Rara dan Isna kini sedang asik berjalan di sebuah mall, mereka datang untuk menonton di bioskop. Mereka asik melihat - lihat jadwal film yang akan mereka saksikan.
" Eh iya Ra, Lo tau kan film yang terbaru itu loh?!"
" Yang mana sih?"
" Ah Lo mah, taunya novel doank!" Ucap Isna yang kesal.
" Hehehe..." Cengir Rara melihat Isna yang kesal.
Akhirnya Isna yang memilih film yang akan mereka lihat, Isna berjalan kearah tiket counter ia membeli dua tiket. Setelahnya mereka mengisi waktu menunggu dengan berjalan - jalan melihat outlet yang tak jauh dari bioskop.
Namanya juga ciwi -ciwi ya udah pasti dunia mereka tak jauh dari seputar kecantikan beserta teman - temannya ya.
Isna terlihat antusias ketika melihat deretan baju dengan berbagai model dan warna yang tergantung rapih, ia tak ragu untuk mengeluarkan nalurinya.
Sedangkan Rara hanya bisa mengekori dengan wajah biasa saja, Rara bukan Isna yang hobby belanja dan senang dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan wanita pada umumnya. Rara lebih senang jika ia di ajak ke toko buku atau yang sejenisnya.
" Na, Lo kan Minggu kemaren udah beli baju, masa Lo mau beli lagi?" Tanya Rara yang melihat beberapa potong baju yang sudah bertengger di tangan kanan nya.
" Hmmm.....tapi kan itu buat sehari - hari atau buat hangout aja, bukan buat kalo ada acara yang formal atau semi formal." Kilah Isna menghindari Rara yang akan berceramah.
" Terserah Lo aja lah! Heran gue baju Lo cemilin satu - satu emang?"
" Lo pikir keripik?!" Jawab Isna yang masih sibuk dengan kegiatannya.
" Lah, emang iya. Buktinya Lo kan udah banyak, masih beli lagi! Lo cocolin pake sambel?" Sungut Rara. Isna hanya tersenyum kecut menatap Rara.
Namun kembali melakukan kegiatannya.
setelah hampir satu jam Rara dan Isna menyelesaikan kegiatan shopingnya, kini mereka kembali menuju gedung bioskop.
" Theater berapa sih?" Saut Rara yang berjalan di depan Isna yang masih sibuk mencari tiket nonton.
" Ah...ini dia," Seru Isna, " Theater tiga Ra!" Sambung Isna lagi memberikan tiket itu pada Rara, karena ia sudah cukup sibuk dengan kantung belanjaan yang ia bawa.
Mereka pun mencari nomer kursi yang tertera di tiket dan langsung mendudukan diri mereka dengan nyaman, Rara dan Isna kompak menyandarkan punggung mereka di kursi penonton dengan nyaman.
Tak lama film pun dimulai dan mereka menikmati waktunya.
Di tempat lain Jojo yang baru tersadar dari tidur panjangnya, ia sedang mencuci mukanya untuk menyegarkan matanya yang masih terasa berat.
Bang Ari dan yang lain kini nampak asik menikmati waktu sore mereka di bagian belakang gudang. Jojo yang baru bergabung ia langsung mengambil sebotol air mineral untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering.
" Nyenyak Jo?" Tanya bang Ari
" Lumayan lah, tapi gue masih ngantuk!" Jawab Jojo duduk di samping bang Ari.
" Buset! Lo tidur apa koma?" Cibir Alfian.
" Abang lelah hayati!" Jawab Jojo mencubit dagu Alfian dengan wajah menggoda. Alfian bergidik ngeri melihat ekspresi Jojo.
" Cih..! jijik gila njir...!" Ucap Alfian menjauh kan diri dari Jojo yang tertawa melihat ekspresi ngerinya.
" Lo udah pada mandi?" Tanya Jojo pada uang lain.
" Belom, nanti aja lah." Sautnya. Jojo mengangguk.
Kini waktu sudah mulai petang sebagian dari mereka sudah pulang termasuk Akmal dan Alfian, dan hanya menyisakan Jojo dan bang Ari yang masih asik dengan kegiatan mereka.
" Jo Lo mau nginep lagi?"
" Gimana nanti lah bang." Jawab Jojo malas, entah mengapa sejak papahnya mengetahui semua yang Jojo lakukan. Rumahnya terasa semakin tak bersahabat.
Mungkin karena persaingannya dengan kak Riko atau memang karena Jojo saja yang terlalu memikirkan ucapan sang papah. Namun yang jelas untuk saat ini Jojo ingin menghindar sejenak dari rumahnya.
Di ruangan yang juga merangkap menjadi kamar, Jojo asik bermain PS. Sedangkan bang Ari masih asik dengan laptopnya. Jangan anggap remeh bang Ari, sebenarnya ia adalah mahasiswa S1 manajemen, namun karena bang Ari yang lebih menyukai tantangan. Jadi ia tak ingin bekerja di kantor atau yang lainnya ia hanya ingin bekerja yang sesuai dengan keinginannya.
" Bang ngapain Lo?" Tanya Jojo yang melihat jari - jari bang Ari menari sejak tadi di laptopnya.
" Biasa ni, receh!" Saut bang Ari sekenanya. Bang Ari sebenarnya bekerja di perusahaan keluarganya, namun ia tidak ingin terus - terusan berada di balik meja.
" Beh songong banget Lo bang!!"
" Suka gue - gue!"
" Suka - suka gue!" Jawab Jojo setengah berteriak. Bang Ari hanya tersenyum menggelengkan kepalanya.
Jojo kembali melanjutkan permainannya.
Rara dan Isna yang sudah lelah dengan kegiatan mereka, berjalan kerah pintu keluar mall untuk menunggu taksi online yang mereka pesan.
Isna dengan hebohnya menenteng tiga kantong belanjaan di kedua tangannya, sedang kan Rara ia masih sama seperti saat kedatangannya tadi. Rara tak membeli apapun ia juga tidak membeli novel baru seperti yang biasa ia lakukan jika berkunjung ke mall.
" Ribet banget ni bocah!" Seru Rara.
" Santuy banget Lo markonah!" Isna tak mau kalah menjawab cibiran sahabatnya itu.
Tak lama taksi mereka pun datang, buru - buru Isna masuk di sisi kiri yang disusul Rara.
Setelah tiba di area perumahan nya Rara turun terlebih dulu karena memang rumahnya yang terdekat dari jalan raya.
Dan Jojo yang sepertinya enggan untuk pulang ia kini tertidur kembali di kasur lipat di depan tv, sedangkan bang Ari masih sibuk dengan laptopnya.
.
.
.