Namaku Zill, usiaku saat ini 18 tahun.
Aku memiliki saudari kembar bernama Zoey.
Adikku ini memiliki kemampuan yang jarang orang lain miliki sejak lahir. Aku tidak tahu mengapa aku tak mempunyai kemampuan yang sama, sekalipun tanpa disadari aku selalu terlibat dalam hal yang tak biasa.
Yah, adikku bisa melihat jiwa mati yang belum menyebrang dan berdampingan dengan kita.
Yang biasa dikenal dengan julukan hantu.
Sekalipun begitu, ia sama sekali tak berteman dengan mereka.
Baginya mereka musuh yang nyata, sekalipun bagi sebagian orang makhluk-makhluk itu tak nyata adanya.
Ia pernah mengatakan padaku bahwa ada sebagian dari mereka itu baik.
Sekalipun begitu bukankah mereka tetaplah hantu?
Sebenarnya adikku itu pendiam, tapi ketika ia berbicara selalu saja berhasil membuatku bergidik ngeri.
Contohnya ketika kami menginap di sebuah penginapan tua.
Sang pemilik penginapan adalah kolektor barang antik.
Ada satu benda yang menurutku menarik, sebuah patung kayu yang menyerupai gadis cantik.
Patung itu benar-benar menyerupai seorang gadis.
Ia dihiasi rambut hitam panjang dan lurus. Rona warna pada sekujur bagian dirinya pun terkesan alami menyerupai manusia.
Karena iseng aku mencium pipinya.
Saat malam tiba, adikku membangunkanku dengan mengguncang tubuhku.
Aku yang masih mengantuk bertanya padanya, "ada apa?"
Dengan mata yang berkaca-kaca dan membuat ekspresi pouty face ia berkata, "aku tidak mau memiliki kakak ipar patung."
Perkataannya itu membuatku terjaga hingga pagi.
Ia seperti mengetahui apa yang aku mimpikan saat itu.
Aku bermimpi sedang mempersiapkan upacara pernikahan dan menunggu calon pengantinku.
Dan yang akan kunikahi adalah sosok gadis yang mirip dengan patung kayu itu.
***
Ada kejadian lainnya yang membuatku tak akan pernah sekalipun lagi buang air sembarangan.
Saat itu kami berada di dalam mobil menuju rumah paman.
Karena pom bensin masih sangat jauh, dan aku tidak menemukan toilet umum... kuputuskan untuk buang air di sebuah pohon yang berada di pinggir jalan.
Zoey telah melarangku, tapi aku sudah tidak bisa menahan hasrat ingin buang airku.
Saat kembali ke dalam mobil, Zoey seakan menghindariku dan terus menatap punggungku.
Aku tidak terlalu mempedulikannya.
Lalu setelah kami sampai ke rumah paman, badanku terasa sangat pegal seperti membawa beban yang amat berat.
Keesokan paginya, aku bangun dan masih merasa sangat pegal.
Dan ketika aku tak sengaja melewati cermin, aku tertegun dan terkejut melihat refleksiku sendiri.
Sesosok makhluk hitam berbulu dengan mata merah menyala dan bertaring, menempel di balik punggungku dan memelukku sangat erat.
Kemudian aku menyadari kalau Zoey sudah berada di antara bingkai pintu. Ia pun tiba-tiba melemparkan sesuatu ke arahku. Tapi tidak mengenaiku, justru membuat cermin di hadapanku pecah.
Zoey lalu berbicara dengan bahasa yang tidak kumengerti, seketika itupun aku tidak sadarkan diri.
Saat aku tersadar semua orang sudah berkumpul mengelilingiku.
Tapi, sungguh aku tak mengingat apapun.
Aku hanya menyadari diriku telah penuh dengan peluh hingga membasahi pakaianku yang telah tercabik-cabik dan sudut bibirku pun terasa robek.
Ada serpihan kaca dimana-mana, dan langit-langit ruangan yang penuh dengan jejak kaki kotor.
Aku terperangah, sedangkan Zoey termenung menatapku.
***
Adapun kejadian lain yang membuatku benar-benar merasa merinding.
Saat itu temanku mengajak untuk mendaki gunung.
Zoey kembali melarangku, untuk kali ini aku menurutinya.
Karena aku bosan di ganggu oleh para hantu itu.
Aku bertanya padanya, hantu seperti apa yang berada disana memangnya hingga ia bersikeras melarangku pergi ke sana.
Dengan menahan tangis ia berkata, "aku tidak ingin kau menjadi hantu."