Chereads / shadow is my husband / Chapter 19 - Bab - 19 -

Chapter 19 - Bab - 19 -

" Udah sarapan belom Ra?" Tanya Jojo saat di perjalanan, pagi ini seperti biasanya jalanan padat dan ramai oleh kendaraan yang berlalu lalang, mulai dari angkutan umum sampai mobil dan motor pribadi memadati jalan.

" Udah ko tadi!" Rara hanya menjawabnya singkat ia masih sibuk melihat keadaan sekeliling jalan yang ramai hari ini.

Hanya butuh waktu lima belas menit mereka sampai di gerbang sekolah, Jojo menurunkan Rara tepat di depan gerbang sebelum ia melakukan motornya menuju parkiran.

" Gue duluan!" Ucap Rara setelah turun dan menyerahkan helmnya pada Jojo, Jojo hanya mengangguk mengerti.

Saat Rara hendak melangkah menaiki tangga menuju kelasnya Chintya memanggilnya, " Keira!" Pekik Chintya menghentikan langkah Rara. Rara menoleh dan menatap Chintya dengan heran.

" Kenapa?" Jawab Rara santai.

" Lo bareng Khenzo?" Chintya langsung bertanya dengan wajah datarnya.

" Emang kenapa? Ada masalah?!" Rara tetap santai menghadapi pertanyaan Chintya.

Bukan tidak tahu Chintya ini adalah salah satu cewek yang menyukai Jojo sejak lama, Rara juga sering mendengar Chintya berbicara pada teman - temannya yang lain tentang khayalan nya bisa berpacaran dengan Jojo. Chintya sudah sering marah - marah pada Rara jika ia melihat keduanya bersama - sama.

" Lo tuh ya, udah gue bilang Jojo tuh punya gue.!" Chintya masih bersikukuh dengan khayalannya.

Rara memutar tubuhnya menatap Chintya dengan heran, gila ko tak sampe ke ubun-ubun. Gumam Rara masih menatap Chintya heran. Saat Rara hendak membuka mulut menjawab ucapan Chintya, Jojo dan Alfian datang dan melihat keduanya sedang bersitegang.

" Kenapa?" Ucap Jojo menatap keduanya bingung. Alfian yang berdiri di samping Jojo hanya bisa tersenyum kecut, pagi - pagi sudah ada drama. Batin Alfian.

" Jo, cewek Lo halu tuh!" Saut Rara seraya melipat kedua tangannya di dada dengan menatap Jojo kecut.

" Sembarangan!" Jawab Jojo, " Chintya, Lo kenapa lagi sih? please deh pagi - pagi gak usah drama!" Sambung nya lagi dengan menatap Chintya yang sedang tersenyum dengan mata berbinar menatap Jojo.

" Dih Lo mah gitu banget sih Jo!" Chintya berusaha untuk menggoda Jojo dengan nadanya yang sedikit manja, " Gue gak drama Jo, kan kemaren kita abis nongkrong bareng di kantin. Masa Lo lupa sih?!" Chintya terus melontarkan nada - nada manja.

" Udah ah, gue duluan. Males liat drama!" Rara berlalu meninggalkan mereka yang mungkin masih melanjutkan drama nya.

Jojo hanya bisa mendengus kesal, baru juga ia berusaha untuk membujuk Rara agar tak marah namun kini Chintya malah membuat ulah saat mereka baru datang ke sekolah. Jojo masih berdiri tangan kanan nya ia masukan ke dalam saku sedangkan tangan kirinya menggaruk kepalanya bingung.

" Hem...nongkrong bareng bukan berarti kita ada apa - apa kan?" Jojo berkata dengan nada dingin, " Jadi kalo Lo tetep kek gini, yang ada gue malahan ilfill sama Lo!" Dengan sedikit menggertak Jojo menatap Chintya sebelum ia berjalan menuju kelas.

