Rara sedang beristirahat di atas kasurnya seraya menikmati acara Tv yang ada di kamarnya di temani mbak Yul. Setelah tadi ia belajar sebentar kini Rara memutuskan untuk beristirahat.
" Kak, itu kakinya udah di kompres?" Mbak Yul mengingatkan Rara tentang kakinya yang harus di kompres agar tidak membengkak dan meredakan rasa nyerinya.
" Ywdh...perbannya di kotak sana ya mbak!" Rara menunjuk kearah kotak sobat yang tersedia di dekat lemarinya. Dengan segera mbak Yul mengambil perban dan membantu Rara untuk membalut kakinya.
Setelah selesai Rara kembali menyenderkan tubuhnya seperti semula sambil memainkan ponselnya Rara mengirimkan pesan pada Jojo ' Tidur yang nyenyak, jangan ngiler!' Begitulah tulis Rara pada Jojo. Alih - alih mengirimkan pesan yang romantis Rara malah mengirimkan pesan yang sedikit mengejek pada Jojo. Rara hanya tersenyum melihat pesannya yang baru ia kirim pada Jojo.
" Kenapa kak?" Tanya mbak Yul yang sedikit heran melihat Rara tertawa menatap ponselnya.
" Gak apa - apa ko!" Rara menjawab singkat tanpa menghiraukan mbak Yul.
Jojo yang sudah tertidur karena tadi terlalu lelah bermain basket dan berkutat di bengkel jadi Jojo tak membalas pesan Rara, padahal sejak tadi Jojo menunggu pesannya. Rara sebenarnya menunggu balasan pesan yang ia kirimkan pada Jojo, namun setelah beberapa menit menunggu Jojo tak kunjung membalas pesannya akhirnya Rara memutuskan untuk tidur saja.
Sabtu biasanya hari yang selalu murid - murid tunggu karena setiap hari Sabtu hanya ada kegiatan pengembangan diri dan bukan kegiatan belajar mengajar seperti hari - hari biasa. Karena kakinya yang masih cidera Rara hari ini memutuskan untuk izin saja, Rara ingin istirahat saja di rumah untuk memulihkan kondisi tubuhnya dan juga mengistirahatkan kakinya agar kembali pulih dengan cepat. Rara sedikit bangun lebih siang hari ini, mbak Yul sudah membuka semua gorden kamar Rara saat Rara bangun dari tidurnya. Terlebih lagi matahari yang masuk langsung mengusik kedua matanya memaksa Rara untuk bangun.
" Jam berapa sih...hoam!" Rara bangkit dari tidurnya menatap pada jam dinding yang menunjukan pukul setengah delapan pagi. " Hemm...matahari luar biasa!" Serunya lagi menyingkap selimutnya. Perlahan Rara mulai menggerakkan kakinya yang terkilir, rasa sakit ya sudah sedikit berkurang begitupun dengan bengkaknya.
Perlahan Rara mengarahkan kakinya untuk turun dan menapaki lantai kamar, mencoba untuk kembali merilekskan urat - uratnya yang masih sedikit kaku dan nyeri Rara mulai berdiri sambil berpegangan pada nakas dan ranjangnya. Masih terasa sangat sakit ketika Rara mulai melangkahkan kakinya maju, terlihat dari wajahnya yang meringis menahan sakit.
" Hemmm....luar biasa nano - nano!" Serunya saat sudah berhasil duduk di sofa kecil kamarnya. Rara membuka perban yang membalut kakinya sambil memijat - mijat sedikit kaki dan betisnya yang terlihat bengkak.
Karena hari ini hari Sabtu, Rara berniat untuk santai - santai saja dan menggunakan weekend ini untuk pemulihan kakinya. Rara kembali melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya terlebih dulu. Tak perlu waktu lama untuk Rara menyelesaikan mandinya, ia hanya butuh waktu lima belas menit saja, setelahnya Rara keluar dengan kimono handuknya menuju lemari untuk berganti pakaian. " Hmm...begini aja lah!" Serunya seraya mengambil sebuah celana pendek dan kaos t-shirt biasa yang biasa ia gunakan saat di rumah. Rara turun kebawah dan menghampiri mamahnya yang sedang beres - beres.
" Raka mana mah?" Rara tak melihat Raka yang biasanya selalu ramai di dalam rumah.
