Chereads / My Assistant is My Wife / Chapter 11 - BAB 11

Chapter 11 - BAB 11

Setelah drama juna yg mabuk dan managernya yg rese, siang ini adalah jadwal pemotretan juna.

"Oliv, dasi untuk baju yg ini mana ?" tanya juna lembut. Entah kenapa olivia rasa, juna sepertinya sedikit berbeda. Mungkin saat membawa juna kembali pulang kemarin juna sempat terbentur kepalanya.

Tidak ada nada suara jutek, hanya nada lembut yg ada. Membuat olivia sedikit terbawa suasana.

"Lu gimana sih, masa harus banget juna yg ngingetin kelengkapan baju pemotretannya !!" Gadis tiba - tiba mengomel dari belakang juna. Heran, saat mabuk dan sadar pun gadis tetap saja menyebalkan.

"Coba lihat dulu deh kak, dasi dan yg dibutuhkan lain ada didalam baju itu, tergantung langsung digantungan baju didalamnya." Gadis membuka dalam dan memang benar semuanya lengkap tanpa ada yg tertinggal. Belum sempat olivia menjawab tadi sudah di caci maki olehnya. Juna melihat ini hanya tersenyum menang.

"Masalah gini doang, lu nggak usah marah deh dis. Makin tua lu." jawaban juna ini disambut lirikan tajam gadis.

Juna membawa baju untuk tema selanjutnya ke dalam ruang ganti. Saat keluar juna menyodorkan dasi kepada oliv.

"Kamu pasangin ini, bisa kan ?" juna maju kedepan sambil mengangkat wajahnya ke atas untuk memberi kode oliv memasang dasinya.

"Bisa sih, tapi kenapa nggak sama tim yg ngurus baju dan makeup kakak aja ?" olivia memperhatikan juna dari atas ke bawah dengan gugup. Karna baju juna untuk tema pemotretan selanjutnya sangat menggoda, setelan kemeja dan jas dengan 3 kancing atas yg dibuka. Memperlihatkan sebagian dada putih juna yg atletis. Olivia tiba - tiba menahan nafasnya.

"Udah selese nglihatinnya ? Nanti jatuh cinta baru tau." Goda juna sambil mengelus sayang rambut oliv. Tangan oliv seketika gemetar sambil memegang dasi. Juna yg melihat olivia akan kesusahan memasang dasi akhirnya mensejajarkan tingginya.

"Jangan kepedean kak !" jawab oliv cuek sambil memasangkan dasi juna.

"Oh, oke! Nanti kita lihat saja." Juna tersenyum jahil, membuat olivia semakin gugup.

Dasi sudah terpasang menggantung dikemeja juna. Baju kali ini terlihat sexy namun elegan di waktu bersamaan. Olivia sempat mengagumi juna saat berpose didepan kamera.

Sudah hampir pukul 8 malam, akhirnya pemotretan selesai. Olivia yg sudah sibuk membereskan keperluan juna hampir selesei. Juna sudah kembali menggunakam kaos oversizenya yg bagian depannya dimasukkan kedalam celana jeans yg sangat cocok dengan tubuhnya.

"Mau makan bareng dulu nggak jun ?" gadis memberi kode kepada oliv agar tidak ikut makan bersama mereka.

"Boleh sih, mau makan dimana ?" tanya balik juna.

"Liv, udah belum beres - beresnya. Ada yg perlu aku bantu nggak ?" juna menawarkan bantuan dengan suara yg nyaman didengar. Otomatis gadis yg ada disebelah juna melotot memberi kode agar menolak tawaran juna. Gadis yg seperti ini pun tidak terlihat oleh juna.

"Nggak usah kak, bentar lagi juga beres." tolak oliv.

"Yaudah."

"Dis, lu mau makan dimana ? Nanti gua susul aja kesana. Ini oliv juga belum selese." lanjut juna.

"Kita berangkat bareng aja." gadis yg sengaja belum mengambil mobilnya berharap juna akan meninggalkan asistennya untuk makan bersama dia malam ini.

"Mana cukup, mobil gua buat 2 orang aja. Lu mau duduk dimana dis ?"

"Ya disebelah kamu lah." jawab gadis enteng tanpa memikirkan olivia yg masih disana.

"Terus asisten gua duduk diatas ? Lagian mobil lu kemana?" tanya juna yg sudah mulai curiga pada gelagat gadis.

"Masih di bar. Nanti setelah makan lu anterin gua ambil mobil aja." Juna yg dari awal menduga ada maksud lain dari gadis, akhirnya melirik olivia yg sibuk sendiri dengan pekerjaannya. Seakan tidak mendengar pembicaraan artis dengan managernya ini.

"Wah, bener - bener ya. Mereka kira gua hantu apa !! Kenapa nggak langsung berangkat aja sih !! Males banget." gerutu olivia dalam hati. Olivia tidak menyadari kenapa dia tiba - tiba harus marah melihat ini. Sambil terus membereskan barang - barangnya, Olivia mencari kesibukan untuk membereskan barang - barang yg agak jauh dari juna dan gadis.

