Chereads / The Boss Who Marrying Enemy / Chapter 22 - Part 11B - Flashback!

Chapter 22 - Part 11B - Flashback!

Pagi esoknya, Hana dan Shinji datang. Mereka berlima sarapan bersama di restoran hotel. Suasananya tampak buruk. Yuuji tampak dingin. Sengaja mengabaikan Ibunya. Li Zheng juga benar-benar tenang tidak seperti biasanya. Bukan kaku seperti sebelumnya.

Hana memperhatikan Yuuji. Apa yang sebenarnya terjadi. Shinji akhirnya menyadari ada yang salah.

"Mungkinkah ini hanya perasaanku saja? Ayah dan Yuuji tampak lebih diam hari ini?"

"Aku sedang tidak enak badan." ucap Li Zheng menyudahi makanya. Dia beranjak pergi. Yui mengikutinya. Yuuji memperhatikan ayahnya. Sepertinya ayahnya juga sudah mengetahuinya.

"Yuuji, ada apa?" tanya Hana.

Yuuji diam saja tidak menjawab. Dia bangkit dari meja makan dan pergi, Shinji tampak khawatir dengan sikap adiknya mengikuti adiknya pergi diikuti Hana.

Mereka melewati area gym. Yuuji melihat Shouyo sedang memakai treadmill. "Pria itu!" gumamnya geram. Hanya Hana yang menyadarinya. Jika itu adalah tatapan benci.

"Dia Presdir Murakami Enterprise. Murakami Shouyo." jawab Shinji tidak peka. Mengira Yuuji sedang bertanya.

"Nii-chan!" Yuuji berbalik menghadap Shinji. Gadis itu mencengkram kaos di dadanya dan mendongak dengan mata memerah berair. "Aku melihat pria itu bersama mami. Aku tidak tau apa yang terjadi! Tapi mami benar-benar masuk ke kamarnya dan-"

Plakk!! Shinji mendorong Yuuji dan menamparnya. Sontak perhatian tertuju pada mereka.

"Nii-chan?" Yuuji menangis setelah ditampar kakaknya. Shinji terlihat marah tapi kemudian dia menyesal sambil menatap tangannya.

"Yuuji.. aku! Tidak seharusnya kau mengatakan itu!" Yuuji tidak mendengarnya. Dia berlari menjauhi Shinji. Hana menatap Shinji dengan tatapan tajam seolah menuntut kemudian mengejar Yuuji.

Shinji mengepal erat tangan yang sudah menampar Yuuji kemudian pergi berlawanan arah dengan adiknya.

Ichijou yang memang sedang mengawasi Shouyo melihat kejadian itu. "Sepertinya nona muda melihatnya."

***

Acara berlangsung jam tujuh malam. Walaupun Yuuji berpakaian bagus. Dia tetap tidak terlihat cerah. Suasana gala tidak tampak menyenangkan baginya.

Setelah menyapa. Dia hanya minum sendirian. Mengabaikan semua orang. Kakak tidak mempercayaiku! Pikirnya sedih.

"Bagaimana caranya aku menyalurkan frustasiku jika semua orang tidak mempercayainya?!" gumamnya setengah mabuk.

Dia melirik pada ayah dan ibunya. Mereka berdekatan tapi seperti ada jarak diantaranya. Dari sudut dia berdiri dia bisa melihat Ibunya melakukan sinyal mata. Kepada siapa? Tentu saja kekasihnya! Pikirnya getir.

"Kau tampak kacau Yuuji!" Xiao Long mendekatinya. Pria berambut merah itu mengambil gelas winenya dan meminumnya sendiri,

"Tidak sopan!" racau Yuuji.

"Kau mabuk." komentar pria itu.

"Ya! Aku ingin mabuk malam ini!"

"Kau ada masalah apa hingga kacau seperti ini?" tanya Xiao Long. Dia berjalan mendekat dan membiarkan Yuuji yang mabuk bersandar padanya.

