Chereads / shadow is my husband / Chapter 7 - Bab - 7 -

Chapter 7 - Bab - 7 -

" Siapa?" tanya Jojo yang melihat seorang wanita yang sedang tersenyum ke arahnya seraya mengulurkan tangan.

" Kenalin gue Siska!" Ucap sang wanita penuh percaya diri di sertai senyuman yang sedikit menggoda. Alfian yang berada tepat di hadapan Jojo, ia sedikit heran melihat wanita itu.

" Khenzo.." Jawab Jojo tanpa menyambut uluran tangan si wanita itu, " Tapi maaf gue gak kenal Lo!" sambung Jojo lagi seraya tersenyum melihat ekspresi wanita itu yang sedikit kecewa.

Rara dan Isna tampak acuh mereka terus menikmati makanan yang ada di hadapannya mereka tanpa terpengaruh. Jojo yang melihat ekspresi Rara sedikit khawatir, meski pun Jojo tahu betul bahwa Rara tidak akan marah. Namun tetap saja ia tidak enak karena bagaimana pun Rara adalah pacarnya.

" Gue tetannga Lo, Lo lupa ya?" ucap wanita yang mengaku bernama Siska itu.

" Oh...sorry gue jarang keluar rumah sih, jadi gue gak tau!" jawab Jojo lagi dengan cuek dan nada dingin.

Isna yang sudah menyelesaikan makanannya ia melirik ke arah Rara dan Alfian memberikan kode pada mereka, " Udah pada selesai kan.?" Tanya Isna sambil meraih tasnya.

" Udah, hayo kita kan mau ketok magic!" jawab Rara dengan suara dingin, Jojo yang mendengar ucapan Rara hanya bisa tersenyum kikuk sambil mengeluarkan dompetnya dan meraih tasnya.

" Kita tunggu di parkiran ya Jo!" ucap Rara lagi seraya berdiri meninggalkan meja yang di ikuti oleh Isna dan Alfian.

Alfian hanya bisa menaikan bahunya santai ketika Jojo menatapnya bingung.

" Sorry ya Sis, gue cabut duluan...!" Pamit Jojo tanpa menunggu jawaban dari Siska. Jojo berjalan kearah kasir untuk membayar makanannya, setelahnya ia langsung berjalan ke arah parkiran.

Siska yang masih berdiri di depan meja tempat Jojo tadi, ia hanya bisa menahan rasa kesalnya sambil mengentak - hentakkan kakinya. " Awas aja! Lo bisa menghindar kali ini, tapi g ada lain kali!!." ucap Siska sambil terus menatap sinis ke arah parkiran sambil melipat kedua tangannya di dada.

Saat ini pengunjung cafe sudah sepenuhnya memperhatikan dirinya, sudah terlanjur malu Siska kembali masuk ke dalam cafe ke mejanya untuk mengambil tasnya, setelah itu ia berjalan ke arah kasir dan meninggalkan cafe.

Di jalan Rara hanya diam saja, ia sedang tidak ingin berbicara. Bukan karna masalah Siska namun ia hanya ingin cepat sampai dan beristirahat di rumah.

Alfian dan Isna yang berada tepat di belakang mereka, keduanya asik mencibir pasangan yang ada di depan mereka, " Liat na, kang ojek di marahin sama penumpangnya.?" Cibir Alfian.

" Lagian kang ojek kek begitu mah kudu di ketok pake centong, biar sadar!" timpal Isna.

" Apaan centong?"

" Heh....!! itu loh sendok yang buat ngambil nasi!"

" Oh itu centong, gue kirain serokan?!"

" Iya serokan, buat nyerok jeroan Lo!"

" Lah ko jadi gue?!"

" Biar jeroan Lo di kiloin!"

" Kanibal Lo!" ucap Alfian menggidikan bahunya ngeri melirik Isna yang asik tertawa melihat Alfian.

Sedangkan Jojo yang merasa hawa dingin menjalar di punggungnya, ia tak berani untuk membuka suara dan menggoda Rara.

Hingga kini mereka tiba di depan rumah Rara, Isna dan Alfian pun ikut berhenti.

" Yan, Lo langsung anterin Isna aja. Abis itu Lo langsung pulang!" Ucap Jojo seraya memarkirkan motornya.

" Ywdh..gue duluan ya!" pamit Alfian dan Isna, Rara hanya mengangguk menjawabnya.

" Lo juga ga pulang?!" Tanya Rara masih dengan suara dingin nya, Jojo hanya bisa menatap Rara dengan wajah melasnya. Berharap agar Rara tak marah padanya.

" Ahh...! ywdh masuk." Ucap Rara akhirnya, ia tahu jika sejak tadi Jojo berusaha untuk membujuknya agar tidak marah karena insiden di cafe.

Rara mulai membuka pintu gerbang rumahnya yang di ikuti Jojo yang berjalan di belangnya dengan senyum lega. Jojo langsung duduk di bangku yang ada di teras rumah Rara.

" Tunggu ya, gue taro tas dulu.!" Ucap Rara seraya masuk kedalam rumahnya.

Rara melihat sang mamah dan Mbak Yul yang sedang asik di dapur, ia berjalan ke arah sang mamah dan mencium punggung tangannya, " Mah di depan ada Jojo.!" Ucap Rara sambil mengambil sebuah gelas dan menuangkan air kedalam gelas itu.

