Chereads / The Boss Who Marrying Enemy / Chapter 6 - Part 3B - I Don't Want to be a Part of the Killer

Chapter 6 - Part 3B - I Don't Want to be a Part of the Killer

"Bagaimana?" Hana menanyakan rencana yang akan dilakukannya kepada agennya. Pria bertopi hitam itu duduk membelakanginya di sebuah restoran berpose membaca koran.

"Sudah berjalan sesuai rencana, Miss. Program yang anda berikan sudah berhasil diinstal dan pesawat sudah siap."

"Bagus. Esok pagi saat mereka mengupgrade server.. akan ada sedikit kejutan untuk mereka. Kau bersembunyilah selama satu bulan jangan sampai tertangkap. Sudah aku siapkan semuanya. Kau akan menerima paket dari resepsionis."

"Terimakasih, Akabane-sama. Saya pamit."

Hana kembali kekamarnya, mengecek kembali barang bawaanya untuk kembali ke Jepang. Walaupun dia tau itu tidak perlu jika rencananya berhasil. Gadis itu melirik, tau jika seseorang mengikutinya. Dia berhenti.

Tanpa berbalik dia berseru, "Aku tau kau di sana. Yuuji yang menyuruhmu bukan," gadis itu berbalik sambil melipat tangan. "Kau sudah tau rencanaku?"

Agen itu menampakan dirinya, "Maafkan saya, Akabane-sama. Saya hanya menjalankan tugas."

"Ya.. ya.. ya.. kita memang sama-sama karyawan Yuuji. Jangan terlalu kaku." gadis itu mendekati agen milik Yuuji dan menepuk bahunya cukup keras.

Hana menepuk bahu pria itu sekali lagi dengan keras lalu mencengkramnya, "Katakan! Kau sudah tau rencanaku?" pria itu mengangguk ragu.

"Kau sudah melaporkannya pada Yuuji?" pria itu menggeleng. Hana mengangguk paham, lalu membuat agen itu tak sadarkan diri.

"Tapi maaf, kau harus tidur untuk sementara waktu." gumamnya sambil menggeret agen tersebut masuk ke kamarnya dan menguncinya di kamar mandi.

***

Xiao Long menjemput Hana di depan hotel. Pria itu masih tampak sungkan. Dia juga masih belum berani memandang Hana.

Xiao Long membukakan pintu penumpang, "Mereka sudah menunggu di pesawat." gadis itu mengangguk dan masuk ke dalam mobil. Dia menatap Xiao Long sekilas. Maafkan aku, Xiao Long.

Selama di dalam mobil mereka berdua diam, posisi duduk Hana yang ada di belakang membuat perasaan Xiao Long makin canggung dan bingung untuk membuka pembicaraan.

Berkali-kali Xiao Long melihat Hana dari balik spion, dan gadis itu memergokinya. "Xiao Long, kau tidak perlu sungkan padaku. Lupakan yang semalam. Jangan bertingkah jika kau baru pertama kali menyentuh wanita." ucapnya seolah dia tidak peduli. Jujur saja dia malu mengingat kejadian semalam. Harus berakting sepanas itu tetap saja membuatnya malu, dia bahkan belum pernah melakukannya.

Xiao Long berdehem dengan wajah hingga telinganya memerah dan Hana cukup peka untuk menyadarinya, "Yang benar saja? Hahaha. Kau tidak seliar penampilanmu rupanya. Sepertinya aku harus lebih waspada pada Li Han Yu dibandingkan denganmu. Pria itu terlihat tenang tapi mungkin dia bisa menghanyutkan. Hahaha."

Xiao Long mulai bisa tenang setelah Hana bersikap biasa dan tertawa, "Kau benar." timpalnya.

***

Ichijou melirik spionnya. Sebenarnya dia sudah sadar jika mereka sedang diikuti namun dia tidak menceritakannya pada Shinji. Dia sudah memperhatikan mereka namun tidak ada pergerakan yang mencurigakan sehingga dia diam saja. Namun, karna Shinji mulai curiga.. dia harus mengurus mereka setelah ini.

