Chereads / My Assistant is My Wife / Chapter 9 - BAB 9

Chapter 9 - BAB 9

Semakin malam tempat ini semakin ramai, dimana lagi kalau bukan bar tempat janjian juna bersama teman - temannya. Dari kejauhan terlihat gadis yg sudah melambaikan tangan pada kami yg baru saja datang. Tanpa menunggu lama juna langsung menuju tempat yg dipesan teman - temannya. Di meja tersebut ada 7 orang termasuk gadis diperkumpulannya.

"Siapa nih jun, boleh juga gaya dia." oliv hanya menundukan kepalanya untuk memastikan bahwa tidak ada yg salah dengan pakaiannga.

Dress yg digunakan oliv malam ini, strap dress selutut yg dipadukan dengan jaket jeans oversize. Malam ini rambut olivia dibiarkan tergerai dengan sedikit keriting dibagian bawah rambutnya. Sebelumnya saat berangkat hingga sampai didepan bar sebenarnya oliv menguncir rambutnya.

"Mau godain sapa lu, pake dandanan kayak gini ?"

" Emang ada yg salah kak sama dandanan gua ?" olivia sambil mengecek pakaiannya dari atas ke bawah.

" Itu lepas aja." perinta juna ketus.

"Apaan sih main lepas - lepas aja." gerakan olivia menyilang jaket jeansnya seakan - akan merapatkan pakaiannya.

Juna yg melihat reaksi oliv semakin ingin menggodanya.

" Gua yg lepas, apa lu lepas sendiri." senyum juna sungguh jahil membuat oliv meliriknya tajam sebagai ancaman.

Tiba - tiba oliv melepas sepatu sneakers yg sedang dipakainya, menunjuk juna menggunakan sepatu dengan wajah yg sangay galak.

" Berani lu maju beberapa centi aja, gua pastikan pipi mulus lu itu bakalan membentuk model bawah sepatu gua." ancaman oliv hanya dibalas senyuman juna yg semakin ingin menggoada.

" Coba aja berani, sini nih." juna memajukan pipi kirinya kearah oliv yg secara otomatis mundur karna takut terlalu dekat.

Beberapa detik setelah perdebatan tidak berfaedah itu, olivia inisiatif melepas seatbeltnya. Terdengar suara klik tanda seatbelt terlepas juna akhirnya memundurkan wajahnya. Tiba - tiba saat olivia membalik badan untuk membuka pintu. Tangan yg besar dan dengan cepat menarik kuncir rambut olivia. Otomatis rambut oliv langsung tergerai dengan indahnya.

"Kak !!!! Apaan sih main tarik aja." omel oliv terkejut dengan gerakan juna yg tiba - tiba.

" Kelamaan nunggu lu bertindak." jawaban juna yg cuek membuat oliv buru - buru ingin segera keluar dari mobil.

Juna yg masi didalam mobil menggenggam kuncir rambut milik oliv yg tercium bau sampo yg segar khas oliv bercampur dengan wangi parfum yg biasa digunakan oliv. Tanpa sadar juna merasakan ketenangan dari wangi itu pun tersenyum dan menyimpan kuncir rambut oliv di saku jasnya.

*************

"Kenalin nih, asisten barunya juna." kalimat ramah yg keluar dari mulut seorang gadis.

Olivia yg sadar sedang diperkenalkan oleh gadis, reflek mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Ada 6 laki - laki dimeja itu, dengan juna dan gadis yg olivia sudah kenal. Satu per satu olivia menyalami teman SMA juna itu.

"Hai, Olivia." tiba - tiba salah seorang teman juna yg terlihat sangat imut membalas uluran tangan oliv.

"Gua Kanu." olivia hanya tersenyum ramah, lanjut ke teman juna yg lain.

"Gua Donny."

"Olivia"

"Gua Jerry."

"Olivia."

"Gua Hervi." sambil menganggukan kepala secara sopan, membuat olivia tersenyum ramah.

