"Ayah," panggil Yuuji. Li Zheng yang hendak kembali ke kamar setelah acara pesta barbeque menoleh padanya. "Bisa kita bicara?"
Li Zheng mengangguk. Yui yang melihatnya paham, dia kembali dan membiarkan mereka berdua berbicara.
"Ada apa?"
"Ini soal pulau pribadi, apa benar ayah Souji yang memberikannya padamu? Kalian saling kenal?" tanyanya.
"Kami teman baik. Dulu Souji sering mengajakmu bermain. Yah, memang waktu itu kau masih 4 tahun. Kau mungkin tidak ingat. Kenapa kau menanyakan itu?"
"Jadi karena itu kau menerima lamarannya?"
Li Zheng tampak berpikir. "Kurang lebih begitu." mereka diam. Tidak melanjutkan bicara. Namun kemudian Yuuji bertanya lagi.
"Apakah kau mengetahui beberapa hal yang tidak aku ketahui tentang Souji?" tanya Yuuji menatap ayahnya tajam.
"Tidak juga, kau sudah mencari latar belakangnya sendiri kan?"
"Ayah.. aku tidak bodoh. Berhenti berbohong!" Li Zheng menatap arah lain, menghindari tatapan tajam anaknya. "Informasi yang awalnya tidak bisa di akses kemudian bisa dengan mudah di dapatkan. Itu hal tidak mungkin. Apa mungkin kau sengaja menutupi kebenarannya dengan info yang sudah aku dapatkan?"
"Pergerakan Yu Long juga aneh. Yu Xian Ao tidak mengatakan apapun padaku! Apakah kau yang melakukannya?" lanjutnya.
Li Zheng menghela nafas lelah. "Garis besarnya sudah kau dapatkan dari Ao Tian. Aku tidak mau berbagi info detailnya padamu. Kalau bisa kau tidak perlu ikut campur. Yuuji.. hal yang kau temui mungkin saja berbahaya."
"Aku sudah dewasa, Ayah! Hal yang memang harus aku lalui cepat lambat akan terjadi. Tapi jika aku sudah mengetahuinya dari awal aku akan mulai mempersiapkannya."
Lagi lagi, Li Zheng menghela nafas. "Souji akan mengatakannya padamu jika dia perlu bicara.
Keputusannya ada ditanganmu. Ingin menghalanginya atau justru mendukungnya. Sudah! Aku mau istirahat dulu."
"Kau tau jika itu berbahaya tapi kenapa kau menerimanya? Maksudku.. lamaran. Mungkin kah Souji mengetahui tentang pamannya?" Li Zheng yang berjalan diam sejenak kemudian pergi tanpa menjawab.
***
Flashback!
Satu tahun yang lalu~
Saat proses pemakaman Shouyo, Li Zheng tampak terkejut saat melihat siluet kawan lamanya yang berada diantara para pelayat. Dia yakin pria itu sangat mirip Souji.
Pria itu berbalik pergi. Li Zheng mengejarnya dan Ichijou mengikutinya. "Tunggu! Tunggu sebentar." pria itu berhenti namun tidak berbalik.
"Apakah aku pernah bertemu denganmu sebelumnya?" Tanya Li Zheng.
Pria itu berbalik. Dia adalah Murakami Souji.
"Souji?" gumam Li Zheng. Sedangkan Ichijou yang mengenalinya segera tampak waspada. Pria itu adalah saksi mata.
"Boss, dia lah saksi selain Nona Yuuji yang sebelumnya sudah saya laporkan." gumam Ichijou.
"Jadi kau melihatnya?" tanya Li Zheng.
"Kurang lebih ya.. tapi, kau tidak perlu merasa bersalah. Jika kau tidak membunuhnya, aku mungkin yang akan membunuhnya. Aku juga sudah menghilangkan bukti. Aku akan menganggap ini sebagai bantuan. Jja!" ucapnya santai kemudian meninggalkan Li Zheng dan Ichijou.
"Apa hanya kau yang bertahan hidup?" tanya Li Zheng sedikit berteriak. Souji sudah berjalan cukup jauh, pria itu hanya melambaikan tangan santai tanpa menoleh atau repot-repot menjawab.
"Ichijou, aku ingin tau bagaimana kehidupannya setelah kecelakaan itu. Ini prioritas utama." Ichijou mengangguk. Dia pasti kesepian. Sedangkan aku tanpa sengaja membunuh pamannya. Apakah ini sungguh tidak apa-apa seperti katanya? Atau justru dia mendendam?
***
Seminggu kemudian. Yuuji telah dilantik sebagai Direktur Utama. Hari hari dikediaman Huang makin lama makin mendingin. Hana yang ikut tinggal di sana merasa tidak nyaman. Dia meminta ijin Yuuji untuk tinggal di apartement.
Yuuji menjadikan itu sebagai alasan untuk keluar dari rumanya. "Mulai besok aku akan tinggal bersama Hana di Apartement dekat kantor." ucapnya tiba-tiba. Dia tidak meminta persetujuan.