Alfian yang sejak tadi hanya diam dan berdiri memperhatikan mereka ia tetap diam dan mengekori di belakang Jojo. Alfian tidak ingin ikut campur dalam urusan yang tidak penting baginya, terkecuali Jojo yang memintanya untuk turut serta.

" Makanya besok - besok muka Lo di permak aja!" Alfian mencibir di samping Jojo.

" Lo pikir muka gue Levis! Di permak!!" Jojo mendengus kesal.

" Ya lagian makanya, jangan jadi playboy! Ribet kan Lo!" Alfian masih terus mencibir.

" Lo bawel banget dah kek cewek!" Jojo menatap Alfian kesal, " Siapa yang playboy, gue kaga playboy?!" Sambung Jojo saat keduanya sudah duduk di bangku masing - masing.

Rara memasuki kelas sejak tadi dengan wajah kesal akibat ulah Chintya tadi, Isna yang baru saja datang memasuki kelas menaikan sebelah alisnya menatap Rara, " Kenapa Lo, pagi - pagi udah mendung!" Saut Isna sambil duduk di sebelah Rara.

" Gak apa - apa!" Rara menampakkan senyum paksanya.

" Pasti gara - gara Jojo?" Isna masih terus mengintrogasi Rara. Rara hanya bisa menyunggingkan bibirnya menanggapi pertanyaan Isna.

" Heh..!!" Isna menghela nafas mencibir Rara.

Jojo dan Alfian masih terus berdebat sampai Akmal datang dan duduk di antara keduanya, " Lo lagi pada ngapain sih?" Tanya Akmal.

" Kepo Lo!" Saut Alfian.

" Sue Lo!" Akmal berdecak sebal.

" Udah, Lo berdua tuh sama bawelnya!" Jojo membuka suara kesal, mengapa Alfian dan Akmal yang malah asik berdebat. Padahal sudah jelas Jojo yang punya masalah. Ribet!

Jam pelajaran pun dimulai, baik di kelas Rara maupun Jojo kini mereka tengah mengikuti pelajaran dengan fokus, mereka tidak pernah ambil pusing dengan semua masalah - masalah yang ada. Karena bagi mereka saat ini yang terpenting adalah untuk fokus belajar dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih.

Rara yang sejak awal ingin bercita - cita menjadi arkeolog ia selalu mendapatkan nilai bagus di mata pelajaran sosial, meski semua nilainya lumayan bagus. Berbanding terbalik dengan Jojo yang sebenarnya ingin menjadi anggota militer, sejak kecil Jojo sebenarnya ingin sekali masuk dan ikut bergabung menjadi pasukan angkatan darat. Namu. apalah daya ia juga tak bisa memungkiri jika ia ingin menjadi seorang pengusaha seperti papahnya. Jujur saja Jojo sudah pernah mengutarakan cita - citanya itu pada orang tuanya, mereka tidak melarangnya terutama sang mamah yang mendukung Jojo sepenuhnya. Tapi sang papah meski mendukung terlihat jelas bahwa ia sebenarnya berharap jika Jojo akan menjadi penerusnya.

Jika memikirkan itu semua Jojo hanya bisa menghembuskan nafasnya lelah.

Jam istirahat selalu saja menjadi waktu yang paling di tunggu - tunggu semua murid,kantin, kedai - kedai makanan dan minuman biasanya akan padat di penuhi para murid yang ingin mengisi perut mereka atau hanya sekedar membasahi tenggorokan nya saja. Itu lah tempat yang akan selalu mereka datangi. Tak terkecuali Rara dan Jojo meski keduanya tidak datang secara bersamaan namun tak jarang keduanya datang bersamaan.

" Eh iya nanti ekskul ya?" Tanya Rara saat ia berjalan menuju kantin sambil memainkan ponselnya dan melihat tanda pengingat di layar nya.

Isna hanya mengangguk menjawab Rara sambil terus menuntun Rara yang sibuk dengan ponselnya, " Lo ngapain sih? liatin Hp Mulu!" Isna sedikit kesal dengan Rara karena ia jadi harus menuntun Rara.

