Sepeninggal Jojo, Rara langsung masuk kedalam rumahnya dan langsung menuju kamarnya untuk berganti pakaian dan istirahat.
" Mau kemana kak?" Tanya mamah Rara yang melihat anaknya sudah setengah jalan menuju kamarnya.
" Mau istirahat dulu mah, kakak ngantuk." Ucap Rara dengan meneruskan langkahnya.
Rara berganti pakaian dan langsung merebahkan dirinya di atas kasur, matanya terasa berat sekali siang ini. Jadi tak lama Rara pun sudah berselancar ke alam mimpinya.
Jojo yang saat ini sedang berada di bengkel, seperti biasa ia akan membantu Akbar sambil menikmati waktu nongkrong nya. Jojo melihat Akmal yang sedang asik memainkan gitar sambil bernyanyi dengan percaya diri.
" Besok gue mau bikin spanduk!" ucap Jojo saat sudah memarkirkan motornya.
" Spanduk apaan Jo? Buat bengkel?!" tanya Dimas.
" Kaga, spanduk pemberitahuan ' PENGAMEN DILARANG MANGKAL ' bagus kan?!" cibir Jojo sambil melirik Akmal.
" Bangke emang Lo!!" pekik Akmal melemparkan puntung rokok.
" Lagian, suara bagus kaga. Nyanyi kenceng - kenceng!"
" Lo Dateng - Dateng rusuh. Untung nya Lo yang punya ni tempat, kalo kaga..."
" Kalo kaga apaan?!" Tantang Jojo dengan wajah sedikit sombong.
" Ah bawel bener Lo kek emak - emak lagi pada ghibah!!" ucap Dimas melerai.
Jojo dan Akmal langsung tertawa mendengar ucapan Dimas, tak mau ambil pusing Jojo mengeluarkan ponselnya dan berselancar di dunia Maya.
Bengkel masih sepi siang ini, jadi mereka bisa sedikit santai dan menikmati waktu.
" Maaf, permisi...?" ucap suara seorang wanita sambil mendorong motornya yang mogok, ia menatap ke arah Jojo yang nampak acuh.
" Kenapa motornya?" Tanya Dimas seraya membantu sang wanita mendorong motornya masuk ke dalam bengkel.
" kurang tau saya juga, tadi tiba - tiba aja mati. Padahal bensin nya masih banyak ko!" jawab nya menjelaskan keadaan motornya yang mogok.
" Ywdh, silahkan duduk dulu aja. Biar saya benerin!" Jawab Dimas sambil mulai mengecek ke adaan motor itu.
Si wanita duduk tepat di sebrang Jojo, ia masih curi - curi pandang pada Jojo yang nampak asik memainkan ponselnya. Jojo yang merasa sedari tadi di perhatikan ia menatap sekilas ke arah wanita itu yang kebetulan sedang menatapnya.
Dengan salah tingkah karena ketahuan, si wanita pun membuang muka dan menatap jalanan.
Jojo hanya tersenyum miring melihat ekspresi wanita itu, ia sedang tidak ingin untuk sekedar say hello. Padahal jelas - jelas itu pelanggannya, ia malah nampak tidak perduli.
" Mal, di kulkas masih ada isinya gak?" tanya Jojo tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya.
" Kaga tau juga gue, bentar gue cek" Saut Akmal berjalan ke arah kulkas dan mengecek isinya, namun saat membuka kulkas yang tersedia tinggal beberapa botol air mineral saja.
" Cuman ada lima botol air doank Jo, selebihnya abis!" Akmal setengah berteriak.
" Waktu ngisi kulkas terakhir kapan Dim?" tanya Jojo pada Akbar yang masih sibuk dengan kegiatannya.
" Keknya udah mau dua bulan deh Jo, kenapa?"
" Masih ada bon nya?"
" Masih, tuh di laci meja. Cari aja!" seru Dimas yang masih nampak sibuk.
Jojo bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah laci, untuk mengecek segala keperluan bengkelnya. Walaupun ia masih merintis bisnisnya namun ia tidak pernah main - main dalam hal pembukuan bisnisnya.
Sementara Jojo nampak serius saat melihat segala bon yang di susun rapih oleh Dimas.