"Olivia"

"Gua yoyo."

"Olivia."

"Bobby." singkat perkenalan olivia dengan teman juna yg terkahir ini, sambil menyipitkan matanya seperti mengamati oliv. Olivia yg melihat ini merasa risih.

"Olivia kak." balas olivia tenang sambil menganggukkan kepalanya.

"Udah salam - salamannya ? Kayak lagi lebaran aja." potong juna ketus, melihat tatapan mata bobby yg berbeda dengan temannya yg lain saat melihat oliv.

Olivia yg menyadari akhirnya mencari duduk, karna sedari tadi mereka berkenalan sambil duduk olivia yg berdiri menyalami mereka satu per satu.

"Lu duduk disini aja." perintah juna sambil menepuk kursi disebelahnya.

Sedangkan yg datang untuk duduk disebelahnya bukan olivia melainkan gadis. Olivia yg melihat kejadian itu hanya terdiam dan merasa malu karna sudah salah sangka.

Juna yg menyadari bahwa gadis salah paham, akhirnya melihat oliv yg menunduk sambil melihat minumannya.

"Masih duduk disitu aja. Buruan pindah sini." perintah juna sambil menepuh kursi disebelah kanannya. Olivia hanya menoleh bingung, tapi menuruti saja.

"Bukannya tadi nyuruh kak gadis ya, kenapa gua disuruh pindah juga disebelahnya. Dasar cowok aneh." batin oliv sambil melamun merasa canggung duduk disamping juna.

"Menang banyak lu jun malem ini." teriak kanu yg membuyarkan lamunan oliv, diikuti tertawa teman - temennya yg lain.

"Yg satu ada perasaan terpendam, satu lagi sepertinya sudah saling....." kata - kata bobby menggantung. Olivia otomatis langsung melihat ke arah bobby.

Hanya senyuman yg diterima olivia saat bobby mengatakan hal itu, dan bobby sendiri yg mengerti arti perkataannya. Siapa yg memiliki perasaan terpendam, dan siapa yg saling jatuh cinta. Dan juna sebagai pemeran utama hanya diam antara memahami maksud perkataan bobby atau bingung seperti olivia. Sedangkan gadis menangkap arti kata - kata hanya menatap tajam kearah bobby.

"Sudah.. sudah... tidak perlu dilanjutkan. Mendingan kita tambah pesanan kita. Jarang - jarang kita ngumpul formasi lengkap gini." ucap yoyo mencairkan suasana.

Kanu yg mengerti maksud yoyo langsung menekan bel untuk memanggil waiters.

Akhirnya pesanan mereka datang. Juna saat itu juga pamit ke toilet. Olivia hanya melihatnya sekilas. Tiba - tiba bobby berpindah duduk disebelah oliv.

"Ngapain sih lu pindah kesini ? Duduk sebelah olivia lagi, mau PDKT lu ?" Gadis yg merasa aneh dan risih dengan sikap bobby akhirnya berdiri. Terbesit untuk menyusul juna ke toilet.

Setelah gadis keluar, teman - teman juna yg lain sibuk dengan dunia mereka sendiri. Kanu yg heboh bermain game online di ponselnya, sedangkan donny, jerry, dan yoyo sedang asik mengobrol. Bagaimana dengan hervi ? Dia tidur !!! Ditempat yg seramai ini justru tidurnya terlihat sangat lelap.

Bobby masi diam saja sambil memegang gelas birnya disebelah olivia. Olivia pun hanya memperhatikan sekitarnya, karna merasa tidak kenal jadi perasaan asing membuatnya diam saja.

"Oliv, boleh kan aku manggil oliv aja ?" tanya bobby memecahkan suasana.

"Boleh kak." dengan segan dan kaku olivia menjawab pertanyaan bobby.

"Sejak kapan jadi asisten juna ? Kayaknya aku baru liat kamu akhir - akhir ini."