" Raka lagi main ke rumah tetangga sebelah tuh" Jawab mamah Rara tanpa menoleh pada Rara. " Kamu mau kemana kak?" Tanya nya lagi yang melihat Rara berjalan kearah depan rumahnya.
" Gak kemana - mana, cuman mau duduk aja di depan mah." Rara melanjutkan dan duduk di teras depan. Sambil memainkan ponselnya, Rara menghubungi Isna untuk mengajaknya menonton DVD bersama dan menghabiskan waktu santainya.
' Na, sini ke rumah gue!' Tulis Rara pada Isna. Tak lama pun Isna membalas pesannya.
' Sabar...siang gue kesitu, Lo mau ngasih gue apa?' Balas Isna.
' Udah sini aja, ada noh cucian piring N cucian baju gue! Gue tunggu!' balas Rara sambil tertawa menjahili Isna.
Setelah berkirim pesan Rara menunggu Isna di ruang tamunya. Sedangkan sang mamah dan Mbak Yul sibuk membereskan rumah yang memang biasa mereka lakukan saat weekend.
Siang ini sebenarnya Jojo memutuskan untuk mengunjungi Rara dan melihat keadaannya, apakah sudah mendingan. Jojo masih nampak bersantai di pinggir kolam renangnya dengan kimono handuknya karena memang Jojo biasanya mengisi waktu liburnya dengan berenang atau kegiatan lainnya.
" De, kirain udah nyebur?" Tanya mamahnya yang kebetulan lewat ruang belakang.
" Entar mah...nyantai dulu!" Jawab Jojo yang sedang bersantai di sofa. Sambil mendengarkan musik dari headphone nya Jojo tampak asik dan mengikuti alunan lagu yang di putarnya.
Sebelum beraktifitas diluar rumah Jojo masih sedikit menikmati waktunya di pinggir kolam, Jojo membuka galeri yang ada di ponselnya ia melihat - melihat seluruh foto Rara dan dirinya yang berhasil di abadikan di ponselnya. Bibirnya terus menyunggingkan senyuman saat melihat foto demi foto yang terpampang.
" Dasar bebek bawel..." Gumam Jojo tersenyum melihat foto Rara yang tengah tersenyum lebar. Akhirnya Jojo pun menaruh ponselnya dan bangkit dari sofa menuju kolam renang, setelah pemanasan sedikit Jojo membuka handuk kimono ya dan menyisakan celana renangnya saja.
Byurrr....
Dengan lincahnya Jojo menggerakan tangannya berenang di dalam air. Jojo sangat menikmati waktunya di dalam kolam, ia terus meliukan badannya. Setelah hampir satu jam berenang, akhirnya Jojo pun menyudahi kegiatannya ia meraih handuk kimono ya yang ia taruh di atas sofa tadi. Jojo langsung berjalan menuju kamarnya untuk membilas badannya dan berganti pakaian.
" Hari ini kita nyantai aja!" Gumam Jojo seraya berdiri di depan cermin menatap pantulan dirinya. Jojo meraih celana pendek jeans berwarna coklat dan sebuah t-shirt putih tak lupa pula jam tangan yang selalu menemani Jojo membuat penampilannya menjadi semakin terlihat menarik. Setelah berpakaian Jojo kembali meraih ponselnya dan menghubungi Rara, karena ia berniat untuk mengunjunginya hari ini.
' Hallo..' Jawab Rara di ujung teleponnya.
' Gimana kaki Lo? udah mendingan?' Jojo sedikit berbasa - basi terlebih dulu.
' Ya alhamdullilah udah, udah gak bengkak juga kok. Ada apa Lo telepon?' Rara langsung menanyakan tujuan Jojo menghubunginya.
' Syukur lah...gue mau kerumah Lo! Jangan kemana - kemana. Oke?' Jojo langsung saja menyampaikan tujuannya. Sambil terus menelpon Rara, Jojo meraih Hoodie dan dompetnya yang ada di atas sofa kamarnya dan berlari kecil mengunci pintu kamar menuju garasi.
' Mau ngapain Lo? Mau bantuin gue beres - beres ya?' cibir Rara seraya tertawa.
' Iya aja lah gue mah! Serah Ra...serah Lo dah! Tunggu gue lima belas menit lagi!'
