Chereads / The Boss Who Marrying Enemy / Chapter 5 - Part 3A - I Don't Want to be a Part of The Killer

Chapter 5 - Part 3A - I Don't Want to be a Part of The Killer

[Flashback]

Yuuji mengikat rambutnya tinggi. Dia memperhatikan Hana yang masih mengemasi pakaiannya. Pagi

ini, Yuuji berencana membawa Hana untuk mengunjungi neneknya yang ada di China untuk merayakan ulang tahunnya ke 20.

"Kau tampak aneh, ada apa?" tanya Yuuji saat melihat Hana termenung dan seperti memikirkan sesuatu.

"Bukan apa-apa." Hana menutup kopernya dan menoleh melihat Yuuji. "Aku pikir aku sedikit gugup untuk pergi ke luar negeri untuk pertama kalinya." gadis itu tersenyum lebar.

Shinji bersandar pada pintu kamar Yuuji dan mengetuknya, "Kalian sudah siap, girl? Pesawatnya sudah siap."

"Oke. Kami sudah siap. Tolong bawakan koper kami. Hihihi." ucap Yuuji seenaknya lalu menarik Hana keluar kamar, buru-buru sebelum Shinji menyeret mereka kembali untuk membawa koper sendiri.

"Tch. Anak itu!"

***

Hana berada di dekat jendela. Dia melihat keluar saat pemberitahuan tentang pesawat akan mendarat sebentar lagi. Dia melihat lautan dibawahnya dan teringat pula mengenai pelabuhan saat kepergiannya 14 tahun yang lalu. Tiba-tiba dia merasa dadanya nyeri. Sakit hingga membuatnya mengeratkan genggamannya pada roknya.

Untung saja, saat dia naik ke kapal tersebut dia bertemu dengan pelayan yang baik di dalam kapal hingga membawanya aman hingga sampai ke panti asuhan. Sebenarnya dia juga merasa takut pergi ke tempat asing dengan orang asing. Tapi apa boleh buat, instingnya mengatakan harus betahan hidup dan dia akan melakukannya.

"Hana?"

"Jangan khawatirkan aku. Aku baik-baik saja."

Shinji mendekati mereka berdua dan bersandar pada kursi depan, "Hey, anak-anak. Jangan berbuat masalah, oke? Aku sedang melakukan perjalanan bisnis bukan piknik. Jadi jangan buat onar dan jaga diri kalian saat dirumah nenek. Terutama kau Yuuji. Jangan buat masalah." pria itu menyeringai tipis lalu mengusap kepala adiknya dengan kasar.

"Ya!!"

Hana hanya terkekeh kecil mendengarnya. 'aku pikir, aku akan baik-baik saja selama bersama temanku.' pikirnya.

***

Shinji menurunkan Yuuji dan Hana di depan kediaman neneknya. "Hubungi aku jika terjadi sesuatu. Aku sudah menempatkan beberapa penjaga, setidaknya kalian aman. Hana, tolong awasi Yuuji. Aku pergi." mobil itu melaju dengan Shinji yang berada di kursi penumpang. Saat itu dia masih menjabat direktur dan Ichijou belum menjadi asistennya.

"Baik!"

Yuuji menarik kopernya dan memasuki gerbang rumah yang terlihat sederhana dan tradisional. Mereka berdua tampak bercakap sepanjang lorong rumah yang cukup berliku sebelum sampai di rumah utama.

"Nee, Yuuji. Tidakkah ketenangan ini terasa aneh?" ujar Hana tiba-tiba. Dia berhenti. Tidak ada suara pekerja yang terdengar dan terdengar sangat lenggang dan itu aneh baginya.

"Kau benar. Aku tidak mendengar suara pelayan satupun." Yuuji meninggalkan kopernya dan mulai melihat situasi. Sambil mengendap, mereka berdua berpencar mencari sebab dari semua ketenangan ini.

Hana berbelok berlainan arah dengan Yuuji. Dia melihat para pengawal tergeletak di lantai dan tangga. Dia mengecek satu-persatu dan bersyukur jika mereka hanya pingsan. Dia memperhatikan sekitar, melihat jika tidak ada tanda perkelahian. Dia memperkirakan jika mungkin hanya seorang diri yang masuk dan menyelinap. Namun apa tujuannya? Mungkinkah pencuri?

Dia kembali dan menemui Yuuji. "Mereka pingsan." ucap Yuuji. Hana mengangguk.

"Disanapun sama."

