Chereads / shadow is my husband / Chapter 17 - Bab - 17 -

Chapter 17 - Bab - 17 -

Setelah selesai makan Jojo dan papahnya keluar restoran dan kembali menaiki motor Jojo, mereka nampak sangat menikmati suasana malam ini. Jojo mengendarai motornya dengan santai seraya menikmati momen langka ini.

" Jo, kamu tau kan taman yang Deket kantor papah?" Tanya sang papah.

" Kenapa pah?" Tanya Jojo bingung mendengar pertanyaan sang papah. Mau apa lagi ini si papah, gumamnya.

" Mampir dulu ya sebentar...?" Sambung sang papah lagi dengan sedikit menyunggingkan senyuman di balik kaca helmnya.

Jojo hanya bisa mengangguk menjawab permintaan sang papah.

Sepanjang jalan keduanya nampak asik saling mengobrol membahas segala yang menarik perhatian mereka. Momen yang sangat langka sekali bagi keduanya, bukan karena tak ingin. Namun karena kesibukan dan hal - hal lain yang mereka lakukan jadi saat ini waktu yang tepat untuk menikmati momen seperti ini.

Tak lama mereka pun sampai di taman yang di tuju, Jojo mengerutkan alisnya bertautan memandang heran pada deretan permainan anak - anak kecil dan beberapa deretan bangku - bangku taman yang di penuhi oleh anak - anak kecil dan juga orang tua mereka yang nampak asik menjaga dan mengawasi anak - anaknya bermain.

Papah Jojo berjalan menuju bangku taman yang tersisa, Jojo masih nampak heran melihat gerak - gerik sang papah ia hanya menuruti dan berjalan pelan menuju sang papah. Karena banyak anak - anak kecil yang berlalu lalang Jojo sampai harus hati - hati agar jalannya tak menabrak anak - anak itu.

" Ko kesini pah?" Tanya Jojo setelah ia duduk di samping sang papah.

" Nyantai dulu bentar, nikmatin waktu sore De!" Jawab sang papah singkat sambil menyapukan pandangannya melihat seluruh area taman yang di penuhi anak - anak kecil beserta kedua orang tuanya.

" Hem...tapi ko kesini pah? Emang gak ada tempat lain?" Tanya Jojo lagi yang masih di liputi rasa penasaran.

" Cuman pengen liat anak - anak kecil aja....rame rasanya De!" Saut sang papah yang sejak tadi menampakan senyum bahagianya.

Jojo yang melihat senyum di wajah sang papah yang terus merekah secara tak sadar ia pun ikut tersenyum bahagia melihat papahnya. Entah apa yang ada di pikiran sang papah dan bagaimana perasaanya saat ini, yang pasti Jojo ikut merasa bahagia melihat senyum kebahagiaan yang terus terukir.

" Seumur mereka biasanya lagi aktif - aktifnya, gak bisa diem semua pengen aja mereka lakuin, tapi rame..." Ucap sang papah sambil menatap pada sebuah perosotan yang di penuhi anak - anak kecil yang sibuk berebut untuk menaikinya.

Jojo masih nampak bingung, ia tak tau harus menjawab apa omongan sang papah nya.

" Kamu tau de, waktu kalian kecil papah pengen cepet pulang terus. Pengen main sama - sama kalian, kalian itu akur banget. Tapi dengan seiring berjalan nya waktu, makin lama kalian makin tumbuh dewasa dan mulai sibuk sama dunia masing - masing." Ucapnya lagi seraya menerawang jauh, " jujur papah rindu dengan masa - masa kalian yang seperti itu, tapi....apalah daya. Semua gak bisa di ulang." Sambungnya lagi. Jojo masih nampak diam terpaku semakin bingung.

Jojo masih diam seribu bahasa di bangku taman seraya menatap anak - anak kecil yang sibuk bermain dan berlari - larian kesana kemari. Jojo sebenarnya tahu persis apa yang dimaksud sang papah, namun ia tetap diam dan tak ingin mengganggu suasana hati papah nya yang sedang senang.