"Yuuji-" Ayahnya berbicara tapi ia potong.
"Aku akan tetap pindah. Ayah! Tolong mengerti."
"Yuuji, kau akan sangat kesulitan hidup sendiri." ucap Ibunya. Yuuji mengacuhkan tidak mau menjawab.
"Yuuji, mami berbicara! Kenapa kau menunjukan sikap yang tidak sopan!" Yuuji juga tidak menjawab. Mengabaikannya.
"Ayo pergi, Hana!" Hana menggumamkan permintaan maaf lalu mengikuti Yuuji.
"Ayah! Yuuji sudah sangat tidak sopan. Kenapa ayah membiarkannya saja?" Li Zheng menggeleng.
"Tolong pahami adikmu." hanya itu jawabannya. Tidak menjelaskan apa masalahnya.
***
Tiga bulan yang lalu~
Ichijou berhasil mendapatkan informasi tentang Murakami Souji setelah kecelakaan itu. Li Zheng membacanya. Dia menangis karena itu.
Setelah berhasil selamat dari ledakan itu dia terdampar di semenajung eropa. Seorang kuli pelabuhan yang merawatnya.
Pria itu sudah ditinggalkan istri dan anaknya karena kebiasaan mabuknya yang kasar. Souji yang diasuh olehnya selalu mendapatkan kekerasan. Dia juga membuat Souji menjalani hari-hari berat sebagai kuli pelabuhan padahal saat itu dia masih berumur 8 tahun.
Saat Souji yang masih kecil meminta bantuan ke kedutaan, dia ditolak. Tidak ada yang membantunya untuk kembali ke jepang.
Walaupun dia jenius. Butuh waktu tiga bulan untuk memperlajari bahasa itali. Tidak ada pengajar khusus. Istilah-istilah yang dia ketahuipun istilah kasar yang biasa dipakai kuli saat berbincang.
"Sialan! Kenapa mereka tidak membantunya. Anak itu pasti ketakutan dan kesepian." gumamnya. "Apa alasannya dia di tolak?"
"Alasan yang tidak masuk akal. Seperti kotor, bau, kumuh, tidak ada daftar kehilangan dan sebagainya. Tapi, sebenarnya.. Pihak Murakami mendapat pesan dari kedutaan di Italia namun mereka tidak mengakuinya."
Mata Li Zheng berkilat tajam. "Siapa?"
"Kusaka Jumonji. Saat itu dia menjabat Direktur Utama." Li Zheng mengepalkan tangan kuat. Dia sangat marah pada pria keparat itu teganya membawa neraka pada seorang anak. Dia ingin membuat Kusaka kapok tapi dia tidak mungkin membawa Murakami Enterprise pada kehancuran.
Jika Souji meminta bantuannya untuk balas dendam, dia mungkin akan membantunya.
"Ichijou, apa yang sedang dikerjakan oleh Yuuji? Sudah dua bulan dia tidak pulang kerumah untuk makan bersama.." Keluh Li Zheng. Dia sudah resmi mengundurkan diri sebagai Presdir dan membiarkan Shinji memegang jabatannya.
"Hanya pekerjaan seperti biasa."
"Tolong hubungi Hana untuk mengajak Yuuji kembali."
"Baik." Ichijou masih ditempatnya tidak beranjak pergi. Li Zheng memperhatikannya.
"Apa masih ada laporan yag ingin kau sampaikan?" Ichijou mengangguk.
"Aku melihat team inti dari Wind Tribe sering bertemu secara rahasia dengan Murakami Souji." dalam laporannya ada foto Mori Shinsuke, Tsubaki Mari, Tsuyoshi Ryu.
"Dia pintar memilih orang. Di mana Kanie?"
"Informasi dari Ex Wind Tribe yang masuk dalam organisasi kita, Kanie sudah tidak terlihat setelah kematian Shouyo. Tapi, orang Yu Long pernah bertemu dan mengatakan dia bagian dari FBI."
Li Zheng mengangguk, "Dia memang cukup berbakat. Saat itu aku ingin membuat dia bergabung dengan kita. Lalu apa lagi informasi yang berhasil di dapat?"
"Gerakan aneh di Italia. Muncul teror teror kecil pada pemerintah lokal. Rasa tidak puas yang dimiliki oleh organisasi pemilik IQ tinggi kepada pemerintah penyebabnya. Diduga, Murakami Souji yang mempelopori." Li Zheng merenung. Tidak menyangka Souji akan melakukannya sampai sejauh itu.
Li Zheng paham, Souji sedang menyalurkan rasa frustasi akibat penderitaannya saat remaja. Dan itu bukanlah pilihan yang bijak. Dia sudah berada dijalur yang salah.
'Aku harap aku bisa membuatnya berpikir jernih. Dan membantunya untuk melepas beban frustasinya. Pikir Li Zheng.'