Happy Reading...
.
.
***
Pagi sekali Nesya sudah terbangun, ia sedikit merasakan hangat tubuhnya. Bahkan ia merasa panas dibagian tenggorokan.
Dari kemarin Nesya terus saja bersin, gejala flu sedang menyerangnya.
Pagi ini Nesya sudah siap dengan seragamnya. Tisu sudah bertengger di saku kemeja sekolahnya. Masker berwarna hijau sekali pakainya sudah siap dipakai.
"Kamu kalo sakit jangan dulu sekolah, biar Bunda yang telpon wali kelas kamu."
"Enggak papa Bun, lagi pula Nesya baik-baik aja, nanti juga sembuh."
Nesya memang keras kepala susah di bilangin. Selain belajar tujuan sekolahnya yaitu ingin melihat Seno. Dia sebucin itu pada Seno. Bahkan di kamar tepat di sebuah kotak putih yang ia simpan di meja belajarnya, didalamnya terdapat foto Seno. Ketika mood belajarnya turun, ia akan melihat foto itu dan entah kenapa memang mood nya naik seketika.
"Bunda anterin kesekolah yah."
"Gak usah Bunda, Nesya gak papa. Nesya berangkat dulu yah."
Nesya pun menyalami Bundanya. Dia pergi berangkat kesekolah dengan menaiki bus umum. Dia hanya perlu menunggu di halte biasa.
***
Nesya berjalan pelan, rasanya tubuhnya lemas. Dan tak kuat berdiri lama-lama.
"Kenapa Lo?" Denis yang melihat Nesya aneh hari ini bertanya keheranan.
"Ini, thanks yah jaketnya," Nesya tak menjawab pertanyaan Denis, ia justru berbicara mengembalikan jaket yang di pinjamkan Denis waktu itu. Mengeluarkannya dari tas.
Denis mengambilnya.
"Lo mau ke UKS?" tanya Denis yang sedikit khawatir dengan Nesya, wajah Nesya sangat terlihat sekali pucat.
"Gue mau ke kelas. Gue duluan yah..."
Nesya berlalu begitu saja. Ia tak mau di UKS, bau obat-obatan sangat tidak di sukainya. Sudah cukup ia menghirup obat-obatan sejak kecil. Ia mau terhindar dari obat-obat.
Nesya duduk di bangkunya sambil menenggelamkan wajahnya. Bahkan kehadiran Seno yang sedang duduk di bangku depannya tak di hiraukan.
Jika biasanya ia akan menyimpan tasnya lalu duduk di samping Seno sambil memperhatikan wajah Seno sambil senyum-senyum. Dan bertanya hal-hal yang tidak penting.
"Kenapa ganteng sih Sen?"
"Kenapa keliatan Cool banget kalau lagi masang wajah datar gitu?"
Dan hal-hal lainnya. Seno tak pernah menjawabnya. Ia membiarkan Nesya sesukanya. Namun jika ia benar-benar sedang tak mau di ganggu ia akan menatap tajam Nesya dan mengancam mengeluarkan Nesya dari kelompok di kelasnya.
Nesya, Seno, Fajar, Denis, Adrian. Mereka satu kelompok permanen. Dikarenakan Nesya tak begitu dekat dengan yang lainnya, jadi dia memaksa Seno memasukannya kedalam kelompok. Fajar dan Denis sendiri memang sahabat Seno dan Adrian dia ketua kelas ini, dikarenakan semuanya sudah pas di kelompok masing-masingnya, jadi Adrian masuk kelompok Seno yang memang kurang satu. Di kelas ini jika sudah membuat kelompok untuk mengerjakan tugas ya sudah supaya tak ribet jadinya itu-itu saja.
Ketika ancaman dilayangkan Seno. Nesya langsung berubah menjadi diam.
Dan hari ini hal mengganggu Seno tidak dilakukan Nesya. Ia tiba-tiba merasa kedinginan.
"Kalau Lo masih butuh jaketnya pake lagi aja," ucap Denis yang tiba-tiba sudah memberikan jaketnya kembali. Seno tak bereaksi sedikitpun. Namun ia mendengarkan.
"Gak papa, jaketnya di pinjem lagi?" tanya Nesya.
"Ya gak papa, Lo kok jadi gak enakan gini sih? Biasanya juga semaunya."
Nesya mengambil jaketnya dan memakainya. Ia sedang tak mood. Untuk berbicara saja sebenarnya malas.
***
Jangan lupa dukung cerita ini, vote, collection, review, comment.