Di bangku depan, si wanita masih berusaha curi - curi pandang pada Jojo yang kini sedang serius, dengan wajah serius, dari samping jelas terlihat garis wajah Jojo yang rupawan. Yang membuat Jojo semakin terlihat menarik.
' Itu Khenzo bukan sih?!' Gumam si wanita yang masih terus memperhatikan Jojo. Sejak tadi ia rupanya bertanya - tanya bahwa yang ia lihat Khenzo yang terkenal di antara para siswi sekolahnya.
Ia membuka ponselnya untuk membuka akun sosmednya dan mencari tahu kebenarannya, saat ia membuka sosmednya matanya membulat sempurna. Ternyata benar yang dimaksud adalah Khenzo yang saat ini sedang ada di hadapannya.
Jojo yang masih nampak asik dengan kegiatannya, ia mulai menulis daftar untuk mengisi kulkas.
Rambut Jojo yang sedikit panjang di bagian poninya, membuat ia terlihat sangat menarik saat sedang menulis, dengan poninya yang menjuntai ke bawah menutupi sebagian wajahnya, terlebih lagi kulitnya yang sawo matang. Membuat Jojo semakin memiliki nilai plus.
Memberanikan diri akhirnya untuk bertanya, " Maaf, itu bukannya Khenzo ya?" Tanya nya pada Dimas. Dimas yang sedari tadi sudah bisa menebak, ia hanya tersenyum.
" Iya, itu Khenzo. Kenal?" Saut Dimas.
Si cewek sedikit tersenyum senang, pasalnya ternyata dugaan nya benar. Memang benar ternyata apa yang di bicarakan teman - temannya, dan dia yang secara tak sengaja melihat Jojo langsung. Menjadi terpesona karena Jojo.
Diam - diam ia mengambil foto Jojo yang sedang asik menulis dengan ekspresi yang tak pernah ia lihat di foto sosmednya.
" Mal, ni Lo beli ini. Udah gue tulis..." Ucap Jojo pada Akmal, " Ini duitnya, Lo tau kan tempat biasa.?" Sambungnya lagi seraya mengeluarkan tiga lembar uang ratusan.
" Oke, gue pake motor Lo ya?!"
" Ywdh Lo pake aja, kalo masih ada kembalian nya, Lo isi dulu aja bensinnya ya!" Saut Jojo santai seraya melemparkan kunci motornya.
Akmal langsung pergi menggunakan motor Jojo, sedang kan Jojo masih asik memainkan ponselnya dan membuka YouTube Jojo menghubungkan ponselnya pada speaker. Turun dari kursi Jojo meraih gitarnya dan kembali duduk di meja kasir.
Segala pergerakan itu pun tak luput dari mata si wanita yang terus memperhatikannya.
" Ini udah, cuman mesin nya aja yang kotor. Mesin nya gak mau berfungsi, jadi mogok!" Ucap Dimas menjelaskan setelah ia selesai. Namun si wanita tidak memperhatikan nya.
" Jo, udah tuh!" Ucap Dimas seraya membereskan peralatannya.
" Lah ko Lo bilang ke gue?!" Saut Jojo mengernyitkan keningnya.
" Tuh liat!" Dimas memberikan kode dengan lirikan matanya, Jojo hanya menggelengkan kepalanya.
" Maaf, motornya udah selesai?" Ucap Jojo dengan ramah di sertai senyuman mautnya.
" Eh...iya Hem, maaf..." Saut si wanita salah tingkah karena senyuman Jojo. " Iya, jadi berapa?" Sambung nya.
" Apa aja Dim?"
" Ganti filter, sama ganti beberapa temennya..." Cengir Dimas.
" Lima puluh ribu." Ucap Jojo acuh tak memperdulikan senyuman yang terus merekah di wajah si wanita.
Si wanita menyerahkan uang nya dengan sedikit menggoda, Jojo tetap acuh.
" Ini udah motornya, Makasih ya." Ucap Dimas seraya menunjuk ke arah motor.
Dengan wajah masam si wanita pun mengalah, ia tersenyum kecut ke arah Dimas seraya menyalakan motornya dan meninggalkan bengkel.
Jojo bukannya tidak tahu, sejak tadi ia sudah tahu apa yang di lakukan si wanita. Makanya Jojo bersikap dingin.
