Chereads / shadow is my husband / Chapter 23 - Bab - 23 -

Chapter 23 - Bab - 23 -

Jojo langsung memarkirkan motornya dengan mulus tepat di halaman rumah Rara, ia turun dari motornya dan membuka pintu gerbang setelahnya Jojo kembali menaiki motornya dan melakukannya kedalam teras rumah, Jojo membantu Rara turun dengan hati - hati ia menaruh lengan Rara di bahunya dan memegangi tubuh Rara dengan tangan kirinya untuk membantu nya turun.

Rara hanya bisa pasrah dengan semua perlakuan Jojo padanya, meski ia masih bisa menahan rasa sakitnya namun Jojo yang sejak tadi menampakkan wajah khawatirnya tak membiarkan Rara untuk berjalan sendiri, dengan sigap Jojo menuntun Rara untuk duduk di bangku depan. Jojo pun langsung mengetuk pintu rumah Rara dan memanggil - manggil mbak Yul.

" Iya tunggu sebentar..." Saut mbak Yul dari dalam rumah seraya membuka pintu rumah. Mbak Yul sedikit kaget saat melihat Jojo yang berdiri di hadapannya, " Loh...ko udah balik Jo?" Tanya mbak Yul.

" Noh..!" Jojo menunjuk ke arah Rara dengan dagunya. Rara hanya bisa nyengir saat mbak Yul menoleh padanya.

" Hadeh...!" Mbak Yul yang memang sudah tau bagaimana Rara, ia buru - buru membukakan pintu dan membantu Jojo untuk membawa Rara masuk kedalam.

Jojo menaruh lengan kanan Rara di bahunya sedangkan lengan kiri Rara di bahu mbak Yul keduanya sama - sama melingkarkan lengannya di pinggang Rara, setelah mendudukan Rara di sofa mbak Yul langsung membuatkan keduanya minum, sementara Jojo masih terus membantu Rara untuk menaikan kakinya ke atas sofa. Dengan hati - hati Jojo mengangkat kaki Rara yang duduk bersandar pada sofa ia hanya bisa meringis kesakitan saat Jojo membantu mengangkat kakinya.

" Sakit banget Ra?" Tanya Jojo yang melihat wajah Rara yang meringis menahan sakit.

" Hemm....begitu lah." Rara menghembuskan nafasnya dengan kasar.

" Nih minum dulu..." Mbak Yul datang dengan dua gelas air dingin Jojo langsung menengguk habis air itu, Rara hanya tertawa melihat Jojo yang kehausan.

" Buset...haus banget bang?!" Cibir Rara saat melihat gelas kosong yang di pegang Jojo, Jojo hanya mengangguk menatap Rara.

" Nambah lagi Jo?" Mbak Yul membawakan sebotol air lagi untuk Jojo. Sepertinya Jojo memang sangat haus sekali? Bagaimana tidak, saat Rara jatuh tadi ia sedang asik menikmati makanannya Jojo sampai lupa untuk minum. Jangankan minum cuci tangan saja tadi baru Jojo lakukan saat di UKS. Jadi wajar saja jika saat ini ia merasa sangat haus.

" Udah telepon mamah belom kak?" Mbak Yul mengingatkan Rara agar memberitahukan mamahnya.

" Belom mbak, tadi buru - buru." Rara baru ingat dan langsung mencari ponselnya yang ia taruh di tas.

Jojo yang melihat Rara sedikit kesulitan saat mencari ponselnya ia langsung mengambil alih tas Rara dan membantunya mencari. Rara hanya bisa pasrah saat Jojo membantunya melakukan segalanya, padahal ia bisa melakukannya namun Jojo memperlakukannya seperti Rara lumpuh saja. Namun meski begitu dalam hatinya Rara merasa senang dengan segala perhatian dan perlakuan Jojo padanya. Jarang - jarang ia bisa di perlakukan seperti itu oleh Jojo.

" Nih..." Jojo memberikan ponsel Rara. Rara langsung menekan nomer mamahnya dan menghubunginya.

