" De...Dede bangun!" Ucap sang papah menggoyangkan tubuh Jojo.
Jojo yang merasa tubuhnya bergoyang seketika ia mengerjapkan matanya melihat ke sekeliling, samar - samar Jojo melihat sang papah yang sudah kembali duduk di depannya seraya menikmati sepotong cake.
" Eh...De ketiduran pah!" Saut Jojo yang membenarkan posisi tubuhnya dan mengusap kedua matanya yang masih terasa mengantuk.
" Iya, papah kelamaan ya? Sampe kamu pules." Ucap sang papah seraya tertawa melihat Jojo yang tadi tertidur dengan pulasnya.
Jojo nyengir kuda seraya mengusap lehernya yang terasa sedikit kaku, ia melirik sekilas pada arlojinya yang kini sudah menunjukan pukul lima empat sore. Berarti Jojo tidur hampir dua jam.
" Bentar pah, de ke toilet dulu ya?" Pamit Jojo seraya bangkit dari duduknya dan berjalan menuju toilet untuk mencuci mukanya yang kusut dan mengusir rasa kantuknya.
Jojo memasuki toilet khusus pria, ia buru - buru menghampiri wastafel nya dan mencuci mukanya, " Hmmm..." gumamnya seraya menatap pada cermin dan melihat pantulan dirinya yang sedikit terlihat kusut. Jojo menyugar rambutnya kebelakang merapihkannya sedikit rambutnya yang sudah terlihat sedikit gondrong saat ini. Setelah selesai Jojo kembali ke luar dan menuju tempatnya kembali.
" De, dari tadi ponselnya bunyi tuh!" Ucap sang papah memberitahukan perihal ponselnya Jojo yang sejak tadi berbunyi.
Jojo langsung meraih ponselnya yang ia taruh di atas meja, ia membuka layarnya yang terkunci dan menampakan berbagai pesan dan panggilan masuk dari Rara dan teman - temannya yang lain. Jojo langsung membalas pesannya pada Rara, selebihnya ia biarkan saja.
" Gimana hasilnya? Lancar?" Tanya Jojo membuka suara.
" Ya, alhamdulilah lancar...abis ini kamu mau pulang atau mau kemana lagi?" Tanya sang papah sambil sibuk dengan gadget nya untuk mengecek semua pekerjaan nya.
" Mungkin pulang, lagian udah sore juga."
" Oh, gimana kalo kita makan dulu baru pulang?" Tawar sang papah, Jojo hanya mengangguk. Jujur saja saat ini perutnya memang sudah terasa lapar.
Setelah menyelesaikan pembayaran mereka pun meninggalkan cafe dan mencari restoran untuk mengisi perut mereka, saat di parkiran Jojo langsung berjalan untuk mengambil motornya di belakang sang papah berjalan mengikuti Jojo, " Loh pah?" Tanya Jojo bingung melihat sang papah yang berjalan mengikutinya bukannya berjalan ke arah parkiran mobil.
" Bonceng De!" Ucap sang papah tiba - tiba yang membuat Jojo kaget.
" Gak salah pah?!" Jawab Jojo.
" Gak apa - apa kan? Lagian kamu bawa helm dua tuh?" Jawab sang papah seraya menunjuk helm yang biasa Jojo bawa untuk Rara. " Udah tenang aja, gak bakalan kenapa - kenapa kok De!" Sambung nya lagi seraya meraih helm yang di maksud.
Jojo hanya bisa tersenyum kikuk melihat sang papah yang dengan santai nya menggunakan helm Rara. " De, ko helmnya wangi shampo cewek ya?" Ucap sang papah yang mengundang tawa Jojo.
Bagaimana tidak, itu adalah helm yang memang secara khusus Jojo beli untuk Rara. Jojo tidak akan pernah membiarkan siapa pun memakainya jojo pun sengaja membeli helm sesuai dengan bergambar anime, karena Rara menyukai anime jadi Jojo berusaha untuk membelikan helm yang sesuai.
" Hem...yang penting wangi pah, gak bau!" Kilah Jojo berusaha agar papahnya tak menanyainya lagi.
" Gambarnya bagus ko De!" Saut papah nya lagi yang tadi memperhatikan helm yang di pakai, dengan senyum menggoda papahnya menatap Jojo yang kini sedang menyembunyikan rasa kikuknya.
" Ywdh hayu...kita mau makan di mana pah?" Jawab Jojo tak ingin memperpanjang masalah helm lagi.
" Di tempat biasa aja!" Jawabnya lagi seraya menaiki motor.
kini mereka pun sudah melaju meninggalkan cafe, sementara itu supir papah Jojo pulang ke rumah dengan mobilnya saja.
Rara yang saat ini sedang membantu mbak Yul membereskan rumahnya ia sibuk membereskan bagian lantai dua, sedangkan mbak Yul mendapatkan bagian lantai bawah. Karena mamah Rara yang sedang pergi berkunjung ke rumah neneknya jadi Rara mau tak mau harus membantu mbak Yul membereskan rumah.