"Ini hari pertama jadi asistennya kak." olivia masi kaku harus membalas omongan bobby bagaimana, karna bobby berbicara menggunakan aku-kamu. Sedangkan biasanya dia dan juna menggunakan lu - gua.

"Sepertinya kalian terlihat sudah dekat lama."

"Sebelumnya kami memang pernah bertemu kak."

"Tulis nomer kamu." Bobby menyodorkan ponsel ke arah oliv. Oliv yg bingung bolak balik melihat ponsel yg disodorkan dan bobby berulang kali.

"Tenang aja, aku nggak ada niatan apa - apa." jelas bobby menenangkan.

Akhirnya olivia menerima ponsel bobby dan menuliskan nomernya disana. Bobby terlihat melakukan panggilan langsung ke nomer olivia.

"Jangan lupa save." bobby memastikan olivia menyimpan nomernya dengan menunggu sambil tersenyum santai. Dengan gugup oliv menyimpan nomer bobby.

Tiba - tiba juna sudah kembali dari toilet, melihat keadaan bobby yg tersenyum dengan posisi sedikit miring ke arah oliv. Dan olivia yg memegang ponselnya sambil menundukkan kepala dengan wajah serius.

"Kenapa tiba - tiba pindah sini lu bang ?" tanya juna sedikit jutek pada bobby. Juna memang memanggil bobby abang karna meskipun mereka satu angkatan bobby tetap saja satu tahun lebih tua darinya.

"Ya nemenin asisten lu yg dicuekin sekitar waktu lu ninggalin dia sendiri disini." wajah juna terlihat tidak suka dengan jawaban bobby.

"Balik sana ke tempat duduk lu sendiri." usir juna. Langsung bobby berdiri dan kembali ke tempatnya.

Tiba - tiba suasana hati juna memburuk.

"Baru sebentar gua tinggal udah ganjen aja sama yg lain." olivia menatap juna tidak memahami maksud perkataannya.

Gadis yg baru saja masuk memperkeruh suasana hati juna, langsung duduk disebelah juna. Menyadari suasana hati juna yg jelek, gadis melihat peluang jika sampai juna mabuk. Gadis menuang wine yg sudah mereka pesan di gelas juna dan menyodorkan untuk diterima juna.

"Nih minum dulu."

"Thanks." juna menerima gelasnya sambil berwajah jutek.

"Jangan minum terlalu banyak kak." olivia mengingatkan, juna hanya menoleh dengan wajah dingin. Bingung kenapa cowok disebelahnya ini tiba - tiba seperti marah.

Sudah hampir kosong botol wine yg diminum juna. Olivia merasa khawatir, tapi hanya berani memperhatikan saja. Tiba - tiba yoyo berdiri dan mengajak teman - temannya berfoto bersama karna sudah jarang bertemu. Banyak yg enggan untuk berfoto seperti hervi yg masi nyenyak, juga juna yg mulai mabuk. Karna yoyo tak kehilangan akal akhirnya teman - temannya menyetujui.

Ketika semua berdiri, olivia membantu juna karna telihat sedikit tidak seimbang. Gadis tidak mau melewatkan kesempatan emas ini untuk memeluk juna. Tapi juna yg mencoba berdiri sendiri tanpa mau dibantu siapapun. Tiba - tiba ketika foto diambil dari arah agak atas mereka, yoyo dan yg lain mencoba menekuk kakinya agak sejajar dengan cewek - cewek yg tenggelam diantara mereka. Saat kamera mulai menghitung mundur untuk menangkap gambar, tiba - tiba juna merasa agak pusing. Olivia yg menyadari menahan juna dari samping kanannya, tiba - tiba juna malah semakin tidak seimbang. Olivia yg tidak kuat menahan berat badan juna hanya pasrah jika harus jatuh tertindih. Tapi kenyataanya juna malah menarik olivia kedalam pelukannya. Jepretan yg tertangkap dikamera yoyo adalah kondisi wajah olivia yg terkejut saat dipeluk oleh juna.

*************