Sementara itu Jojo masih duduk manis di samping Rara, ia terus memperhatikan kaki Rara yang sudah lebih membengkak dari sebelumnya, Jojo membalurkan minyak angin pada kaki Rara yang membengkak agar meredakan sedikit bengkak dan memarnya. Namun alih - alih meredakan Jojo membuatnya semakin terasa sakit berdenyut sontak membuat Rara dengan refleks memukul lengan Jojo.

" Auww....Sakit dodol!" Seru Rara meringis kesakitan saat Jojo menekan sedikit kencang.

" Ups...sorry!" Jojo buru - buru mengangkat kedua tangannya ke atas, seolah - olah di todongkan senjata. Rara mengernyitkan dahinya mengambil alih mengusap pergelangan kakinya.

" Mamah udah perjalanan pulang, katanya suruh panggil tukang pijit yang biasa aja mbak." Rara memberitahukan mbak Yul saat ia sudah memutuskan sambungan teleponnya.

Mbak Yul mengangguk mengerti ia berjalan ke arah kamarnya yang ada di samping tangga belakang berganti baju dulu sebelum memanggil tukang pijit. Jojo yang kini beralih pada ponselnya untuk mengusir rasa canggung di antara ia dan Rara, sedangkan Rara sendiri masih nampak sibuk mengusapi kakinya. Tak lama pun mbak Yul kembali dan sudah rapih untuk memanggil tukang pijit, Jojo langsung bangkit dari duduk nya dan meraih kunci motornya.

" Hayu mbak..." Jojo sedikit merapihkan kaosnya yang di balut Hoodie lusuhnya. Mbak Yul pun berjalan kedepan terlebih dahulu. " Ra gue nganter mbak Yul dulu ya, Lo bisa kan sendiri?" Tanya nya lagi sebelum benar - benar pergi meninggalkan Rara sendiri.

" Bisa ko tenang aja. Lagian kan bukan baru pertama!" Dengan santainya Rara mengibas - ngibaskan tangannya menyuruh Jojo untuk segera pergi. Jojo hanya mengangguk dan kemudian pergi meninggalkan Rara.

Mbak Yul sudah berdiri di samping motor Jojo dengan cepat Jojo memutar motornya dan menyalakan mesinnya, mbak Yul sudah bersiap di depan pintu gerbang yang sudah terbuka, " kamu tau kan Jo?" Tanya mbak Yul saat sudah duduk di atas motor.

" Hemm....aku gak tau mbak!" Jojo nampak masih sedikit berpikir ke arah mana ia melajukan motornya.

" Ywdh, kamu jalan aja dulu. Nanti mbak yang tunjukin jalan nya." mbak Yul langsung menyuruh Jojo untuk bergegas melajukan motornya.

Sementara itu Rara masih duduk santai bersandar di sofa kakinya masih terasa sangat sakit jika ia menggerakkan ya sedikit saja,dengan sedikit susah payah Rara meraih remote televisi ya, sambil menunggu ia menonton tv saja. Tak berapa lama terdengar suara dering ponsel Rara langsung mencari asal suara dering itu, pasalnya itu bukan lah suara dering ponselnya. Rara menaikan sebelah alisnya saat melihat ponsel Jojo yang sejak tadi berbunyi dengan menggeser sedikit posisi duduknya Rara meraih ponsel Jojo.

" Siapa nih?" Gumam Rara sedikit kesal saat melihat nomer yang tertera di layar ponsel Jojo, karena tak menampakan namanya Rara sedikit bingung untuk menjawab panggilan itu. Pasalnya itu ponsel Jojo bukan ponselnya.

" Hufft..." Rara sedikit beruntung karena saat ia hendak menjawab panggilan itu ponselnya berhenti berdering dengan cepat Rara menaruhnya kembali. Namun lagi - lagi ponselnya berdering dan masih menampakkan nomer yang sama. Akhirnya Rara membiarkannya saja ia tak ingin terjadi salah paham antara ia dan Jojo jika ia dengan lancang mengangkat panggilan di ponsel Jojo.

