Chereads / shadow is my husband / Chapter 6 - Bab - 6 -

Chapter 6 - Bab - 6 -

Sepeninggal Jojo, Rara di temani Isna yang masuk ke dalam kelas dengan nyengir kuda. Rara yang melihat Isna sontak ia langsung melemparkan gumpalan kertas ke arah Isna.

" Dih, jangan gue yang jadi pelampiasannya donk!" sungut Isna menghindari kertas itu. Rara kembali cuek dan tak menghiraukan Isna.

Tak lama pun pelajaran kembali di mulai mereka mulai mengikuti jam pelajaran kembali hingga jam pelajaran terakhir.

Saat ini jam pulang sekolah semua murid mulai berhambur keluar menuju gerbang sekolah, namun Rara dan Isna yang masih duduk santai di kelas mereka masih nampak asik dengan ponsel masing - masing.

Saat Jojo dan teman sekelasnya melewati kelas Rara, Jojo yang tidak sengaja melihat keduanya masih duduk di kelas, Jojo menarik mundur Alfian, " Yan bentar deh, kek nya ada yang ketinggalan" ucap Jojo seraya menarik lengan Alfian. Alfian sedikit bingung saat Jojo menarik lengannya.

" Apaan?" tanya Alfian saat mereka berhenti di depan kelas Rara.

Jojo memiringkan kepalanya memberikan kode pada Alfian, " Tuh..!" ucap Jojo.

Alfian pun mengikuti arahan Jojo dan langsung mengerti ketika melihat Isna dan Rara yang nampak asik bermain ponsel. " Terus Lo mau apa?" tanya Alfian.

" Samperin, gue tunggu di parkiran tempat biasa ya...?!" perintah Jojo seraya menyuruh Alfian untuk menghampiri mereka.

Tanpa menunggu jawaban dari Alfian, Jojo langsung berlari menuju parkiran motor untuk menyiapkan motornya.

Sepeninggal Jojo, Alfian hanya bisa mendengus bingung, mereka yang berhubungan kenapa harus selalu orang lain yang menjadi penghubung? Meski enggan Alfian pun tetap melangkahkan kakinya, " Woy!!" pekik Alfian di depan pintu kelas.

Rara dan Isna sedikit tersentak kaget mendengar suara Alfian, " Bangke!! Untung hp gue kaga jatoh!!" sungut Isna.

" Jatoh ya beli lagi!" jawab Alfian santai, " Ra Lo udah di tungguin tuh!" sambung nya lagi.

" Di tungguin siapa?" tanya Rara sedikit heran.

" Kang ojek kali Ra!" jawab Isna.

Rara hanya tertawa mendengar cibiran Isna, Alfian hanya memutar matanya dengan malas. Ia selalu saja seperti ini jika berhadapan dengan Isna. Jika bukan karna Rara atau Jojo ia tidak ingin berurusan dengan Isna.

Rara mengerti yang di maksud Alfian, padahal Rara hanya menunggu keadaan sedikit sepi saja, tak disangka ternyata Jojo memperhatikannya. Akhirnya mereka pun meninggalkan ruang kelas yang memang sudah sepi serta koridor sekolah yang hanya menyisakan satu dua siswa atau siswi yang masih berlaku lalang.

Saat mereka berjalan menuju parkiran ternyata Jojo sudah menunggu di atas motornya di depan gerbang, " Tuh kang ojek Lo!" seru Isna yang melihat Jojo sudah nangkring di atas motornya.

" Lo sama siapa?" tanya Rara pada Isna.

" Gampang, ancot banyak!" jawab Isna sambil berjalan di belakang Rara.

" Hemm.." saut Rara seraya berpikir sejenak, Rara tak sampai hati jika harus meninggalkan Isna sendiri.

Rara berjalan ke arah Jojo yang sedang menunggunya, " Jo bareng sama Isna ya?" tanya Rara saat ia berdiri di depan Jojo dengan wajah sedikit memohon.

" Sama Alfian aja, masa tumpuk tiga sih?" tolak Jojo dengan halus. Rara pun kembali berjalan ke arah Isna dan menunggu Alfian.

" Lah ko Lo balik lagi?"

" Nunggu Pian"

" Ko nunggu Pian? kan kang ojek Lo yang onoh!!" ucap Isna seraya menunjuk ke arah Jojo.

Tak lama Alfian pun datang setelah mengambil motornya dari parkiran dan menghampiri Jojo yang masih berada di gerbang.

" Ko Lo masih Disni?" tanya Alfian.

Rara yang melihat Alfian sudah stand by bersama Jojo, ia pun menarik lengan Isna untuk menghampiri mereka, " Yan boncengin Isna ya? please!!" mohon Rara, yang membuat Alfian menatap Isna horor.

