Chereads / shadow is my husband / Chapter 30 - Bab -30-

Chapter 30 - Bab -30-

" Sekarang Lo gue kasih nama Paijo! sama kek yang punya." Ucap Rara seraya mengelus bulu - bulu halus boneka yang di berikan Jojo.

Rara menaruh bonekanya di pojok kanan tempat tidurnya, sambil terus mengukir senyum bahagianya Rara menatap lekat boneka yang ada di hadapannya itu seolah - olah bukan boneka melainkan Jojo. Seraya duduk di posisi pinggir tempat tidurnya Rara mengeluarkan ponselnya dan menekan icon kamera.

Klik...

" Nah...oke!" Ucap Rara menatap hasil fotonya." Gue kirim Lo ke kembaran Lo ya!" Gumamnya lagi mengirimkan fotonya lewat aplikasi chat pada Jojo.

Setelah itu Rara menghempaskan tubuhnya di atas kasur dan merentangkan kedua tangannya dengan senang.

Perasaanya tak pernah sesenang seperti sekarang, karena selama tiga tahun menjalin hubungan dengan Jojo baru kali ini lah Jojo memberikan nya hadiah. Jadi wajar saja jika perasaanya berbunga - bunga. Rara melirik kembali ke arah bonekanya dan menyentuh kaki nya.

" Makasih Jo! Sekarang gue punya temen curhat yang bisa gue peluk sambil gue ajak tidur." Gumamnya lagi. Rara bangkit dari tidurnya untuk membersihkan wajahnya saja, karena tadi sebelum pergi ia sudah mandi jadi sekarang Rara hanya perlu mengganti bajunya dengan baju tidur dan mencuci wajahnya saja.

Sementara itu Jojo yang sudah tiba di rumahnya sejak tadi dan sedang mandi jadi ia belum sempat melihat foto yang dikirimkan Rara padanya. Setelah keluar dari kamar mandi Jojo berpakaian dan langsung merebahkan tubuhnya di atas kasurnya yang sejak tadi sudah memanggilnya dan menggoda seperti Medan magnet. Sambil menyugar rambutnya yang basah Jojo melipat kedua tangannya dan menjadikannya sebagai bantalan kepalanya.

" Syukur lah kalo si Oneng suka sama boneka gue!" Gumamnya menatap langit - langit kamarnya.

Jojo yang tadinya hendak mampir ke bengkel dan nongkrong bareng dengan teman - temannya, malah berbalik memutuskan untuk pulang ke rumah dan beristirahat saja. Karena sudah seharian menghabiskan waktu bersama Rara dan Isna di tambah lagi dengan drama Tyo yang ikut bergabung menambah hatinya sedikit lebih lelah. Lelah karena cemburu.

" Semoga terus kaya gini..." Harap nya dalam hati sambil melirik ke arah sebuah bingkai kecil di atas nakas nya. Sebuah foto yang mampu membuat hati - hari dan moodnya turun naik seperti roller coaster. Ya siapa lagi kalo bukan Rara.

Jojo meraih ponselnya untuk menghubungi Dimas atau pun bang Ari. Saat ia membuka layar ponsel nya Jojo melihat ada satu pesan yang masuk di chatnya dan menunjukan nama Rara, " Ngirim apa ni?" Cicitnya seraya membuka pesan yang di kirimkan Rara.

" Ada - ada aja!" Ucap Jojo tertawa saat melihat sebuah foto boneka yang tadi ia beli sudah bersender dengan mantap di dekat ranjang Rara, terlebih lagi Rara yang membubuhkan caption bahwa ia menamai boneka itu Paijo membuat Jojo semakin tertawa senang. " Sebegitu sayang nya sama gue ya Ra? sampe bonekanya aja di samain kek gue?!" Balas Jojo pada pesan Rara.

Waktu sudah petang saat Jojo merasakan matanya sedikit berat dan mengantuk. Jojo memejamkan matanya yang terasa lelah saat ini, ia ingin beristirahat sebentar sebelum nanti malam ia keluar untuk menonton balapan liar yang biasa ia saksikan bersama dengan teman - temannya di waktu malam Minggu seperti sekarang ini.

Akhirnya Jojo pun tertidur pulas.