" Assalamualaikum...kak?" Seru sang mamah saat sudah tiba dan langsung masuk melihat pintu depan rumahnya yang terbuka.

" Waalaikumsalam..." Rara hendak bangkit dari duduknya saat Raka datang dan menghampiri nya dengan antusias, " Eits.... jangan lari!" Seru Rara menahan Raka dengan kedua tangannya menjauhkan Raka dari jangkauan kakinya.

" Loh kak Rara kenapa?" Raka langsung melihat kaki Rara yang sudah bengkak.

" Mbak Yul udah manggil tukang pijitnya?" Tanya sang mamah yang sudah masuk dan duduk di sofa sebelah Rara.

" Udah ko mah, tinggal tunggu aja!" Saut Rara seraya bersalaman pada sang mamah.

Mamah Rara langsung bergegas menuju kamarnya untuk menaruh barang - barang yang ia bawa serta berganti baju, sedangkan Raka asik bermain mobil - mobilan yang ia bawa sejak dari rumah sang nenek. Rara menunggu Jojo dan mbak Yul yang sedang memanggil tukang pijit ia hanya duduk bersantai saja sejak tadi di sofa depan televisinya sambil menikmati acara tv.

Hampir tiga puluh menit Jojo datang dengan tukang pijit langganan Rara, mbak Yul menuntun Bu isah tukang pijit untuk langsung menangani Rara. Mbak Yul berjalan masuk ke dalam rumah yang di susul Bu isah dan Jojo yang baru masuk setelah memarkirkan motornya, " Silahkan Bu..." Ucap mbak Yul mempersilahkan Bu isah. Rara hanya bisa nyengir saat melihat Bu isah sudah duduk di sampingnya.

" Rara lagi...Rara lagi..." Cibir Bu isah seraya tersenyum pada Rara. Rara hanya bisa tersenyum.

" Iya Bu, demen banget jatoh." Mamahnya menanggapi cibiran Bu isah.

" Ywdh mau langsung di pijit apa gimana nih?" Tanya Bu isah merubah posisi duduknya.

" Langsung aja Bu, di belakang aja ya." Jawab sang mamah seraya menuntun Bu isah ke halaman belakang, mbak Yul sudah menyiapkan alas untuk memijat karena tidak bisa di sofa jadi mbak Yul menggelar alas lagi di atas lantai. Jojo membantu Rara untuk berdiri dan memapahnya ke belakang.

" Ywdh sini...rileks aja, gak sakit ko." Ucap Bu isah menenangkan Rara yang terlihat tegang saat hendak di pijit. Bagaimana tidak belom saja di mulai kakinya sudah berdenyut nyeri seakan - akan tahu apa yang akan di lakukan. Rara membuang nafasnya dengan perlahan mengusir rasa takutnya, meski sudah sering namun tetap saja ia merasa takut.

" Bismilah...rileks aja Ra." Saut Bu isah lagi seraya memulai memijat kaki Rara dengan perlahan - lahan.

Ekspresi Rara masih biasa karena Bu isah masih memijat dengan perlahan meski rasa sakitnya mulai terasa namun tidak terlalu masih bisa ia tahan, namun perlahan semakin lama Bu isah memijatnya semakin kencang. Rara refleks memegangi tangan Jojo yang kebetulan ada di sebelahnya, Rara meremas kencang tangan Jojo sambil menggeliat kesakitan. " Auw....Bu sakit!" Pekik Rara sambil terus meremas tangan Jojo, Jojo hanya bisa pasrah saat tangannya di cengkaram erat Rara.

" Gak ko, gak sakit. Masa sakit sih?" Ucap Bu isah sambil terus memijat kaki Rara. Rara masih terus menggeliat kesakitan dengan pijatan tepat di pergelangan kakinya.