"Masalah besar." jawab Yuuji singkat. Dia berdiri tegak kembali dan meninggalkan pesta.

"Aku kembali lebih dulu. Sampaikan salamku pada Xian Ao." Xiao Long hendak menahannya tapi dia mengurungkan niat. Dia tidak mau Yuuji kesal pada sikapnya.

***

Yuuji tidak kembali ke kamarnya setelah pergi dari pesta milik Yu Ao Tian. Dia mengyegarkan diri di taman yang ada di sisi gedung. Gadis itu menyandarkan kepalanya pada tepi kursi. Mendongak menatap ke langit yang hitam.

"Bahkan warna hatiku lebih kelam dibanding langit malam." gumamnya. Ponselnya bergetar. Hana menghubunginya. Dia hanya melihat tanpa mau menjawab.

Tak lama dia melihat siluet dua orang di kegelapan. Dia mendekat kemudian bersembunyi memastikan orang itu bukan pencuri atau kriminal.

Yuuji membulatkan mata, Ayah! Dan.. pria itu, itu dia! Apa yang mereka bicarakan? Apakah Ayah benar-benar sudah tau tentang affair ibunya?

Li Zheng mengajak Shouyo untuk berbicara bersamanya. Karena tidak mungkin membicarakan hal pribadi di gala. Dia mengajaknya ke luar menuju taman.

"Aku sudah menganggapmu adikku sendiri setelah kematian Souji. Kenapa kau tega melakukan itu?" tanya Li Zheng.

Shouyo tersenyum, pura-pura tidak mengerti apa yang Li Zheng katakan padanya. "Apa yang sedang kau bicarakan?"

"Jangan pura-pura bodoh!" Li Zheng mulai kesal. "Kau kira aku tidak tau apa yang kau lakukan bersama Yui?!"

"Ah itu," Shouyo terlihat santai. "Kami saling menyukai maka-"

BUGH! Li Zheng memberinya pukulan. Bahunya naik turun karena marah.

"Berhenti omong kosong! Kau tidak mungkin menyukai wanita sudah menikah! Apa tujuanmu?" Shouyo menyeringai. Dia mengelap sudut bibirnya yang berdarah dan meludahkan darah.

"Wasiat Murakami Souji!" ucapnya.

"Kenapa kau sangat tidak sopan memanggil kakakmu seperti itu?!" Li Zheng makin kesal saat melihat warna Shouyo yang sebenarnya.

"Awalnya dia memang bukan kakakku! Aku hanya anak angkat keluarga Murakami! Aku harus menemukan wasiat itu. Aku tidak bisa melakukan apapun dengan salinannya. Yang aku butuhkan adalah surat kepemilikan Murakami Enterprise. Mereka tidak ada dimanapun! Pria itu pasti menyimpannya di propertimu!"

Li Zheng mengepalkan tangannya erat kemudian memukul wajah Shouyo sekali lagi. Tapi kali ini Shouyo membalasnya.

BUGH! "Itu menyakitkan! Berhenti memukulku!" ucap Shouyo kesal.

"Aku harus menyadarkanmu!" mereka terlibat baku hantam.

Shouyo tertawa. "Aku sudah sadar sejak dulu! Untuk apa aku repot-repot untuk melukai orang-orangmu hanya untuk mencari tau apakah berkas itu ada padamu atau tidak!"

"Jadi Wind Tribe itu orangmu!" Li Zheng memukulnya lagi.

"Tidak kusangka kau memiliki kelompok Yakuza! Dasar pengusaha kotor!" provokasi Shouyo dan terus mencoba melukainya. Shouyo mengeluarkan belati dari bajunya. Melihat itu Li Zheng melompat menjauh.

"Sama kotornya dengan dirimu!"

"Aku lupa memberimu selamat," tiba-tiba Shouyo berbicara. Li Zheng was was mendengarnya. Apa yang akan diucapkan Shouyo? "Anak bungsumu bisa selamat dari penculikan dan kecelakaan 18 tahun yang lalu!"

