Akhirnya setelah acara makan - makan mereka lebih memilih untuk pulang dan membatalkan pergi ke taman. Masih dengan posisi yang sama, Isna bersama Tyo dan Rara bersama Jojo.
jujur saja dalam hatinya Tyo kini tersimpan banyak pertanyaan dan kekecewaan setelah tahu yang sebenarnya tadi. Mengapa tidak, ternyata selama ini usahanya untuk mendekati Rara sia - sia saja. Pantas saja Rara terkenal susah untuk di dekati, ternyata memang itulah alasannya. Padahal dari informasi yang ia dapat Rara belum memiliki kekasih. Ternyata mereka sangat pintar dalam menyembunyikan hubungan mereka selama ini, dan yang lebih membuat Tyo kaget. keduanya sudah menjalin hubungan selama tiga tahun.
Pupus sudah harapan nya untuk mendekati Rara.
Tyo hanya bisa terdiam larut dalam pikirannya sendiri.
Sementara itu Jojo dan Rara asik mengobrol membahas tentang Tyo tadi. Jika boleh jujur, Jojo merasa sangat bersalah pada Rara, bagaimana tidak. Selama ini Jojo dengan santainya bisa bermain - main dengan cewek lain dan Rara bisa memakluminya biasa saja. Dan Jojo selama ini mengira ia bisa melindungi Rara dari cowok - cowok yang mendekatinya, ternyata Jojo salah.
Diluar dugaannya ternyata selama ini banyak juga yang mendekati Rara dan menginginkan Rara sebagai pacarnya. Namun Jojo merasa sangat cemburu jika ada cowok yang mendekati Rara. Betapa egoisnya selama ini Jojo? Dan tentu saja Jojo sadar betul akan perasaan dan sifatnya itu.
Sebenarnya Rara jika di hadapkan dengan ujian kesetiaan, sudah pasti Rara akan menjadi pemenangnya.
Jadi wajar saja jika Jojo akan melakukan apapun dan memberikan yang terbaik untuk Rara. Termasuk membangun usahanya sendiri agar di masa depan saat merek berjodoh Jojo bisa membahagiakan dan memberikan semua yang Rara inginkan. Itulah alasannya Jojo sangat bersemangat untuk membangun usahanya sendiri tanpa bantuan keluarganya.
Saat melintasi sebuah toko boneka Jojo menghentikan motornya, " Bentar ya!" Ucap Jojo memarkirkan motornya di depan toko boneka. Rara bingung melihat toko boneka yang ada di hadapannya. " Lo mau ngapain?" Rara menaikan sebelah alisnya menatap Jojo.
" Hayu masuk!" Jojo menarik Rara untuk masuk kedalam toko boneka. Rara semakin tidak mengerti kenapa Jojo mengajaknya untuk ke toko boneka? Namun Rara patuh saja saat Jojo menarik lengannya.
" Tapi nanti Isna sama mas-"
" Udah pasti mereka duluan kok!" sela Jojo dengan cepat sebelum Rara menyelesaikan ucapannya.
Rara hanya menghembuskan nafasnya pasrah.
Karena kesalah pahaman yang tadi terjadi di tempat makan, maka Isna memutuskan untuk pulang saja dan membiarkan Rara dan Jojo menikmati sisa waktu mereka. Tentu saja Isna bersama dengan Tyo yang juga perlu waktu untuk sedikit menenangkan perasaan nya. Jadi mungkin saat ini keduanya sudah sampai di rumah masing - masing.
Rara tak enak hati sejujurnya pada Isna.
" Ywdh lah...lagian Lo mau ngapain sih?" Tanya Rara lagi masih nampak bingung melihat deretan boneka yang di pajang, dari ukuran yang paling kecil hingga seukuran dirinya.
" Gue mau beli cabe!" Ucap Jojo kesal sambil melihat - lihat boneka yang menarik.
" Lucu Lo! Cocok jadi kang Beca!" Saut Rara tertawa. Jojo hanya mengangkat sebelah bibirnya. " Mau beli boneka buat siapa lagi?" Sambung Rara lagi.
Jojo menolehkan kepalanya menatap Rara bingung, keningnya yang sudah mengkerut menahan kesal karena pertanyaan Rara, Maksudnya buat siapa lagi? apa segitu badboy nya gue? gumam Jojo berpikir keras.
