Chereads / My Assistant is My Wife / Chapter 10 - BAB 10

Chapter 10 - BAB 10

Matahari menyapa pagi juna yg merasa kepalanya sedikit berat. Dan asing dengan suasana ini, seperti bukan kamarnya. Melihat sekelilingnya juna baru sadar ini bukan apartemennya.

"Ini dimana ?" gumam juna sambil memijat keningnya yg masih pening.

Ketika keluar kamar pemandangan pertama yg juna lihat adalah seorang olivia yg masih tertidur pulas di sofabed ruang tamu apartemennya.

"Kalo tidur dan diem gini lebih cantik." batin juna yg ingin merapikan anak rambut olivia.

Sesaat juna memperhatikan wajah olivia yg terlihat lebih cantik natural, dengan kulit putih, tulang hidung yg sedikit tinggi, tanpa makeup, tidur dengan tenang, meskipun dengan rambut yg berantakan. Juna melihat sisi lain olivia. Tiba - tiba juna tersadar bagaimana bisa dia tidur di apartemen olivia, sedangkan cewek mungil yg jutek ini dengan rela tidur disofabed apartemennya.

Sambil mencoba mengingat - ingat, juna melihat pergerakan olivia yg mulai terbangun dari tidurnya. Cepat - cepat juna ke pantry untuk mengambil segelas air.

"Asisten macam apa kamu ini, gimana bisa bosnya bangun lebih dulu." nada suara juna dibuat sesantai mungkin agar oliv tidak sadar apa yg baru saja terjadi.

"Ah, ya. Selamat pagi kak. Apa masih pusing ?" olivia bangun sambil menguncir asal rambutnya.

Juna merasa terhibur melihat wajah bantal olivia. Tanpa terasa tersenyum.

********* FLASHBACK ON*******

"Kak!!!!!! Apaan sih peluk - peluk gini." teriak oliv sambil mencoba melepaskan pelukan juna yg masih belum sadar dengan tingkahnya.

Gadis yg melihat kejadian ini merasa sangat sebal, hingga sangat terlihat wajahnya yg menekuk sempurna. Yoyo yg mengecek hasil jepretan kameranya tertawa senang melihat juna yg biasanya tidak pernah mabuk sampai seperti ini, akhirnya memeluk seorang cewek.

"Pasti oliv cewek yg istimewa buat juna, sampe bikin juna yg kuat minum jadi lemah begini." batin yoyo sambil memperlihatkan hasil fotonya kepada bobby.

"Adek lu bang, akhirnya bisa meluk cewek juga. Biasanya cuma bisa meluk gitarnya." yoyo menyenggol lengan bobby sambil tersenyum penuh arti.

"Gua udah curiga. Liatin aja, sampe dimana dia nanti. Kalo nggak ada kemajuan ambil tindakan."

"Mau ikut campur lagi kita bang ?"

"Liatin aja dulu." bobby melirik juna yg masih memeluk olivia.

Olivia hanya pasrah dipeluk juna, tapi sekarang hanya rangkulan dipundak oliv. Sambil memapah juna kembali ke mobil.

"Juna balik sama kamu ?" tanya bobby sambil membantu oliv memapah juna berjalan ke arah mobil.

"Iya kak. Sebelum berangkat kesini dia udah nanyain aku bisa nyetir apa enggak." penjelasan oliv diangguki tanda paham bobby.

"Makasi banyak kak." sesampainya dimobil, juna duduk dikursi penumpang dibantu bobby yg membukakan pintu dan mendudukan dengan manis.

"Hati - hati dijalan, kamu bisa telfon aku kalo ada apa - apa. Jaga dia baik - baik. Juna jarang banget mabuk sampe gini." Tiba - tiba bobby mengelus puncak kepala oliv

Setelah duduk dan menguncir rambutnya karna merasa terganggu. Olivia memegang puncak kepalanya yg tadi dielus oleh bobby, menyadari ada yg aneh dengan sikap dan perkataan bobby. Olivia menghela nafas panjang melihat bos disampingnya sedang tidak sadarkan diri karna mabuk. Olivia memasang seatbelt juna, saat sampai didepan tubuh juna untuk menarik seatbelt, tiba - tiba tangan juna memeluk olivia sambil mengendus - endus wangi tubuhnya.

"Kamu wangi banget."

"Wanginya enak, bikin tenang." lanjut juna sambil terus berbicara tanpa sadar dan mengelus sayang punggung oliv.

Olivia hanya terdiam. Didalam pelukan juna kali ini olivia juga merasa nyaman sambil menghirup wangi maskulin khas juna. Yg sepertinya mulai menjadi wangi favoritnya karna sering bersama juna.

"Kamu juga wangi." olivia membalas pelukan juna sambil mengelus rambut hingga tengkuknya. Membuat juna semakin nyaman.

