Chereads / My Assistant is My Wife / Chapter 8 - BAB 8

Chapter 8 - BAB 8

Dibutik tempat juna fitting baju, olivia hanya duduk didekat meja kasir saja. Karna ada gadis yg sudah sangat repot mengurusi keperluan juna. Sampai rasanya olivia tidak berguna sebagai asisten pribadi juna, karna dia tidak tahu apa pun tentang juna. Style kesukaan, baju yg cocok untuk acara ini dan itu, aksesoris yg cocok. Bahkan oliv melihat pantulan didepan kaca merasa minder.

"Hanya menggunakan kaos dan jeans begini, sangat santai. Dengan dandanan yg santai pula. tidak ada yg menonjol, bagaimana mungkin seorang juna bakalan meminta saran darinya." gumam oliv sambil memiringkan badannya ke kiri dan ke kanan.

Tanpa disadari juna melihat tingkah oliv yg aneh. Lalu memanggilnya.

"Oliv."

"Eh, iya kak." jawab oliv sambil menghampiri juna.

"Sudah selesai kak fittingnya ?" tanya oliv.

"Gua ada satu tema yg mengharuskan pakai baju yg sedang digunakan anak muda jaman sekarang." jelas juna kepada oliv.

Juna ingin melihat pendapat style oliv yg cocok dengannya.

"Jangan terpaku pada yg biasa aku pakai, lu harus sekreatif mungkin milihnya." perintah juna yg diangguki oliv.

"Oh ya, bajunya harus terlihat santai tapi bukan yg menggunakan kaos. Sedikit lebih santai tapi terlihat tetap formal disaat bersamaan, tetapi enak dilihat dan paling penting banyak digunakan anak muda jaman sekarang." lanjut juna panjang lebar.

Olivia terlihat serius memilih baju yg diminta juna, dengan semua penjelasannya yg terlalu banyak mau dan sedikit membingungkan bagi olivia. Karna selama ini dia tidak pernah serepot ini untuk memilih harus menggunakan baju apa.

Akhirnya pilihan olivia jatuh kepada kemeja lengan pendek dengan motif yg sangat santai tetapi untuk acara formal masi bisa dipakai dipadukan dengan jas, dan ini adalah style anak muda jaman sekarang. Saat menyerahkan bajunya kepada juna. Tiba - tiba gadis datang membawa sebuah kemeja pendek juga yg dipadukan dengan sweater yg terlihat santai dan formal secara bersamaan.

"Jun, yg ini aja lebih cocok buat kamu." sambil menyodorkan kearah juna, dan mengambil kemeja pilihan olivia.

Olivia yg melihat perilaku gadis kepada juna membuatnya sedikit kecewa.

"Masa gua sedih gini, bahkan bener - bener terulang kalah sebelum berperang lagi. Cuma perkara baju aja gua nggak becus." batin oliv sambil pura - pura melihat kemeja yg lain agar tidak terlihat kecewa.

Juna yg melihat raut wajah olivia yg kecewa memutuskan untuk mencoba kedua kemeja tersebut.

"Gua juga mau coba baju yg lu ambil itu, biarin asisten gua juga belajar untuk mengatur style yg cocok buat gua." juna berdiri mengambil kemeja pilihan oliv dan pilihan gadis.

Sambil berjalan menuju ruang fitting, gadis sudah mengekor dibelakang juna seraya tidak mau berjauhan dengannya.

Oliv yg melihatnya hanya kembali berjalan kearah tempat duduk yg dari tadi dia duduki.

"Liv, coba carikan bawahan dan sepatu yg cocok dengan kemeja ini." perintah juna kepada oliv yg diangguki tanda setuju.

Gadis yg melihat perlakuan juna kepada oliv sedikit merasa kalah satu langkah.

"Ini gua udah ambilin bawahan dan sepatu yg cocok buat kemeja yg gua pilihin. Lu coba deh jun." sodor gadis pada juna dengan nada sedikit manja yg dibuat - buat.

Oliv yg melihat adegan itu hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar karena tiba - tiba dia merasa kesal dan ingin marah. Sepertinya ada yg salah dengan olivia.

Juna keluar menggunakan kemeja, bawahan, beserta sepatu yg dipilihkan gadis. Ada perasaan bangga gadis yg seperti ingin menunjukan kepada oliv, bahwa pilihannya tidak akan salah.

"Gua agak ngerasa nggak nyaman dengan baju ini, harusnya lebih santai karna acara kita dioutdoor, dalam malam hari. Di musim yg sekarang sepertinya akan terasa sangat gerah." Jelas juna hati - hati agar gadis tidak tersinggung.

Saat kembali kedalam ruang fitting, tiba - tiba juna memanggil oliv untuk masuk juga ke ruangan fitting. Ketika didepan ruang fitting, dengan ragu - ragu oliv memanggil juna memastikan bahwa juna tidak sedang mengganti bajunya.

"Kak, udah dipake belom bajunya ?" tanya oliv.

"Masuk aja." perintah juna yg dituruti oliv.

Didalam ruangan ganti terlihat juna sudah mengunakan kemeja, bawahan jeans putih, dan sepatu boots yg terlihat sangat pas dibadan juna.

Tiba - tiba juna maju selangkah kearah oliv.

"Coba lu lihat, ada yg kurang nggak dengan style gua." perintah juna membuat oliv mengamati ulang.

