Jojo langsung berlari kearah ke Rara yang sudah di keremuni oleh teman - temannya dan juga pelatihnya.
" Loh ko bisa jatoh?" Tanya Jojo yang panik melihat Rara pingsan tergeletak di atas tanah.
" Gak tau, tadi tiba - tiba aja pas dia mau loncat shoot kakinya ke serimpet. Jatoh, pingsan. " Jawab salah seorang temannya.
" Ra, Rara...! Bangun!" Ucap Jojo sambil mengangkat kepala Rara dan menaruhnya di pangkuan nya, Jojo sudah tidak perduli lagi dengan makanan nya. Tergambar jelas di raut wajah Jojo rasa khawatir dan panik kini.
" Ywdh hayu di bawa ke UKS aja dulu, saya ada kuncinya ko." Ucap si pelatih menyarankan.
" Ywdh...tunjukin jalan nya aja pak, biar saya yang bawa." Jawab Jojo seraya mengangkat tubuh Rara yang pingsan.
Dengan langkah panjang dan bergegas mereka semua membantu Jojo untuk berjalan menuju UKS, sang pelatih sudah lebih dulu berjalan di depannya dan membuka kan pintu ruangan. Jojo sedikit kewalahan membopong tubuh Rara di gendongannya, ternyata ia salah. Padahal Rara terlihat kurus dari luar namun ternyata berat badannya lumayan menguras keringat Jojo.
Setelah sampai di ruangan Jojo membaringkan Rara dengan hati - hati di atas brangkar UKS, Rara masih nampak memejamkan matanya. Jojo bertambah khawatir melihat wajah Rara yang sedikit pucat. Jojo langsung mencari kotak P3K dan mencari minyak angin untuk membangunkan Rara. Karena ini sudah di luar jam sekolah jadi tidak ada petugas UKS yang berjaga.
" Maaf boleh saya minta tolong ambilkan air?" Ucap Jojo dengan lembut pada pelatihnya. Dengan segera si pelatih mengangguk dan menyuruh yang lain untuk mengambilkan segelas air.
" Ra, Rara..." Ucap Jojo seraya mengoleskan minyak angin di depan hidung Rara, sambil terus mengusap - ngusap pipi gembul Rara, Jojo terus memberikan minyak angin agar Rara sadar.
Butuh waktu sekitar sepuluh menit untuk menyadarkan Rara dari pingsan nya, Jojo yang sejak tadi terus mengoles kan minyak angin ia begitu khawatir dengan kondisi Rara saat ini terlebih lagi saat Jojo melihat kaki kiri Rara yang sedikit membengkak akibat terjatuh tadi.
" Aduh..." Rara mulai membuka matanya dengan suara seraknya ia mengerjapkan kedua matanya mengumpulkan semua nyawanya.
" Alhamdulilah...." Ucap Jojo dan sang pelatih kompak saat melihat Rara sadar dan membuka suara. Meski suaranya sedikit serak namun yang terpenting kini ia sudah tersadar kembali.
" Loh...kenapa Jo?" Tanya Rara yang melihat wajah khawatir Jojo dan pelatihnya. Rara mengedarkan pandangannya dan melihat sekeliling ruangan, " Ko gue di UKS? Kenapa?" Tanya Rara lagi masih bingung.
" Lo tadi jatoh." Jawab Jojo sambil membantu Rara untuk duduk dan bersender.
Tak lama pun seorang teman Rara datang sambil membawa segelas air hangat dan memberikannya langsung pada Jojo. " Ini Jo air minumnya!" Ucapnya menyerahkan segelas air.
" Makasih." Ucap Jojo menerima uluran air minum itu di sertai dengan senyum mautnya. Si cewek tak mampu mengedipkan matanya dan memalingkan pandangannya dari Jojo, bagaimana mungkin pemandangan langka bisa ia lewatkan begitu saja?.
" Ini Lo minum dulu." Jojo memberikan air minum itu pada Rara untuk mengusir rasa haus yang mungkin kini tengah melanda tenggorokan Rara.
" Makasih..." Ucap Rara, Jojo masih terus membantu Rara minum dengan hati - hati ia memegangi bahu Rara agar ia bisa minum dengan baik.
" Pelan - pelan aja minumnya..." Saut Jojo kembali masih setia membantu Rara. Jojo tak memalingkan pandangannya dari Rara yang kini tengah minum dan duduk setelah siuman, ia tak memperdulikan tatapan aneh dari beberapa pasang mata yang kini menatap mereka.
Setelah dirasa cukup minum Rara memberikan kembali gelasnya pada Jojo. "Makasih ya semuanya...sorry jadi nyusahin." Ucap Rara dengan nada lesu menatap pelatih dan teman - temannya yang ikut mengantarnya ke UKS saat ini.
" Udah gak apa - apa ko, bagian mana yang sakit Ra?" Tanya sang pelatih.
" Kayaknya kaki saya keseleo pak..." Jawab Rara yang melihat ke arah pergelangan kaki kirinya yang kini memerah dan sudah mulai membengkak. Sejak tadi ia sudah merasakan sakitnya.
" Hemm...ywdh nanti abis ini kamu pulang aja Ra, kaki kamu juga kayaknya perlu di obatin dulu." Jawab sang pelatih kembali menasehati Rara.