Lama mereka menikmati waktu petang mereka sambil menyaksikan keramaian taman ini, meski terkadang tak sedikit pula anak - anak kecil yang menangis tapi tak membuat keseruan mereka hilang. Papah Jojo yang sejak tadi mengukirkan senyum bahagianya, sesekali ia berbaur dan bermain bersama mereka masih dengan setelan jasnya namun tanpa dasi. Papah Jojo tak memperdulikan pandangan mata sekitar yang memperhatikan, Jojo yang sejak tadi diam ia hanya bisa tertawa melihat betapa bahagianya perasaan sang papah saat ini.

Setelah hampir satu jam lebih bermain - main di taman, kini Jojo dan papahnya kembali melanjutkan perjalanan mereka untuk pulang ke rumah, tak perlu waktu lama hanya lima belas menit saja mereka sudah tiba di rumah.

Saat Jojo memasuki halaman rumah ia melihat mobil kak Riko yang sudah terparkir di garasi, Jojo memarkirkan motornya sedikit jauh dari mobil kak Riko. " Ni de..!" Ucap sang papah seraya menyerahkan helm dan meninggalkan Jojo yang masih memarkirkan motornya.

" Hemmm...gak bau!" Jojo mencium dalam helm yang tadi di pakai sang papah, bukan karena ia tak suka atau takut Rara akan marah - marah. Namun Jojo sendiri yang tak suka jika helm sudah berbau dan kotor.

Setelah menanggalkan semua perlengkapan bermotornya dan menaruh kedua helm nya dengan rapih, Jojo melangkah masuk menuju rumah. Langkahnya terhenti saat kak Riko memanggilnya, " De...sini!" Panggilnya melambaikan tangan dari sofa agar Jojo menghampirinya.

" Kenapa?" Tanya Jojo saat ia sudah berdiri di samping sofa ruang tengah rumahnya.

" Enggak, PS Lo di pake gak?"

" Ya kalo iseng atau ada temen ya di pake, kenapa?" Jawab Jojo mendelik.

" Oh, sekarang lagi gak di pake kan? Gue pinjem ya?" Ucap kak Riko nyengir kuda menampakan senyum yang khas seperti Jojo.

" Hemmm....tapi jangan lama - lama ya!" Jojo berkaca pinggang menyetujui untuk meminjamkan PS nya.

" Oke!" Jawab kak Riko menaikan satu jempolnya di depan Jojo.

" Ywdh, gue mau mandi dulu. Kalo gue udah kelar baru gue keluarin PSnya!" Saut Jojo membalikan badannya menuju kamarnya.

Kini Jojo sudah di kamarnya, ia langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya terlebih dulu karena keringat yang sudah menempel sejak tadi, membuat badannya menjadi lengket.

Rara yang masih di temani mbak Yul keduanya masih nampak asik di depan tv meski dengan kegiatan mereka masing - masing. Namun mata mereka tak lepas dari layar tv. Rara yang juga sedang belajar ia membawa serta pelajarannya di depan tv namun fokusnya teralihkan oleh acara - acara tv Yaang mereka tonton.

" Kak, kamu belajar?" Cibir mbak Yul yang melihat Rara sejak tadi hanya sibuk menatap tv.

" Hehehe...mbak Yul. Julid aja!" Saut Rara nyengir.

" Lagian nya, belajar tapi dari tadi fokus nonton tv aja!" Saut mbak Yul lagi menasehati Rara.

" Iya, iya. Orang aku belajar kok!" Rara mengerucutkan bibirnya seraya kembali beralih pada buku - buka yang ada di hadapannya.

Waktu sudah menunjukan pukul delapan malam namun kedua orang tua Rara belum juga pulang dari rumah neneknya, Rara dan mbak Yul masih setia di ruang tv seraya menunggu kepulangan mereka. Namun sepertinya mereka akan menginap malam ini.

" Mbak, mamah nginep kali?" Tanya Rara seraya membuka kunci di layar ponselnya.

" Coba aja telepon kak!" Saut mbak Yul.

Rara pun mencari nomer sang mamah dan langsung menghubunginya.

" Hallo mah, pulang gak?" Tanya Rara cepat saat sang mamah menjawab panggilan teleponnya.

" Kayaknya sih ka, kenapa?" Jawab mamahnya.

