Hari Senin adalah hari tersegala nya untuk siapa pun, termasuk Rara dan Isna.
Mereka sudah siap untuk mengikuti upacara pagi ini, semua murid sudah berkumpul di lapangan sekolah, upacara akan segera di mulai lima menit lagi. Pintu gerbang sudah sudah tertutup rapat, jadi bagi mereka yang telat hari ini sudah bisa di pastikan akan di luar sampai upacara di mulai.
Namun di sisi lain Jojo masih tertidur pulas ia masih nyaman dengan mimpi - mimpinya, bang Ari yang memang sudah mencium gelagat kebiasaan Jojo. Jadi pagi ini ia pun masih tertidur pulas di samping Jojo. Mereka masih asik beradu membuat pulau terbanyak.
Meski matahari sudah mulai menusuk kulit tapi tetap tak mampu membuat keduanya meninggalkan alam mimpi.
Upacara selesai sejak lima belas menit yang lalu, kini mereka tengah mengikuti pelajaran, di kelas Alfian hanya bisa menggerutu kesal pada Jojo. Pasalnya hari ini tugas kelompok yang sudah mereka kerjakan sejak beberapa hari lalu harus segera mereka serahkan pada guru, namun sialnya Alfian ia malah menyuruh Jojo untuk menyimpannya. Dan hari ini Jojo tidak masuk. Sungguh luar biasa!
Saat yang lain maju untuk menyerahkan hasil tugas mereka, hanya Alfian saja yang tak menyerahkan. Ia pun terlihat sedikit tegang saat sang guru menanyakan tugasnya, " Alfian, tugas kamu mana?" Tanya sang guru dengan tatapan tajamnya.
" Hemm...itu Bu ketinggalan." Sautnya sedikit terbata - bata menunggu ekspresi sang guru.
" Kamu gak ngerjain?"
" Bukan gak ngerjain Bu, tapi emang ketinggalan..." Jawabnya lagi yang kini mendapatkan perhatian penuh sang guru dan tentunya seisi kelas.
" Saya tunggu sampai jam istirahat nanti. Kalo kalian tidak mengumpulkan, nilai kalian hanya setengah di mata pelajaran saya." Ucap sang guru dengan tegas.
" Siap Bu, saya kumpulkan." Jawab Alfian cepat.
Akmal yang duduk di belakang Alfian ia mengerti mengapa alasan Alfian tidak mengumpulkan tugas.
Kini jam pelajaran pun di mulai, Alfian terus berusaha mencari cara untuk bisa bolos dan mengambil tugasnya di rumah Jojo. Setelah jam pelajaran selesai Alfian bergegas menuju parkiran motor untuk menuju rumah Jojo, Alfian pun menghubungi Jojo terlebih dulu.
Tut...Tut...Tut...
" Hallo..." Terdengar suara parau khas orang bangun tidur.
" Jo, Lo dimana?" Tanya Alfian dengan cepat seraya berdiri di samping motornya.
" Tempat bang Ari...kenapa?"
" Tugas, Bajuri!!" Pekik Alfian kesal.
" Oh iya, gue lupa...ada di kamar gue yan!" Ucap Jojo cepat memberitahukan Alfian agar mengambil tugasnya.
" Ywdh gue otw ke rumah Lo! Dimana Lo taro?" Tanya nya seraya melajukan motornya.
w
" Di kamar gue, di atas meja belajar. Di rumah gue gak ada siapa - siapa." Imbuh Jojo lagi.
" Ywdh...nanti kalo gue udah sampe. Gue kabarin Lo lagi!" Saut Alfian menutup sambungan teleponnya.
Dengan kecepatan tinggi Alfian melajukan motornya menuju rumah Jojo. Setelah tiga puluh menit Alfian sampai di rumah Jojo, ia segera membuka pintu gerbang rumah tersebut.
Bu Ijah yang melihat Alfian membuka gerbang, buru - buru ia membantu Alfian membuka kan pintu. " Loh, ada apa A?" Tanya Bu Ijah.