Jojo mulai memainkan gitarnya di iringi lagu yang ia putar dari YouTube, dan mulai bernyanyi.
Kali ini kusadari
Aku telah jatuh cinta
Dari hatiku terdalam
Sungguh aku cinta padamu
Cintaku bukanlah cinta biasa
Jika kamu yang memiliki
Dan kamu yang temaniku seumur hidupku
Terimalah pengakuanku
Percayalah kepadaku
Semua ini kulakukan
Karena kamu memang untukku
Cinta ku bukan cinta biasa
Jika kamu yang menemani
Dan kamu yang temaniku seumur hidupku
Terimalah pengakuanku.
Setelah selesai bernyanyi Dimas bertepuk tangan, " Cocok! Besok beneran gue bikinin spanduk!!" Cibir Dimas.
Jojo hanya tertawa ternyata ia terkena jebakannya sendiri.
Tak lama Akmal pun datang dengan membawa segala belanjaan yang di pesan Jojo. Jojo masih dengan seragam sekolahnya, setelah Akmal datang Jojo buru - buru meraih tas nya dan pulang.
" Lo mau kemana Jo?" Tanya Dimas dan Akmal bingung.
" Mau balik, nanti malem ada janji sama nyonya!!" Saut Jojo asal.
Dimas dan Akmal hanya saling pandang aneh, mereka mengerti siapa yang di maksud ' nyonya '.
kini Jojo sudah sampai di rumah, ia tak melihat siapapun di rumahnya, mungkin mereka sibuk. Mengingat ini masih siang hari dan anggota keluarganya sibuk semua.
Jojo menaiki tangga menuju kamarnya, ia merebahkan tubuhnya sebentar karena lelah dan panas. Jojo melirik jam yang ada di atas meja masih menunjukan pukul tiga siang, jadi ia mulai memejamkan matanya untuk istirahat, Jojo pun tak lupa untuk mengatur alarm di ponselnya. Setelah itu Jojo mulai tertidur.
Rara yang juga sedang tidur siang, Rara tertidur pulas di kasur kesayangannya, ia masih nampak enggan membuka matanya. Meskipun mbak Yul beberapa kali membangunkan Rara, Rara tetap saja tak bergeming.
Alarm di ponsel Jojo sudah berbunyi sejak sejam yang lalu, namun sang pemilik ponsel juga masih nampak enggan untuk bangun, meski sudah berkali - kali bersuara.
Lamat - Lamat Jojo mendengar suara ponselnya, ia mencari - cari ponselnya yang entah tadi ia taruh dimana. Masih dengan mata yang tertutup Jojo bangkit dan duduk di ujung kasurnya sambil mengusap - usap matanya yang masih terasa mengantuk.
" Ah...berisik banget sih!" Gerutu Jojo saat ia kembali mendengar suara alarm, kini Jojo sudah mendapat kan ponselnya, ia buru - buru mematikan alarmnya dan melihat jam.
" Heh...!!!" Pekik Jojo saat melihat jam sudah menunjukan pukul tujuh malam.
Buru - buru Jojo berlari ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap karena ia sudah berjanji pada Rara.
Setelah mandi Jojo langsung berpakaian, Jojo hanya menggunakan kaos biasa, celana jeans panjang di tambah Hoodie favorit nya. Setelah di rasa cukup rapih Jojo keluar kamar dan langsung menuju parkiran untuk mengendarai motornya. Jojo melesat keluar rumah.
Tak lupa Jojo mampir ke kedai martabak untuk membelinya, karena ia punya janji untuk membawakan Rara martabak keju. Jojo tahu betul jika Rara marah Jojo hanya tinggal membawakan makanan yang berbau keju, karena Rara tidak menyukai coklat.
Setelah selsai membeli martabak, Jojo kembali melajukan motornya menuju rumah Rara. Saat ini Jojo sudah tiba di depan rumah Rara.
mbak Yul yang sedang duduk santai di depan teras langsung membuka kan pintu pagar untuk Jojo, " Bentar ya, mbak panggilin dulu." Ucap mbak Yul.
" Oke mbak, aku tunggu sini ya?" Jawab Jojo seraya duduk di bangku teras dan menunggu Rara.