" Iya pak, makasih..." Saut Rara tersenyum dengan menahan sakitnya.
Jojo terus berdiri di samping Rara sambil membiarkan si pelatih berbicara, setelah menyelesaikan ucapannya sang pelatih pun berpamitan untuk kembali melanjutkan latihan mereka. Tinggal lah Rara dan Jojo kini di UKS.
" Lo bisa jalan gak?" Tanya Jojo yang berusaha untuk membantu Rara untuk menggerakkan kakinya.
" Hemm...bisa lah" Saut Rara yang berusaha untuk menahan rasa sakitnya, " Oh iya...tadi kan Lo lagi makan? Udah abis emang?" Sambung Rara lagi sambil mengingat - ngingat kejadian terakhir sebelum dirinya pingsan.
" Belom, masih ada di pinggir lapangan basket. Tadi gue panik pas liat Lo jatoh, jadi gue buru - buru lari ninggalin makanan." Jojo tersadar ia belum mencuci tangannya, " Padahal gue masih laper banget, Lo sih!" Ucapnya lagi seraya mencuci tangannya di wastafel yang memang di sediakan.
" Dih, nyalahin gue? Emang nya gue mau jatoh?!" Cicit Rara kesal mendengar ucapan Jojo.
" Ywdh, bisa jalan kaga Lo?" Jojo sedang mengeringkan tangannya dan berjalan kembali ke sisi Rara, " Ngomong - ngomong Lo berat juga ya? Padahal gue pikir Lo enteng!" Jojo menatap Rara dengan wajah jahilnya. Sontak saja Rara membelalakkan matanya.
Jojo memang senang sekali menggoda Rara.
" Sue Lo! gue kagak gendut ko!" Kilah Rara dengan wajah nya yang sudah memerah malu mendengar ucapan Jojo, sambil menundukkan kepalanya Rara menyembunyikan rasa malunya.
" Udah kagak usah malu, ayok kita pulang. Kaki Lo perlu di pijit tuh!" Saut Jojo menatap kaki Rara yang terkilir. Jojo tak menghiraukan Rara yang kini sedang menyembunyikan rasa malunya.
Rara berusaha untuk turun dari ranjang UKS nya, dengan susah payah dan menahan sakit nya ia berusaha untuk tetap turun sendiri tanpa bantuan Jojo. Jojo melipat kedua tangannya sambil melihat Rara yang sedang berusaha untuk berjalan sendiri, ia masih bersiaga di belakang Rara jika tiba - tiba Rara terjatuh.
" Bisa kagak Ra?" Tanya Jojo yang melihat ekspresi wajah Rara, " Udah sini naik ke punggung gue!" Jojo berdiri di depan Rara dan menawarkan punggungnya.
" Hem...katanya gue berat!" Kilah Rara yang membalikan perkataan Jojo.
" Udah buruan, gue tau itu sakit!" Jojo memaksa Rara, ia menarik kedua tangan rara agar berpegangan pada bahunya. Dengan sigap Jojo mengendong Rara di punggungnya.
Blush...
Wajah Rara memerah sempurna tepat di belakang tengkuk Jojo, untung saja saat ini Jojo tak melihat wajahnya yang merah padam bagaikan kepiting rebus. Rara terus menyunggingkan senyum di bibirnya yang merah, jujur saja saat ini perasaannya senang jantungnya pun seperti habis marathon. Berdegup dengan cepat.
Tanpa memperdulikan pelatih dan teman - temannya yang lain, Jojo masih terus berjalan menggendong Rara tanpa memperdulikan yang lain. Jojo berjalan menuju parkiran motor untuk mengantarkan Rara kembali pulang dan segera mengobati kakinya Rara yang terkilir.
" Lo tunggu dulu sini ya, gue ambil motor dulu." Jojo menurunkan Rara di bangku dekat gerbang sekolah, sementara ia berjalan dan mengambil motor.
Rara mengangguk patuh, sambil memijat - mijat kakinya yang sudah mulai membengkak.
Tak butuh waktu lama Jojo sudah datang dengan motornya, ia turun dan kembali membantu Rara untuk naik ke atas motornya. " Pelan - pelan Ra!" Jojo memegangi tubuh Rara. " Oke..!" Sautnya lagi yang menaiki motor. Tak butuh waktu lama Jojo langsung mengendarai motornya dengan sedikit kencang agar cepat sampai dan mengobati kaki Rara.
" Jo, gak usah ngebut!" Ucap Rara yang sedikit takut dengan cara Jojo mengendarai motornya, karena biasa nya Jojo selalu hati - hati saat memboncengi Rara.
" Udah tenang aja, pegangan ya biar cepet sampe. Kaki Lo cepet di obatin!" Jawab Jojo tanpa mengurangi kecepatan motornya.
Rara mau tak mau hanya bisa berpegangan erat pada pinggang Jojo. Rara tahu jika saat ini Jojo pasti sedang khawatir akan kakinya, makanya ia seja tadi hanya menurut saja pada semua sikap Jojo. Karena jujur saja Jojo yang terkenal cuek dan dingin pada yang lain bisa memperlakukan nya dengan manis dan lembut seperti tadi. Jadi Rara merasa sedikit bangga dan senang atas perhatian Jojo.
Bibir dan wajah nya terus menyiratkan aura senang.