Yuuji mengintip melalui sela pintu ruangan utama. Dia melihat kakek dan neneknya diikat di kursi berada di tengah-tengah ruangan dan seseorang pria berambut merah menodongnya dengan pistol.

"Satu orang?" gumam Yuuji.

"Hm, seperti dugaanku. Bagaimana? Dari depan atau belakang?"

Yuuji menyeringai. "Seperti biasa. Aku akan memulai dari depan dan kau lucuti senjatanya."

"Siap." Hana menyelinap dari samping dan Yuuji masuk lewat pintu depan.

"Si-siapa kau?! Kakek! Nenek!" teriak Yuuji panik menggunakan Bahasa China dengan lancar.

Pria berambut merah itu berbalik dan menodongkan pistolnya pada Yuuji, "Wah, lihat siapa yang datang. Kau cucu mereka?" Yuuji mendekat dengan ekspresi takutnya. Wah, aktingnya perlu diacungi jempol.

"Ka-kau! Tolong lepaskan mereka. Apa yang kau inginkan? U-uang?" ucapnya sedikit bergetar.

"Bagaimana jika tubuhmu saja?" Yuuji mulai memberi aba-aba dalam hati saat merasa Hana mulai mendekat. Sekarang! Hana menendang tangan pria itu hingga pistolnya dan Yuuji menyerangnya dari depan dan Hana membantu menendang kaki pria itu hingga berlutut dan menahan tangannya supanya tidak berlari.

Pria itu tampak kaget. Tidak menyangka jika dua gadis di depannya bisa membuatnya berlutut. Kemudian tersenyum, "Apa ini? Sepertinya aku terlalu terpesona padamu hingga pertahananku lemah." gumamnya sambil tertawa pelan.

"Katakan. Siapa kau!" nada Yuuji berubah menjadi dingin. "Siapa yang menyuruhmu?!"

"Hanya seseorang pesaing yang ingin mereka mati." jawab pria bernama Xiao Long ini."Kau ingin bergabung dengan kami, Yu Long? Mungkin kami bisa membantumu untuk menyelesaikan masalah ini."

"Tolong lepaskan aku, Nona Cantik." Hana menatap Yuuji dan gadis itu mengangguk.

"Jadi, apa yang kau tawarkan?" Yuuji menjawabnya dengan nada menantang.

"Kau sangat menarik, Nona-"

"Yuuji." sebutnya.

"Oke. Aku akan menjelaskan detailnya. Wah, akhirnya ada gadis cantik yang bergabung dengan kami. Sangat membosankan melihat para pria," ucap Xiao Long dengan senang. "tapi sebelumnya, kau harus merawat kakek dan nenekmu dulu yang pingsan."

***

"Yu-ge, ini gadis-gadis yang kuceritakan padamu." Xiao Long membawa Yuuji dan Hana menemui bossnya. Yu Xian Ao. Pendiri dari kelompok Yu Long itu sendiri.

"Kalian terlihat biasa saja. Tapi karena kalian diakui oleh Xiao Long aku pikir, aku harus memberi salam yang layak. Dan kalau tidak salah, kau adalah Yuuji Huang putri Li Zheng dari Huang Enterprise kan? Menarik."

Yuuji hanya diam saja tidak memberi tanggapan.

"Aku akan membantumu untuk balas dendam untuk apa yang terjadi pada kakek-nenekmu hari ini."

"Benarkah? Tapi kau tidak terlihat semurah hati itu. Apa yang kau inginkan?"

Xian Ao tertawa pelan, "Kau cukup pintar. Seperti yang diharapkan dari pemilik IQ tinggi. Aku ingin, kau membantuku untuk membangun perusahaan yang sedang aku rencanakan. Bagaimana?"

Yuuji tampak berpikir. "Bukan masalah besar. Aku memiliki beberapa saham jika kau ingin kami berinvestasi."

"Baiklah. Sudah ditetapkan."

"Aku berbicara sebagai profesional sekarang. Jadi, bulan depan.. mari bertemu kembali di gedung Huang Enterprise dengan membawa berkasmu. Hana." Gadis itu mengangguk dan menyerahkan kartu namanya kepada gadis berambut senja. Xia Liu Wei.

"Kau bisa menghubunginya untuk mengatur waktu. Jadi, kami permisi."

Yu Xian Ao melihat kepergian mereka dengan menyeringai. "Akhir-akhir ini aku banyak bertemu gadis-gadis yang menarik." ucapnya.

"Ah! Seperti gadis yang menganggapmu host itu?" celetuk Xiao Long dengan senyum jenakanya.