' Oke gue tunggu! Hati - hati ya!' Rara pun memutuskan sambungan teleponnya.
Jojo langsung menggunakan helmnya dan menyalakan mesin motornya memacunya dengan sedikit lebih kencang dari biasanya. Hari ini rencananya Jojo ingin menemani Rara di rumahnya, karena Rara yang sedang sakit jadi Jojo mengunjunginya.
Sedangkan Rara yang masih duduk di teras menunggu Isna dan Jojo kini tengah tersenyum senang, pasalnya hari ini pasti ia tak akan kesepian terlebih lagi kakinya yang belum pulih dengan baik. Rara menghubungi Isna kembali dan menyuruhnya untuk menunggu saja di rumahnya agar ia nanti di jemput Jojo.
' Na...Lo masih di rumah kan?' Tanya Rara saat Isna menjawab panggilan teleponnya.
' Iya, lagi siap - siap mau ke tempat Lo. Bentar lagi otw gue!' Jawab Isna.
' Eh...Lo tunggu aja, nanti gue suruh Jojo buat jemput Lo!' Rara buru - buru mencegah Isna.
' Emang dya ada di rumah Lo? Bagus lah kalo gitu, gue kagak cape - cape jalan!' Isna sedikit tertawa mencibir Rara.
' Ywdh tunggu aja ya!' Rara pun memutuskan sambungan teleponnya dan kembali menunggu Jojo.
Sebenarnya jarak dari rumah Jojo dan Rara tak terlalu jauh, Jojo sengaja sedikit lebih lama karena ia mampir sebentar ke supermarket untuk membelikan Rara beberapa cemilan. Jadi Jojo bilang pada Rara untuk menunggu lima belas menit. Setelah selesai membeli berbagai macam cemilan dan es krim, Jojo kembali kembali melajukan motornya menuju rumah Rara. Tak lama Jojo pun sudah tiba di depan rumah Rara, Jojo memarkirkan motornya di depan gerbang sambil tersenyum senang melihat Rara yang sedang duduk di teras. Jojo menghampirinya seraya membawakan cemilan yang tadi ia beli.
" Wih...mantep nih!" Ucap Rara antusias menatap cemilan yang di bawa Jojo.
" Jadi Lo cuman nungguin cemilannya doank?" Jojo menunjukan wajah kecewanya saat ia duduk di sebelah Rara. Rara hanya tertawa melihat ekspresi Jojo.
" Lebay Lo!" Ucap nya tertawa, " Eh iya...tolong donk?" Sambungnya lagi seraya menatap Jojo dengan mimik wajah memelas. Jojo menaikan kedua alisnya melihat Rara, ia sudah hapal jika Rara menunjukan ekspresi seperti itu pasti ada sesuatu.
" Kenapa?" Jawab Jojo singkat.
" Isna mau kesini, bisa tolong jemput?" Ucap Rara dengan nada sedikit manja pada Jojo.
" Oke...bilang sama Isna suruh tunggu depan rumahnya." Jojo langsung mengiyakan permintaan Rara, ia pun kembali berjalan menuju motornya dan langsung melajukan motornya menuju rumah Isna. Rara langsung menghubungi Isna yang ternyata sudah menunggu Jojo di depan rumahnya.
Mbak Yul keluar menghampiri Rara sambil membawa beberapa barang bekas yang akan di buang. " Loh...banyak cemilan kak?" Tanya mbak Yul yang melihat bungkusan makanan yang Jojo bawa.
" Iya, Jojo yang beli." Jawab Rara nyengir.
" Wih, mantep amat. Terus kemana orangnya?" Mbak Yul nampak melihat sekitarnya namun ia tak melihat Jojo ataupun motornya.
" Lagi jemput Isna dulu, tadi Isna mau main kesini terus pas kebeneran Jojo juga kesini ywdh aku suruh sekalian aja." Jawab Rara seraya memakan pasta keju yang di beli Jojo.
" Oh...kasian ya anak orang di suruh - suruh Mullu, kejamnya dikau!" Cibir mbak Yul. Rara hanya tertawa mendengar cibiran mbak Yul.
Sementara itu Jojo sudah menjemput Isna di rumahnya, saat Jojo tiba Isna sudah berdiri di depan gerbang rumahnya menunggu Jojo. Tak lama kini mereka pun kembali menuju rumah Rara lagi. Jojo langsung memasukan motornya kedalam rumah Rara dan menutup gerbangnya kembali.