Air matanya langsung mengalir dengan mulus di sudut kedua matanya mengalir turun ke pipi gembul Rara, Jojo yang tadinya ingin meledek Rara saat ia melihat air mata yang mengalir Jojo langsung diam dan mengambil sebuah tisu mengusap air mata Rara. Rara nampak tak perduli dengan Jojo ia masih saja terus menggeliat kesakitan. Jojo dan Raka masih terus memperhatikan Rara yang kesakitan di pijit Bu isah, mbak Yul yang sudah membawakan minuman dan kueh untuk Bu isah ia juga nampak menahan tawanya melihat Rara yang menangis kesakitan.

" Coba di pake buat gerak - gerak dulu..." Saut Bu isah menghentikan pijatannya, Rara pun berhenti dan mengusap air matanya sebentar dan menggerakkan kakinya sepeti yang di ucap kan Bu isah, " Masih sakit gak?" Tanya lagi.

" Udah gak terlalu sih Bu, cuman masih kerasa aja dikit - dikit." Saut Rara sambil menggerakkan kakinya, ia juga berdiri dan mencoba untuk berjalan menapakan kakinya yang bengkak.

" Ywdh sini, bentar lagi juga sembuh ko." Bu isah kembali memijat kaki Rara yang sudah sedikit membaik. Bu isah kembali melanjutkan pijatannya namun kali ini Rara nampak lebih tenang dari sebelumnya, kakinya pun sudah terasa jauh lebih baik dari sebelumnya. Hanya sesekali Rara meringis kesakitan saat Bu isah memijat tepat pada urat - uratnya yang terkilir. Jojo sedikit lebih tenang melihat Rara yang tidak lagi histeris seperti tadi, ia tahu betul bagaimana rasanya seperti itu. Jojo pun sebenarnya sudah sering merasakannya, saat ia jatuh dari motor atau karena tawuran yang biasa ia lakukan.

Setelah selesai Bu isah menikmati hidangan yang di sajikan mbak Yul yang di temani mamah Rara yang nampak sedang mengobrol, sedangkan Jojo sedang sibuk membantu mbak Yul membuat obat kompres untuk kaki Rara. Setelah selesai Jojo memakaikan obat itu pada kaki Rara yang terkilir tadi dan di balut perban, ramuan itu biasa di berikan Bu isah pada Rara jika seperti saat ini.

" Nah...udah abis ini Lo istirahat aja." Jojo membantu Rara untuk membereskan perarakan kompres tadi. " Besok kalo masih sakit, gak usah di paksain sekolah." Sambungnya lagi menatap Rara sendu.

" Insya Allah besok udah mendingan ko. Tenang aja." Rara berusaha untuk meyakinkan Jojo tentang kondisinya yang baik - baik saja, " Makasih ya udah bantuin gue." Dengan senyum tulusnya Rara menatap tepat pada kedua mata coklat Jojo.

Bu isah sudah pamitan pada mamah Rara dan Mbak Yul setelah memberikan ramuan tadi dan menikmati hidangan yang di sajikan kini ia berpamitan pulang, " Besok juga kempes ko bengkaknya, paling kek biasa pemulihannya." Ucap Bu isah pada Rara. " Ibu pamitan dulu ya, hati - hati makanya." Sambung nya lagi.

" Iya Bu makasih..." Saut Rara seraya menyalami tangan Bu isah.

" Gue sekalian balik ya Ra?" Jojo ikut berpamitan pada Rara, " Tan, Jojo sekalian pamit pulang ya..." Jojo menyalami tangan mamah Rara setelah berpamitan.

" Oh iya, makasih ya Jo...hati - hati di jalannya." Saut mamah Rara yang mengantarkan Jojo dan Bu isah ke depan pintu gerbang.

" Hayu Bu, biar Jojo antar sekalian." Ucap Jojo pada Bu isah.

" Loh...emang gak ngerepotin?" Tanya Bu isah.

" Gak ko, gak apa - apa sekalian." Jawab Jojo lagi meyakinkan Bu isah.

Bu isah pun akhirnya naik ke atas motor Jojo, setelah berpamitan terakhir kali kini Jojo mengantar Bu isah terlebih dahulu sebelum ia pulang.