Rara nampak acuh saat Jojo menatapnya kesal, seolah - olah Jojo tak ada di hadapannya saat ini. Bagi Rara yang memang terbiasa menghadapi sikap Jojo jadi baginya sudah biasa sikap Jojo seperti itu. Rara meneruskan kegiatannya melihat - lihat semua boneka yang di pajang, matanya tertuju pada sebuah boneka Teddy bear yang berukuran besar. Mata Rara berkilat saat melihatnya.
" Lo mau itu?" Tanya Jojo yang memperhatikan Rara sejak tadi.
" Hah..eh...Hem..." Rara sedikit terkejut saat di tanya Jojo seperti itu. Ia tak menyangka jika ternyata Jojo memperhatikannya sejak tadi.
" Ko Lo jadi kek patung?" Goda Jojo seraya meraih boneka yang di maksud.
" Siapa yang patung? Sembarangan aja" Jawab Rara dengan memanyunkan mulutnya.
" Ya lagian Lo, gue tanya gitu aja malah diem." Ucap Jojo menggoda Rara yang masih sedikit kebingungan." Lo mau yang ini kan?" Jojo menggendong boneka yang sejak tadi di lihat Rara.
Blush..!!
Rara hanya bisa terdiam menangkupkan wajahnya dengan kedua tangannya. Rasanya saat ini Rara ingin sekali membenamkan wajahnya yang memerah di antara boneka yang ada.
" Ko diem? Kenapa?" Tanya Jojo lagi yang masih menggoda Rara dengan ekspresi yang membuatnya ingin tertawa.
" Hem...." Rara masih terdiam terpaku melihat Jojo yang menggendong boneka yang nyaris sebesar dirinya.
" Udah, gak usah banyak mikir. Kelamaan." Tanpa menunggu jawaban Rara, Jojo berjalan menuju kasir dan membayar boneka yang di bawanya.
" Bonekanya ini aja? Ga mau milih yang lain lagi, masih banyak loh yang bagus - bagus." Ucap sang kasir.
" Ini aja mbak." Jawab Jojo singkat mengeluarkan credit cardnya. Setelah menyelesaikan pembayarannya kini Jojo kembali menggendong boneka itu dan berjalan keluar toko, sedangkan Rara masih dengan pose yang sama sejak tadi hanya bisa mengekor di belakang Jojo.
' Hem...dia beliin buat gue atau cuman nyuruh gue milih doank sih?' gumam Rara yang masih kebingungan dengan sikap Jojo.
pasalnya selama ini Jojo tidak pernah melakukan hal - hal yang romantis seperti ini, jadi wajar saja jika Rara berpikiran yang aneh - aneh saat ini. Ya walaupun sedikit kejam dengan pemikiran negatif nya pada Jojo namun jika mengingat bagaimana sikap Jojo, jadi wajar jika Rara mempunyai pemikiran negatif. Terlebih lagi Rara tidak pernah meminta untuk di belikan berbagai macam barang - barang atau apapun pada Jojo. Rara biasanya hanya meminta dibelikan makanan saja.
Rara tidak pernah ingin meminta barang - barang atau hal yang semacamnya pada Jojo, apalagi barang - barang mewah. Baginya mempunyai hubungan bukan berarti dengan leluasa memanfaatkan keadaan. Rara hanya ingin selalu mengingatkan dirinya untuk selalu sadar diri akan semua keadaan.
" Udah ngelamunnya?" Ucap Jojo menyadarkan lamunan Rara.
" Eh...iya. siapa yang ngelamun?" Ucap Rara menurunkan kedua tangannya dan beralih memainkan sling bag nya.
" Kalo gak ngelamun dari tadi kita udah cabut kali?!" Ucap Jojo yang sudah siap memakai helmnya.
" Sorry..." Ucap Rara lirih.
" Lo naik taksi aja, bawa boneka kek gini pake motor takutnya nanti malahan Lo ga bisa megangin nya." Jojo berjalan sedikit ke arah pinggir jalan dan menunggu taksi yang lewat.
" Terus ini mau di bawa kemana?" Tanya Rara yang masih kebingungan boneka itu sebenarnya untuk siapa.