"Xiao Long.." peringatan kecil Xian Ao padanya.

***

Hana menggandeng lengan Yuuji setelah acara pertemuan itu. "Nee, Yuuji! Boss mereka tampan ya. Kira-kira sudah punya pacar belum ya?"

"Kau berniat selingkuh dari, Aho Shinji?" ucap Yuuji malas.

"Ti-tidak! Kami tidak pacaran kok! Jadi tidak masalah kan?" Hana mengatakan kalimat itu dengan nada yang memelan dan raut sendu. "Apa aku kurang cantik Yuuji? Shinji tidak pernah menganggapku wanita. Aku hanyalah adik kedua dimatanya." lanjutnya pelan.

"Cerialah! Aku akan selalu mendukungmu dengan siapapun walaupun jika tidak dengan Nii-san pada akhirnya."

"Hm, terimakasih Yuuji. Tapi apa aku bisa selain dirinya? Aku sudah lama bergantung pada kalian berdua. Jika nanti aku tidak bersama kalian apa aku bisa melewatinya?"

"Ma! kau terlalu melankolis sekarang. Lebih baik kita pergi minum!!"

***

Hana kembali ke ruang VIP yang Yuuji pesan setelah dari toilet. Tanpa sengaja dia mendengar suara ribut-ribut dari ruangan yang dia lalui. Dari celah pintu yang terbuka, dia melihat pria paruh baya mendekati mereka dan mereka semua membungkuk.

"Kau melakukannya lagi, anak nakal!" ucapnya. Hana membulatkan matanya. 'Suara ini?' "Aku sudah bilang jangan bermain-main dengan Yu Long." pria itu sampai di tengah dan Hana bisa melihatnya.

'Kau masih hidup, paman.'

Hana memberanikan diri membuka pintu dan tidak memperdulikan semua orang yang di sana tampak siaga. "Senang kau masih hidup, paman."

"Hana, kau kah itu?" gadis itu tersenyum dan mengangguk. Pria mendekat dan menarik Hana lalu memeluknya. "Senang bisa bertemu kembali denganmu."

"Syukurlah kau masih hidup, paman."

***

"Hana, kau mau kemana?" tanya Yuuji saat melihat temannya sudah berpakaian rapih, sedangkan dia sudah memakai gaun tidurnya bersiap tidur.

"Aku ada urusan, aku akan kembali sebelum tengah malam."

"Hai. Hai~ bersenang-senanglah. Aku tau aku punya batasan terhadap kehidupanmu."

"Nah, terimakasih sudah mau mengerti. Jja, aku pergi."

Hana menghubungi pamannya sambil mengendarai mobil, "Paman, aku akan kesana."

"Baiklah. Aku akan menunggumu."

Sebelum menutup teleponnya Hana mendengar pamannya berbicara, "Ah. Yu Ao Tian.. Apa yang membawamu kemari?"

"Aku pikir kau sudah tau." itu suara Yu Ao Tian! Kenapa dia menemui pamannya. "Kau sudah mendengar apa kesalahan anakmu?"

"I-itu.. dia tidak bermaksud melakukannya pada wanitamu. Tolong ampuni dia." apa-apaan dengan situasi ini? Hana segara mematikan ponselnya dan melaju cepat ke kediaman pamannya."

Hana memarkirkan mobilnya cukup jauh dari mobil-mobil yang terparkir di mansion pamannya. Dia menyelinap, mencari tau apa yang sudah terjadi.

Banyak sekali darah dan orang-orang tergeletak. Hana membulatkan mata saat melihat ke tengah ruangan ada sepupunya sudah tergeletak dan sang paman berlutut di depan seseorang yang mengacungkan pistol di kepalanya. Dia Yu Xian Ao! Pikirnya. Apa yang harus aku lakukan. Dia tidak bisa berlari masuk. Dia bisa saja ikut terbunuh. Tapi pamannya-

Tangan Hana bergetar, dia merasa takut dan juga khawatir. Yu Xian Ao berhasil menyapu bersih satu kelompok apa yang akan dilakukannya kepada pamannya. Hanya karna seorang wanita?

Dorr! Nafasnya tercekat kala pamannya terbunuh di depan matanya oleh Yu Xian Ao. Dia mematung dan jatuh terduduk sambil menyandar pada dinding. Sungguh keji! Airmatanya terjatuh. Bisa-bisanya dia- membunuh anggota keluarga yang satu-satunya dia miliki.

[Flashback Off]