Rara yang masih betah menatap boneka Teddy itu pun mulai bercerita semua perasaan nya saat ini. Karena memang Rara menjadikan boneka itu sebagai teman curhatnya, segala hal bisa ia ceritakan tanpa malu - malu atau tanpa takut segala rahasianya akan terbongkar. Curhat sama boneka itu lebih aman kan, dibandingkan curhat ke orang lain? Walau itu orang yang paling Deket sekalipun. Karena manusia pasti akan ada masanya untuk berubah dan sisi jahatnya akan muncul. Sedangkan benda mati? selamanya ia akan tetap bisu.

" Kak?" Panggil mamah Rara yang tiba - tiba membuka pintu kamar Rara dan melihat sang anak yang tengah asik berbaring di ranjangnya seraya memeluk sebuah boneka besar. " Punya siapa tuh?" Tanya mamah lagi.

" Eh..mamah, punya kakak tadi di beliin Jojo." Jawab Rara seraya menaruh kembali bonekanya dan bangkit menghampiri mamahnya.

" Hemm...gede banget! Tapi bagus." Saut sang mamah lagi masih memperhatikan ukuran boneka tersebut.

" Iya, Jojo yang milih." Saut Rara lagi.

" Oh iya, mamah mau ke rumah Mbah. Kamu mau ikut?" Tawar sang mamah.

" Ikut donk, kakak udah kangen banget sama Mbah" Saut Rara girang mendengar ajakan sang mamah.

" Ywdh siap - siap sana,mamah mau nginep." Perintahnya lagi seraya berlalu," Kalo gitu biar semuanya ikut aja." Imbuhnya lagi.

" Oke mah, kakak siap - siap dulu." Rara langsung kembali berjalan ke arah lemari besarnya dan mengeluarkan beberapa baju untuk ia bawa ke rumah Mbah nya, setelah menyiapkan beberapa baju dan perlengkapan lainnya Rara memasukan nya kedalam tas ransel yang biasa ia gunakan untuk pergi. Setelah selesai semua Rara membawa tasnya turun untuk bergabung dengan sang mamah. Namun sebelum ia pergi dari kamarnya Rara kembali menghampiri bonekanya terlebih dulu untuk berpamitan.

" Paijo, gue tinggal dulu ya. Baik - baik di rumah ya jangan macem - macem, jangan lupa jagain kamar gue oke?!" ucap Rara seraya mengelus bagian kepala 'Paijo' itu. Setelah itu Rara melangkah keluar dan tersenyum senang sambil menutup pintu kamarnya. Seolah - olah Rara sedang berpamitan Langsung pada Jojo.

" Mbak, mamah dimana?" Tanya Rara yang melihat mbak Yul yang juga sudah rapih dan membawa tas kecil.

" Ituh udah pada nunggu di depan kak." Ucap mbak Yul berjalan beriringan bersama Rara. Kini mereka semua telah berkumpul di ruang tamu dan menunggu taksi online yang sudah di pesan. Karena papah Rara yang belum pulang kerja jadi mereka menggunakan taksi online.

" Hayu tunggu di depan aja, biar gampang. Keluarin semua barang - barang yang mau di bawa ya." Ucap mamah Rara seraya mengunci pintu kamar nya.

Mbak Yul dan Rara pun membawa barang - barang mereka kedepan dan menunggu taksi online. Tak lama pun taksi yang mereka pesan datang.

Mereka pun langsung mmemasukan barangnya kedalam bagasi dan menempati kursi penumpang. Mobil pun melaju menuju tujuan, perjalanan memakan waktu cukup lama, setidaknya satu setengah jam. Rara memanfaatkan waktu perjalanan itu pun dengan beristirahat dan tidur.

KRIIIIINNGGG.....KRIIIIIINNNGG...

Jam alarm di ponsel Jojo pun berbunyi dan menunjukan pukul sembilan malam. Ya, Jojo memang sudah memasangnya sebelum ia tertidur pulas tadi. Namun meski bunyi alarm terus bergema Jojo masih nampak tertidur pulas dan enggan untuk bangun dari tidurnya. Jojo hanya menggeliatkan tubuhnya dan menarik kembali selimutnya menutupi hingga seluruh tubuhnya. Namun sedetik kemudian...

Sret...

" Waduh jam berapa ni?!" Ucap Jojo panik bangun dari tidurnya dan meraih ponselnya yang terus berbunyi. " Hah...?! jam sembilan lewat!" Saut nya lagi menyingkap selimut nya dan turun dari tempat tidurnya. Jojo berjalan kearah kamar mandinya untuk mencuci mukanya terlebih dulu agar hilang rasa kantuknya. Setelah mencuci mukanya Jojo berganti pakaian dengan celana jeans panjang berwarna biru tua di padukan t-shirt abu - abu, tak lupa Hoodie kesayangannya.