" Hadeh...oneng!" ucap Jojo menepuk jidatnya tertawa melihat Rara yang masih terpaku di samping motornya." Taksi!" Pekik Jojo seraya melambaikan tangannya dan memberhentikan sebuah taksi. Jojo meraih boneka yang ada di atas motornya dan memasukannya ke dalam taksi. " Udah naik...tujuannya rumah Lo!" Jojo menarik tangan Rara dan menuntunnya masuk kedalam taksi.
Setelah Rara masuk kedalam taksi Jojo memberitahukan alamat tujuannya pada supir taksi tersebut menuju rumah Rara. Tak lama taksi pun melaju berjalan menuju tujuan. Sedangkan Jojo mengekori di belakang taksi menuju rumah Rara.
Rara hanya bisa senyum - senyum sendiri saat taksi melaju menuju rumahnya. Sesekali Rara melirik ke arah boneka yang berada di sampingnya.
' ini beneran buat gue?' Gumamnya dalam hati dengan wajah yang terus menguraikan senyum bahagianya.
Tak lama pun taksi sampai di depan rumahnya dan Rara pun turun seraya menggendong boneka yang di belikan Jojo tadi. Jojo yang sudah sampai lebih dulu langsung membayar ongkos taksi tersebut.
" Masuk dulu Jo!" Ucap Rara berjalan masuk kedalam rumahnya. Jojo pun dengan sigap membukakan pintu gerbang rumah Rara.
" Wih...punya siapa itu kak?" Tanya Raka yang kebetulan sedang bermain sepedah di dalam teras rumah.
" Punya kak Jojo." ucap Rara meletakan boneka nya di bangku.
" Kak Jojo bencong? Masa mainnya boneka?" Raka tertawa terkikik meledek Jojo.
" Ya gak lah ka, kak Jojo beliin buat kak Rara donk. Masa buat kak Jojo?" ucap Jojo menghampiri Raka dan mengacak rambut Raka.
" Kirain kak Jo yang main boneka!" Ucap Raka lagi.
" Gue langsung balik ya...udah sore juga lagian" Jojo pun berpamitan.
" Oke, Hem...ini beneran buat gue?" Rara kembali memastikan boneka itu benar untuknya atau bukan.
" Iya Oneng, itu buat Lo! Jaga baik - baik ya..." Ucap Jojo seraya mengacak rambut Rara.
" Makasih." Rara tertunduk malu dengan sikap Jojo yang mengacak rambutnya saat ini." Bentar gue panggilan mamah dulu" Imbuhnya lagi.
" Mamah gak ada kak! Lagi kerumah Bu RT tadi." seru Raka.
" Ywdh, salam aja buat nyokap Lo." Jojo pun kembali memakai helmnya. " Kak Jo pulang dulu ya...hati - hati main sepedahnya ya ka!" ucap Jojo pada Raka dengan lembut.
" Oke kak Jo, tapi nanti beliin Raka Mainan ya?" Rengek Raka yang juga ingin di belikan hadiah oleh Jojo.
" Oke nanti kalo kak Jo kesini kita ke toko mainan, kita beli mainan yang bagus ya?" Ucap Jojo lagi. Raka hanya mengangguk dan mengangkat sebelah jempolnya di depan Jojo.
Setelah berpamitan kini Jojo sudah di atas motornya dan bersiap untuk pulang meninggalkan rumah Rara dan menuju bengkel nya, karena seharian ini Jojo sibuk dengan Rara kini waktunya Jojo kembali mengecek bengkel nya.
Rara langsung membawa bonekanya masuk ke dalam kamarnya, dengan langkah senang Rara menggendong nya menaiki tangga. Sesampainya di depan kamar Rara melangkah masuk dengan perasaan bahagia.
" Mau donk?!" goda mbak Yul yang ternyata ada di belakang Rara.
" Huwaa....Kaget aku mbak!" Seru Rara tersentak kaget karena mbak Yul.
" Hahahaha...." Mbak Yul hanya tertawa melihat ekspresi Rara.
Rara kembali melanjutkan langkahnya memasuki kamarnya dan menutup pintu kamarnya.
" AAAAARRRGGGHHHH....!" Pekik Rara senang memeluk bonekanya dan membenamkan wajahnya. Perasaannya saat ini sangat - sangat bahagia sekali.
" Sekarang nama Lo Paijo! Sama kek yang punya!" Ucap Rara seraya mengelus lembut bulu - bulu halus bonekanya.
.
.
.