" Udah Yan anterin aja, bareng ini sama gue!" imbuh Jojo seraya meyakinkan temannya itu untuk membantunya, jika tidak pasti ia gagal untuk mengantarkan Rara pulang.

" Udah Lo balik aja pada, lagian ancotnya udah ada tuh!" ucap Isna tak enak hati untuk menyusahkan mereka.

Namun Rara tetap ngotot agar Isna mau di antarkan juga oleh Alfian, karena ia tidak enak meninggalkan Isna. Akhirnya setelah beberapa kali Rara memohon Isna mau menuruti dan naik ke atas motor Alfian. Alfian? jangan di tanya, padahal ia berharap Isna tetap menolaknya. Namun harapannya sia - sia.

" Ywdh ayo, kita pulang!" seru Rara nyengir kuda saat sudah berada di atas motor Jojo. Kini mereka sudah berjalan dan meninggalkan halaman sekolah.

Isna dan Rara yang juga bertetangga sama seperti Jojo dan Alfian, namun rumah mereka berbeda cukup jauh.

" Kamu mau mampir ke situ dulu?" tanya Jojo saat melintasi cafe yang biasa mereka datangi.

" Hemm....boleh" jawab Rara sambil memberikan kode pada Alfian yang ada di belakangnya.

" Eh itu temen Lo kenapa sih?" Alfian bingung saat melihat tangan Rara yang menunjuk - nunjuk, Isna sedikit mendongakkan kepalanya melihat dari balik bahu Alfian. " Oh...tuh!" ucap Isna yang melihat ke arah mana era menunjuk.

Mereka pun menepikan motornya dan mampir dulu ke cafe yang sederhana, cafe itu hanya cafe biasa saja yang mampu di jangkau anak - anak sekolah. Makanya tak heran jika pengunjung nya kebanyakan anak - anak sekolah.

" Duduknya bagia depan aja!" perintah Jojo dan Alfian yang langsung duduk di dekat pintu di bagian depan. Rara dan Isna hanya mengikuti keduanya sambil membuka menu yang sudah di sediakan.

" Lo bawa duit Jo?" tanya Alfian dengan sedikit mencibir.

" Ada lah, tadi kan gue abis ngojek!" jawab Jojo santai seraya mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan kredit card nya.

" Tukang ojek pake CC, mana ada?!"

" Ada, gue?! kan gue kang ojek sultan!!" jawab Jojo dengan wajah yang sedikit sombong, Rara dan Isna sontak tertawa mendengar mereka.

" Udah sesama kang ojek ga usah saling menghina!" lerai Rara seraya menyodorkan menu pada Jojo dan Alfian.

" Enak aja Lo! gue bukan kang ojek!" sungut Alfian.

" Lah terus?" kini giliran Isna yang sudah siap untuk ikut mencibir.

" Gue kang ngangon!"

" Ngangon apa Lo?" Tanya Isna mengernyitkan keningnya.

" Noh..." tunjuk Alfian pada Rara dan Jojo, " Kemana - mana kudu aja di angon!" sambung nya lagi.

Rara dan Jojo saling pandang bingung, namun sedetik kemudian mereka tertawa.

Setelah memesan makanan kini mereka kembali menunggu sang pelayan membawakan makanan mereka.

" Eh iya Ra, Lo tau si Novi ga? yang biang kerok itu!" tanya Isna sambil menunggu pesanan.

" Ga tau!" ucap Rara santai mengangkat kedua bahunya.

" Ah Lo mah, tau nya apa sih?!"

" Ye Lo lagi, Lo juga tau kan gue ga pernah keluar rumah. Makanya mana tau gue...oh iya waktu itu mas Tyo beneran nongol" jawab Rara.

" Siapa Ra?" tanya Jojo dengan cepat saat mendengar ucapan Rara.

" Eh..." saut Rara nyengir kuda melihat reaksi Jojo, ia lupa jika saat ini mereka sedang bersama.

" heh...!! langsung mode kepo on!" cibir Isna yang melihat reaksi Jojo yang menurutnya sedikit berlebihan.

" Kek emak - emak dapet bahan ghibah yang seru ya Na?!" cibir Alfian menimpali omongan Isna. Mereka pun kompak melakukan hig-five.

" Bangke Lo berdua!! klo giliran nyinyir kompak bener!"

" Hahahaha....lagiannya!" Rara yang ikut - ikutan meledek Jojo kini tertawa melihat Jojo yang menaikan alisnya seraya mengerucutkan bibirnya.

