" Tuh kan Na, gue bilang apa. Biarin aja nanti juga dya anteng!" ucap Rara yang melirik ke arah Jojo yang sudah tertidur pulas. Isna melirik dan menutup mulutnya dengan tangannya menahan tawanya melihat Jojo yang tertidur.
" Dasar pelor!" Isna menggoyang - goyangkan banyak yang di gunakan Jojo. Jojo tetap tak bergeming ia masih nampak terlelap dalam mimpinya.
' Yeh si markonah! Jangan di gangguin kalo bangun kan berisik!"Rara menepiskan tangan Isna yang sedang menjahili Jojo.
" Iya juga sih." Isna pun kembali beralih pada layar laptopnya, " Cemilannya apa aja sih? ada potato chips ga?" Isna membuka bungkusan cemilan yang tadi Jojo beli dan memilih - milih mana yang akan ia makan.
" Kek nya kaga ada dah, soanlya gue kan ga makan potato chips" Jawab Rara tak mengalihkan pandangannya dari layar laptopnya. Rara yang memang pada dasarnya sangat menyukai film jadi sudah pasti ia akan dengan fokus menonton semua film yang menurutnya menarik. Isna akhirnya memakan biskuit berlapis saja karena ia tak menemukan potato chips.
" Dasar mecin! Beli buat Lo doank!" Sungut Isna kesal seraya memakan biskuitnya.
" Ngoceh Mulu Lo! lagian kan Jojo kagak tau Lo mau kesini, pas dia udah sampe rumah gue baru gue suruh jemput Lo!" Bela Rara karena memang Jojo yang tak tahu jika Rara dan Isna sudah janjian terlebih dahulu, jadi Jojo hanya membelikan semua cemilan yang disukai Rara.
TRIIINNNGGG.
Tiba - tiba saja suara ponsel berbunyi Rara dan Isna kompak melihat kearah ponsel mereka yang di letakan tepat di samping laptop, termasuk ponsel Jojo. Namun ternyata ponsel Jojo yang berbunyi dan menampilkan nama bang Ari di layar pemanggilnya. " Angkat aja Ra!" Ucap Isna menyarankan.
" Hmmm...nanti gue gak sopan?" Rara nampak bimbang untuk menjawab panggilan di ponsel Jojo yang terus berbunyi.
" Gak apa - apa, lagian kan bang Ari. Kecuali bonyok nya!" Isna kembali meyakinkan Rara agar menjawab panggilan di ponsel Jojo. " Lagian liat noh. Tidur apa koma?"Isna menunjuk ke arah Jojo yang seperti orang koma, padahal sejak tadi ponselnya berbunyi dengan nyaring. Namun Jojo tetap terlelap.
" Hallo.." Akhirnya Rara menjawab panggilan telepon bang Ari mewakilkan Jojo.
" Loh...ini Rara?" Bang Ari sedikit bingung karena terdengar suara wanita yang menjawab ponsel Jojo. Bang Ari nampak diam sesaat seraya menatap ponselnya heran, ' Bener ah Jojo! Rara x ya yang jawab?' Gumamnya seraya kembali menatap layar ponsel.
" Eh iya bang, maaf... Jojo nya lagi tidur. Dia lagi main di tempat aku terus ketiduran di ruang tamu aku!" Jawab Rara dengan suara gugup takut bang Ari salah paham karena ia yang menjawabnya.
" Oh...ywdh kalo lagi tidur mah. Bilangin aja bang Ari telepon gitu ya." Ucap bang Ari dengan santai.
" Oh iya bang, nanti kalo udah bangun Rara bilangin."
" Ywdh...bilang juga jangan lupa pulang gitu ya hahaha..." Bang Ari sedikit meledek Rara dan Jojo, " Makasih ya Ra!" Sambungnya lagi seraya memutuskan sambungan teleponnya.
" Hufftt...!" Rara mengendurkan sedikit bahunya yang tadi tegang karena mengobrol dengan bang Ari. Rara kembali meletakan ponsel Jojo di tempatnya.
" Kenapa Ra?" Tanya Isna yang terlihat sedikit penasaran.
" Gak apa - apa cuman bilang nanti suruh bel balik." Jawab Rara santai. " Udah ah nonton lagi, nanggung ni!" Kilahnya yang kembali memfokuskan pada laptopnya.
Waktu sudah menunjukan pukul empat sore saat Rara dan Isna selesai menonton DVD dramanya, sedangkan Jojo baru saja terbangun karena teriakan heboh dari kedua wanita yang ada di samping nya itu. Seraya meregangkan otot - otot tubuhnya Jojo melihat jam tangannya ia sedikit terkejut saat sudah menunjukan pukul empat.
