pasukan pertahanan pribadi Nyonya, semua ada seribu orang](Fortis)
[Kirim segera. Perang melawan Red Dragon seharusnya tidak lama](Helen)
[Ha!](Fortis)
[Kau harus mengikuti perintah](Helen)
[Tapi bagaimana dengan, keamanan sekeliling Nyonya](Fortis)
[Olivia harus dikalahkan lebih dulu. Kau sudah melihat hancurnya kota Rodos kan. Tragedi seperti itu jangan sampai meningkat](Helen)
[ ー ー ! Seperti yang Anda perintahkan. Saya akan segera mengirim mereka](Fortis)
Mematuhi perintahku, Fortis hendak keluar dari tenda, pada waktu itu.
"L-Lapor"
Seorang tentara masuk.
Dengan ekspresi yang tidak teratur, dengan terburu-buru.
Aku entah bagaimana merasakan firasat buruk dengan itu.
[Apa yang terjadi](Helen)
Tenang, tenang, sementara aku membiarkan diriku mendengar, aku bertanya pada tentara itu.
Tapi.
[Jendral Gigis telah tewas dalam pertempuran! Pasukan utama tentara penaklukan telah dimusnahkan](●__●)
[...](Helen)
Tidak mungkin.
Kata-kata itu datang ke pikiranku.
Tapi, itu nyata.
Aku mendengar deru naga dari jauh.
Itu bukan teriakan kematian, itu adalah suara gemuruh yang membuatku merasakan kemarahannya. Red Dragon - Olivia masih hidup, dan itu bukti bahwa ia marah.
[Apa yang terjadi?](Helen)
[Sekitar wilayah Jendral Gigis dibakar oleh napas naga. Dan Barisan depan yang hilang Jendral Gigis jatuh ke dalam kekacauan](●__●)
[...Korbannya](Helen)
[Hanya ada 30% yang bisa bergerak...tapi mereka sudah mulai dimusnahkan, jadi ...](●__●)
Tentara itu tidak menyelesaikan mengatakan itu.
Untuk itu menjadi seperti ini dalam sekejap...itu sesuatu yang jauh melampaui harapan.
[Apa yang terjadi dengan Olivia?](Helen)
[Ia bergerak menuju barat](●__●)
[Barat...ini buruk, ke arah kota Reya](Helen)
[Kita masih Ada 20 ribu orang. tapi mungkin naga itu akan mencapai sana tanpa membutuhkan satu hari](Fortis)
Ujar Fortis dengan wajah yang sangat masam.
Aku memerintahkan para tentara.
[Segera menuju Reya, suruh warga mengungsi](Helen)
[Iya!](●__●)
[Fortis, kumpulkan tentara yang melarikan diri, dan mengatur kembali mereka sebanyak mungkin](Helen)
[Apa yang akan Nyonya lakukan](Fortis)
[Aku akan memimpin tentara yang tersisa, dan menghentikan kaki Olivia](Helen)
[Itu terlalu berbahaya!!](Fortis)
[Hanya ini cara terbaik gak ada yang lain](Helen)
[Tapi ー ー](Fortis)
[Fortis](Helen)
Aku memanggil namanya, dan menatap dia.
[Saya paham. Saya akan segera mengumpulkan tentara yang melarikan diri](Fortis)
[Kerja bagus](Helen)
Fortis keluar.
Aku memimpin tentara pribadiku, dan mengejar Red Dragon - Olivia.
[...Mas Kakeru](Helen)
Tangan kananku, memegang perutku.
"Pesan! Centurion Spiros tewas dalam pertempuran!"
"Sepuluh orang komandan langsung di bawah ーー mempromosikan Pan ke Centurion. Dan untuk terus menghentikannya"
"Iya!"
Tentara utusan berlari.
Di depanku...aku bisa melihat naga merah besar itu seperti gunung dari jauh.
Sampai aku bisa melihatnya secara langsung, aku tidak bisa membayangkan bahwa naga itu sebesar ini.
[Pesan! Tuan Fortis, terluka! Dia tidak sadarkan diri dan memiliki luka serius!](●.◉)
[Evakuasi segera. Mempromosikan orang yang memiliki peringkat tertinggi di sana satu peringkat, dan biarkan dia memimpin tentara](Helen)
Para tentara Fortis kembali sekarat satu per satu.
Tapi, kita tidak bisa mundur, kalau kita mundur dari sini, Reya akan... Setidaknya, seperti kota Rodos, kita harus mengulur waktu bagi warga untuk mengungsi.
Tapi seolah mengolok-olok itu, tentara tewas satu per satu.
Red Dragon - Olivia secara bertahap menutup jarak.
Ia menutup sambil berhamburan.
Sudah pada batasnya, kurasa.
Itu tidak bisa memblokir lebih dari ini, lebih dari ini, bahkan aku akan ー ー.
Tapi.
Kalau kita mundur dari sini, warga kota Reya, lebih dari setengah dari mereka yang paling mungkin akan terjebak dengan amarah naga.
[Nyonya! Kita tidak akan bisa lagi](●.◉)
[...bertahanlah](Helen)
Aku menyemagatin mereka.
[Nyonya setidaknya anda harus lari. Kami akan mengurus ini](●.◉)
[Terima kasih, tapi sepertinya sudah terlambat](Helen)
Menembus pertahanan para tentara, Raungan yang mengguncang tanah. Dan Gempa yang cukup membuat orang kesulitan untuk berdiri.
Kematian, telah datang di depanku.
Tanganku menyentuh sekitar perutku.
Setidaknya, kata-kata datang ke pikiranku.
Sebuah gambar keluarga bahagia dari tiga orang datang ke pikiranku.
Aku memejamkan mata. Setidaknya, aku bisa mati memikirkan itu.
Saat itu, yang berbeda gemuruh menggema.
Jatuh dari langit seolah-olah petir gelap, menghentikan si Red Dragon.
Seorang pria berdiri dengan udara ketenangan, memiliki
di tangannya, cahaya gelap.
Pedang Iblis di tangan kanan, dan Pedang Iblis di sebelah kiri.
"Tuan Kakeru!"
Pengguna dua Pedang Iblis, ia tercermin dalam mataku sebagai penyelamat.