" Beh liat noh, awas jatoh tuh bibir!" cibir Alfian lagi yang semakin memancing gelak tawa di antara mereka bertiga.

Pengunjung yang sedari tadi sudah memperhatikan mereka kini semakin merasa penasaran saat Isna, Rara dan Alfian tertawa terkikik geli menjadikan Jojo sebagai bahan cibiran mereka.

" Sini gue tadangin, biar kaga jatoh. Takut nanti di pungut kucing." Rara dan Isna kembali tertawa.

Jojo tetap diam seraya mengeluarkan ponselnya dan tak memperdulikan mereka yang masih asik mentertawai dirinya.

Tak lama pun pesanan mereka datang Jojo langsung melahap pisang bakar yang ia pesan, " Kan malahan kaga di jawab!" ucap Jojo sambil melahap makanannya.

" Loh kirain udah lupa!" saut Rara melirik Jojo.

" Udah Ra, jelasin dari pada entar Jojo penasaran kek emak - emak kepo!" sungut Isna.

" Ish...ini nenek Noe! ngoceh Mulu" Jojo pun tak kalah sengit. " Udah lah ngomong sama Lo kaga bakalan bener!" sambung Jojo lagi. Kini Jojo masih tetap menatap Rara untuk mendapatkan jawaban yang ia inginkan.

" Kata Isna mas Tyo tuh udah berapa Minggu ini nyari tau gue, ya gue ga tau mau apa. Terus pas kemaren sore dya Dateng kerumah bawain cemilan yang isinya coklat semua...ywdh gue kasih Raka sama mbak Yul aja." jawab Rara menjelaskan pada Rara.

" Oh dya kang pos makanan?" cibir Alfian.

" Bisa jadi sih yan, gue rasa gitu" Isna menjawab Alfian seraya mengangguk - anggukan kepalanya.

" Ahh...Lo diem dulu kenapa beo!" hardik Jojo yang merasa emosinya sedikit naik, " Terus dya ngapain aja di rumah Lo?" sambung Jojo lagi pada Rara.

" Ga ngapa - ngapain, boro - boro. Gue bukain pintu aja kaga!" ucap Rara jujur.

" Hahahahahaha....kejam Lo Ra!" Alfian menimpali.

" Lah emang Lo baru tau?!" Isna menjawab melirik Rara, " Kan Lo tau singa betina ngamuk bijimana?" imbuh Isna yang kini beralih mencibir Rara.

" BA-GA-I-MA-NA!!" ucap Rara membetulkan ucapan Isna.

Jojo yang sedari tadi sedikit emosi ia pun tertawa mendengar kata - kata Isna yang luar biasa...Aneh!

" Abis ini Lo bawa dia ke bengkel aja Yan? kek nya otak nya perlu ketok magic tuh!" ucap Jojo, Alfian pun kembali tertawa terkikik mendengar ucapan Jojo.

" Ketok magic apaan Jo?" tanya Isna dengan wajah polosnya. Rara juga yang sedikit penasaran dengan ' ketok magic ' ia menatap Jojo dan Alfian bingung.

" Kalo mobil penyok, di benerin nya di ketok, namanya ketok magic. Itu biar otak Lo bener!" jawab Jojo sambil menyeruput es kopinya.

" SIALAN!!" pekik Isna.

Mereka pun tertawa terkikik hingga membuat para pengunjung cafe kembali menoleh pada mereka penasaran.

" Sssttt....ketawa apa ceramah sih? Kenceng bener!" ucap Rara seraya menaruh telunjuknya di depan bibirnya. Jojo, Alfian dan Isna pun berhenti tertawa. Namun sedetik kemudian mereka kembali tertawa dengan menurunkan suara mereka.

Entah apa yang membuat mereka tertawa hingga memancing perhatian para pengunjung yang ada. Hanya mereka saja yang tahu.

Tanpa mereka tahu di sudut ruangan di dalam cafe, ada sepasang mata yang sejak tadi memperhatikan mereka dengan tatapan sinisnya. Ia sudah cukup untuk mendengar tawa mereka yang mengundang banyak perhatian.

Ia pun bangkit dari duduknya dan berjalan untuk menghampiri mereka, dengan gaya genitnya sang cewek pun berjalan bagaikan foto model majalah trubus. Eh...majalah remaja maksudnya.

" Hay Khenzo!!" sapa sang wanita saat berdiri tepat di belakang Jojo dan Rara.

Sontak mereka berempat pun mendongakkan kepalanya mencari tahu asal pemilik suara itu.

Saat mereka melihat ke arah belakang Jojo dan Rara, dengan ekspresi kompak mereka mengernyitkan kening.

" Siapa?"

.

.

.