" Buset jam empat? Cepet bener?" Gumam Jojo mengusap kedua matanya yang masih sedikit mengantuk.
" Lo tidur apa koma sih? Segitu berisiknya kaga bangun sih!" Cicit Isna menggelengkan kepalanya.
" Buset dah tom n Jerry bersisik bener!" Ucap Rara seraya membereskan sisa - sisa bungkus cemilan yang berserakan.
" Berisik Oneng!" Cicit Isna kembali, " Gue laper!" Sambung nya lagi mengusap - ngusap perutnya yang terasa perih.
" Ywdh makan di McD aja yu? Atau mau yang lain?" Usul Jojo mengecek ponselnya. Karena tadi ia tertidur jadi mungkin saja ada banyak yang menghubunginya.
" Gue mandi dulu ya?" Rara berusaha untuk bangkit dari duduknya untuk ke kamarnya.
" Eh gue numpang ya?" Isna membantu Rara berdiri dan mengekorinya menuju kamar sahabatnya itu.
" Ywdh gue tunggu kaga pake lama ya!" Ucap Jojo.
" Eh iya Jo, tadi bang Ari telepon gue angkat. Terus kata dia Lo suruh bel balik." Rara langsung menyampaikan pesan bang Ari tadi.
" Oh, oke thanks!" Jojo pun menghubungi bang Ari kembali.
Rara dan Isna menuju kamar Rara, namun Rara baru menyadari jika saat ini suasana rumahnya sepi sekali, tadi saat melintas kamar mbak Yul nampak mbak Yul masih tertidur pulas. Sedangkan sang mamah? Rara tak melihatnya sejak tadi.
" Lah ngapa rumah gue kaga ada tanda - tanda kehidupan gitu ya?" Ucap Rara pada Isna yang melihat keadaan sekitar.
" Mana gue tau?!" Isna mengangkat kedua bahunya acuh, " Lo aja yang punya kaga tau, apa lagi gue!" Sambung Isna lagi yang kini mereka sudah tiba di depan pintu kamar Rara dan dengan cepat berhambur masuk kedalam kamar mandi, Isna yang terlebih dulu mandi sedangkan Rara mencari baju untuknya dan Isna.
Jojo sedang duduk di teras menunggu mereka mandi dan bersiap - siap, sambil menghubungi bang Ari untuk menanyakan apakah ada hal penting. Jojo asik membicarakan rencana balap resminya yang akan ia ikuti sebelum ujian kelulusannya. Saat sedang asik menelepon tiba - tiba saja ada tamu tak diundang datang dengan membawa beberapa bungkus coklat. Jojo yang sedang duduk pun berdiri dan berjalan menghampirinya.
" Permisi..." Ucap sang tamu dengan senyum ramahnya menyapa Jojo.
" Iya...maaf cari siapa ya?" Jawab Jojo tak kalah ramah, namun jauh dalam pemikirannya Jojo menatap curiga ke arah sang laki - laki yang kini sedang tersenyum.
" Ini rumahnya Keira kan?" Tanya nya lagi berusaha untuk meyakinkan bahwa ia tak salah rumah. Tyo menatap Jojo dengan menyelidik.
" Iya, Lo siapa ya? Ada perlu apa sama Rara?" Kini suara Jojo berubah dengan cepat. Hilang sudah suara ramahnya yang tadi ia tunjukan.
" Gue Tyo, calon pacarnya Keira!" Tyo dengan santainya memperkenalkan dirinya pada Jojo sebagai ' Calon pacar'.
" Heh...?!" Jojo menaikan alisnya bingung mendengar jawaban Tyo. Sedetik kemudian tawa Jojo pecah saat sudah mencerna ucapan Tyo. " Hahahaha ga salah? Lo?!" Cicit Jojo lagi dengan nada angkuhnya. Hilang sudah sikap ramahnya kini berganti dengan sikap posesif.
" Kenapa ada yang salah? Lo sendiri siapa? Songong banget!" Tyo pun kini sudah mengeluarkan aura yang tak kalah sengitnya dengan Jojo. Perang dingin pun tak terelakan lagi kini diantara mereka. Keduanya sama - sama saling melemparkan tatapan tajam dan menyelidik.
" Gue?" Ucap Jojo seraya menunjuk dirinya sendiri, " Gue Khenzo!" Jawabnya lagi memperkenalkan diri namun tidak dengan embel - embel yang lain, Jojo ingin sedikit menjahili Tyo.