"Ada apa?" tanya Shinji.

"Bukan apa-apa."

"Jadi, mana file yang aku minta? Kau sudah menemukannya?" Ichijou mengambil amplop yang ada di depan kemudinya. Isinya tidak jauh berbeda dari yang dimiliki Yuuji.

"Hoo.. jadi dia adalah pemilik sah Murakami Enterprise. Lumayan juga. Siapa presdir sebelumnya? Murakami Shouyo?"

"Dia pamannya, meninggal satu tahun yang lalu karena kecelakaan." jelas Ichijou. Dia memberhentikan mobilnya di depan lobi.

Shinji menggapai pintu kemudian terdiam, "Satu tahun lalu, Murakami itu.. bukankah dia yang pernah Yuuji sebutkan?"

"Ya, dan kau menampar Yuuji karna pria itu." tambah Ichijou.

"Itu karna Yuuji sangat tidak sopan dan berkata omong kosong." kesal Shinji.

"Jika.. jika Yuuji benar. Apa kau akan menyesal, membuat dia memusuhimu selama setahun ini?" Shinji menatap Ichijou tajam, dalam hati dia sedikit ragu. Namun dia tidak akan membiarkan siapapun yang membuat nama ibunya ternoda.

"Omong kosong!" setelah berseru, dia keluar dari mobil dengan mood luar biasa buruk. Ichijou hanya menghela nafas melihatnya kemudian dia menjalankan menuju basement. Masih ada satu hal lagi yang perlu dia urus. Pria itu menatap spion tajam.

Ichijou memarkirkan mobilnya, dia melihat mobil yang mengikutinya melewati mobil yang dia kendarai ini. Dia keluar dan duduk di bagasi mobilnya.

"Ne, aku lebih tertarik pada wanita sebenarnya," ucapnya dengan suara berat. Dia mengeluarkan rokok lalu menyalakannya. Dia melirik mobil yang belum lama berhenti dan berjarak tiga mobil darinya. Dia juga melihat posisi cctv.

Ichijou mengeluarkan ponselnya dan menelepon bagian keamanan. "Matikan cctv basement dua untukku selama 10 menit." perintahnya.

"Kalian sudah dengarkan? Kalian punya waktu 10 menit." Matsunaga dan Kanie saling berpandangan. Bepikir untuk menemui atau pergi. Kanie memutuskan untuk keluar sendiri, sambil mengusap rambut malas dan menguap dia menghampiri Ichijou.

"Yah, aku tidak tau apa yang kau bicarakan. Kau memanggilku? Aku juga menyukai wanita sebenarnya." dia berbicara dengan nada malas dan duduk di samping Ichijou. Entahlah, mereka tidak terlihat saling waspada satu sama lain. "Aku tidak menyadari jika itu kau." ucapnya dan tanpa sopan santun dia mengambil rokok Ichijou dan menyalakannya.

"Kudengar kau ikut FBI setelah organisasi hancur. Aku ikut berduka atas kematian atasan kalian."

"Nee, aku berpikir sekarang. Apakah hubungan kita dulu sebaik ini?" ucap Kanie tiba-tiba karena yang dia ingat, klientnya meminta untuk mencari info tentang boss dari Ichijou dan berakhir dengan pertarungan antar organisasi milik boss Ichijou dan organisasinya hingga organisasinya hancur setelah kematian atasannya.

"Kau mau membunuhku? Sekarang kau orang pemerintah, tidak mungkin membunuh warga sipil."

"Huh? Warga sipil? Penjahat sepertimu?" Kanie mendecih malas.

"Itu dulu, aku hanya pegawai kantoran sekarang. Kau juga dulu penjahat, Agen-san! Karna kau jenius saja mereka menawarimu ikut. Lagipula kau matre dan mata keranjang, mereka tidak akan sulit untuk mengajakmu bergabung." ucap Ichijou sedikit mencemooh.