"Coba aja kamu nggak nyebelin ya, pasti aku udah jatuh cinta sama kamu." gumam olivia secara tidak sadar.

Tok.. Tok... suara kaca mobil disebelah juna diketuk. Menyadarkan oliv dari lamunannya. Karna masih dipeluk juna, oliva kesulitan bergerak akhirnya membuka kaca mobil sambil masi dipeluk juna. Ternyata gadis sedari tadi memperhatikan mereka bermesraan didalam mobil, bermesraan mungkin sesuatu yg berlebihan karna ketidak sengajaan ini. Gadis yg sudah bermuka masam sambil sebelah tangannya diletakkan dipinggang dengan satu tangan yg lain mencoba membuka pintu mobil.

"Kalian berdua mau mesum dimobil ya, lu mau ambil kesempatan pas juna mabuk ya." tuduh gadis sambil mecoba memisahkan juna oliv dari pelukan juna.

"Eng... enggak kak. Tadi aku cuma mau bantu pasangin seatbelt kak juna aja." bela oliv.

"Alesan aja lu tuh ! Gua udah liat semuanya."

Dari kejauhan bobby yg masih memperhatikan mobil juna didaerah parkiran, melihat gadis yg juga sedikit mabuk mencoba mencari masalah. Yoyo yg semobil dengan bobby melihat arah pandangan bobby melihat ada yg tidak beres.

"Kesana aja udah bang, daripada gadis makin nekat."

"Bentar lagi, gadis bisa berbuat sejauh apa emangnya." bobby masih memperhatikan gadis dari spion mobilnya.

Sedangkan teman - teman juna yg lain sudah pulang. Bobby yg didalam mobil merasa semakin aneh karna tidak ada yg berubah dengan kondisi mobil dibelakangnya. Tiba - tiba gadis terlihat menarik juna keluar.

"Lu ngapain narik dia keluar." bobby menarik lengan gadis meminta penjelasan.

"Mau nganter dia pulang lah bang, masa gua harus biarin dia pulang bareng asistennya. Jelas - jelas gua managernya. Semua urusan juna jadi urusan gua juga. Termasuk yg satu ini."

"Oh, lu mau nganter juna pulang ? Nyetir sendiri ? Dengan kondisi agak mabuk gini." bobby sambil menggaruk tengkuk belakangnya yg sebenarnya tidak gatal.

"Iya lah, liat tuh asistennya. Berantakan banget. Bisa - bisa ambil kesempatan dia." gadis semakin melantur dan menunjuk - tunjuk tidak jelas ke arah olivia.

Disisi lain olivia bingung, karna kondisi juna sedang duduk dipinggir kursinya dengan posisi kaki sudah berada diluar mobil dan menyandar dikursinya. Terlihat sepertinya sudah terlelap. Akhirnya memutuskan keluar mobil untuk menyelesaikan urusan dengan manager juna yg ribet ini.

"Mau bahayain juna lu nyetir kondisi gini ?" lanjut bobby pada gadis.

"Udah deh lu ribet amat, pokoknya juna pulang sama gua. Minggir minggir." gadis berusaha menarik juna tapi entah karna juna terlalu berat atau dia yg memang sudah sangat mabuk, tidak ada pergerakan dari juna.

"Ayo gua anterin pulang aja. Mobil lu tinggal aja disini besok bisa diambil." bobby menarik gadis ke arah mobilnya.

"Gua nggak mau pulang sama lu bang. Gua pulang sama juna aja." mencoba memapah gadis ke mobilnya, semakin lama kesadaran gadis juga berkurang dan akhirnya menurut.

"Kamu buruan pulang, sebelum manager resek ini bangun dan membuat kita semakin repot." bobby memberi kode pada olivia.

Setelah juna sudah kembali duduk dengan rapi didalam mobil, olivia menjalankan mobil kearah apartemennya. Karna bingung harus mengantar juna kemana. Olivia ingat bahwa juna bisa mengakses parkir mobil khusus penghuni apartemen. Akhirnya olivia memapah juna ke apartemennya,

"Gila berat banget ini orang." oliv menghela nafas lelah sambil merebahkan juna di tempat tidurnya.

Melihat juna yg tidur dengan tidak nyaman, olivia melepas sepatu dan kaos kakinya. Setelah itu menyelimutinya.

"Mimpi indah kak." Oliv mengelus rambut juna tanpa sadar.

"Astaga apa - apaan oliv. Nih tangan ngapain sih." omel oliv sambil memperhatikan telapak tangannya.

Menyadari ada yg aneh dengan dirinya, olivia bersiap - siap untuk mandi sekalian menenangkan otaknya yg mulai memikirkan bosnya yg sedang tidur ditempat tidurnya. Olivia sudah seberisik itu, mengeringkan rambutnya, tapi juna dengan nyaman dan tidak terganggu tidurnya.

"Tidur apa mati tuh orang. Heran tenang banget."

********FLASHBACK OFF********