Rara memang sejak dini terbiasa untuk melakukan pekerjaan rumah, mulai dari membereskan kamarnya Hinga memasak dan mencuci pun kadang Rara lakukan sendiri. Sang mamah memang mengajarkan Rara untuk terbiasa mandiri dan bisa melakukan segalanya meski mereka mempunyai asisten rumah tangga, bukan berarti Rara akan duduk santai saja seperti Isna.
Sambil memutar musik dari ponselnya yang ia sambungkan pada speaker, Rara dan Mbak Yul nampak asik dengan kegiatan mereka masing - masing. Sesekali Rara menyanyi mengikuti lagu yang di putar dengan alat pel yang ia pegang di jadikan mic, layaknya penyanyi yang sedang melakukan konser.
" Ya ini lah dia atris papan penggilesan...!" Pekik mbak Yul seraya bertepuk tangan saat melihat Rara yang sedang asik bernyanyi - nyanyi.
Seketika Rara menoleh pada mbak Yul yang sedang tertawa terbahak - bahak melihatnya, Rara pun ikut tertawa mendengar ucapan mbak Yul, " Ko papan penggilesan mbak?" Tanya Rara masih tertawa.
" Yaealah...kalo gak pernah tampil. Paling panggungnya kamar mandi" Cibirnya lagi seraya mengangkat kedua bahunya santai. Rara masih tertawa dengan ucapan mbak Yul.
" Ywdh...terserah mbak Yul aja lah!" Saut Rara acuh yang kembali bernyanyi.
Setelah menyelesaikan tugasnya masing - masing kini Rara sudah segar keluar dari kamar mandi dan bersantai di halaman belakang bersama dengan mbak Yul.
" Mbak, mamah tadi bilang gak mau pulang jam berapa? Apa nginep?" Tanya Rara saat ia duduk di sebelah Mbak Yul.
" Gak tau juga, gak bilang sih kak!" Jawab mbak Yul.
" Hem...gitu!" Rara kembali asik memainkan ponselnya sambil menunggu pesan dari Jojo.
" Kak makan!" Tawar mbak Yul saat sudah menyiapkan makanan di meja makan. Rara pun berjalan masuk menuju dapur.
" Masak apa mbak?" Rara sudah duduk di bangku dan siap untuk menyantap makanannya.
" Ikan paus balado, sama pepes kreta!" Jawab mbak Yul santai.
" Buseh!! Gimana masaknya tuh mbak?" Rara tertawa mendengar menu masakan yang mbak Yul sajikan.
" Gak gimana - gimana!" Sautnya lagi. " Udah mau makan yang mana dulu ni? Paus apa kreta?" Sambung nya lagi.
" Keknya paus aja deh mbak biar gampang di kunyah nya..." Jawab Rara seraya menyendokan nasi ke atas piring nya.
" Nih...makan sayur nya juga." Mbak Yul pun menambahkan sayur pada piring Rara. Rara hanya bisa geleng - geleng melihat isi piringnya yang lumayan berisi.
Mbak Yul dan Rara pun menikmati makanan mereka dengan lahap karena lelah setelah membereskan rumah. Setelah selesai makan mereka kembali bersantai, kini mereka menuju ruang TV dan memilih untuk melihat tv.
Jojo dan sang papah yang kini sedang menikmati makan siang dan malam mereka, keduanya nampak akur dan hangat selayaknya orang tua dan anaknya. Sebenarnya jika di lihat lebih seksama lagi Jojo lebih mirip sang papah, mulai dari ketampanannya, selera makan dan juga hobby mereka yang sama, dan juga kecerdasaan Jojo yang juga sudah mulai nampak berbakat dalam mengelola bisnis. Sudah pastinya mengarah pada sang papah.
" Kamu mau nerusin ke SMA mana De?" Tanya sang papah di sela - sela makan mereka.
" Yang Deket aja...biar gak jauh!" Ucap Jojo cepat. Jojo memang tak ingin pindah sekolah atau mencari sekolah di luar daerah karena menurutnya dimana pun sama saja.
" Owh, kirain kamu mau nyari yang bagus atau gimana gitu."
" Gak lah pah, sama aja ini sekolah mah. Sama - sama belajar." Ucap Jojo acuh.
" Ya iya lah De, emang kamu mau gimana? Ywdh pasti belajar lah!"
" Nah kan makanya, ya siapa tau aja ada yang ngizinin anak muridnya bolos..." Jawab Jojo lagi masih dengan kegiatan makannya.
" Itu mah mau nya kamu de!" Ucap sang papah tertawa mendengar ucapan Jojo.
Jojo pun ikut tertawa mendengar permintaanya sendiri, mana ada sekolah yang mengizinkan anak muridnya untuk bolos. Aneh.
.
.
.