" Gue lagi liat jadwal ekskul, terus ngasih kabar ke yang lain!" Rara sibuk mengetikan pesan di applikasi chatnya.

Isna yang melihat Jojo ia sedikit mendapatkan ide jahil, dengan tergesa - gesa Isna menarik tangan Rara, " Buruan Ra! Keburu rame.!" Isna sedikit menunjukan kekesalan nya.

" Iya,iya!" Namun Rara masih tetap dengan ponsel nya.

Jojo melihat Isna dan Rara yang berjalan ke arah nya, ia mengerutkan kening nya melihat Isna yang tersenyum seraya mengedipkan matanya jahil ke arah Jojo, " Lah tuh makhluk kenapa?" Gumam Jojo yang di dengar Akmal.

" Kenapa Jo?" Tanya Akmal mengikuti arah tatapan Jojo.

" Tuh..." Jojo menunjuk dengan dagunya yang mengarah pada Isna, Akmal hanya bisa menyunggingkan sebelah bibirnya ke atas.

Rara yang masih belum menyadari akan kejahilan Isna, ia masih sibuk membalas pesan di applikasi chat nya itu. Isna kini sudah tepat di samping Jojo ia menunjuk - nunjuk Rara yang tak menyadari ada Jojo.

" Lo ngap---" Tanya Jojo saat melihat Isna.

" Ssstttt....!" Isna menaruh telunjuknya di hidung memberikan kode pada Jojo.

" Ra kita mau ke kantin kan?" Isna beralih pada Rara, " Lo mau beli roti bakar atau siomay?" Sambung Isna lagi.

" Apa aja deh!" Rara masih sibuk membalas pesan, tanpa Rara sadari sebenarnya yang di sampingnya bukan Isna melainkan Jojo yang menuntun nya bagaikan nenek jompo.

Sedang kan Isna dan Akmal hanya tertawa melihat ke depan, mereka berusaha untuk menahan suaranya agar tak mengacaukan siasaat nya. Rara masih menunduk saat duduk tepat di depan kedai roti bakar di samping nya Jojo berusaha untuk mengintip ke arah ponsel Rara.

Sebelum nya Jojo sudah memesankan roti bakar dengan selai strawberry dan keju di atasnya tak lupa beserta dengan es jeruk peras yang biasa Rara pesan.

" Na, ko Lo kagak ikut bantuin gue jelasin ke anak - anak!" Rara membuka suara saat tangan dan lehernya sudah terasa pegal karena terus menunduk. Namun saat Rara menoleh ke arah sampingnya ia mengangkat sebelah alisnya dengan senyum kecil mengembang.

" Kok?!" Ucapnya tertawa menunjuk wajah Jojo yang tengah tersenyum seraya menopangkan wajahnya dengan tangan kirinya.

" Makanya kalo jalan liat - liat!" Saut Jojo masih mempertahankan ekspresinya.

" Sial! Dari kapan Lo yang di samping gue?" Ucap Rara lagi masih sedikit kesal, ia menyapu pandangannya mencari Isna. Namun ia tak melihat Isna di dekatnya atau pun area sekitar dengan terpaksa Rara bangkit sambil berkaca pinggang ia kembali mengedarkan pandangan matanya.

Seketika Rara langsung membulatkan matanya saat melihat Isna dan Akmal yang sedang tertawa seraya melambaikan tangannya. Rara hanya bisa menghembuskan nafasnya perlahan ia pun kembali duduk dan ternyata sudah tersedia roti yang tadi di pesan. Jojo langsung memberikan roti nya pada Rara, " Nih..udah makan dulu aja!" Saut Jojo.

" Tumben hari ini Lo lempeng? Udah minum obat?" Saut Rara malah mencibir Jojo, Jojo hanya bisa memutar matanya kesal.

" Tadi gue udah minum sianida!" Jojo mulai menikmati makanan nya. Rara tertawa terbahak - bahak mendengar jawaban Jojo.

" Keira!!" Seru sebuah suara dari arah belakang.