Li Zheng membulatkan mata. "Kau pelakunya?!" teriak Li Zheng marah.

"Ya. Sayangnya supir bayaranku memilih untuk mendorong mereka keluar dan terhindar dari ledakan." Shouyo mengatakan itu seolah bukan sesuatu yang besar. Dia sakit!

"Shouyo! Kau sakit jiwa. Jangan bilang ledakan kapal itu juga ulahmu."

"Ya, kau benar!"

"Murakami SHOUYO!!" Li Zheng menyerbu Shouyo dengan brutal.

Yuuji yang melihat pertarungan itu menutup mulutnya. Hanya teriakan Ayahnya memanggil Murakami Shouyo yang terdengar. Dia melihat Ayahnya yang sedang tersudut oleh Shouyo yang memakai belati.

Saat menghindari tusukan dari Shouyo, Li Zheng berkelit dan belati itu mengenai dada Shouyo sendiri. Yuuji shock melihat itu kemudian dia pingsan.

Souji ada dibelakang Yuuji. Dia menangkap gadis itu. Dia sendiri menuju kemari karena pada alat penyadapnya Shouyo sedang berbincang dengan Li Zheng namun dia tidak menemukan mereka di ballroom.

Souji juga mendengar percakapan mereka. Dia yang tadinya tidak percaya dan terus mencari bukti bahwa pamannya tidak bersalah justru menemukan betapa kotor pamannya. Ada sedikit air mata di sudut matanya. Pencariannya berakhir. Shouyo memang bersalah! Dialah dalang dari semua tragedi dalam keluarga Murakami.

Bahkan gadis ini juga ikut terlibat didalamnya. Batin Souji.

"Ichijou, kemari!" Souji mendengar itu dalam alatnya. Dia bersembunyi sambil menahan Yuuji saat seseorang tiba-tiba keluar dari kegelapan. Sejak kapan?

"Samarkan kematiannya sebagai kecelakaan." gumamnya. Li Zheng menggumamkan itu dengan nada bergetar dan membuang muka setelah melihat mayat Shouyo. Diam-diam dia menangis.

"Baik."

Li Zheng memegang ujung matanya dan menghubungi resepsionis. "Buat reservasi baru atas nama Huang Li Zheng." dia tidak bisa terlihat seperti ini di depan istrinya.

Ichijou melirik pada bayang-bayang yang bersembunyi di balik pohon. Dia juga tau jika Nona Mudanya dan pria asing menyaksikan kejadian ini. Dia berpikir tajam. Dia harus menemukan pria asing itu dan melenyapkan saksi mata.

Ketika terbangun, Yuuji sadar jika dirinya berada di dalam kamarnya. Dia memegang kepalanya. Mimpi yang mengerikan. Pikirnya.

Pintunya terbuka.

"Yuuji kau dari mana saja? Kami semua mencarimu sepanjang malam!" ucap Hana khawatir.

"Aku? Aku tidur!"

"Jangan bercanda! Saat aku keluar dari ruangan ini dini hari kau tidak ada di dalam." Yuuji bingung. Dia memegang kepalanya yang sakit. Dia yakin jika dia hanya mimpi buruk.

Tapi samar-samar ingatannya kembali. Dia mabuk dan tidak kembali ke kamarnya. Di taman. Lalu ada Ayah dan pria bernama Murakami Shouyo. Pertengkaran, Belati, Tusukan dan.. dirinya pingsan.

Yuuji terlonjak. Dia menoleh menatap Hana. "Lalu, Ayahku ada di mana?"

"Ada berita duka, rekan bisnis Huang Enterprise. Murakami Shouyo. Semalam kecelakaan mobil dan dia meninggal ditempat." Yuuji kaget. Itu bukan mimpi.

"Lalu ibuku?"

"Beliau di kamar sedang tidak enak badan."

"Dia pasti sedih." ucap Yuuji dingin. Sejak itu dia berhenti memanggil Yui dengan sebutan 'mami'.