" Ini Bu, Iyan mau ke kamar nya Jojo, ada tugas yg harus di kumpulin..." Saut Alfian seraya berjalan cepat memasuki rumah.
" Ywdh...udah tau kan A, kamarnya?"
" Udah ko Bu, maaf ya...saya buru - buru" Ucapnya meninggalkan Bu Ijah di ruang tengah.
Alfian menaiki tangga menuju kamar Jojo, ia meraih sebuah bufet laci yang berada tepat di samping kamar Jojo. Alfian tahu betul Jojo mengunci kamar nya dan menaruhnya dengan rapih agar tak di ketahui kak Riko.
Alfian mencari - cari di tempat yang di maksud Jojo, ia melihat berbagai buku skets Jojo yang tersusun rapih. Alfian melihat tugas nya yang sudah di susun dengan baik, setelah menemukannya ia buru - buru kembali keluar dan mengunci pintu kamar Jojo, namun Alfian tak sempat untuk mengembalikan kunci kamarnya. Ia buru - buru mengejar waktu kembali ke sekolah dan mengumpulkan tugasnya.
Sementara itu Jojo yang baru saja bangun setelah tidur panjangnya, ia mengerjapkan matanya yang masih terasa mengantuk. Jojo melihat jam di ponselnya yang menunjukan pukul sebelas siang, dengan susah payah ia membangunkan tubuhnya.
" Haish...." Ucap Jojo meregangkan tubuhnya yang terasa pegal.
" Gue pikir Lo koma!" Sungut bang Ari yang baru datang dan melihat Jojo sudah duduk di atas kasurnya.
" Sial Lo bang!" Saut Jojo tak perduli, " Lo dari mana?" Sambungnya lagi.
" Gue udah nyampe luar angkasa lagi, Lo masih di alam gaib!" Saut bang Ari membuka kemejanya.
" Terserah Lo aja lah!!" Jawab Jojo bangkit dan menuju kamar mandi.
" Gue mau mandi dulu lah!"
" Lo mandi kaga mandi juga sama aja! Muka Lo gitu - gitu aja!"
" Au ah...bawel banget Lo kek cewek!" Jawab Jojo memasuki kamar mandi.
Saat Jojo asik bersantai - santai di tempat bang Ari, Alfian sedang berlari mengejar waktu untuk mengumpulkan tugas mereka. Kini Alfian sudah kembali di sekolah ia buru - buru melangkahkan kakinya menuju ruang guru untuk menyerahkannya.
" Permisi Bu, saya mau mengumpulkan tugas yang tadi.." Ucapnya menyerahkan tugas saat sudah di depan meja guru yang di maksud.
" Kamu baru ngerjain?" Tanya sang guru dengan tatapan menyelidik.
" Gak ko Bu, emang saya sudah mengerjakannya, tapi tadi emang ketinggalan Bu." Jawab Alfian dengan sedikit gemetar.
" Oh, ywdh...makasih. Kamu boleh kembali ke kelas."
" Iya Bu, makasih. Saya permisi dulu." Pamit Alfian menggalkan ruang guru.
" Hufftt..." Alfian menghembuskan nafasnya lega setelah keluar dari ruang guru.
Alfian melangkahkan kakinya menuju kelas untuk kembali mengikuti pelajaran.
Setelah mandi Jojo merasakan perutnya yang sudah minta di isi, ia berjalan keluar kamar dan mencari bang Ari.
" Ini orang kemana sih?" Jojo menyisir pandangan nya mencari bang Ari. Namun ia tak melihat bang Ari.
" Buseh...dimana kali ini makhluk?!" Gerutu Jojo yang tak melihat bang Ari di ruangan atau di bawah.
akhirnya Jojo pun memutuskan untuk memesankan makanan siap saji. Setelah menunggu sekitar tiga puluh menit, makanannya pun sampai. tak butuh waktu lama Jojo langsung menyantap makanan nya dengan lahap.