Melihat pergerakan olivia yg sedikit menghindar, juna menyadarinya. Merasa sepertinya oliv menghindar.

"Ayo jun, udah laper banget nih." rengek gadis dengan manja.

" Kamu yakin nggak mau makan bareng aja ? Udah seharian kerja. Lagian tadi kita berangkat bareng harusnya kita pulang bareng juga." Juna membujuk olivia agar ikut makan bersamanya. Sekarang memang juna dan olivia menggunakan aku-kamu entah sejak kapan. Bahkan mereka sendiri belum menyadarinya.

"Makasih kak, lagian aku capek banget pengen cepet pulang. Ini barang - barang keperluannya langsung dimasukkan aja ke mobil. Kasian kak gadis udah nungguin." tolak olivia lembut.

Gadis yg mendengar ini merasa sangat bahagia. Akhirnya, semua barang sudah masuk kedalam mobil juna. Juna tidak mau meninggalkan olivia disini sendiri. Menunggu beberapa menit taksi online yg sudah dipesan oliv datang, juna memastikan oliv sudah masuk kedalam taksi. Akhirnya juna juga pergi dengan gadis.

*************

"Ah, akhirnya dirumah." olivia meregangkan otot - ototnya yg kaku. Sekalian olahraga kecil.

Tiba - tiba hape oliv berbunyi menandakan pesan masuk.

From : Dee

Kemana aja lu ? Sibuk ?

Lupa punya sahabat gua, atau nemu sahabat baru. Beberapa minggu dikota orang makin songong lu ya.

Telfon gua secepetnya kalo lu nggak sibuk.

Oliv terkekeh membaca pesan temannya yg ajaib itu. Akhirnya melakukan panggilan.

"Sibuk banget neng ? Gila apa, udah ngilang beberapa minggu." suara dee yg mengomel diseberang sana adalah kalimat yg didengar oliv tanpa sempat mengatakan apapun.

"Iya sorry sorry. Gua udah dapet kerja nih disini. Mangkanya belum sempet ngabarin." jawab olivia menenangkan sahabatnya.

"Kerja dimana sih ? Sampe nggak bisa ngabarin. Heran lu tuh nggak sempet atau nggak mau ngabarin sih. Disana lu tuh udah 2 minggu. Dan nggak denger apa - apa gua." protes dee.

"Sorry beeeb, gila lu galak amat. Lama - lama udah kayak emak gua aja." canda oliv, yg dibalas suara tertawa dee.

"Sialan lu." akhirnya dua sahabat ini tertawa bersama.

Tanpa terasa sudah lama tidak mengobrol dengan dee. Malam semakin larut. Dee juga sudah tau tentang cerita oliv selama disini. Bahkan tentang kejadian ditya pun tak luput dari pembahasan mereka.

Tiba - tiba suara bel berbunyi. Olivia berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yg datang di jam segini.

Saat melihat dibalik pintu ternyata juna datang. Bukannya dia masih bareng sama gadis harusnya.

"Hai, udah makan ? Nih aku bawa makanan." belum sempat oliv menjawab juna menunjukkan 2 kantong plastik yg dibawanya dan langsung masuk.

"Bukannya tadi udah makan kak ? Kok dateng kesini ?" tanya oliv heran dijam segini juna datang membawa makanan.

"Tadi aku cuma nganter gadis ambil mobil aja, terus mampir ke restoran langganan. Pengen makan sama kamu aja." olivia tersipu malu mendengar ucapan juna. Terasa sangan hangat menyentuh hatinya.

"Emang sama kak gadis nggak makan bareng ? Tadi kan dia udah semangat banget ngajakin makan." juna mendengar nada bicara olivia yg sedikit mengandung rasa cemburu disertai wajah yg mencoba tenang menutupinya, juna hanya tersenyum singkat.

"Dia ngajak makannya sekalian ke bar. Aku lagi males banget kesana, capek juga. Pengen tidur cepet." juna meletakkan makanan dimeja dan segera duduk untuk pura - pura menyalakan tv. Terlihat tenang, agar olivia tidak menyadari maksud kedatangannya. Ya rencananya setelah makan malam bersama juna ingin menginap di apartemen olivia dengan alibi kekenyangan yg berakhir ketiduran. Sungguh licik memang, olivia tidak mengetahui maksud juna yg ini.

Olivia segera menghidangkan makanan yg dibawa juna, mengambilkan nasi dan peralatan makan untuk juna dan untuknya sendiri. Mereka makan dalam diam, hanya suara tv yg terdengar. Diantara mereka pun tidak ada yg membuka pembicaraan. Sesekali juna dan olivia saling mencuri pandang.

"Mau kopi nggak kak ? Aku rencananya mau ke cafe bawah." tanya olivia sambil membereskan bekas makanan mereka.

"Boleh, kayak biasanya aja ya." ucap juna menyutujui usul oliv.

Selesai berberes olivia segera turun ke bawah, juna tidak ikut. Dia beralasan capek ingin beristirahat sambil menonto tv. Dengan tidak merasa curiga olivia pergi begitu saja. Meninggalkan juna didalam apartemennya.

*************************