Saat keduanya masih sibuk saling berdebat dan menatap tajam satu sama lain. Rara dan Isna yang sudah siap pun datang menghampiri keduanya, Rara sedikit terkejut saat melihat Jojo dan Tyo yang sedang berdiri bertatap - tatapan seolah - olah mereka sedang berada dalam ring tinju yang sudah siap untuk saling menyerang dan melumpuhkan satu sama lainnya. Isna hanya bisa menggelengkan kepalanya berkacak pinggang di samping Rara.
" Buset! Kek di dalem kulkas gue. Dingin!" Bisik Isna di sampingnya.
" Huft...! Rempong!" Ucap Rara sedikit acuh. Rara nampak biasa saja malah terkesan lebih cuek. Padahal di depannya sedang ada perang batu es. Rara pun berjalan menghampiri keduanya yang masih berdiri di depan pintu gerbangnya.
" Ekhem..." Rara berdehem memecahkan suasana tegang yang ada di antara Jojo dan Tyo. Keduanya kompak menengok ke arah sang empunya suara.
" Hay Ra!" Sapa Tyo dengan percaya diri.
" Hemm...." Rara hanya tersenyum simpul menanggapi sapaan Tyo. Rara melirik sekilas pada Jojo yang menampilkan ekspresi wajah yang sedikit sulit di tebak. " Ada apa ya?" Tanya Rara lagi, ia ingin segera keluar dari suasana aneh ini.
" Cuman mau ngasih ini aja..." Tyo menyodorkan bungkusan yang berisi beberapa coklat pada Rara, saat ia melihat ke arah kaki Rara yang di perban Tyo menjadi penasaran " Ra...kakinya kenapa? Jatoh atau gimana? Udah di obatin belom?" Tyo memberondong Rara.
Jojo yang berdiri di samping Rara hanya memutar matanya kesal melihat perhatian Tyo pada Rara, namun kali ini Jojo masih bisa mengontrol emosinya. Jojo masih berusaha untuk diam dan tak menanggapi percakapan keduanya. Isna hanya bisa terkikik kecil menahan tawanya melihat ekspresi Jojo yang sedang kesal karena cemburu, " Emang enak!" Cibir Isna berbisik pada Jojo.
" Selow...!" Ucap Jojo santai, padahal jauh dalam hatinya jujur saja ia merasa cemburu melihat ada yang mendekati Rara secara terang - terangan.
" Yakin ga cemburu? Jadi imbang ya?!" Cicit Isna lagi masih terus memancing emosi Jojo.
" Gak apa - apa ko mas, oh iya makasih coklatnya..." Rara menerima bungkusan coklat yang di berikan Tyo.
" Yakin kamu udah mendingan, apa mau aku anter ke dokter?" Tyo masih terus berusaha untuk mendekati Rara.
" Hmmm...makasih mas sebelumnya, tapi udah mendingan ko. Maaf juga sebelumnya kita mau pergi, jadi maaf ya kita pamit dulu." Ucap Rara buru - buru menyudahi obrolannya dan berharap Tyo akan berbalik pulang.
" Kalian mau kemana? Aku ikut ya, lagian kan kayaknya kalian kurang orang?" Ucap Tyo dengan wajah sumringahnya.
" HAH!" Jojo dan Isna kompak terkejut mendengar ucapan Tyo.
" Ywdh gak apa - apa!" Rara malahan santai menanggapinya dan mengedipkan sebelah matanya pada Jojo dan Isna. Jojo tersenyum senang, sudah pasti ia menang kali ini. Sedangkan Isna? Jangan di tanya bagaimana ekspresinya saat ini.
" Sialan Lo markonah!" Ucap Isna memukul bahu Rara kesal.
" Ywdh hayu Ra! Ini pake." Jojo langsung mengambil motornya dan memberikan helm pada Rara.
" Loh ko, kamu sama dya Ra?" Wajah Tyo langsung berubah kecewa saat Rara lebih memilih menaiki motor bersama Jojo.
" Kalo gak mau ikut ywdh gak apa - apa." Rara dengan santainya tak menanggapi Tyo.
" Ywdh..." Tyo hanya bisa tertunduk lemas saat Isna sudah menaiki motornya.
" Hahahahaha....." Jojo tertawa bahagia.
" Gak usah ketawa, buruan jalan aja!" Rara memukul punggung Jojo dengan menahan tawanya.
Kini mereka berempat pun melaju menuju tempat makan yang semula di rencanakan, dengan tambah Tyo yang kini ikut serta. Selama perjalanan Jojo dan Rara asik mengobrol dengan bahagianya. Sementara Tyo dan Isna bagaikan tukang ojol dan penumpangnya.
.
.
.