"Kau benar karena aku matre dan mata keranjang aku jadi kesepian."

"Jadi, kenapa kau mengikuti boss-ku? Kita sudah menyia-nyiakan waktu lima menit hanya untuk bernostalgia."

"Dari informan FBI, ada daftar mencurigakan yang berisi nama perusahaan yang bergabung dengan aliansi pemilik IQ tinggi yang akan menginvasi jepang dan Huang Interprise salah satunya."

"Sudah mengetahui siapa dalangnya?"

"Masih kami cari sumbernya."

Informasi mereka masih belum sejauh yang telah aku dapatkan. Yu Long sudah selangkah lebih jauh dari FBI. Ha.. mereka memang sesuatu.

"Bukan Shinji yang harus kalian intai. Aku akan memberi tau siapa, tapi aku punya satu kondisi."

Kanie mendecih malas dia melihat jam, "Sudah 10 menit. Aku pergi."

"Kau yakin tidak ingin mengetahuinya? Mungkin apa yang aku katakan bisa membawamu ke sumbernya." Kanie menoleh menatap Ichijou malas.

***

Hana naik ke atas pesawat pribadi milik Yu Xian Ao. Dia membiarkan kopernya dibawakan oleh Xiao Long dan membiarkannya menyimpannya.

Hana menemui Xian Ao di ruang konferensi yang ada di dalam pesawat. "Terimakasih sudah mengijinkanku untuk ikut." ucapnya formal.

"Jangan sungkan, kau juga bagian dari kami." Hana tersenyum namun batinnya berkecamuk. Sampai kapanpun aku tidak mau menjadi bagian dari pembunuh.

"Kau mungkin belum pernah melihatnya. Yang berambut hitam itu, dia adalah tunangan Li Han Yu. Gong Xia Ling." Hana mengangguk dan tersenyum ramah sambil berjabat tangan. Dia duduk disebelah gadis itu dan mengajaknya berbincang.

"Kalian berdua lama sekali!" kesal Xiao Long pada dua orang yang baru saja masuk ke dalam ruangan. Mereka baru saja datang. Dia adalah kakaknya dan wanita yang belum mau jadi pacar atau tunangan tapi bersikap seperti suami istri. Pasangan yang aneh.

"Yah, aku hampir lupa dengan penerbangan ini. Ada sesuatu hal yang tidak bisa ditunda." ucap Qi Long Ye. Pria berambut putih dengan jabatan general manager di Berson Group.

"Pria bodoh." gumam wanita disebelahnya. Dia adalah Xia Liu Wei, sekertaris dari Berson Group dan salah satu petarung terbaik di Yu Long.

"Sepertinya aku harus memaksa kalian menikah untuk mempertanggungjawabkan tingkah kalian yang tidak dewasa ini." ucap Xian Ao tampak tenang. "Kita berangkat sekarang."

Pesawat mulai lepas landas, dan tidak terlalu banyak goncangan yang terasa. Seperti yang diharapkan pesawat pribadi, tapi maaf mungkin tidak akan bertahan lama mulus seperti sekarang.

Hana mengambil ponselnya perlahan. Dia sudah menyiapkan bom di setiap mesin pesawat. Jika dia meledakan keempat mesinnya, sudah dipastikan mereka akan jatuh.

"Daddy.. daddy.. mau daddy.." suara anak perempuan yang menangis terdengar mendekat. Hana membulatkan matanya, dia melihat anak perempuan kecil usia dua tahun menangis di gendongan ibunya sedangkan anak laki-laki seusianya berjalan dengan masih belum seimbang menuju ayahnya.

"Daddy!" anak itu menaiki sofa dan menuju pangkuan ayahnya. Pemandangan itu membuatnya mencelos, apa dia sanggup melakukan balas dendam dengan melibatkan anak-anak yang tidak berdosa ini.