" Gak ko, nanya aja mah. Oh iya gimana keadaan Nenek?" Saut Rara tak lupa juga menanyakan kabar Nenek dan kakeknya.

" Sehat ko...udah ya mamah mau nemenin Raka tidur dulu." Pamit sang mamah seraya memutuskan sambungan teleponnya.

" Nginep mbak!" Ucap Rara memberitahu mbak Yul.

" Oh, ywdh kalo nginep mah." Saatnya santai.

Rara kembali melanjutkan belajarnya masih di temani mbak Yul yang asik menonton tv. Setelah satu jam belajar Rara merapihkan bukunya dan kembali ke kamarnya untuk beristirahat.

" Mbak, aku mau tidur dulu ya?" Rara bangkit dan berjalan menuju kamarnya.

" Kak, kunci pintu depan dulu ya!" Rara pun kembali berjalan menuju pintu depan rumahnya dan menguncinya.

" Udah mbak? Apa lagi?" Tanya Rara yang berdiri tak jauh dari tempatnya tadi.

" Udah kak!" Saut mbak Yul merapihkan ruang tv, " ywdh pintu belakang biar mbak aja yang kunci." Sambung mbak Yul lagi.

Rara pun langsung menyeret langkah kakinya menuju kamarnya di lantai dua, menaruh tasnya di atas meja belajarnya Rara langsung merebahkan tubuhnya yang sudah terasa lelah matanya pun sudah terasa sangat berat sekali. Jadi tak butuh waktu lama bagi Rara untuk terlelap.

Jojo yang sibuk dengan gitarnya, ia masih asik bernyanyi di balkon kamarnya, setelah tadi kak Riko meminjam PS nya. Jadi Jojo hanya bisa memainkan gitarnya saat ini. Meski waktu sudah menunjukan pukul sepuluh namun Jojo masih asik bernyanyi. Meski Jojo bernyanyi namun pikirannya melayang jauh mengingat semua kejadian hari ini.

Bukan hal yang aneh atau yang luar biasa namun Jojo memang terbiasa memikirkan semua yang ia lakukan seharian, biasanya malam hari seperti saat ini. Jojo baru teringat akan Alfian dan Dimas jadi ia buru - buru meraih ponselnya untuk menghubungi Alfian terlebih dulu.

Namun beberapa kali Jojo menghubungi, Alfian tak menjawab panggilannya. Mungkin saja dia sudah tidur mengingat ini sudah malam. Jadi Jojo beralih untuk menghubungi Dimas dan menanyakan perihal bengkel.

" Halo dim?" Ucap Jojo saat Dimas menjawab panggilannya.

" Kenapa Jo?"

" Gimana bengkel, sorry tadi gue gak balik lagi cz gue di ajak jalan sama bokap!" Jojo menerangkan mengapa ia tak membantu Dimas seperti biasanya.

" Oh, tenang udah beres. Besok tinggal Lo liat aja laporannya!" Saut Dimas santai. Jojo memang menyuruh Dimas agar membuat laporan setiap hari, walaupun terkadang Jojo ikut membantu tapi tetap saja ia harus membuat laporan tentang bisnisnya ini.

" Oke thanx.." Jojo pun memutuskan sambungan teleponnya.

" Ko gue laper ya?" Gumam Jojo, ia bangkit dan berjalan menuju pintu kamar untuk mencari makanan di dapur.

Saat Jojo menuruni tangga samar - samar ia mendengar suara orang yang sedang berbicara, Jojo penasaran dan mencoba mencari asal suara tersebut. Jojo menajamkan pendengarannya untuk mengetahui dari mana asal suara itu, ia berbelok menuju ruang kerja sang mamah yang terdapat di ujung ruangan dekat dengan tempat fitnes pribadi keluarganya.

Jojo semakin penasaran pasalnya baik ruang kerja kedua orang tuanya selalu tertutup rapat dan tak bisa dimasuki sembarang orang, meski Jojo dan kak Riko sekalipun. Namun saat ini setahu Jojo sang mamah yang sedang ada pagelaran busana di luar kota dan baru pulang lusa, jadi siapa yang sedang masuk ke dalam ruang kerja mamahnya saat ini?

.

.

.