" Emang bener - bener mecin Lo!" Cibir Isna pada Jojo. Rara hanya memainkan kedua alisnya santai.
" Lo pikir gue sayur! Mecin!" Sergah Jojo membela diri. " Gue mah bukan mecin, kalo cowok yang baik itu jenguk pacarnya ya bawain makanan lah...emang Lo!" Balas Jojo.
" Dih ko gue? Kenapa gue?!" Isna mendelik menatap Jojo.
" Kaga punya gebetan!" Cibir Jojo di iringi tawa menghinanya. Isna hanya bisa menaikan sebelah bibirnya menatap kesal pada Jojo.
Rara? Jangan di tanya sejak tadi ia hanya bisa tertawa terkikik melihat Jojo dan Isna yang saling mencibir.
" Sialan lagi ni si Oneng!" Isna melempar Rara dengan bungkus pasta yang Rara makan.
" Dih, marahnya jangan sama gue. Kan Lo dari tadi yang berdebat, ngapa jadi gue?" Elak Rara masih asik memakan pasta kejunya.
" Belian gue kek, kaga yang cowoknya kaga yang ceweknya sama aja. Jahanam!" Ucap Isna sedikit merajuk.
" Jahat pea! Bukan jahanam!" Pekik Rara dan Jojo bersamaan dan di iringi tawa ketiganya.
Mereka pun masih nampak asik mengobrol, bercanda dan sesekali saling melemparkan cibiran.
Mamah Rara yang baru saja selesai membereskan rumah dan membersihkan diri pun tak lama ia keluar karena penasaran dengan suara heboh yang ada di depan. Saat melihat ada Isna dan juga Jojo mamah Rara hanya tersenyum ke arah mereka. Saat Jojo dan Isna melihat mamah Rara mereka pun dengan kompak bersalaman mencium punggung tangan mamah Rara.
" Kirain tamu siapa, rame banget?" Ucap mamah Rara berdiri di samping Rara.
" Biasa lah mh, para biang kerok!" Jawab Rara tertawa.
" Kenapa gak di gazebo belakang aja? lebih enak, adem lagi.." Ucap mamah Rara menyarankan mereka untuk lebih santai di gazebo belakang.
" Pindah yu, yang punya rumah udah ngasih tempat." Ucap Rara lagi membereskan beberapa bungkus makanan yang sudah sedikit berantakan. Dengan cepat Isna pun membantu Rara untuk membawa bungkus cemilannya. Jojo membantu Rara untuk berdiri dan berjalan ke dalam rumah.
" Si Raka kemana?" Tanya Jojo saat melintasi ruang tv dan dapur rumah Rara.
" Main ke rumah sebelah." Ucap Rara singkat.
" Pantesan aja, sepi!" Isna yang kini menjawabnya.
Akhirnya mereka bertiga pun menghabiskan siang hari sambil bermain dan bersantai di gazebo belakang rumah Rara, seraya menikmati panasnya siang dan semilir angin yang bertiup siang ini membuat cuacanya sedikit lebih nyaman. Rara yang semula memang berniat untuk menonton beberapa DVD Korea bersama Isna pun langsung menyalakan laptop Rara dan memutarnya di laptop. Jojo yang tak begitu tertarik dengan drama yang mereka tonton ia memilih hanya menggambar dan membicarkan bengkel dengan Dimas.
" Apa serunya sih? Masih gantengan juga gue!" Ucap Jojo kesal melihat kedua cewek yang ada di sampingnya begitu antusias melihat drama Korea hingga terkadang bergumam dan berteriak histeris tak jelas saat melihat para pemainnya.
" Dih...Lo mah beda jauh lah. Dya mah ganteng putih, lah Lo...?? dekil bener kek topo warteg." Jawab Isna sewot karena Jojo.
" Udah lah...iyahin aja na. Biar dya anteng kita nonton juga nyaman." Lerai Rara yang duduk diantara Jojo dan Isna.
Akhirnya Jojo pun merubah posisi duduknya di samping Rara, ia meraih bantal yang di kaki Rara dan menjadikannya tumpuan untuk kepalanya tidur. Jojo pun tertidur di samping Rara sedangkan Rara dan Isna kembali melanjutkan menonton DVD dramanya.