Setelah perutnya terisi penuh Jojo bersiap untuk pergi ke bengkel, memang setiap hari Jojo mengecek bengkelnya ia. Jojo menghubungi bang Ari yang saat ini sedang ada keperluan lain di luar.
" Hallo bang, Lo dimana?" Tanya Jojo pada sambungan teleponnya.
" Gue lagi ada urusan, kenapa?"
" Ywdh...ini pintu nya mau gue kunci atau gimana?"
" Lo kunci aja, gue lagi ada urusan!" Ucap bang Ari seraya memutuskan sambungan teleponnya.
Jojo pun sudah siap dan bergegas untuk menuju bengkel, ia mengendarai motornya dengan kecepatan biasa saja, seraya menikmati udara siang ini yang lumayan panas. Namun tak membuat Jojo merasa kepanasan.
Saat melewati sebuah coffe shop, tak sengaja Jojo melihat mobil kak Riko yang terparkir mulus. Jojo melambatkan motornya dan berhenti sejenak untuk mencari sosok kakak nya.
Mata Jojo membulat sempurna saat melihat kak Riko yang tengah asik mengobrol dengan seorang wanita dengan pakaian yang serba mini. Jojo hanya bisa menggelengkan kepalanya saat memperhatikan mereka dari parkiran, mereka nampak asik saling melemparkan adegan yang sedikit berlebihan.
Setelah beberapa menit Jojo jadi lupa sesaat akan tujuannya karena melihat kak Riko. Jojo pun akhirnya memutuskan untuk tak mengganggu keduanya ia menyalakan motornya dan kembali melanjutkan perjalanannya.
Tak butuh waktu lama Jojo sudah sampai di bengkel dan melihat Dimas yang sedang sibuk membereskan dan membersihkan bengkelnya.
" Bolos Lo?" Tanya Dimas pertama kali saat melihat Jojo datang menghampirinya.
" Kaga, ketiduran aja." Ucap Jojo santai.
Dimas tertawa terkikik mendengar alesan Jojo, bagi Dimas itu adalah alasan yang luar biasa aneh.
" Ywdh...terserah Lo aja!" Saut Dimas tak mau memperpanjang pertanyaan nya.
Setelah menyelesaikan tugasnya kini Jojo dan Dimas pun asik dengan ponsel masing - masing, mereka nampak serius menatap layar ponselnya hingga tak menyadari ada pelanggan yang datang.
" Maaf...permisi?!" Ucap si pelanggan dengan suara rendah, namun keduanya tetap asik.
" Maaf....permisi?!" Pekik si pelanggan akhirnya yang membuat Dimas menoleh dan menghampirinya.
" Kenapa motornya?" Tanya Dimas membantu mendorong motor itu kedalam bengkel.
" Ini kayaknya ban nya bocor deh!" Saut si pelanggan.
" Ywdh, silahkan duduk aja dulu ya. Biar saya betulin dulu." Ucap Dimas sopan mempersilahkan pelanggan nya.
Jojo masih nampak asik dan tak terganggu sedikit pun dengan kedatangan pelanggan nya itu.
" Lo Khenzo ya?!" Tanya si pelanggan saat ia menoleh kan pandangannya pada Jojo.
Namun ekspresi Jojo tetap tak bergeming, ia masih nampak asik dengan ponselnya sehingga membuat sang pemilik suara itu sedikit kesal dan memberanikan diri untuk menghampiri Jojo.
" TRIIINNNGGG...!!" Suara kunci motor yang sedikit di banting di atas etalase.
Jojo pun langsung menolehkan pandangannya dan melihat apa yang terjadi. Namun Jojo heran melihat seorang wanita yang tengah berdiri berkaca pinggang di hadapannya dengan wajah kesal.
" Lo ngapain...?" Tanya Jojo dengan wajah yang tak kalah kesal karena ulah si wanita.
" Sopan banget Lo!" Ucap Jojo lagi dengan nada tinggi, tak suka dengan apa yang di lakukan si wanita.
.
.
.