Karna semalam tidak tidur nyenyak, pagi ini olivia merasa kurang enak badan. Olivia memutuskan untuk mencari bubur untuk sarapan pagi ini, dan istirahat seharian.
"Semua gara - gara cowok itu, harusnya gua gausa bales aja itu pesan dia." gerutu oliv dalam hati.
Keluar dari lift apartemennya, olivia menemukan cowok yg semalam membuatnya tidak bisa tidur. Dan merasa menyesal telah membalas pesannya. Dengan memakai piyama dengan cardigan berwarna hitam, rambut dikuncir kuda, dan wajah khas bangun tidur yg sedikit pucat. Juna memperhatikan oliv dari atas sampai bawah dengan seksama.
"Lu kenapa, muka udah kayak zombie aja" ledek juna.
"Dia nggak tau apa ya gua semaleman nyesel bales pesan dia berakhir dengan susah tidur." batin olivia sambil memasang muka bete.
"Apa sih diajak ngomong cuma lirik - lirik bete aja. Kenapa lu ?"
"Gua nggak papa." balas oliv jutek.
"Ada yg mau gua omongin, sini duduk dulu." perintah juna sambil menepuk kursi sebelahnya.
Olivia sedikit tidak mood harus berhadapan dengan juna. Karna sedang saving energi, olivia menuruti juna sambil diam saja. Dengan tampang bete tentunya.
"Ada apa sih ?" tanya oliv tidak sabaran.
"Tentang kerjaan yg kapan itu gua omongin, gua mau lu jadi asisten pribadi gua." jelas juna santai.
"Jadi apa ? Nggak salah denger gua ?" jawab oliv malas.
"Berarti gua sering bareng dia dong kalo jadi asisten pribadinya. Bisa emosi jiwa dan raga terus dong." gerutu oliv dalam hati.
"Jadi asisten pribadi gua, gampang kan cuma persiapin kebutuhan gua aja. selebihnya jadwal dan lainnya udah diurus sama gadis." jelas juna panjang lebar dengan muka yg sulit diartikan.
"Jangan - jangan nih cewek jutek nggak mau lagi kerja sama gua, mukanya nggak enak diliat gini." Batin juna.
"Gua pikir - pikir dulu deh, udah ya gua mau sarapan dulu." jawab oliv yg ingin segera kabur dari juna.
"Lu mau sarapan apa, bareng aja. Kebetulan gua juga laper." tanya juna.
"Nggak perlu, gua mau sarapan disana. " tunjuk oliv ke arah tukang bubur ayam didepan apartemennya.
"Yaudah ayok deh." Juna menuruti oliv untuk makan di tukang bubur depan apartemen.
"Yakin lu ? Nggak takut sakit perut apa ? Kalo nanti ada fans yg nyamperin lu gimana ? Atau lu kena gosip sama gua gimana ? Jangan nurunin pasaran gua ya." Jelas olivia yg berakhir dengan ancaman.
"Apasih lu lebay banget." ledek juna.
Juna bangkit dari duduknya dan segera menarik tangan oliv ke penjual bubur disebrang jalan. Tiba perasaan oliv tidak enak. Seperti ada yg mau melompat dari dadanya.
"Kenapa perasaan gua aneh ya, jadi deg - degan gini. Ah, mungkin gara - gara nggak enak badan nih perasaan gua jadi gini." batin oliv meyakinkan dirinya baik - baik saja.
Disisi lain, perasaan juna juga nggak kalah berdebar.
"Kenapa deg - degan gini ya, masa gara - gara cewek ini sih. Nggak mungkin kayaknya gua laper aja jadinya gini." Batin juna meyakinkan dirinya baik - baik saja.
Sesampainya di penjual bubur ayam, juna langsung memesan 2 porsi bubur ayam lengkap untuknya dan si cewek jutek. Saat disadari ternyata tangan juna masih menggenggam tangan oliv, langsung gugup dan melepaskan tangannya. Olivia yg menyadari keanehan juna hanya diam saja.