Setelah penampilannya di rasa cukup Jojo berjalan keluar kamar, tak lupa ia mengunci pintu kamarnya agar tak ada yang mengganggu privasinya. Jojo mulai menuruni tangga dan berjalan menuju garasi rumahnya. Namun langkahnya terhenti saat melihat kedua orang tuanya mengobrol di ruang tamu. Jojo pun menghampiri mereka terlebih dahulu.

" Mah, pah. Tumben?" Ucap Jojo duduk di samping sang papah.

" Kamu mau kemana De?" Tanya sang mamah yang melihat penampilan anak bungsunya sudah rapih.

" Mau ke tempat bang Ari mah. Saut Jojo santai.

" Oh yaudah, hati - hati ya. Jangan pulang malem - malem ya." Ucap sang mamah lagi menasehati.

Jojo hanya tersenyum mengangguk, " Oke! De pulang subuh aja ya?" Saut Jojo nyengir.

" Loh ko subuh? Mau ngapain kamu?" Kini papahnya yang nampak protes menatap Jojo dengan menyelidik.

" Katanya jangan malem - malem, ya udah subuh berarti." Lagi - lagi Jojo hanya menanggapinya dengan candaan.

" Kamu tuh bisa aja ngelesnya kayak tukang becak!" Papah Jojo tertawa seraya menepuk pundak Jojo.

" Bajaj pah, bukan becak!" Jojo meluruskan ucapan sang papah. " Udah ah, De berangkat dulu ya...?" Pamitnya lagi seraya mencium punggung tangan kedua orang tuanya bergantian.

" Salam buat bang Ari De!" Ucap papah Jojo. Jojo mengangkat jempol kanannya di udara seraya berjalan menuju garasinya. Setelah memakai helm dan menyalakan mesin motornya Jojo pun melaju keluar gerbang rumahnya dan menuju bengkelnya terlebih dahulu.

Jojo mengendarai motornya dengan kecepatan sedang membelah ramainya jalanan malam saat ini. Karena bengkelnya tak terlalu jauh jadi tak perlu memakan waktu lama untuk tiba di bengkel.

"Dim!" Ucap Jojo saat ia sudah tiba di bengkel dan memarkirkan motornya.

" Wih...gua kirain Lo lagi asik malem mingguan sama nyonya!" Cibir Dimas yang melihat Jojo datang.

" Sial Lo! Gimana hari ini?" Ucap Jojo duduk di bangku singgasananya.

" Lumayan lah! Oh iya, Lo di cariin bang Ari tuh, coba Lo hubungi dia!" Dimas memberitahukan Jojo jika tadi bang Ari datang ke bengkel mencarinya.

" Iya, tadi udah gue telepon. Gue suruh kebengkel sekarang. Ucap Jojo santai memainkan ponselnya. " Lo sendiri dari tadi? Anak - anak g ada yang kesini?" Tanya nya lagi.

" Anak - anak mah ya di rumahnya masing - masing lah, mana boleh kelayapan malem - malem begini!" Dimas tertawa menanggapi pertanyaan Jojo.

" Sial emang Lo!" Ucap Jojo tertawa.

" Kaga, tadi siang doank Alfian kesini terus balik. selebihnya gue sendiri." Jawab Dimas lagi. Jojo hanya mengangguk mengerti.

Tak lama bang Ari pun datang dengan motornya.

" Dari mana Lo Paijo!" Tanya bang Ari langsung pada Jojo.

" Tadi siang gue dari rumah nyonya, kenapa?" Jawab Jojo.

" Ada yang nantangin turun tuh, mau gak Lo?" Saut Bang Ari seraya menunjukan sebuah pesan masuk di ponselnya.

" Oke, kapan?" Jojo meraih dan membaca pesan tersebut. " Sekarang?" Tanya nya lagi memastikan.

Bang Ari hanya mengangguk seraya membakar sebatang rokoknya.

" Oke, kita main!" Saut Jojo mantap.

Dan pada akhirnya malam Minggu itu pun dihabiskan Jojo dengan menyanggupi tantangan yang di tawarkan bang Ari padanya. Meski waktu janjian masih sekitar enam jam lagi, Jojo dan bang Ari mulai melakukan persiapan untuk balap liar yang akan mereka lakukan pukul satu malam nanti.

Dimas hanya mengangguk - angguk saja mendengarkan keduanya mengobrol dan melakukan persiapan.

.

.

.