Olivia maju dan mengarahkan tangannya untuk membuka 3 kancing teratas kemeja juna, yg memperlihatkan dada bidangnya. Lalu, olivia berjongkok membenarkan tali sepatu boots yg digunakan juna dan memasukkan kedalam celana jeans putih milik juna yg sangat slim fit membentuk lekuk kakinya. Setelah itu oliv mengarahkan pandangannya kembali ke arah kemeja yg dipakai juna.

"Kak, coba baju kak juna yg depan dimasukin aja kecelana jeansnya. Kayak gini." Tunjuk oliv kearah cara berpakaiannya hari ini.

Juna hanya menuruti kata - kata olivia. Dan mengarahkan pandangannya ke kaca dibelakangnya.

"Kayak gini maksud lu, liv ?" tanya juga sambil merapikan kemejanya.

"Kayaknya udah nggak perlu aksesoris lagi kak, karna kemejanya sudah bermotif." Lanjut oliv sambil mencuri pandang ke arah juna.

Dibelakang mereka sedang ada gadis yg merasa tersaingi keberadaanya karna oliv. Juna yg tidak melihat bahwa gadis sedang uring - uringan dibelakangnya, masih asik merapikan rambutnya untuk disesuaikan dengan style yg dipilihkan olivia untuknya.

"Kak, mungkin nanti rambutnya bisa kayak gini." olivia menyodorkan ponselnya yg menampilkan sedikit referensi gaya rambut artis korea yg cocok dengan style dan kepribadian juna.

Lagi pula style rambut yg dipilihkan oliv, hanya rambut yg diberi sedikit wax agak terlihat rapi yg disisir tidak terlalu rapi kesamping. Mengikuti belah rambu dari potongan rambut si pemiliknya. Juna yg memikirkan referensi dari oliv mencoba meniru gaya rambut yg cocok untuknya, agar ada gambaran akan cocok atau tidak diaplikasikan padanya.

"Kayak gini kan, sesuai sama referensi yg lu kasih." Juna menoleh sambil masih merapikan rambutnya sesuai contoh.

Olivia maju memperhatikan apa yg kurang, tanpa sadar oliv berjinjit untuk merapikan rambut juna. Olivia memang tidak terlalu tinggi, bahkan bisa dibilang sangat mungil jika berdekatan dengan juna.

Juna yg reflek menundukan kepalanya, agar sejajar dengan tinggi oliv.

"Nah begini aja kak, lebih cocok sama kak juna." tangan olivia masi merapikan dengan sabar rambut juna yg sedikit sulit diatur karna terlalu halus.

Dibelakang mereka masih ada seorang gadis yg semakin terbakar jenggot melihat adegan ini.

"Gua udah bertaun - taun jadi temennya juna, nggak pernah juna memperlakukan gua sebaik sama cewek jutek itu." batin gadis sambil melipat tangannya didada.

Gadis akhirnya tidak tahan melihat adegan tersebut pun maju ke arah juna dan oliv.

"Jun, lu jadi pake baju pilihan siapa ?" tanya gadis tidak sabar.

Juna dengan santai berbalik menghadap kaca, sambil memastikan bahwa dia sangat nyaman dengan baju yg dipilihkan olivia.

"Gua pake baju ini aja, lebih cocok untuk acaranya. Dan lagi pula gua nggak pernah pake style kayak gini."

Gadis yg mendengar kata - kata juna, akhirnya sadar bahwa hari ini dia kalah telak dari cewek jutek yg baru saja merebut perhatian juna. Hanya bisa menahan amarahnya, gadis akhirnya menyelesaikan urusan kostum juna untuk beberapa acara.

"Dis, udah selese kan ? Gua langsung balik aja ya. Nanti malem kita ketemu ditempat biasa bareng anak - anak." tanya juna yg barusan selesai berganti pakaiannya dipakai tadi pagi. Gadis hanya melambaikan tangan tanda setuju.

Tanpa terasa hari sudah sore. Juna akhirnya memutuskan untuk kembali ke apartemen. Setelah berpamitan dengan pemilik butik dan gadis tentunya.

Didalam mobil, juna membuka pembicaraan.

"Liv, nanti malem gua ada acara kumpul bareng temen - temen gua,"

"Dan lu harus ikut." lanjut juna.

"Acara dimana kak ? Apa dadakan ? Kenapa gua harus ikut kak ?" tanya oliv sambil menoleh ke arah juna yg sedang menyetir.

"Di Bar one night. Lu bisa nyetir mobil kan ?"

"Gua jaga - jaga aja mabuk, jadi gua pastikan lu bisa nyetir dan ikut gua ke acara itu." penjelasan juna yg sangat bawel menurut oliv, sampai oliv tidak memiliki kesempatan untuk memberikan respon.

"Iya." Hanya satu kata yg keluar dari mulut oliv.

"Jangan pake baju yg terlalu terbuka, gua nggak mau lihat asisten gua bukannya nemenin malah tebar pesona disana." penjelasan juna membuat oliv geram.

"Lu kira gua cewek apaan kak ? Seenaknya aja nuduh. Bahkan kita aja belum pernah ke club bareng." jawab oliv yg mulai tersulut emosi.

"Bagus kalo lu tau. Gua nggak perlu ngajarin lagi." jawaban juna yg dihadiahi lirikan maut dari oliv, tetapi juna tidak terlalu memperdulikannya.

**********