"Bang, satunya mericanya banyakin ya." jelas olivia untuk bubur ayam miliknya.
"Jadinya dibungkus aja bang." lanjut juna sambil tersenyum ramah ke abang buburnya.
"Pasti begini nih akhirnya, nggak bakalan mau nih dia makan ditempat rame kayak gini." batin oliv sambil ngeliatin cowok antik disampingnya ini.
"Ngapain lu liatin gua, nanti jatuh cinta bingung lu." goda juna yg dihadiahi cubitan oleh oliv dilengannya.
"Gila lu ya, sakit nih. kalo lecet lu tanggungjawab ya." amuk juna sambil menggosok lengannya yg panas akibat cubitan oliv
"Elu yg gila, ngapain gua jatuh cinta sama lu. Gua heran aja kayaknya ada yg pede banget ngajakin makan disini, nyatanya dibungkus juga." tertawa keras olivia membuat juna gemas ingin mencubit pipinya. Tapi tertahankan oleh gengsinya.
*********
Akhirnya mereka berdua kembali dengan tenang ke apartemen oliv. Sambil memakan sarapannya, oliv mencoba mengumpulkan keberanian buat buka omongan ke juna.
"Tawaran gua gimana ? Udah lu pikirin ?" tanya juna yg dibalas helaan nafas oliv.
"Untung aja dia udah mulai bahas duluan." batin oliv lega.
"Tugas utama gua apaan ? Jadi baby sitter lu ?" tanya oliv jutek.
"Ya boleh sih kalo mau jadi baby sitter gua. Suapin, mandiin, bajuin." goda juna sambil mengeluarkan smirknya.
Olivia yg kaget mendengar pernyataan juna seketika melotot dan melempar tisu yg suda diremasnya kearah wajah juna.
Juna terkaget hingga mundur untuk menghindar.
"Gila apa lu!!! Nggak ada kerjaan kayak gitu. Mending gua nganggur aja selamanya." amuk oliv yg dibalas tertawa terbahak - bahak juna.
"Santai aja, gua juga bukan cowok yg mau dipegang - pegang sembarang orang. Apalagi cewek kayak lu." jawab juna sambil mencubit kecil ujung hidung oliv.
"Kerjaan lu gampang, cuma siapin barang - barang yg gua butuhin selama show diluar dan dalam kota. Jadi, selama gua pergi lu ikut." penjelasan juna membuat oliv terdiam.
"....."
"Jadi gimana ?" lanjut juna karna pertanyaan tak kunjung dijawab.
"Mimpi apa gua kudu bareng cowok ini terus. Kasian banget yg nanti jadi istrinya." batin oliv sambil menepuk lengan sebelah kirinya seraya sedang menenangkan diri sendiri.
Juna yg melihatnya hanya bingung melihat tingkah calon asistennya ini.
"Oke gua coba dulu sebulan, nanti kalo ditengah jalan gua nggak sanggup gua boleh mengundurkan diri kan ?" Nego oliv pada juna.
Sambil memegang dagunya, Juna memikirkan agar cewek jutek ini bisa lebih lama berada disampingnya.
"Kalo setau gua, percobaan awal dikantor itu 6 bulan pertama. Berikutnya bisa dilanjutkan atau putus kontrak tergantung kedua belah pihak." penjelasan juna yg gantian membuat oliv berfikir.
"6 bulan bareng ya, kayak gimana tuh hidup gua. Yaudah deh daripada tiap angkat telfon mama cuma ada caci maki dan air mata. Mending gua jalanin dulu." batin oliv.
"Oke. Gua terima tawaran lu. Tapi perjanjian kita harus ada hitam diatas putih. Harus jelas juga gaji dan fasilitas yg gua dapet selama kerja sama lu."
"Nggak masalah, gua bisa tulis dan tanda tangan sekarang. Lu siapin aja kertas sama penanya." perintah juna agar masalah ini cepat selesai.
Akhirnya perjanjian sudah resmi dibuat dan ditanda tangani kedua belah pihak, dan resmilah olivia jasmine sebagai asisten pribadi seorang juna archer.
*********