" Loh ko ga di ajak masuk?" Tanya mamah Rara melirik ke arah pintu depan yang masih terbuka.

Ya, sejak awal menjalin hubungan Jojo memang sudah kenal dekat dengan orang tua dan juga adik Rara, ia sering datang berkunjung atau mampir sebentar setelah mengantar pulang. Seperti saat ini.

Mamah Rara berjalan menuju pintu untuk mendatangi Jojo, Rara yang berjalan di belakangnya seraya membawakan minuman untuk Jojo.

" Loh ko gak masuk Jo?" Tanya mamah Rara saat sudah di depan pintu dan melihat Jojo yang sedang asik duduk. Jojo langsung mencium punggung tangan mamah Rara seraya tersenyum.

" Ga apa - apa ko Tan, di sini aja!" jawab Jojo santai.

Rara menaruh gelas itu di atas meja di sebelah Jojo.

" Ywdh, kalo ada perlu atau mau makan, masuk aja ya Jo?!" Ucap mamah Rara lagi dengan ramah. Jojo memang terbiasa dengan sikap ramah orang tua Rara. Mamah Rara pun kembali berjalan masuk menuju dapur dan kembali melanjutkan aktifitas nya.

" Tadi katanya mau naro tas?" Tanya Jojo pada Rara.

" Udah ko, Lo mau makan gak?!." Tawar Rara sambil ikut duduk di sebelah Jojo, masih dengan menggunakan seragamnya.

" Gak usah, kan tadi udah!"

" Itu ngemil dodol! bukan makan!" jawab Rara dengan sengit.

Jojo hanya bisa tertawa kecil mendengar ucapan Rara, sedang kan Rara menyenderkan tubuhnya di sandaran bangku sambil melihat ke arah lain.

" Ra, Lo marah?!" tanya Jojo akhirnya membuka suara.

" Marah? Kenapa gue mesti marah?!" ucap Rara balik masih belum mau menatap Jojo.

" Sorry, gue beneran gak tau siapa Siska!" ucap Jojo to the point.

Jojo hanya tidak ingin jika Rara marah dan berlarut - larut mendiamkannya, rasanya membuat Jojo tak bisa berkutik. Jujur saja jika Rara yang moody itu mendiamkannya beberapa hari saja, mampu membuat kepala Jojo berasap. Pasalnya ia tidak tahu harus berbuat apa jika Rara marah, semua fokusnya akan terpecah dan hanya berpusat pada Rara.

Makanya jika Rara bad mood, Jojo berusaha untuk mengembalikan mood Rara kembali baik, meski tak mudah namun Jojo selalu berhasil. Begitu pun jika Jojo marah, Rara juga melakukan hal yang sama, ia akan berusaha untuk membujuk Jojo dan mengembalikan moodnya kembali.

Jojo merasa seperti bercermin jika mengahadapi Rara.

" Tenang aja Jo, gue gak marah ko! Gue cuman bad mood aja gara - gara tadi di kantin.!" Jawab Rara akhirnya membuka mulutnya dan menyampaikan unek - uneknya.

Jojo tahu betul jika Rara paling tidak suka ada orang baru terutama laki - laki yang dengan sok akrabnya datang dan mengajaknya berbicara. Awal Jojo mendekati Rara pun ia sama, mendapatkan perlakuan yang tak kalah jauh berbeda dengan cowok - cowok yang berusaha untuk mendekatinya.

" Ywdh...gak usah di pikirin?" jawab Jojo berusaha untuk menenangkan.

" Siapa yang mikirin! Gak penting!"

" Ywdh terus kenapa Lo cemberut aja?"

" Ga apa - apa?!" ucap Rara menggelengkan kepalanya.

" Ra, gue tau Lo! klo Lo kaga BT Lo gak bakalan kek gini!" jawab Jojo lagi menatap Rara dengan tatapan sayang.

" hufftt...." Rara menghembuskan nafasnya, " Emang Lo tuh paling tahu aja!" sambungnya seraya nyengir ke arah Jojo.

Namun saat melihat Jojo tiba - tiba saja, Blush..

Wajahnya terasa panas karna tatapan Jojo, ia memengang sebelah pipinya yang terasa panas akibat ulah Jojo.

" Lo mau martabak?." Tanya Jojo yang membuat Rara tertawa.

Jojo memang tahu betul bagaimana mengembalikan moodnya dengan baik.

" Lo tau aja!" jawab Rara malu - malu.

" Ywdh...nanti malem gue beliin" jawab. Rara seraya tersenyum lega, setelah melihat senyum lepas Rara, Jojo merasa lega. Akhirnya ia kembali berhasil mengembalikan mood baik Rara.

" Gue balik dulu ya, nanti malem gue balik lagi bawain martabak!" Pamit Jojo sambil meminum air yang di sediakan Rara.

" Mana mamah Lo?" ucap Jojo. Rara pun masuk kedalam untuk memanggil sang mamah karena Jojo ingin pamit pulang. Namun sang mamah yang sedang sibuk jadi Jojo masuk untuk berpamitan.

" Ko sebentar Jo, ga mau cobain dulu kuehnya?" tanya mamah Rara yang sedang membuat kueh.

" Makasih Tan, kapan - kapan aja lagi. Jojo pamit pulang dulu ya?!" pamit Jojo setelah mencium punggung tangann mamah Rara.

Rara mengantarkan Jojo hingga gerbang rumahnya.

.

.

.